Anda di halaman 1dari 4

Kelompok : 4

Nama Anggota :
1. Mayang Dwi. S 19121102
2. Mila Wijayanti 19121103
3. Monika F 19121104
4. Muhammad Lingga Nur Alim 19121105
5. Novi purwanti 19121106
6. Novita Agustin Rizki 19121107
7. Nurul Atika 19121108
8. Putri Lidiyawati 19121109
Tugas : Patofisiologi

“SYOK SEPSIS”

A. Syok sepsis
Syok sepsis memerlukan pertolongan medis yang cepat dan tepat. Oleh karena
itu, Anda sebaiknya mengetahui gejala-gejala awal syok septik dan pilihan pertolongan
medis untuk kondisi ini.
1. Gejala-Gejala Syok Septik dan Pertolongan Medis yang Diperlukan
2. Kenali Gejala-gejala Syok Septik
Syok adalah suatu kondisi gangguan fungsi sirkulasi untuk menghantarkan
nutrisi dan oksigen ke jaringan yang ada di tubuh. Salah satu jenisnya adalah syok septik.
Pada syok septik gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh adanya peradangan pada seluruh
tubuh sebagai komplikasi dari sepsis.
Beberapa gejala syok septik yang perlu Anda ketahui antara lain:
1. Hipotensi (tekanan darah rendah) yang tidak berhasil dikoreksi dengan pemberian
cairan
2. Peningkatan frekuensi pernapasan (takipnea)
3. Gelisah dan penurunan kesadaran
4. Demam tinggi (suhu tubuh >38OC)
5. Peningkatan denyut nadi (takikardia)
6. Menggigil
7. Sakit kepala
8. Sianosis
9. Nyeri otot parah
10. Menurunnya frekuensi dan jumlah buang air kecil
11. Beberapa jenis infeksi yang menyebabkan sepsis dan berisiko menimbulkan syok
septik adalah infeksi pada saluran napas dan paru-paru, infeksi saluran pencernaan,
infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran reproduksi.

Upaya Pertolongan Syok Septik


Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, syok septik dapat berakibat fatal. Penderita
yang memiliki gejala dan tanda syok septik perlu mendapatkan pengawasan yang ketat
dari tim medis.
Shock sepsis adalah suatu sindroma klinik dimana akhir-akhir ini sangat populer.
Kondisi ini umumnya terjadi dirumah sakit sebagai komplikasi serius dari penyakit yang
sudah ada pada pasien tersebut. Shock sepsis mempunyai angka mortalitas yang tinggi
yaitu antara 40-90% (Bone, 1987). Sepsis sebagai komplikasi dari penyakit lain yang
berat yaitu keganasan, sirhosis hati, diabetes, payah ginjal, pasen tirah baring lama,
pasien yang mendapatkan pengobatan sitotoksik, serta pasien yang memakai kateter dan
nasogastric tube. Infeksi nasokomial adalah penyebab tingginya kejadian sepsis.
Menurut Petersdorf (1991) dari seluruh pasien yang dirawat di RS 5% diantaranya
terkena infeksi. Infeksi nasokomial yang sering ditemukan adalah kemih (40%), infeksi
luka operasi (25%), infeksi saluran nafas (15%).
Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi dimana patogen
atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses
inflamasi. American College of Chest Physician dan Society of Critical Care Medicine
pada tahun 1992 mendefinisikan sepsis , sindroma respon inflamasi sistemik (systemic
inflammatory response syndrome/SIRS) , sepsis berat dan syok/renjatan sepsik,sebagai
berikut.
Sistemik inflammatroy response syndrome (SIRS) merupakan respon tubuh
terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 atau lebih keadaan sebagai berikut yaitu suhu >
38 C atau < 36 C, frekuensi jantung > 90 x/menit, frekuensi napas > 20 kali/menit atau
PaCO2
< 32 mmHg, leukosit darah > 12.000/mm3 atau < 4000/mm3 atau batang > 10%. Sepsis
adalah keadaan klinis dengan manifestasi SIRS. Sepsis berat yaitu sepsis yang disertai
dengan disfungsi organ, hiperfusi atau hipotensi termasuk asidosis laktat, oliguria dan
penurunan kesadaran. Sedangkan sepsis dengan hipotensi merupakan sepsis dengan
tekanan darah sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik > 40 mmHg
dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya. Renjatan septik yaitu sepsis dengan
hipotens, meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan
vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
Syok septik seperti juga shock yang lain merupakan suatu syndrome dimana
terjadi suply oksigen ke sel/ jaringan yang tidak adekuat. Septic syok merupakan salah
satu bentuk dari sepsis berat (severe sepsis) yang memiliki karakteristik hipotensi yang
sulit diatasi dan penurunan perfusi jaringan. Biasanya hal ini terjadi ketika intervensi
awal yang dilakukan untuk menanggulangi masalah hemodinamik gagal dilakukan.
Definisi lain menyebutkan shock septik merupakan keadaan dimana terjadi penurunan
tekanan darah (tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau penurunan tekanan
darah sistolik lebih dari 40 mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meskipun telah
dilakukan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan vasopresor untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
Syok septik merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan
segera, oleh karena semakin cepat syok dapat teratasi, akan meningkatkan keberhasilan
pengobatan dan menurunkan risiko kegagalan organ dan kematian. Oleh karena itu
strategi penatalaksanaan syok septik yang tepat dan optimal perlu diketahui untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan.

Penyebab terbesar sepsis adalah bakteri gram (-) yang memproduksi endotoksin
glikoprotein kompleks sedangkan bakteri gram (+) memproduksi eksotoksin yang
merupakan komponen utama membran terluar dari bakteri menghasilkan berbagai
produk yang dapat menstimulasi sel imun. Sel tersebut akan terpacu untuk melepaskan
mediator inflamasi. Produk yang berperan penting terhadap sepsis adalah
lipopolisakarida (LPS).
LPS merangsang peradangan jaringan, demam dan syok pada penderita yang
terinfeksi. Struktur lipid A dalam LPS bertanggung jawab terhadap reaksi dalam tubuh
penderita. LPS endotoksin gram (-) dinyatakan sebagai penyebab sepsis terbanyak, dia
dapat langsung mengaktifkan sistme imun selular dan humoral, yang dapat
menimbulkan perkembangan gejala septikemia. LPS sendiri tidak mempunyai sifat
toksik tetapi merangsang pengeluaran mediator inflamasi yang bertanggung jawab
terhadap sepsis. Makrofag mengeluarkan polipeptida, yang disebut faktor nekrosis
tumor (Tumor necrosis factor /TNF) dan interleukin 1 (IL-1), IL-6 dan IL-8 yang
merupakan mediator kunci dan sering meningkat sangat tinggi pada penderita
immunocompromise (IC) yang mengalami sepsis.

Faktor Resiko
1. Umur
Pasien yang berusia kurang dari 1 tahun dan lebih dari 65 tahun
2. Pemasangan alat invasive
a. Venous catheter
b. Arterial lines
c. Pulmonary artery catheters
d. Endotracheal tube
e. Tracheostomy tubes
f. Intracranial monitoring catheters
g. Urinary cathet

B. Penanganan
Untuk mengatasi syok septik, penanganan yang akan diberikan oleh dokter mencakup:
1. Pemberian oksigen dan alat bantu pernapasan
Ketika mengalami syok septik, dokter akan memberikan tambahan oksigen menggunakan
alat bantu pernapasan, seperti nasal kanul atau intubasi edotrakeal, agar jaringan tubuh tidak
mengalami kekurangan oksigen.
2. Pemberian cairan
Untuk mengembalikan volume cairan tubuh yang terganggu saat terjadi syok septik, pasien
akan diberikan cairan infus. Pemilihan jenis cairan dan jumlah cairannya akan disesuaikan
dengan kondisi pasien serta pertimbangan dokter.
3. Memberikan obat peningkat tekanan darah
Pada syok septik, keadaan hipotensi biasanya tidak membaik hanya dengan pemberian cairan
infus, sehingga dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan
darah, seperti vasopressin.
4. Memberikan antibiotik
Pada syok septik, pemberian antibiotik diperlukan untuk mengatasi infeksi bakteri yang
menjadi penyebabnya. Jenis antibiotik yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis bakteri
yang menginfeksi tubuh.
Selain itu, dokter dapat memberikan perawatan lain sesuai dengan keadaan pasien, seperti cuci
darah (terapi dialisis) jika terjadi kagagalan fungsi ginjal, pembedahan jika memang ada lokasi
infeksi yang perlu dioperasi, serta pemberian obat-obatan untuk mengendalikan gula darah dan
untuk meringankan gejala.

Syok septik adalah kondisi yang membahayakan nyawa. Anda perlu mengetahui gejala syok
septik agar tidak terlambat mendapatkan penanganan dari dokter

Anda mungkin juga menyukai