Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun, akral dingin,
penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan
kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus hiperperistaltik. cekung
ubun-ubun kepala.
Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan
cepat. Pemeriksaan derajat dehidrasi adalah sebagai berikut :
Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah
sebagai berikut :
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g
glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara
oral atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0.9% yang
diberikan secara intravena.
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma
atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal
secepat mungkin.
2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan
selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss.
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila ditemukan :
1. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebih lanjut.
2. Pasien dengan tanda-tanda toksik (Nyeri abdomen, disentri yang berat pada pasien usia di
atas 50 tahun )
3. Pasien usia lanjut
4. Muntah yang persisten
5. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
6. Terjadinya outbreak pada komunitas
7. Pada pasien yang immunocompromised.