1. Definisi
Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah
pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan (melalui minum). Dehidrasi lebih
mudah terjadi pada anak-anak dan wanita karena di dalam tubuhnya banyak mengandung lemak
yang hanya mengandung 20% air.
2. Tanda Dehidrasi
Menurut Wilmore JH. (2007: 216) ada sepuluh tanda tubuh saat mengalami dehidrasi, adalah
sebagai berikut:
a. Mulut kering dan lidah bengkak adalah sinyal tubuh mengalami dehidrasi. Cara terbaik untuk
menghindari dehidrasi adalah minum ketika haus. Tapi jika sudah minum masih ada tanda-
tanda dehidrasi, bisa jadi ada faktor lain yang menjadi masalahnya.
b. Urine berwarna kuning pekat, apabila tubuh mengalami dehidrasi, ginjal akan mencoba
menghemat air atau menghentikan produksi urine. Akibatnya urine akan berwarna menjadi
lebih gelap atau kuning pekat.
c. Sembelit (sukar buang air besar), ketika tubuh cukup air, makanan yang dimakan akan
bergerak bebas. Usus besar (kolon) akan menyerap air dari makanan yang dimakan dan
kemudian mengeluarkan limbah berupa feses. Ketika mengalami dehidrasi, usus besar akan
menghemat air yang menyebabkan feses menjadi keras dan kering. Hasilnya adalah sembelit.
d. Kulit menjadi kurang elastis. Dokter dapat menggunakan elastisitas kulit untuk mengetes
dehidrasi dengan cara mencubitnya. Jika kondisi normal, maka saat mencubit kulit di
punggung tangan lalu dilepaskan lagi akan kembali normal. Tapi ketika kulit mengalami
dehidrasi, saat dicubit lalu dilepaskan akan lambat normalnya. Meskipun ini bukan tes terbaik
dehidrasi tapi elastisitas kulit masih merupakan tanda yang baik jika terjadi dehidrasi.
e. Jantung Berdebar-debar. Jantung membutuhkan tubuh yang sehat dan normal agar berfungsi
dengan benar. Jika terjadi penurunan aliran darah dan perubahan kadar elektrolit karena
dehidrasi, biasanya jantung akan berdebar-debar.
f. Kram otot atau Kejang-kejang. Meski belum diketahui pasti bagaimana dehidrasi
mempengaruhi fungsi otot tapi diduga terkait dengan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit
seperti natrium dan kalium adalah ion yang bermuatan listrik yang membuat otot bekerja. Jika
mengalami dehidrasi kronis, maka terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang dapat
menyebabkan kram otot atau kejang yang terus menerus. Kondisi ini banyak terjadi setelah
orang selesai melakukan latihan atau olahraga.
g. Pusing, Dehidrasi juga bisa menyebabkan pusing atau pingsan. Salah satu tanda-tanda
dehidrasi adalah tubuh merasa melayang ketika buru-buru berdiri dari posisi duduk atau tidur.
h. Lelah, Dehidrasi kronis akan membuat volume darah dan tekanan darah ikut turun yang
membuat pasokan oksigen ke darah juga turun. Tanpa oksigen yang cukup, otot dan fungsi
saraf akan bekerja lambat sehingga orang menjadi lebih mudah lelah.
i. Air mata kering. Air mata digunakan untuk membersihkan dan melumasi mata. Jika cairan di
tubuh kurang, bisa membuat produksi air mata terhenti.
j. Badan selalu merasa kepanasan. Air memainkan peran kunci dalam mengatur suhu tubuh.
Ketika tubuh mulai panas kulit akan berkeringat. Dengan berkeringat, maka suhu tubuh akan
turun lagi. Karena keringat sebagian besar terdiri dari air, maka saat mengalami dehidrasi,
tubuh akan berhenti mengeluarkan keringat yang membuat badan akan merasa kepanasan.
3. Klasifikasi Dehidrasi
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003
Minimal atau tanpa
Dehidrasi Ringan–Sedang, Dehidrasi Berat,
Simptom dehidrasi, Kehilangan
Kehilangan BB 3-9% Kehilangan BB > 9%
BB < 3%
Normal, lelah,
Kesadaran Baik Apatis, letargi, tidak sadar
gelisah, irritable
Takikardi, bradikardia
Denyut Jantung Normal Normal - meningkat
pada kasus berat
Kualitas nadi Normal Normal – melemah Lemah, kecil, tidak teraba
Pernafasan Normal Normal – cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik
Capillary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal
Dingin, mottled,
Ekstremitas Normal Dingin
sianotik
Kencing Normal Berkurang Minimal
Sumber: adaptasi dari Dugaan C, Santosham M, Glaso RI, MMWR 1992 dan WHO 1995
Sumber: adaptasi dari Dugaan C, Santosham M, Glaso RI, MMWR 1992 dan WHO 1995
Penentuan derajat dehidrasi menurut system pengakaan-Maurice King (1974)
Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan
diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma,
apatis, atau syok
ngantuk
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi/menit Kuat < 120 Sedang 1(120-140) Lemah > 140
Sumber: Sunoto 1991
Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, 1, atau 2 sesuai dengan tabel, kemudian
dijumlahkan. Bilai nilai 0-2 maka ringan, 3-6 maka sedang dan 7-12 adalah berat.
Untuk informasi lebih lanjut, lihat Rencana Terapi C, Hal ini mencakup pedoman pemberian
larutan oralit menggunakan pipa nasogastrik atau melalui mulut bila pemasangan infus tidak
dapat dilakukan.
Kolera
Curigai kolera pada anak umur di atas 2 tahun yang menderita diare cair akut dan
menunjukkan tanda dehidrasi berat, jika kolera berjangkit di daerah tempat tinggal anak.
- Nilai dan tangani dehidrasi seperti penanganan diare akut lainnya.
- Beri pengobatan antibiotik oral yang sensitif untuk strain Vibrio cholerae, di daerah tersebut.
Pilihan lainnya adalah: tetrasiklin, doksisiklin, kotrimoksazol, eritromisin dan kloramfenikol.
- Berikan zinc segera setelah anak tidak muntah lagi.
Pemantauan
Nilai kembali anak setiap 15 – 30 menit hingga denyut nadi radial anak teraba. Jika hidrasi
tidak mengalami perbaikan, beri tetesan infus lebih cepat. Selanjutnya, nilai kembali anak
dengan memeriksa turgor, tingkat kesadaran dan kemampuan anak untuk minum, sedikitnya
setiap jam, untuk memastikan bahwa telah terjadi perbaikan hidrasi. Mata yang cekung akan
membaik lebih lambat dibanding tanda-tanda lainnya dan tidak begitu bermanfaat dalam
pemantauan.
Jika jumlah cairan intravena seluruhnya telah diberikan, nilai kembali status hidrasi anak.
Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Dehidrasi berat yang menetap (persisten) setelah pemberian rehidrasi
intravena jarang terjadi; hal ini biasanya terjadi hanya bila anak terus menerus BAB cair
selama dilakukan rehidrasi.
Jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan,
hentikan infus dan berikan cairan oralit selama 3-4 jam (lihat cara dehidrasi ringan/sedang dan
Rencana Terapi B). Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati ibu untuk lebih sering
memberikan ASI pada anaknya.
Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, (ikuti pedoman Diare tanpa Dehidrasi dan Rencana
Terapi A). Jika bisa, anjurkan ibu untuk menyusui anaknya lebih sering. Lakukan observasi
pada anak setidaknya 6 jam sebelum pulang dari rumah sakit, untuk memastikan bahwa ibu
dapat meneruskan penanganan hidrasi anak dengan memberi larutan oralit.
Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar 5ml/kgBB/jam) ketika anak bisa
minum tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 3–4 jam untuk bayi, atau 1–2 jam pada
anak yang lebih besar). Hal ini memberikan basa dan kalium, yang mungkin tidak
cukup disediakan melalui cairan infus. Ketika dehidrasi berat berhasil diatasi, beri
tablet zinc.
b. Diare dengan Dehidrasi Ringan-Sedang
Pada umumnya, anak-anak dengan dehidrasi sedang/ringan harus diberi larutan oralit, dalam
waktu 3 jam pertama di klinik saat anak berada dalam pemantauan dan ibunya diajari cara
menyiapkan dan memberi larutan oralit.
Diagnosis
Jika anak memiliki dua atau lebih tanda berikut, anak menderita dehidrasi ringan/sedang:
- Gelisah/rewel
- Haus dan minum dengan lahap
- Mata cekung
- Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Perhatian: Jika anak hanya menderita salah satu dari tanda di atas dan salah satu tanda
dehidrasi berat (misalnya: gelisah/rewel dan malas minum), berarti anak menderita
dehidrasi sedang/ringan.
Tatalaksana
- Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan berat
badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak diketahui), seperti yang ditunjukkan
dalam bagan 15 berikut ini. Namun demikian, jika anak ingin minum lebih banyak, beri
minum lebih banyak.
- Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh setiap 1 – 2 menit
jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang lebih besar, berikan minuman oralit
lebih sering dengan menggunakan cangkir. Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah.
Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1
sendok setiap 2 – 3 menit)
Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum air matang
atau ASI.
- Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.
- Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara menyiapkan
larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada ibu agar bisa
menyelesaikan rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya.
- Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya
(Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum larutan oralit atau
keadaannya terlihat memburuk.)
Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan di rumah
(i) beri cairan tambahan.
(ii) beri tablet Zinc selama 10 hari
(iii) lanjutkan pemberian minum/makan
(iv) kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:
- anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
- kondisi anak memburuk
- anak demam
- terdapat darah dalam tinja anak
- jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam
berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus
dan berikan ASI sesering mungkin
- jika timbul tanda dehidrasi berat, (ikuti diare dengan dehidrasi berat)
- Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit
misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara: beri cairan intravena
secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak
tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :