04011281520118
Beta 2015
I. Learning Issues
A. Diare pada Anak
Diare umumnya berlangsung akut (kurang dari 7 hari). Apaila diare berlanjut harus dipikirkan
adanya faktor penyulit, seperti infeksi oleh bakteri patogen/parasit atau gangguan penyerapan
makanan yang berlanjut.
I. Etiologi
Pengelompokan diare dapat berdasarkan banyak hal. Secara klinis, dapat dibedakan menjadi
dua kelompok sindroma diare, yaitu diare cair dan disentri atau diare berdarah, masing-
masing menggambarkan patogenesis yang berbeda.
Klasifikasi diare lain berdasarkan adanya invasi barier usus oleh mikroorganisme tersering
penyebab diare (virus, bakteri maupun protozoa), dapat dikelompokkan sebagai diare infeksi
atau non infeksi.
Berdasarkan patomekanisme terjadinya diare, dapat dibedakan menjadi diare sekretorik atau
diare osmotik. Diare dapat juga diklasifikasikan berdasar derajat dehidrasinya. Haroen
Noerasid membagi diare berdasarkan dehidrasi ringan, sedang dan berat.Sedangkan menurut
UKK gastro-hepatologi IDAI, 2009 berdasarkan derajat dehidrasi yang terjadi, diare terbagi
menjadi dehidrasi berat, dehidrasi tak berat dan tanpa dehidrasi
Pengelompokan berdasarkan waktu terjadinya diare, meliputi : diare akut, diare kronik dan
diare persisten
Diare dapat menyebabkan dehidrasi (tubuh kekurangan cairan dan elektrolit). Dehidrasi
dibagi menjadi 3 kateori, yaitu :
Tanpa dehidrasi. Anak sadar, kelopak mata tidak cekung, air mata keluar saat menangis,
bibir dan lidah basah, makan/minum normal, turgor kulit (kekenyalan kulit saat ditarik)
kembali cepat (< 3 detik).
Dehidrasi ringan-sedang. Anak rewel dan gelisah*, sangat haus*, kelopak mata cekung, air
mata keluar sedikit saat menangis, bibir dan lidah kering, dan turgor kulit kembali dengan
lambat*.
Dehidrasi berat. Anak lemas sampai kesadaran menurun*, kelopak mata sangat cekung,
tidak terlihat air mata saat menangis, bibir dan lidah sangat kering, anak malas minum atau
tidak dapat minum*, dan turgor kulit kembali sangat lambat*.
Dua gejala atau lebih (termasuk minimal 1 gejala dengan tanda aserik*) pada satu kategori
derajat dehidrasi, maka derajat dehidrasi anak berada pada kategori tersebut.
Penilaian A B C
Lihat: Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu
lunglai/tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sampai cekung
&kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin Malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bisa
minum
Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat.
ringan/sedang. Bila ada 1 tanda
Bila ada 1 tanda di atas ditambah
di atas ditambah 1/ lebih tanda
1/lebih tanda lain
lain
Terapi Rencana terapi Rencana terapi Rencana terapi C
A B
* Mata cekung
sangat lamabat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-
tanda berikut ini:
* Gelisah, rewel
DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
* Mata cekung
lambat
Tidak ada cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagi dehidrasi TANPA DEHIDRASI
berat atau ringan/sedang
Biasanya sadar,
gelisah, ekstremitas
dingin, sianotik dan
Haus, sadar, gelisah
- Anak lebih Haus, sadar, berkeringat, kulit
Nadi radialis Normal (frekuesi & Cepat dan lemah Cepat, halus, kadang
isi) tak teraba.
Pernafasan Normal Dalam, mungkin Dalam dan cepat.
cepat.
Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung
besar
Elastisitas kulit Pada pencubitan, Lambat Sangat lambat (<2)
elastisitas kembali
segera.
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Kering Sangat kering
Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering
Pengeluaran Normal Berkurang dan Tidak ada urin untuk
urin warna tua beberapa jam,
kandung kencing
kosong,
Tekanan darah Normal Normal-rendah > 80 mmHg,
sistolik mungkin tidak
teratur.
Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat
dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran menurun (apatis,
somnolen sampai soporokomatous). Akibat dehidrasi, diuresis berkurang (oliguria sampai
anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan
dalam (pernafasan Kussmaul).
V. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare : 1. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan cairan
rehidrasi 2. Teruskan pemberian ASI dan makaann untuk mencegah kekurangan gizi 3.
Pemberian zinc elemental 4. Antibiotika diberikan selektif, karena sebagian besar diare pada
anak disebakan oleh virus. 5. Edukasi kepada orangtua.
1. Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.
a. Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik.
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak
tidak mau minum atau kesadaran menurun.
Sejumlah pasien dengan dehidrasi ringan / sedang tidak dapat diobati secara memadai
dengan oralit melalui mulut. Penderita ini harus diberikan terapi IV.
1. Tingginya tingkat kelahiran cairan (seringnya buang air besar dalam tinja cair
dengan jumlah yang banyak).
Beberapa penderita dengan tingkat kehilangan cairan yang tinggi mungkin tidak
bisa minum cukup oralit untuk menggantikan kehilangan cairan yang
berkelanjutan sehingga keadaan dehidrasi makin buruk. Beberapa penderita
harus diobati selama beberapa jam dengan cairan IV sampai tingkat kehilangan
cairan berkurang.
Beberapa penderita tidak dapat minum oralit dalam jumlah yang tepat karena
sakit atau radang pada mulut (contoh: campak, sariawan dan herpes), karena
kelelahan atau mengantuk karena obat (seperti antiemetik atau obat
antimotilitas). Terapi IV atau terapi nasogastrik diperlukan untuk penderita ini.
Jika perut mulai kembung, oralit harus diberikan lebih lambat. Jika kembung
bertambah atau jika ada bising usus, terapi IV diperlukan. Ileus paralitik
(hambatan mobilitas isi perut) mungkin alasan kembung perut. Gejala ileus
paralitik disebabkan oleh obat yang mengandung candu (kodein, loperamide),
hipokalemia atau keduanya.
5. Malabsorpsi glukosa
Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak biasa
selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit dapat
menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa yang tidak
diserap dengan tanda tanda dehidrasi yang memburuk atau tes menunjukkan
terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga menjadi sangat haus.
Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.
1. Jumlah cairan
(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira kira 25 ml / kgBB / 24
jam).
Derajat
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
- Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air
besar.
b. Dehidrasi ringan
c. Dehidrasi sedang
d. Dehidrasi berat
Pemberian makanan
Selama diare dapat terjadi penurunan penyerapan nutrisi sampai 30%, akibat
kerusakan epitel saluran cerna. Di lain pihak, pada saat diare terdapat peningkatan kebutuhan
nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme yang bertambah,
memperbaiki epitel saluran cerna yang rusak, dan mengganti zat gizi yang keluar melalui
lapisan dinding saluran cerna yang rusak.
ASI, harus diteruskan pemberiannya, selain ditolenrasi dengan baik, ASI mengandung
IgA sekretori yang berfungsi dalam mekanisme pertahanan saluran cerna.
Puasa. Membatasi pemberian makan selama diare, hanya akan memperlambat proses
perbaikan kerusakan epitel saluran cerna dan memperlama diare. Makanan tetap diberikan
atau minimal segera setelah rehidrasi tercapai.
Zink
Zink dapat mencegah infeksi saluran cerna, mempercepat penyembuhan, dan
mencegah kekambuhan diare. Zink diberikan 20mg/hari, sekali sehari untuk anak berusia di
atas 6 bulan dan 10mg/hari sekali sehari, untuk anak berusia di bawah atau sama dengan 6
bulan. Zinkdiberikan selama 10-14 hari
Pengobatan Medikamentosa
1. Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena
sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self-limited dan tidak
dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 20 %) yang disebabkan oleh
bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC (Entero Toksigenic E. coli),
Salmonella, Campylobacter dan sebagainya yang pada umumnya baru diketahui setelah
dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan baru datang setelah diare berhenti.
2. Anti Diare
3. Absorben
Obat obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pektin, charcoal (norit, tabonal),
Bismuth Subsalisit, dan sebagainya telah dibuktikan tidak ada manfaatnya. Obat obat
stimulan seperti adrenalin, nikotinamit dan sebagainya tidak akan dapat memperbaiki syok
atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik).
Pengobatan yang paling tepat ialah pemberian cairan secepatnya.
4. Anti Emetik
Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah
muntah dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja. Pemberian dalam
dosis kecil (0,5 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang disertai muntah muntah hebat
dapat diberikan. Obat anti piretik seperti preparat salisilat (Asetol, Aspirin) dalam dosis
rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain berguna untuk menurunkan panas yang terjadi
sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi
cairan yang keluar melalui tinja.
Patogenesis
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi
usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,
villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik,
akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga
timbul diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare
oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi)
sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik. Toksin shigella juga
dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.
Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di bawah
3 tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen
infektif yang secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak
penderita diare. Agen ini adalah Rotavirus, Shigella spp dan
E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas merupakan penyebab diare akut yang paling
sering diidentifikasi pada anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang. Diare dapat
disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu,
makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus
dapat pula disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa
macam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan
menekan flora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal
antibiotika akan berkembang bebas. Di samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu
sendiri juga memegang peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain
misalnya malaria, schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya misalnya,
pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media.
Patofisiologi
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik,
sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena
terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri
usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan.
Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP
yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan
motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada
diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.
Manifestasi kinis
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila
penurunan berat badan kurang dari 5%, dehidrasi sedang bila penurunan berat badan
antara 5%-10% dan dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.
ANALISIS MASALAH
8. Apa makna tidak adanya darah dan lendir/ pus pada feces?
Jawab:
Tidak adanya darah maupun mukus pada feses dalam kasus ini menunjukkan tidak
terjadinya kerusakan dinding usus seperti nekrosis dan ulserasi. Kejadian ini biasanya
disebabkan oleh bakteri invasif. Sehingga dapat disimpulkan diare disebabkan oleh
virus.
9. Apa hubungan frekuensi BAB yang meningkat dengan frekuensi muntah yang
menurun?
Jawab:
Gejala ini khas terjadi pada diare yang disebabkan oleh virus. Pada awalnya penderita
akan mengalami muntah yang cukup sering, hal ini disebabkan karena pada awal
infeksi virus berada di dalam lambung atau sekitar duodenum, sehingga rangsangan
dominan yang muncul adalah muntah ataupun mual. Munculnya rangsangan mual dan
muntah juga merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke
pencernaan dan dalam kasus ini adalah virus. Pada kenyataannya muntah yang
dialami pasien tidak akan bisa mengeluarkan virus dari organ pencernaan, dan virus
akan tetap berjalan masuk lebih jauh ke dalam organ pencernaan. Pada saat virus telah
mencapai organ pencernaan bawah, maka rangsangan dominan yang di stimulasi oleh
virus tersebut adalah berupa diare dan tidak lagi berupa muntah.
10. Apa hubungan banyak minum dengan keluhan diare dan muntah?
Jawab:
Keinginan untuk minum dan jumlah air yang diminum oleh pasien berperan sebagai
salah satu indikator penentu derajat dehidrasi. Apabila pasien masih ingin minum
maka pasien tidak mengalami dehidrasi/ dehidrasi ringan/ dehidrasi sedang, tetapi
apabila pasien tidak lagi ingin minum maka kemungkinan besar pasien sudah
mengalami dehidrasi berat.
11. Mengapa diare tetap terjadi meskipun Amir sudah tidak ingin minum?
Jawab:
Banyaknya air yang diminum berhubungan dengan derajat dehidrasi, sedangkan
frekuensi diare tidak. Kondisi Amir yang tidak mau minum menunjukan bahwa
dehidrasi yang dialaminya sudah berat, namun diare akan tetap berlangsung selama
penyebab diare belum teratasi.
Jenis
Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Pemeriksaan
Abnormal
Bening-kuning
Macroscopic Yellowish colour Tanda kekurangan cairan/
bening
dehidrasi
WBC (-) WBC (-)
RBC (-) RBC (-)
Microscopic Abnormal
Protein (-) Protein (-)
Keton bodies (-) Keton bodies (+)
Faeces Routine
Water more than
Bacteria ++ ++ Normal
15. Definisi
Jawab:
17. Prognosis
Jawab:
Bonam: tergantung dari terapi rehidrasi untuk mengatasi diare yang dialami pasien
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI :1985, 283 : 312 Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak, Jilid I, Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
2. http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=2013321142850
3. Pendidikan Medik Pemberantasan Diare (PMPD): 1999, Buku Ajar Diare, DepKes RI
DITJEN, PPM dan PLP
4. http://www.pediatriccareonline.org/pco/ub/view/Pediatric-Drug-
Lookup/153930/0/normal_laboratory_values_for_children