Anda di halaman 1dari 21

Shafira Irmayati

04011281520118

Beta 2015

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO C BLOK 17

I. Learning Issues
A. Diare pada Anak

Diare adalah bertambahnya frekuensi buang air besar/BAB dibanding sebelumnya


(umumnya dipakai batasan lebih dari 3 kali dalam sehari) dengan konsistensi tinja cair.

Diare umumnya berlangsung akut (kurang dari 7 hari). Apaila diare berlanjut harus dipikirkan
adanya faktor penyulit, seperti infeksi oleh bakteri patogen/parasit atau gangguan penyerapan
makanan yang berlanjut.

I. Etiologi

Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan diare pada anak. Rotavirus merupakan


penyebab diare tersering (60-70%)pada anak berusia di bawah 3 tahun.

II. Klasifikasi diare

Pengelompokan diare dapat berdasarkan banyak hal. Secara klinis, dapat dibedakan menjadi
dua kelompok sindroma diare, yaitu diare cair dan disentri atau diare berdarah, masing-
masing menggambarkan patogenesis yang berbeda.

Klasifikasi diare lain berdasarkan adanya invasi barier usus oleh mikroorganisme tersering
penyebab diare (virus, bakteri maupun protozoa), dapat dikelompokkan sebagai diare infeksi
atau non infeksi.

Berdasarkan patomekanisme terjadinya diare, dapat dibedakan menjadi diare sekretorik atau
diare osmotik. Diare dapat juga diklasifikasikan berdasar derajat dehidrasinya. Haroen
Noerasid membagi diare berdasarkan dehidrasi ringan, sedang dan berat.Sedangkan menurut
UKK gastro-hepatologi IDAI, 2009 berdasarkan derajat dehidrasi yang terjadi, diare terbagi
menjadi dehidrasi berat, dehidrasi tak berat dan tanpa dehidrasi
Pengelompokan berdasarkan waktu terjadinya diare, meliputi : diare akut, diare kronik dan
diare persisten

Berdasarkan Derajat Dehidrasi

Diare dapat menyebabkan dehidrasi (tubuh kekurangan cairan dan elektrolit). Dehidrasi
dibagi menjadi 3 kateori, yaitu :

Tanpa dehidrasi. Anak sadar, kelopak mata tidak cekung, air mata keluar saat menangis,
bibir dan lidah basah, makan/minum normal, turgor kulit (kekenyalan kulit saat ditarik)
kembali cepat (< 3 detik).

Dehidrasi ringan-sedang. Anak rewel dan gelisah*, sangat haus*, kelopak mata cekung, air
mata keluar sedikit saat menangis, bibir dan lidah kering, dan turgor kulit kembali dengan
lambat*.

Dehidrasi berat. Anak lemas sampai kesadaran menurun*, kelopak mata sangat cekung,
tidak terlihat air mata saat menangis, bibir dan lidah sangat kering, anak malas minum atau
tidak dapat minum*, dan turgor kulit kembali sangat lambat*.

Dua gejala atau lebih (termasuk minimal 1 gejala dengan tanda aserik*) pada satu kategori
derajat dehidrasi, maka derajat dehidrasi anak berada pada kategori tersebut.

Penilaian dehidrasi pada anak

Tabel I Penilaian Penderita Dehidrasi

Penilaian A B C
Lihat: Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu
lunglai/tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sampai cekung
&kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin Malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bisa
minum
Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat.
ringan/sedang. Bila ada 1 tanda
Bila ada 1 tanda di atas ditambah
di atas ditambah 1/ lebih tanda
1/lebih tanda lain
lain
Terapi Rencana terapi Rencana terapi Rencana terapi C
A B

Tabel II Penilaian dehidrasi menurut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Terdapat dua/lebih dari tanda-tanda


berikut ini:
DEHIDRASI BERAT
* Letargis atau tidak sadar

* Mata cekung

* Cubitan kulit perut kembalinya

sangat lamabat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-
tanda berikut ini:

* Gelisah, rewel
DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
* Mata cekung

* Haus, minum dengan lahap

* Cubitan kulit perut kembalinya

lambat
Tidak ada cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagi dehidrasi TANPA DEHIDRASI
berat atau ringan/sedang

Kehilangan berat badan

- Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan BB 2 %

- Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2 - 5 %

- Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5 -10 %

- Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB > 10%

Tabel III Skor Maurice

Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang ditemukan


yang diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau,
apatis, mengantuk koma/syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
UUB Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemah > 140
nadi/menit

Berdasarkan nilai skor dapat ditentukan derajat dehidrasi:

Nilai 0 -2: dehidrasi ringan

Nilai 3 -6: dehidrasi sedang

Nilai 7 -12: dehidrasi berat

III. Gejala Klinis


Mula mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan
atau darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah sekitarnya lecet karena
seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai
tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun ubun besar menjadi
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Tabel IV Gejala klinis

Gejala klinis Derajat dehidrasi


Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
dan kondisi

- Bayi & anak


Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah, Mengantuk, lemas,
kecil
atau letargi tetapi ekstremitas dingin,
iritabel. sianotik berkeringat,
mungkin koma.

Biasanya sadar,
gelisah, ekstremitas
dingin, sianotik dan
Haus, sadar, gelisah
- Anak lebih Haus, sadar, berkeringat, kulit

besar merasa pusing jari-jari tangan da

pada perubahan kaki keriput, kejang


dan dewasa
posisi otot.

Nadi radialis Normal (frekuesi & Cepat dan lemah Cepat, halus, kadang
isi) tak teraba.
Pernafasan Normal Dalam, mungkin Dalam dan cepat.
cepat.
Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung
besar
Elastisitas kulit Pada pencubitan, Lambat Sangat lambat (<2)
elastisitas kembali
segera.
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Kering Sangat kering
Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering
Pengeluaran Normal Berkurang dan Tidak ada urin untuk
urin warna tua beberapa jam,
kandung kencing
kosong,
Tekanan darah Normal Normal-rendah > 80 mmHg,
sistolik mungkin tidak
teratur.

% kehilangan 4-5 % 6-9 % > 10 %


berat
Perkiraan 40-50 ml/kg 60-90 ml/kg 100-110 ml/kg
kehilangan
cairan

Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat
dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran menurun (apatis,
somnolen sampai soporokomatous). Akibat dehidrasi, diuresis berkurang (oliguria sampai
anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan
dalam (pernafasan Kussmaul).

V. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare : 1. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan cairan
rehidrasi 2. Teruskan pemberian ASI dan makaann untuk mencegah kekurangan gizi 3.
Pemberian zinc elemental 4. Antibiotika diberikan selektif, karena sebagian besar diare pada
anak disebakan oleh virus. 5. Edukasi kepada orangtua.

Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni

1. Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.

b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan

Glukosa 5 %), DG 1: 2, dan lain lain.

2. Jalan pemberian cairan

a. Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik.

b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak
tidak mau minum atau kesadaran menurun.

c. Intravena untuk dehidrasi berat dan kegagalan terapi rehidrasi oral

Sejumlah pasien dengan dehidrasi ringan / sedang tidak dapat diobati secara memadai
dengan oralit melalui mulut. Penderita ini harus diberikan terapi IV.

Penderita dengan terapi oral biasa gagal karena :

1. Tingginya tingkat kelahiran cairan (seringnya buang air besar dalam tinja cair
dengan jumlah yang banyak).

Beberapa penderita dengan tingkat kehilangan cairan yang tinggi mungkin tidak
bisa minum cukup oralit untuk menggantikan kehilangan cairan yang
berkelanjutan sehingga keadaan dehidrasi makin buruk. Beberapa penderita
harus diobati selama beberapa jam dengan cairan IV sampai tingkat kehilangan
cairan berkurang.

2. Muntah terus menerus


Kadang kadang muntah yang berulang ulang menghambat berhasilnya
rehidrasi oral. Jika tanda tanda dehidrasi tidak membaik atau makin
memburuk, terapi IV diperlukan sampai muntahnya hilang. Muntah biasanya
hilang ketika air dan elektrolit terganti.

3. Ketidakmampuan untuk minum

Beberapa penderita tidak dapat minum oralit dalam jumlah yang tepat karena
sakit atau radang pada mulut (contoh: campak, sariawan dan herpes), karena
kelelahan atau mengantuk karena obat (seperti antiemetik atau obat
antimotilitas). Terapi IV atau terapi nasogastrik diperlukan untuk penderita ini.

4. Perut kembung atau ileus

Jika perut mulai kembung, oralit harus diberikan lebih lambat. Jika kembung
bertambah atau jika ada bising usus, terapi IV diperlukan. Ileus paralitik
(hambatan mobilitas isi perut) mungkin alasan kembung perut. Gejala ileus
paralitik disebabkan oleh obat yang mengandung candu (kodein, loperamide),
hipokalemia atau keduanya.

5. Malabsorpsi glukosa

Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak biasa
selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit dapat
menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa yang tidak
diserap dengan tanda tanda dehidrasi yang memburuk atau tes menunjukkan
terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga menjadi sangat haus.
Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.

1. Jumlah cairan

Jumlah cairan = PWL + NWL +


CWL
PWL = Previous Water Loss (ml/kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang, biasanya berkisar 5 15 % dari BB (ml / kgBB).

NWL = Normal Water Loss (ml / kgBB)


(Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan
pernafasan).

CWL = Concomitant Water Loss (ml / kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira kira 25 ml / kgBB / 24
jam).

Derajat
Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

Berat 125 100 25 250

JADWAL (KECEPATAN) PEMBERIAN CAIRAN

a. Belum ada dehidrasi

- Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air
besar.

- Parenteral dibagi rata dalam 24 jam.

b. Dehidrasi ringan

- 1 jam pertama: 25 50 ml / kgBB per oral / intragastrik

- Selanjutnya: 125 ml / kgBB / hari atau ad libitum

c. Dehidrasi sedang

- 1 jam pertama: 50 100 ml / kgBB per oral / intragastrik.

- Selanjutnya: 125/ml/kgBB/hari atau ad libitum

d. Dehidrasi berat

Untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3 10 kg

- 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam atau 13 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)


- 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/jam atau 4 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

- 16 jam berikutnya : 3 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

Cara lain adalah:

- 4 jam I diberikan 1/3 dari kebutuhan cairan yang telah diperhitungkan (6 x BB


tts/mnt).

- 20 jam II diberikan sisanya (3 x BB tts/mnt).


Pegangan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat, sedang atau
ringan adalah: bila terdapat 2 atau lebih gejala dalam penggolongan tersebut. Dengan catatan
selalu memikirkan resiko yang lebih tinggi, misal terdapat 2 gejala dehidrasi berat dan 5
gejala dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukkan dalam golongan dehidrasi berat.

Pemberian makanan

Selama diare dapat terjadi penurunan penyerapan nutrisi sampai 30%, akibat
kerusakan epitel saluran cerna. Di lain pihak, pada saat diare terdapat peningkatan kebutuhan
nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme yang bertambah,
memperbaiki epitel saluran cerna yang rusak, dan mengganti zat gizi yang keluar melalui
lapisan dinding saluran cerna yang rusak.

ASI, harus diteruskan pemberiannya, selain ditolenrasi dengan baik, ASI mengandung
IgA sekretori yang berfungsi dalam mekanisme pertahanan saluran cerna.

Pengenceran susu formula, menyebabkan asupan nutrisi berkurang. Padahal, saat


diare kebutuhan nutrisi justru meningkat, yang diperlukan selain untuk mengganti zat nutrisi
yang hilang, juga untuk proses penyembuhan.

Puasa. Membatasi pemberian makan selama diare, hanya akan memperlambat proses
perbaikan kerusakan epitel saluran cerna dan memperlama diare. Makanan tetap diberikan
atau minimal segera setelah rehidrasi tercapai.

Zink
Zink dapat mencegah infeksi saluran cerna, mempercepat penyembuhan, dan
mencegah kekambuhan diare. Zink diberikan 20mg/hari, sekali sehari untuk anak berusia di
atas 6 bulan dan 10mg/hari sekali sehari, untuk anak berusia di bawah atau sama dengan 6
bulan. Zinkdiberikan selama 10-14 hari

Pengobatan Medikamentosa

1. Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena
sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self-limited dan tidak
dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 20 %) yang disebabkan oleh
bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC (Entero Toksigenic E. coli),
Salmonella, Campylobacter dan sebagainya yang pada umumnya baru diketahui setelah
dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan baru datang setelah diare berhenti.

Antibiotika diberikan jika penyebabnya jelas seperti:

- Kolera diberikan Tetrasiklin 25 50 mg/kgBB/hari

- Campylobakter diberikan Eritromisin 40 50 mg/kgBB/hari

- Bila terdapat penyakit penyerta seperti:

o Infeksi ringan (OMA, faringitis) diberikan Penisillin Prokain 50.000


u/kgBB/hari.
o Infeksi sedang (bronkitis) diberikan Penisillin Prokain atau Ampisillin 50
mg/kgBB/hari.
o Infeksi berat (bronkopneumonia) diberikan Penisillin Prokain dengan
Kloramphenikol 74 mg/kgBB/hari atau Ampisillin 75-100 mg/kgBB/hari
ditambah Gentamisin 6 mg/kgBB/hari atau derifat Sefalosporin 30 50
mg/kgBB/hari.

2. Anti Diare

Obat obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti


antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaverin, ekstrak beladona, codein, morfin, dsb)
justru akan memperburuk keadaan karena akan menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen
usus, dilatasi usus, melipatgandakan pembiakan bakteri (over growth), gangguan digesti dan
absorpsi lainnya. Obat ini hanya berkhasiat menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru
akibatnya sangat berbahaya karena baik pemberi obat maupun penderita akan terkelabui.
Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi
bertambah berat yang akhirnya dapat fatal untuk penderita.

3. Absorben

Obat obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pektin, charcoal (norit, tabonal),
Bismuth Subsalisit, dan sebagainya telah dibuktikan tidak ada manfaatnya. Obat obat
stimulan seperti adrenalin, nikotinamit dan sebagainya tidak akan dapat memperbaiki syok
atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik).
Pengobatan yang paling tepat ialah pemberian cairan secepatnya.

4. Anti Emetik

Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah
muntah dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja. Pemberian dalam
dosis kecil (0,5 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang disertai muntah muntah hebat
dapat diberikan. Obat anti piretik seperti preparat salisilat (Asetol, Aspirin) dalam dosis
rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain berguna untuk menurunkan panas yang terjadi
sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi
cairan yang keluar melalui tinja.

Patogenesis

Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi
usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang,
villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik,
akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya sehingga
timbul diare.

Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare
oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi)
sel mukosa usus halus sehingga depat menyebakan reaksi sistemik. Toksin shigella juga
dapat masuk ke dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri.
Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena infeksi pada anak di bawah
3 tahun di Cina, India, Meksiko, Myanmar, Burma dan Pakistan, hanya tiga agen
infektif yang secara konsisten atau secara pokok ditemukan meningkat pada anak
penderita diare. Agen ini adalah Rotavirus, Shigella spp dan

E. Coli enterotoksigenik Rotavirus jelas merupakan penyebab diare akut yang paling
sering diidentifikasi pada anak dalam komunitas tropis dan iklim sedang. Diare dapat
disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu seperti susu, produk susu,
makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak sesuai kondisi usus
dapat pula disebabkan oleh keracunan makanan dan bahan-bahan kimia. Beberapa
macam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. Antibiotika akan
menekan flora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal
antibiotika akan berkembang bebas. Di samping itu sifat farmakokinetik dari obat itu
sendiri juga memegang peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain
misalnya malaria, schistosomiasis, campak atau pada infeksi sistemik lainnya misalnya,
pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media.

Patofisiologi

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu diare osmotik,
sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena
terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri
usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan.
Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi c AMP dan cGMP
yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan
motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada
diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.

Manifestasi kinis

Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila
penurunan berat badan kurang dari 5%, dehidrasi sedang bila penurunan berat badan
antara 5%-10% dan dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.
ANALISIS MASALAH

1. Apa saja etiologi diare pada anak usia 13 bulan?


Jawab:
Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 60%)
sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus,
Coronavirus, Minirotavirus.
Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia,
Bacillus cereus, Compylobacter jejuni, Clostridium defficile, Clostridium
perfringens, E coli, Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus
aureus, vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica.
Parasit contohnya Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis,
Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi,
Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan
trichuris trichiura.
Alergi makanan: alergi susu sapi, protein kedelai, alergi multiple
Malabsorpsi: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, dan protein
Keracunan makanan
Lain-lain: obat-obatan (antibiotic atau obat lainnya), kelainan anatomi

2. Bagaimana klasifikasi diare?


Jawab:
Tabel 1. Klasifikasi diare anak berdasarkan dehidrasi

Klasifikasi Tanda dan Gejala


Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:
(kehilangan cairan >10% berat Kondisi umum lemah, letargis/tidak
badan) sadar
Ubun-ubun besar, mata sangat
Malas minum/tidak dapat minum
Cubitan perut kembali sangat lambat
(2 detik)
Dehidrasi Ringan-Sedang Dua atau lebih tanda berikut:
(kehilangan cairan 5-10% berat Rewel, gelisah, cengeng
badan) Ubun-ubun besar, mata sedikit cekung
Tampak kehausan, minum lahap
Cubitan perut kembali lambat
Tanpa Dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk
(kehilangan cairan <5% berat
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
badan)
atau ringan
(World Health Organization, 2009)

Tabel 2. Klasifikasi diare berdasarkan waktu

Klasifikasi Tanda dan Gejala


Diare Akut Diare yang berlangsung <14 hari (umumnya < 7
hari)
Diare Kronik Diare yang yang berlangsung >14 hari

Klasifikasi diare berdasarkan mekanisme patifisiologi menurut Kemenkes RI


tahun 2011:
1) Diare Sekretorik (secretory diarrhea)
Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi
akibat gangguan absorpsi natrium oleh villus saluran cerna, sedangkan
sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare
sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri
akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin, misalnya toksin E. Coli
atau V. Cholera
2) Diare Osmotik (osmotic diarrhea)
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara
lumen lumen usus dan cairan ekstrasel. Oleh karena itu, bila di lumen usus
terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap akan
menyebabkan diare. Bila bahan tersebut adalah larutan isotonik, air atau
bahan yang larut maka akan melewati mukosa usus halus tanpa diabsorpsi
sehingga terjadi diare.

3. Bagaimana kriteria diare pada anak 13 bulan?


Jawab:

4. Bagaimana kaitan antara usia dan jenis kelamin dengan diare?


Jawab:
Dua tahun pertama kehidupan merupakan usia paling rentan bagi anak untuk
menderita diare rotavirus. Penelitian di Bangladesh, Vietnam, Brazil, maupun negara-
negara Eropa melaporkan prevalensi tertinggi diare rotavirus pada kelompok usia 6-
23 bulan, kemudian menurun dengan bertambahnya umur. Kami menemukan diare
rotavirus menyerang 78,4% kasus berumur kurang dari 2 tahun dengan prevalensi
tertinggi pada kelompok umur 6-23 bulan (65,5%). Anak umur 6-23 bulan rentan
terkena infeksi rotavirus karena kadar antibodi ibu yang diperoleh melalui ASI mulai
menurun dan mulai memasuki fase oral ketika anak suka memasukkan semua benda
yang dipegang ke dalam mulut.

5. Bagaimana mekanisme diare terkait kasus?


Jawab:
Diare pada kasus adalah diare sekretorik, disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke
dalam usus halus yang terjadi akibat gangguan absorpsi natrium oleh villus saluran
cerna, sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik
ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat rangsangan pada
mukosa usus oleh toksin, misalnya toksin E. Coli atau V. Cholera

6. Bagaimana keterkaitan antara muntah dan diare?


Jawab:
Muntah dan diare dapat dicetuskan oleh satu penyebab yang sama contohnya virus.
Pada diare yang disebabkan oleh virus, kemungkinan besar akan disertai dengan
muntah.

7. Berapa frekuensi dan jumlah BAB normal pada anak 13 bulan?


Jawab:
Untuk anak usia diatas 6 bulan frekuensi yang normal biasanya 3-4 kali sehari atau 2
hari sekali.

8. Apa makna tidak adanya darah dan lendir/ pus pada feces?
Jawab:
Tidak adanya darah maupun mukus pada feses dalam kasus ini menunjukkan tidak
terjadinya kerusakan dinding usus seperti nekrosis dan ulserasi. Kejadian ini biasanya
disebabkan oleh bakteri invasif. Sehingga dapat disimpulkan diare disebabkan oleh
virus.

9. Apa hubungan frekuensi BAB yang meningkat dengan frekuensi muntah yang
menurun?
Jawab:
Gejala ini khas terjadi pada diare yang disebabkan oleh virus. Pada awalnya penderita
akan mengalami muntah yang cukup sering, hal ini disebabkan karena pada awal
infeksi virus berada di dalam lambung atau sekitar duodenum, sehingga rangsangan
dominan yang muncul adalah muntah ataupun mual. Munculnya rangsangan mual dan
muntah juga merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke
pencernaan dan dalam kasus ini adalah virus. Pada kenyataannya muntah yang
dialami pasien tidak akan bisa mengeluarkan virus dari organ pencernaan, dan virus
akan tetap berjalan masuk lebih jauh ke dalam organ pencernaan. Pada saat virus telah
mencapai organ pencernaan bawah, maka rangsangan dominan yang di stimulasi oleh
virus tersebut adalah berupa diare dan tidak lagi berupa muntah.

10. Apa hubungan banyak minum dengan keluhan diare dan muntah?
Jawab:
Keinginan untuk minum dan jumlah air yang diminum oleh pasien berperan sebagai
salah satu indikator penentu derajat dehidrasi. Apabila pasien masih ingin minum
maka pasien tidak mengalami dehidrasi/ dehidrasi ringan/ dehidrasi sedang, tetapi
apabila pasien tidak lagi ingin minum maka kemungkinan besar pasien sudah
mengalami dehidrasi berat.

11. Mengapa diare tetap terjadi meskipun Amir sudah tidak ingin minum?
Jawab:
Banyaknya air yang diminum berhubungan dengan derajat dehidrasi, sedangkan
frekuensi diare tidak. Kondisi Amir yang tidak mau minum menunjukan bahwa
dehidrasi yang dialaminya sudah berat, namun diare akan tetap berlangsung selama
penyebab diare belum teratasi.

12. Apa hubungan daerah kumuh dengan diare?


Jawab:
Daerah yang kumuh memiliki derajat kebersihan yang tergolong masih sangat kurang.
Minimnya hygiene lingkungan akan menyebabkan kemungkinan infeksi bakteri dan
virus penyebab penyakit meningkat. Salah satunya adalah bakteri dan virus penyebab
diare.

13. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?


Jawab:

Jenis
Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Pemeriksaan

Hb 10.5-13.0 g/dL 12,8 g/dL Normal

WBC 6,0 17,0 x 103/mm3 14.000/mm3 Normal


Usia 7-13 bulan: Netrofil batang dan segmen
Diff count 0-1/0-3/5-11/15- 0/1/16/48/35/0 meningkat, limfosit dan
35/45-76/3-6 monosit menurun
Urine Routine

Abnormal
Bening-kuning
Macroscopic Yellowish colour Tanda kekurangan cairan/
bening
dehidrasi
WBC (-) WBC (-)
RBC (-) RBC (-)
Microscopic Abnormal
Protein (-) Protein (-)
Keton bodies (-) Keton bodies (+)
Faeces Routine
Water more than

Macroscopic - waste material Diare sekretorik


Blood (-)
Mucous (-)
10/HPF:
WBC disebabkan oleh 4-6/HPF Diare disebabkan oleh virus
bakteri invasif
RBC - 0-1/HPF Normal

Bacteria ++ ++ Normal

Entamoeba coli + + Normal

Fat - + Malabsorbsi lemak

14. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari hasil pemeriksaan laboratorium?


Jawab:
Diff count: Infeksi akut neutrophil meningkat. Basofil tidak meningkat
menunjukkan bukan reaksi dari alergi dan ulcerative colitis, eosinofil tidak meningkat
menunjukkan bukan infeksi dari parasit.
Macroscopic urine: Pre-syok hipovolemi retensi air urin pekat, volume sedikit
warna lebih kuning dari urin normal
Fat: kerusakan vili epitel usus malabsopsi lemak keluar dari faeces

15. Definisi
Jawab:

16. Pathogenesis dan patofisiologi


Jawab:
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui
makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan
villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum
matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan
dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan
motilitasnya sehingga timbul diare.
Virus akan menginfeksi lapisan epithelium di usus halus dan menyerang villus di usus
halus. Hal ini menyebabkan fungsi absorbsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus
halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum
matang sehingga fungsinya belum baik. Villus mengalami atrofi dan tidak dapat
mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, cairan dan makanan
yang tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan
terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak terserap
terdorong keluar usus melalui anus, menimbulkan diare osmotik dari penyerapan air
dan nutrien yang tidak sempurna.

17. Prognosis
Jawab:
Bonam: tergantung dari terapi rehidrasi untuk mengatasi diare yang dialami pasien
DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI :1985, 283 : 312 Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak, Jilid I, Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
2. http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=2013321142850

3. Pendidikan Medik Pemberantasan Diare (PMPD): 1999, Buku Ajar Diare, DepKes RI
DITJEN, PPM dan PLP

4. http://www.pediatriccareonline.org/pco/ub/view/Pediatric-Drug-
Lookup/153930/0/normal_laboratory_values_for_children

Anda mungkin juga menyukai