Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

DIARE AKUT

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
00 1/17

Ditetapkan di Tenggarong
Plt Direktur,
Tanggal Terbit
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
dr. Martina Yulianti, Sp.PD, FINASIM, MARS
NIP. 197107122000122002
1. Pengertian Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
(Definisi) konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
2. Anamnesis a. Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsentrasi
tinja, lendir dan/darah dalam tinja
b. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air
kecil terakhir,demam, sesak, kejang, kembung
c. Jumlah cairan yang masuk selama diare
d. Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengonsumsi makanan yang tidak biasa
e. Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
3. Pemeriksaan a. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
Fisik b. Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
c. Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa
bibir, mulut, dan lidah
d. Berat badan
e. Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti
napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemia),
kejang (hipo atau hipernatremia)
-
4. Pemeriksaan a. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila
Penunjang ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis. Hal yang
dinilai pada pemeriksaan tinja :-
- Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau-
- Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri-
- Kimia: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)-
- Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut-
b. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
5. Kriteria Penilaian derajat dehidrasi pada diare akut dilakukan sesuai dengan
Diagnosis kriteria berikut :
 Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
- Keadaan umum baik, sadar
- Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata
ada , mukosa mulut dan bibir basah
- Turgor abdomen baik, bising usus normal
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
DIARE AKUT

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
00 2/17

- Akral hangat
 Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilanagn cairan 5-10%
berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan-
- Keadaan umum gelisah atau cengeng-
- Ubun ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air
mata kurang, mukosa-
- mulut dan bibir sedikit kering
- Turgor kurang, akral hangat
 Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10%berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau
lebih tanda tambahan
- Keadaan umum lemah, letargi atau koma
- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak
ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering
- Turgor sangat kurang dan akral dingin
a. Diare Akut Tanpa Tanda Dehidrasoi
6. Diagnosis b. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
c. Diare Akut Dehisrasi Berat
7. Tatalaksana a. Tanpa dehidrasi-
 Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT
diberikan 5-10 mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia,
yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun
sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat
diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak.ASI harus
terus diberikan.
 Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi
lain (tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan
profus)
b. Dehidrasi ringan-sedang
 Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75
mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang
telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/ kgBB setiap diare cair.
 Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi
sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang
diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan
jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi
dievaluasi secara berkala.
- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
DIARE AKUT

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
00 3/17

- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari


 Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses
rehidrasi sambil memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi
kepada orangtua.
c. Dehidrasi berat
 Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau
ringer asetat 100mL/kgBB dengan cara pemberian:
- Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam berikutnya
- Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
 Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum, dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
 Hipernatremia (Na >155 mEq/L
- Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan
pemberian cairan dekstrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na
tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan
edema otak
 Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
- Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila
masih dijumpaim hiponatremia dilakukan koreksi sbb:
- Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x berat
badan; diberikan dalam 24 jam
 Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
- Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10%
sebanyak 0.5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10
menit; sambil dimonitor irama jantung dengan EKG.
 Hipokalemia (K <3,5 mEq/L)-
- Koreksi dilakukan menurut kadar Kalium.
- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per
hari dibagi 3 dosis
- Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan
dosis:
- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam
dalam 4 jam pertama
- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam
20 jam berikutnya
e. Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi
buang air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
DIARE AKUT

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
00 4/17

terjadinya dehidrasi pada anak. SengZink elemental diberikan selama


10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis:
- Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
- Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari
f. Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan
sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan
menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan,
makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari),
rendah serat, buah buahan diberikan terutama pisang.
g. Medikamentosa
 Tidak boleh diberikan obat anti diare
 Antibiotik
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare
berdarah) atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional
akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga dapat
memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh
yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian
antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman
terhadap antibiotik. Untuk disentri basiler, antibiotik diberikan
sesuai dengan data sensitivitas setempat, bila tidak memungkinkan
dapat mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini, yaitu
kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini kedua.
Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten maka lini ketiga
adalah sefiksim.
 Antiparasit
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat
pilihan untuk amuba vegetatif
8. Edukasi a. Orangtua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara
benar.
b. Langkah promotif/preventif :
 ASI tetap diberikan,
 Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
 Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban,
 Immunisasi campak,
 Memberikan makanan penyapihan yang benar,
 Penyediaan air minum yang bersih
 Selalu memasak makanan
9. Daftar IDAI, 2009, Pedoman Pelayanan Medis, Pujiadi, A. H. et al., eds., Ikatan
Pustaka Dokter Anak Indonesia.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
DIARE AKUT

RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
00 5/17

Telah Dikoordinasikan dan Dikoreksi Oleh :


No Nama Jabatan Paraf
1 dr. Maurtiz Silalahi, Sp.P,MARS,.FISR Wakil Direktur Pelayanan
2 dr. Santi Rini, Sp.BA Kepala Bidang Pelayanan
3 dr. Hery Setyobudi, Sp.A,.M.Kes Ketua KSM Anak

Anda mungkin juga menyukai