Anda di halaman 1dari 14

VENTILATOR

PENDAHULUAN

• Ventilasi mekanis merupakan intervensi yang sering


digunakan pada pasien yang membutuhkan bantuan
respirasi atau proteksi jalan napas.
TUJUAN

• Memperbaiki oksigenasi dan ventilasi


• Mengoreksi asidosis dan hipoksemia
• Memenuhi kebutuhan metabolik
• Mengistirahatkan otot-otot pernapasan
• Mengoptimalkan fungsi jantung dan sirkulasi darah

Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
INDIKASI

• Henti napas atau henti jantung atau ada ancaman demikian


• Kelelahan otot pernapasan akibat peningkatan kebutuhan ventilasi
• Hipoksemia refrakter dengan kegagalan terapi non invasive ventilation
• Penurunan kesadaran
• Obstruksi jalan napas atas dengen patensi jalan napas yang buruk
• Trauma berat
• Pasien yang akan menjalani prosedur operasi dengan general anestesi
• Pasien dengan gangguan neuromuskular

Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
KONTRAINDIKASI

• Absolut: pasien atau keluarga menolak bantuan ventilasi


mekanik
• Relatif: masih ada pilihan terapi non invasive lain yang dapat
dipilih

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448186/
PRINSIP KERJA

PENGATURAN MONITORING

• Volume tidal • Minute ventilation/ volume semenit


• Respiratory rate • Peak inspiration pressure (Pip)
• FiO2 • Plateau pressure (Pplat)
• Inspiratory : expiratory ratio
• Positive End Expiratory Pressure (PEEP)
• Pressure support

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448186/
Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
PRINSIP KERJA

Volume Control Ventilation Pressure Control Ventilation

• Pengaturan pada volume tidal • Pengaturan pada tekanan yang diinginkan


• Volume konstan • Tekanan alveoli dapat dikontrol
• Durasi inspirasi relative singkat • Berkurangnya volume alveoli pada komplians
• Tekanan akhir inspirasi sulit dikontrol paru yang menurun serta resistensi jalan napas

• Aliran inspirasi maksimum terbatas

Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
VENTILASI MEKANIK

Non- Invasive ventilation Invasive ventilation

https://www.researchgate.net/publication/345734951_GlasVent-The_Rapidly_Deployable_Emergency_Ventilator
• Jenis pernapasan dan pola pemberian napas selama ventilasi mekanik merupakan mode ventilasi.
Mode ventilasi ditentukan oleh factor-factor berikut:

1. Jenis pernapasan
a. Pernapasan mengikuti ventilator (mandatory breaths)
b. Pernapasan spontan (spontaneous breaths)
c. Pernapasan dibantu (assisted breaths)

2. Waktu pemberian napas


Berdasarkan waktu pemberian napas, terdapat 3 jenis ventilasi yaitu:
d. Continuous mandatory ventilation (CMV)
e. Intermittent mandatory ventilation (IMV)
f. Continuous spontaneous ventilation (CSV)

Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
MODE VENTILASI

• Intermittent Mandatory Ventilation (IMV)


Pada IMV, pasien dapat bernapas spontan diantara pelepasan ventilator pada tekanan basal berapapun tanpa
mendapatkan pernapasan ventilator. Mode IMV digunakan Ketika tujuan pemberian ventilasi mekanik adalah
untuk memungkinkan pasien bernapas spontan tanpa mendapatkan pernapasan ventilator pada setiap usaha
napasnya. Kelebihan IMV adalah mode ini memungkinkan partisipasi aktif pasien dalam pemberian pernapasan,
yang dengan demikian mempertahankan sejumlah kekuatan otot pernapasan. Kelebihan lainnya adalah efek
samping kardiovaskular yang lebih rendah karena bagian volume ekspirasi terjadi pada tekanan yang lebih rendah.

• Pressure Support Ventilation (PSV)


PSV adalah mode ventilator yang sepenuhnya bergantung pada pernapasan yang dipicu oleh pasien. Seperti
namanya, ini adalah mode ventilasi yang digerakkan oleh tekanan. Dalam pengaturan ini, semua napas dipicu oleh
pasien karena ventilator tidak memiliki kecepatan cadangan, sehingga setiap napas harus dimulai oleh pasien.
Kelemahan terbesar dari PSV adalah volume tidal yang tidak dapat diandalkan yang dapat menghasilkan retensi
CO2 dan asidosis serta kerja pernapasan yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan kelelahan pernapasan.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448186/
KOMPLIKASI VENTILASI MEKANIK

• Resiko yang dihubungkan dengan sedasi dan paralisis: (depresi jantung, depresi
dorongan respirasi (menunda pelepasan)
• Resiko selama intubasi endotrakeal atau trakeostomi: (depresi miokardial akibat
anestetik, Aspirasi isi lambung, infeksi, Penurunan PaO2 )
• Resiko yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik: (tekanan jalan napas tinggi:
barotrauma, overdistensi alveolar: valotrauma)

Ward, Jeremy P.T. et al (2008). At a Glance Sistem Respirasi. Edisi 2. Jakarta:


PENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK

Kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang dapat dilakukan penyapihan


Kriteria respirasi PaO2 / FiO2 >150-200 mmHg dengan FiO2 <50% dan PEEP <8 cm H2O

PaCO2 normal atau pada level basal

Pasien mampu memulai usaha inspirasi

Kriteria Kardiovaskular Tidak ada iskemia miokardium

Laju jantung 140 x/m

Tekanan darah adekuat dengan vasopressor minimal atau tanpa vasopressor

Tingkat kedadaran yang Pasien sadar atau GCS <13


sesuai
Keadaan komorbid Tidak demam

Tidak ada gangguan elektrolit yang signifikan

Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
PENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK

• Pendekatan konvensional untuk menghentikan ventilasi mekanik dilakukan dengan menurunkan


topangan ventilasi secara bertahap. Namun, pada pasien yang mampu bernafas tanpa bantuan,
penghentian ventilasi mekanik tidak perlu ditunda. Percobaan pernafasan spontan (SBT) dilakukan
untuk mengidentifikasi apakah pasien mampu bernafas tanpa bantuan ventilator atau tidak.
• Terdapat dua metode melakukan SBT: dengan menggunakan sirkuit ventilator dan melepaskan
ventilator
• Keberhasilan atau kegagalan SBT dinilai dengan salah satu atau lebih parameter berikut:
1. Tanda kesulitan napas
2. Tanda kelemahan otot pernapasan
3. Pertukaran gas di paru yang adekuat
4. Sistem oksigenasi yang adekuat

Rehatta, N. M., Hanindito, E., & Tantri, A. R. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif: Buku Teks Kati-Perdatin. Gramedia Pustaka
PENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK
• Setelah terbukti ventilasi mekanik tidak lagi diperlukan, Langkah selanjutnya adalah ekstubasi.
• Ekstubasi tidak boleh dilakukan untuk mengurangi usaha bernapas karena usaha bernapas akan meningkat
aktual setelah ekstubasi.
• Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum ekstubasi meliputi kemampuan pasien untuk mengeluarkan
sekret dari jalan napas dan resiko edema laring simtomatik setelah ekstubasi.

https://theultrasoundjournal.springeropen.com/articles/10.1186/s13089-020-00161-y/figures/1

Anda mungkin juga menyukai