Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH
Pielonefritis Dan Glomerulonefritis

Anggota :
Ferian Eksanto 19121095
Lieke Yuni Latifah 19121100
Nurul Atika Sari 19121108
Pielonefritis
DEFINISI
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang
menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun
kronis. Pielonefritis akut biasanya akan
berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila
pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses
maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang
disebut dengan pielonefritis kronis. Pielonefritis
merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal,
tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu
atau kedua ginjal. Jadi, menurut kelompok
pielonefritis adalah infeksi yang terjadi pada
ginjal dan penyebabnya adalah bakteri. Bakteri
yang paling utama menjadi penyebab
infeksi ini adalah bakteri Escherichia Coli.
KLASIFIKASI

1 Pielonefritis Akut

2 Pielonefritis Kronis
Etiologi
Infeksi bakteri, 80% oleh Escherichia coli
1
dan organisme lain seperti golongan
Proteus, Klebsiella, Enterobacterdan
Pseudomonas

2
Refluksuretrovesikal, dimana katup
uretrovesikal yang tidak kompeten
menyebabkan urine mengalir
balikke dalam ureter 5 Struktur
Obstruksitraktusurinarius yang
3
meningkatkan kerentanan ginjal 6 Hiperplasia
terhadap infeksi
prostatik
4 Tumor kandung kemih benigna
7 Batu urinarius
Tanda Dan Gejala
1. Pyelonefritis akut ditandai dengan
demam menggigil, nyeri panggul,
nyeri tekan pada sudut kostovetebral
(CVA), leukositosis dan adanya bakteri
dan sel darah putih dalam urine

2. Pielinefritis kronis biasanya tanpa


gejala infeksi kecuali terjadi
eksaserbasi. Tanda-tanda umum
mencakup keletihan, sakit kepala,
napsu makan rendah, poliuriia, haus
yang berlebihan dan kehilangan berat
badan
Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, streptococus fecalis,
Pseudomonas aeruginosa, dan staphilocus, aureus yang menginfeksi
ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih dan
masuk saluran darah ginjal kemudian bakteri yang masuk ke saluran
kemih menyebabkan adanya obstruksi lalu menyebabkan
peradangan atau infeksi ginjal sedangkan bakteri yang masuk
melalui saluran darah ginjal langsung menyebabkan peradangan atau
infeksi ginjal. Setelah itu infeksi pada ginjal menyebabkan deman
kemudian hipertermi, akibatnya terjadi penguapan berlebihan
dan mukosa kering, dari penguapan berlebihan
menyebabkan resikpo kekurangan volume cairan dan dari mukosa
kering menyebabkan nafsu makan berkurang lalu terjadilah
gangguan nutrisi.
komplikasi

1 Nekrosis papila ginjal

2 Fionefrosis

3 Abses perinefrik
Pemeriksaan Penunjang

1 Pemeriksaan Laboratorium
a. Urinalisis
b. Pemeriksaan Darah
c. Test Faal Ginjal
d. Kultur Urine
2 Pemeriksaan Radiologi
a. Foto Polos Abdomen
b. Pielografi Intra Vena (PIV)
c. Sistografi
d. Uretrografi
e. Pielografi Antegrad
f. Pielografi Retrograd (RPG)
Penatalaksanaan

Medis Keperawatan
1. Mengurangi demam dan nyeri 1. Mengkaji riwayat medis, obat-
dan menentukan obat-obat obatan, dan alergi.
anti mikrobial selama 14 hari 2. Monitor Vital Sign
2. Merilekskan otot halus pada 3. Melakukan pemeriksaan fisik
ureter dan kandungkemih, 4. Mengobservasi dan
meningkatkan rasa nyaman, mendokumentasi karakteristik urine
dan meningkatkan kapasitas klien.
kandung kemih menggunakan 5. Mengumpulkan spesimen urin segar
obat farmakologi tambahan untuk urinalis
antispasmodic dan 6. Memantau input dan output cairan.
anticholinergic
Fokus pengkajian
1. Identitas Pasien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insiden infeksi saluran
kemih yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Masuknya bakteri ke kandung
kemih sehingga menyebabkan infeksi
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Mungkin pasien pernah mengalami
penyakit seperti ini sebelumnya
d. Riwayat Penyakit Keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
Fokus intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan proses Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 3x24 a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
inflamasi dan infeksi pada sistem urinaria jam Klien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
yang ditandai dengan klien mengeluh a. mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
nyeri pada bagian pinggang dan sulit tidur, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi c. Bantu Klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
suhu tubuh meningkat, dan leokosit untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan); tindakang kenyamanan yang efektif yang pernah dilakukan, seperti
meningkat. b. melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan distraksi, relaksasi, atau kompres hangat/dingin.
menggunakan manajemen nyeri; d. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
c. mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
frekuensi dan tanda nyeri); e. Kurangi faktor presipitasi nyeri
d. menyatakan rasa nyaman setelah nyeri f. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk memberikan intervensi yang
berkurang; tepat
e. tanda vital dalam rentang normal; g. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi,
f. tidak mengalami gangguan tidur; distraksi, kompres hangat/ dingin
h. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
i. Tingkatkan istirahat
j. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
k. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Glomerulonefritis
DEFINISI
Glomerulonefritis adalah suatu kondisi peradangan
dalam dari sel-sel glomerulus yang disebabkan oleh infansi bakteri atau
virus tertentu. Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bi
lateral. Peradangan dimulai dalam gromleurus dan bermanifest
asi sebagai proteinuria dan atau hematuria. Meskipun lesi utama pada grom
elurus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya akan mengalami kerusakan,
sehingga terjadi gagal ginjal.
KLASIFIKASI

1 Glomerulonefritis Akut

2 Glomerulonefritis Kronis
ETIOLOGI
1 Infeksi kuman streptococus

2 Reaksi immunologis

3 Penyakit metabolik

4 Virus dan bakteri


1. Hematuria
2. Proteinuri
3. Edema
4. Hipertensi

Tanda
5. Azotemia (abnormalitas level senyawa yang
mengandung nitrogen seperti urea, kreatinin, senyawa
hasil metabolisme tubuh dan senyawa kaya nitrogen
Dan pada darah)
6. Berat jenis urin meningkat

Gejala 7. Oliguria
8. Demam
9. Nyeri panggul
10. Pada urinalisis terlihat adanya albumin dan eritrosit
11. Dysuria
12. Urine berwarna merah kecoklat-coklatan
komplikasi
1. Sampai anuria yang dapat
berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai
akibat berkurangnya filtrasi
glomerulus
2. Ensefalopati
3. Hipertensi
4. Gagal ginjal kronik
5. Edema di otak
Pemeriksaan menunjang

1. Pemeriksaan laboratorium urin


2. Penilaian fungsi ginjal dengan
kreatinin serum dan bersihan
kreatinin
3. Ekskresi protein 24 jam
4. USG ginjal untuk mengetahui ukuran
ginjal.
5. Pemeriksaan laboratorium darah
Penatalaksanaan

Medis Keperawatan
1. Apabila kelainan disebabkan oleh 1. Melakukan diet pada pasien harus mengandung
glomerulus pasca streptococcus akut, cukup karbohidrat agar tubuh tidak
maka diperlukan terapi antibiotik menggunakan protein sebagai sumber energi
profilaksis obat pilihan (penicilin). untuk mencegah mengecilnya otot dan
ketidakseimbangan nitrogen.
2. Terapi diuretik juga diberikan apabila
2. Berat badan ditimbang setiap minggu untuk
ada kelebihan beban cairan yang berat memantau penurunan berat badan karena edema
(edema berat). berkurang atau berat badan menurun akibat ada
3. Inhibitor ACL (Enzim Pengubah pelisutan otot.
Angiotensin) dapat mengurangi 3. Kontrol glukosa yang ketat pada penderita
kerusakan pada individu dengan diabetes terbukti memperlambat atau
hipertensi kronis. mengurangi progres glomerulonefritis.
Fokus pengkajian
1 Genitourinaria :
1. Urine keruh
2. Proteinuria
3. Penurunan urine output 2 Kardiovaskuler :
4. Hematuri 1. Hipertensi
2. Neurologis :
3. Letargi
4. Iritabilitas
5. Kejang
6. Gastrointestinal
7. Anorexia
8. Vomitus
9. Diare
Fokus intervensi
No Diagnosis Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Gangguan perfusi Klien akan menunjukkan 1. Monitor dan catat tekanan darah 1. Untuk mendeteksi gejala dini perubahan
jaringan perfusi jaringan serebral setiap 1-2 jam/hari selama fase tekanan darah dan menentukan intervensi
berhubungan normal ditandai dengan akut. selanjutnya.
dengan retensi air tekanan darah dalam 2. Jaga kebersihan jalan napas, 2. Serangan dapat terjadi karena kurangnya
dan batas normal, penurunan siapkan suction. perfusi oksigen ke otak.
hipernatremia. retensi air, tidak ada 3. Atur pemberian anti hipertensi, 3. Anti hipertensi dapat diberikan karena tidak
tanda-tanda monitor reaksi klien. terkontrolnya hipertensi yang dapat
hipernatremia. 4. Monitor status volume cairan menyebabkan kerusakan ginjal.
setiap 1-2 jam, monitor urine 4. Monitor sangat perlu karena perluasan
output (N: 1-2 ml/kgBB/jam. volume cairan dapat menyebabkan tekanan
5. Kaji status neorologis (tingkat darah meningkat.
kesadaran, refleks, respon pupil) 5. Untuk mendeteksi secara dini perubahan
setiap 8 jam. yang terjadi pada status neurologis,
6. Atur pemberian diuretic: Esidriks, memudahkan intervensi selanjutnya.
lasix sesuai order. 6. Diuretic dapat meningkatkan ekskresi cairan
TERIMAKASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai