Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT DAN ELIMINASI URIN

I. BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH: Kebutuhan Cairan,


Elektrolit dan Asam Basa
1. DEFINISI
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat-zat terlarut lainnya seperti
vitamin dan obat. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik apabila berada pada larutan (cairan tubuh).
Air merupakan cairan tubuh yang terpenting dan vital untuk kehidupan.
Muatannya 50-70% dari tubuh manusia, variasinya tergantung pada umur, massa otot,
dan jenis kelamin. Cairan tubuh (darah, limfe, dan cairan jaringan) dibagi menjadi dua,
yaitu cairan ekstraseluler (CES) dan cairan intraseluler (CIS). CES termasuk cairan
intravaskuler/plasma (cairan dalam sistem vaskuler) dan cairan interstitial (cairan yang
ada di jaringan sel).
Total air tubuh menunjukkan jumlah keseluruhan air dalam tubuh yang
diekspresikan sebagai % dari berat badan. Cairan tubuh bergerak secara konstan/tetap
antara bagian mekanik khusus yang disebut transport pasif (osmosis, difusi, filtrasi) dan
transport aktif. Elektrolit sangat berhubungan dengan transportasi cairan yang melintang
membran sel.
Tubuh secara konstan menggunakan mekanisme timbal balik (feedback) untuk
mempertahankan keseimbangan. Syaraf dan sistem endokrin sangat dekat hubungannya
dalam mekanisme timbal balik tersebut; integumentum, respirsi, digesti dan sistem
urinary merupakan respon dari feedback. Mekanisme feedback berperan utama dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Organ-organ tubuh yang terlibat dalam keseimbangan cairan dan elektrolit :
1) Ginjal, berfungsi mempertahankan osmolalitas plasma, reabsorbsi, dan sekresi zat-
zat yang tidak berguna.
2) Paru-paru, berfungsi mempertahankan konsentrasi O2, CO2, dan ion-ion H2 yang ada
dalam cairan tubuh.
3) Usus, berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan mengabsorbsi air dan
ion-ion.
4) Kulit, berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan
keringat.
Mekanisme tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh adalah
sebagai berikut. O2, zat gizi, cairan dan elektrolit diangkut ke paru-paru dan saluran
cerna dimana mereka menjadi bagian dari cairan intravaskuler dan dibawa ke berbagai
bagian tubuh melalui sirkulasi. Cairan intravaskuler dan zat-zat yang terlarut di
dalamnya saling bertukaran dengan cairan interstitial melalui membran kapiler yang
semipermeabel. Cairan interstitial dan zat-zat yang terlarut di dalamnya saling
bertukaran dengan CIS melalui membran sel yang permeable selektif.
Jumlah cairan dan elektrolit dalam tubuh dan komposisinya di dalam dan di luar
sel adalah sebagai berikut.
1) Di CES, baik plasma maupun cairan interstitial mengandung:
- Ion Na+ dan Cl- dalam jumlah besar.
- Ion HCO3- dalam jumlah agak besar.
- Ion K+, Ca2+, Mg2+, PO42-, asam organik dalam jumlah kecil.
- Plasma mengandung protein dalam jumlah besar.
- Cairan interstitial mengandung protein dalam jumlah kecil.
- Mengandung elektrolit dan non-elektrolit (fosfolipid 280 mg%, kolesterol 150 mg
%, lemak netral 125 mg%, glukosa 100 mg%, urea 15 mg%, asam laktat 10 mg%,
kreatinin 1,5 mg%, bilirubin 0,5 mg%, garam empedu sangat sedikit).
2) CIS mengandung:
- Ion Na+ dan Cl- dalam jumlah kecil.
- Hampir tidak mengandung kalsium.
- Ion K+ dan PO42- dalam jumlah besar.
- Ion Mg2+ dan SO42- dalam jumlah cukup besar.
- Mengandung protein dalam jumlah besar (4 kali jumlah di plasma).
2. NILAI-NILAI NORMAL
Nilai normal dalam tubuh
Jenis cairan dan elektrolit
- Potasium [K+] 3.5 5 mEq/L
- Sodium [Na+] 135 145 mEq/L
- Kalsium [Ca2+] 8.5 10.5 mg/dl (4.5 5.8 mEq/L)
- Magnesium [Mg2+] 1.5 2.5 mEq/L
- Fosfat [PO42-] 2.7 4.5 mg/dl
- Klorida [Cl-] 98 106 mEq/L
- Bikarbonat [HCO3] 24 28 mEq/L

3. PENGKAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN


ASAM BASA
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan
pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan asam basa pasien antara lain frekuensi
minum per hari, keadaan turgor kulit dan ada atau tidak support IV line serta jenis dan
dosisnya. Pada keadaan dehidrasi akibat kekurangan cairan, hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
- Turgor kulit buruk.
- Menurunnya output urin
- Menurunnya salivasi dan air mata
- Bingung, iritabilitas
Sedangkan pada pasien yang mengalami kelebihan cairan tubuh dapat terjadi:
- Edema
- Penambahan berat badan, nafas sesak, HR meningkat.

II. BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH: Kebutuhan Eliminasi Urin


1. DEFINISI
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini
sangat bergantung fungsi-fungsi organ eliminasi urin seperti ginjal, ureter, bladder.
Dalam bladder urin ditampung sampai mencapai batas tertentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra.
Fungsi utama ginjal:
a. Mengeluarkan sisa nitrogen, toksin, ion, dan obat-obatan.
b. Mengatur jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh
c. Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-garam serta asam basa.
d. Menghasilkan renin, enzim untuk membantu pengaturan tekanan darah.
e. Menghasilkan hormon eritropoeitin yang menstimulasi pembentukan sel-sel darah
merah di sumsum tulang.
f. Membantu dalam pembentukan vitamin D

2. NILAI-NILAI NORMAL
Pola eliminasi urin normal sangat tergantung pada individu. Biasanya miksi
setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normalnya miksi dalam sehari sekitr 5 kali.
Karakteristik urin normal:
Warna: kuning terang karena adanya pigmen urochrome, namun demikian warna urin
tergantung intake cairan,keadaan dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat dan
kecoklatan, penggunaan obat-obatan tertentu seperti multivitamin dan preparat besi
maka urin akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urin normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil pemecahan urea oleh
bakteri. Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urin.
Jumlah urin yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan, dan status kesehatan.
Pada orang dewasa sekitar 1200 1500 ml per hari atau 150 sampai 600 ml per sekali
miksi.

3. PENGKAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URIN


Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Pola berkemih
b. Gejala dari perubahan berkemih
c. Faktor yang mempengaruhi berkemih
2. Pemeriksaan fisik
a. abdomen, pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder,
pemeriksaan ginjal nyeri tekan, tenderness, bising usus.
b. Genetalia wanita, inflamasi, odul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi
jaringan vagina
c. Genetalia laki-laki, kebersihan, adanya lesi, tenderness, adanya pembesaran
skrotum.
3. Intake dan output cairan
a. kaji intake dan output cairan dalam sehari (24
jam)
b. kebiasaan minum di rumah
c. intake cairan infuse, oral, makanan, NGT
d. kaji perubahan volume urin untuk mengetahui
ketidakseimbangan cairan
e. output urin dari urinal, cateter bag, drainage
ureterostomy
f. karakteristik urin: warna, kejernihan, bau,
kepekatan.
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan urin (urinalisis)
Warna (N: jernih kekuningan)
Penampilan (N: jernih)
Bau (N: beraroma)
pH (N: 4,5 8,0)
Berat jenis (N: 1,005 1,030)
Glukosa (N: negatif)
Keton (N: negatif)
b. Kultur urin (N: kuman patogen negatif)

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan
mekanisme pengaturan.
2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme
pengaturan.
3. Resiko kekurangan volume cairan.
4. Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi antomis

IV. RENCANA KEPERAWATAN


1. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan
mekanisme pengaturan.
NOC: keseimbangan cairan, dengan kriteria hasil:
Tekanan darah dalam batas normal
Nadi perifer dapat teraba
Tidak terdapat hipotensi ortostatik
Keseimbangan intake dan output selama 24 jam
Tidak terdapat suara nafas tambahan
Tidak terdapat mata cekung
Pasien tidak mengalami kebingungan (konfusi)
Tidak terdapat rasa haus yang abnormal
Hidrasi kulit adekuat
Membran mukosa lembab
Elektrolit serum dan hematokrit dalam batas normal
NIC:
a Ukur intake dan output cairan serta timbang berat badan setiap hari.
b Pasang kateter urin, jika ada.
c Monitor status hidrasi (misalnya kelembaban membran mukosa, nadi, dan tekanan
darah ortostatik).
d Monitor hasil laboratorium yang berhubungan dengan retensi cairan
e Monitor TTV
f Pasang IV line, sesuai dengan yang diresepkan.
g Berikan cairan

2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme


pengaturan.
NOC: keseimbangan cairan, dengan kriteria hasil:
Tekanan darah dalam batas normal
Tekanan vena sentral dalam batas normal
Berat badan stabil
Tidak terdapat asites
Tidak terdapat distensi vena jugularis
Tidak terdapat edema perifer
Elektrolit serum dalam batas normal
NIC:
a Ukur intake dan output cairan serta timbang berat badan setiap hari.
b Monitor hasil laboratorium yang berhubungan dengan kelebihan cairan
c Kaji lokasi dan luas edema
d Lakukan pemberian diuretik sesuai resep
e Monitor TTV
f Pasang IV line, sesuai dengan yang diresepkan.
g Pasang kateter urin, jika ada.

3. Resiko kekurangan volume cairan.


NOC: keseimbangan cairan, dengan kriteria hasil:
Tekanan darah dalam batas normal
Nadi perifer dapat teraba
Tidak terdapat hipotensi ortostatik
Keseimbangan intake dan output selama 24 jam
Tidak terdapat suara nafas tambahan
Tidak terdapat mata cekung
Pasien tidak mengalami kebingungan (konfusi)
Tidak terdapat rasa haus yang abnormal
Hidrasi kulit adekuat
Membran mukosa lembab
Elektrolit serum dan hematokrit dalam batas normal
NIC:
a Ukur intake dan output cairan serta timbang berat badan setiap hari.
b Pasang kateter urin, jika ada.
c Monitor status hidrasi (misalnya kelembaban membran mukosa, nadi, dan tekanan
darah ortostatik).
d Pasang IV line, sesuai dengan yang diresepkan.
e Monitor indikasi terjadinya retensi cairan (bunyi nafas crackles, peningkatan CVP,
dan peningkatan osmolalitas urin)

4. Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi antomis


NOC: Urinary elimanation, dengan kriteria hasil:
Pola eliminasi dalam batas normal (dbn)
Bau urin dbn
Jumlah urin dbn
Warna urin dbn
intake dan output cairan 24 jam dbn
NIC:
a. Monitor eliminasi urin termasuk frekuensi, konsistensi, bau, volume jika diperlukan
b. Monitor tanda & gejala adanya retensi urin
c. Ajarkan pasien tanda & gejala infeksi saluran kemih
d. Instruksikan pasien untuk mencatat output urin
e. Ajarkan pada pasien untuk minum 8 gelas sehari
f. Konsultasikan ke dokter jika ada tanda dan gejala infeksi salurn kemih

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Ellis, Janice, Elizabeth A. Noulis. 1994. Nursing Human Need Approach 5th Edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
2. Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
3. Sari, Dina Kartika dkk. 2005. Buku Saku Anak Pediatricia. Yogyakarta: Tosca
Enterprise.
4. Wartonah. T. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatanedisi 3.
Jakarta. Salemba medika
5. Gordon ,M.,et al. 2001. North American Nursing Diagnosis Association.
Philadelpia.
LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT SERTA
ELIMINASI URIN
Bangsal: Cendana 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Pembimbing Akademik: Christantie E, S.Kp

Tugas Mandiri

Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun Oleh:

ARYANTI WARDIYAH

03/165730/KU/10690

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA
2007

Anda mungkin juga menyukai