Halaman Judul
KELAS 3A
Kelompok 6
Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Allah SWT atas segala Rahmat
dan Hidayahnya yang telah diberikan sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Diabetes Mellitus, Gestasional Diabetes Mellitus (GDM).
Laporan Pendahuluan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, serta arahan baik
secara moriil maupun materiil.
Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Apri Nur Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Maternitas
2. Kepada seluruh keluarga besar kelas 3A Akper Notokusumo yang telah
berkontribusi demi tersusunnya makalah ini.
Dari pembuatan Makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran pembaca untuk penyusunan
laporan selanjutnya sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok
2
Daftar Isi
Contents
Halaman Judul....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
KONSEP DASAR...................................................................................................................6
A. Pengertian..............................................................................................................6
B. Etiologi...................................................................................................................6
C. Tanda dan Gejala....................................................................................................8
D. Diagnosis................................................................................................................9
E. Klasifikasi............................................................................................................12
F. Patofisiologi.........................................................................................................13
G. Komplikasi...........................................................................................................14
H. Pathways..............................................................................................................15
I. Penatalaksanaan...................................................................................................16
BAB III...............................................................................................................................21
KONSEP KEPERAWATAN....................................................................................................21
A. Pengkajian............................................................................................................21
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................24
BAB IV..............................................................................................................................31
PENUTUP..........................................................................................................................31
A. Kesimpulan..........................................................................................................31
B. Saran....................................................................................................................31
Daftar Pustaka..................................................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
kelompok kami tertarik untuk mengangkat masalah Ibu Hamil dengan
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus dengan judul Asuhan
Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus dan Gestasional
Diabetes Melitus.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui Tori dan Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui etiologi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala ibu hamil dengan Diabetes Melitus
dan Gestasional Diabetes Melitus
4. Untuk mengetahui Diagnosis ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
5. Untuk mengetahui klasifikasi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
6. Untuk mengetahui Patofisiologi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
7. Untuk mengetahui komplikasi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
8. Untuk mengetahui pathways ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan ibu hamil dengan Diabetes Melitus
dan Gestasional Diabetes Melitus
10. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan ibu
hamil dengan Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
5
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
6
B. Etiologi
7
tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel
(Mitayani, 2009).
8
Gestasional hampir tidak pernah memberikan keluhan, sehingga perlu
dilakukan skrining. Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DM
Gestasional agar dapat dikelola sebaik-baiknya terutama dilakukan pada ibu
dengan faktor risiko. Dengan adanya deteksi dini pada ibu hamil juga dapat
membantu untuk mengetahui pendiagnosaan dan meningkatan kesejahteraan
ibu baik selama kehamilan ataupun sesudah masa kehamilan (Pamolango,
2013).
D. Diagnosis
9
Penilaian risiko untuk GDM harus dilakukan pada kunjungan prenatal
pertama. Wanita dengan karakteristik klinis yang konsisten dengan risiko
tinggi GDM (obesitas ditandai, sejarah pribadi GDM, glik osuria, atau
riwayat keluarga yang kuat diabetes) harus menjalani pengujian secepat
mungkin. Jika mereka ternyata tidak memiliki GDM pada skrining awal,
mereka harus diuji ulang antara minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28.
Perempuan risiko sedang harus memiliki pengujian dilakukan pada minggu
kehamilan ke 24 hingga ke 28.
Jika tingkat glukosa plasma puasa > 126 mg / dl (7,0 mmol / l) atau
glukosa plasma santai> 200 mg / dl (11,1 mmol / l) memenuhi ambang batas
normal untuk diagnosis diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya,
maka tidak perlu untuk lakukan test menentukan kadar glukosa yang lain.
Maka bagi pasien tidak menunjukan sebarang tanda hiperglikemia, evaluasi
untuk GDM pada wanita dengan karakteristik risiko sedang atau risiko tinggi
harus mengikuti salah satu dari dua pendekatan:
a. Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma
sebelumnya atau skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama ini
adalah paling efektif pada pasien berisiko tinggi atau populasi (misalnya,
beberapa kelompok asli-Amerika).
b. Melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur plasma atau serum
glukosa 1 jam setelah beban glukosa 50-g oral (glucos e challenge
test[GCT]) dan melakukan TTGO diagnostik pada subset dari perempuan
yang mempunyai nilai ambang glukosa yang lebih tinggi dari di GCT
tersebut. Ketika dua langkah pendekatan yang digunakan, nilai ambang
glukosa> 140 mg / dl (7,8 mmol / l) mengidentifikasi sekitar 80% wanita
dengan GDM, dan hasil yang meningkat menjadi 90% dengan
menggunakan cutoff dari> 130 mg / dl (7,2 mmol / l).
10
Kriteria Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)
11
E. Klasifikasi
12
c) Kelas C: Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung
selama 10-19 tahun dengan tidak disertai penyakit vaskular
d) Kelas D: Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita
sebelum usia 10 tahun, disertai dengan kelainan pembuluh darah
e) Kelas E: Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah
panggul, termasuk uteri uterusana
f) Kelas F: Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefrotis dan
pielonefritis
F. Patofisiologi
13
tinggi, demikian juga dengan human plasenta laktogen (HPL) yang dihasilkan
oleh plasenta yang mempunyai sifat kerja mirip pada hormon tubuh yang
bersifat diabetogenik. Pembentukan HPL meningkat sesuai dengan umur
kehamilan [ CITATION Mit09 \l 1057 ].
Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini patut diperhitungkan dalam
pengendalian diabetes Mekanisme resistensi insulin pada wanita hamil
normal adalah sangat kompleks. Mekanisme endokrin pada pankreas dan
metabolisme maternal selama kehamilan yakni plasenta mempunyai peranan
yang khas dengan mensintesis dan mensekresi peptida dan hormon steroid
yang menurunkan sensitivitas maternal pada insulin [ CITATION Mit09 \l
1057 ].
Puavilai dkk (dikutip oleh Williams) melaporkan bahwa resistensi
insulin selama kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian
distal yakni post reseptor. Hornes dkk (dikutip oleh Moore) melaporkan
terdapat penurunan respon Gastric Inhibitory Polipeptida (GIP) pada tes
glukosa oral pada kehamilan normal dan DMG. Mereka meyakini bahwa
kerusakan respon GIP ini yang mungkin berperanan menjadi sebab terjadinya
DMG Faktor-faktor di atas dan mungkin berbagai faktor lain menunjukkan
bahwa kehamilan merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan resistensi
terhadap insulin meningkat [ CITATION Mit09 \l 1057 ].
Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi terhadap insulin
dapat diatasi dengan meninggikan kemampuan sekresi insulin oleh sel beta.
Pada sebagian kecil wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak
mencukupi untuk melawan resistensi insulin, dengan demikian terjadilah
intoleransi terhadap glukosa atau DM gestasional. [ CITATION Mit09 \l 1057
]
14
G. Komplikasi
15
H. Pathways
I. Penatalaksanaan
16
a) Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat
badannya bertambah menurun. Penderita GDM dengan berat badan
rata-rata cukup diberi diet yang mengandung 1200-1800 kalori sehari
selama kehamilan. Pemeriksaan urine dan darah berkala dilakukan
untuk mengubah dietnya apabila perlu. Diet dianjurkan ialah
karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr. Garam
perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
Konsumsi makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik secara
teratur. Konsumsi makanan juga diatur, misalnya makan besar sebanyak
tiga kali dan ngemil yang dijadwalkan. Kalori yang dianjurkan
30kcal/BBI sebelum hamil. Pada mereka yang BBI >30kg/m² maka
kalori yang dianjurkan 25 kcal/kg BB. Sedikit konsumsi makanan yang
mengandung lemak, gula, garam, atau minyak. Minum banyak air, dan
minta ahli gizi untuk membuatkan menu makanan khusus untuk ibu
hamil dengan diabetes menunya diatur agar kadar glukosa dalam darah
tidak naik terlalu tinggi.
b) Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga
kesehatannya. Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil
hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.
2. Penatalaksanaan secara khusus
Penatalaksanaan gestasional diabetes mellitus (GDM) menurut
Hutahen (2011) sebagai berikut:
a) Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik.
Pemeriksaan kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian
suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan bagi penderita
penyakit GDM untuk mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa jenis
obat-obat untuk penderita GDM yang dapat dikonsumsi dengan
dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak
17
seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan
efek yang merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbul-
kan cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama paling sukar
dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada timester
kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan
diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering diperlukan
lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.
Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang
telah ditunjukkan untuk mengurangi morbiditas janin ketika
ditambahkan dengan evaluasi Terapi Nutrisi Medis (MNT). Pemilihan
kehamilan untuk terapi insulin dapat didasarkan pada ukuran glikemia
ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik pertumbuhan janin. Ketika
kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan ketika MNT
gagal untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar
glukosa berikut:
1) Glukosa darah puasa seluruh : ≤ 95 mg / dl (5,3 mmol / l)
2) Glukosa plasma puasa : ≤ 105 mg / dl (5,8 mmol / l) atau
3) Glukosa darah postprandial 1-jam keseluruhan : ≤ 140 mg / dl (7,8
mmol / l)
4) Glukosa 1-jam postprandial plasma : ≤ 155 mg / dl (8,6 mmol / l)
atau
5) Glukosa darah postprandial 2-jam keseluruhan: ≤ 120 mg / dl (6,7
mmol / l)
6) Glukosa postprandial plasma 2-jam : ≤ 130 mg / dl (7,2 mmol / l)
Insulin harus digunakan bila insulin yang diresepkan, dan
Pemantauan Glukosa Darah Mandiri Harian (SMBG) harus di bimbing
dan waktu dosis regimen insulin. Penggunaan insulin analog belum cukup
teruji di GDM.
Pengukuran lingkar perut janin awal pada trimester ketiga dapat
mengidentifikasi sebagian besar bayi tanpa risiko kelebihan makrosomia
dengan tidak adanya terapi insulin ibu. Pendekatan ini telah diuji terutama
18
pada kehamilan dengan ibu kadar glukosa serum puasa <105 mg / dl (5,8
mmol / l).
Agen penurun glukosa oral secara umum tidak dianjurkan selama
kehamilan. Namun, dalam satu percobaan klinis yang membandingkan
penggunaan insulin dan glyburide pada wanita dengan GDM menunjukkan
ia tidak mampu memenuhi tujuan glikemik pada MNT. Semua pasien
berada di luar trimester pertama kehamilan di inisiasi terapi. Glyburide
tidak disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan
GDM dan studi lebih lanjut diperlukan dalam populasi pasien yang lebih
besar untuk membuktikan keamanannya.
b) Diuretik
Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan
miskin garam. Jika ini tidak menolong dapat diberikan deuretik.
c) Steroid-steroid seks
Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik.
Komplikasi pada fetus berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen
dan progesteron dalan dosis besar.
d) Penatalaksanaan obstetric
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan
keadaanklinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi
fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan
USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
e) Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
f) Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
g) Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan
cara :
1) Pengukuran tinggi fundus uteri
2) USG serial
19
3) Penilaian menyeluruh janin dengan skor Fungsi Dinamik Janin
Plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
4) Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36
minggu. Adanya makrosomia, Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan
secara seksio sesarea.
5) Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan
pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan
biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
6) Bayi yang dilahirkan dari ibu GDM memerlukan perawatan
khusus.
7) Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin
(bila usia kehamilan < 38 mg).
8) Kehamilan GDM dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia,
kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan
monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu.
Penderita GDM dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
9) Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi
dinamik janin-plasenta (FDJP).
h) Persalinan dilakukan:
1) Pertahankan sampai aterm dan spontan.
2) Induksi persalinan pada minggu 37-38.
3) Primer seksio sesarea.
i) Penanganan bayi dengan GDM:
1) Disamakan dengan bayi prematur.
2) Observasi kemungkinan hipoglisemia.
3) Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan pengawasan
ahli neonatologi.
20
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu menderita GDM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi GDM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan GDM mengeluh Mual, muntah,
penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita GDM
5. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulai hamil
c) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah
ada abortus, retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada
riwayat Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena
kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age, Riwayat kematian
janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali congenital, Aborsi
spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih dari 4000
gram.
d) Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau
mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.
21
e) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri,
kontraksi, dan adanya infeksi.
f) Riwayat Kehamilan sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
g) Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi
secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah
dan perawatan yang diberikan.
h) Pola Aktivitas Sehari-hari
1) Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan GDM biasanya mengeluh sering
lapar dan haus.
2) Pola eliminasi
BAK : pasien dengan GDM memiliki gejala yaitu poliuri atau
sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
3) Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
4) Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan
kelelahan yang berlebihan.
5) Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat
menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala,
berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan
kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan
22
jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet
ibu.
6) Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa
merasa lemah dan letih
(b) TD : ibu dengan GDM perlu diobservasi tekanan darahnya
karena komplikasi dari ibu dengan GDM adalah preeklamsia
dan eklamsia.
(c) Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan
cepat.
(d) Respirasi : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik
ketoasidosis biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
(e) Suhu : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab
pada kondisi hipoglikemi.
(f) Berat badan : ibu dengan GDM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil
yang berlebih.
(g) Kepala dan rambut : Tidak gangguan
(h) Wajah : Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat
pucat.
(i) Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh
pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi
pasien akan mengeluh pandangan redup.
(j) Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan
dangkal, napas bau keton.
(k) Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
(l) Telinga : Tidak ada gangguan.
(m) Leher : Tidak ada gangguan.
(n) Dada dan payudara
(1) Dada : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat
dan dangkal, napas bau keton.
23
(2) Sirkulasi jantung : Perlu dikaji peningkatan tekanan darah
dan nadi pasien.
(3) Payudara : Pada umumnya tidak gangguan.
(o) Ekstremitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit
pasien lembab.
B. Diagnosa Keperawatan
24
C. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Kekurangan volume Keseimbangan Cairan (0601) Manajemen Elektrolit/cairan1.
cairan tubuh 1.1. TTV dalam batas normal (2000) 2.
berhubungan dengan 2. 2. BB stabil 1. 1. Pantau TTV 3. 1.Hypovolemia dapat
kehilangan cairan aktif3.3. Turgor kulit baik dimanifestasikan oleh hipotensi
4. 4. Pasien mengatakan tidak dan takikardia
pusing 2. 2. Monitor hemodinamik 4. 2. Untuk mengetahui keadaan
3. umum pasien
5. 5. Pasien tidak dehidrasi
4. 3. Pantau masukan dan keluaran, 3. Untuk memberikan perkiraan
5.
catat berat jenis urine kebutuhan akan cairan pengganti,
fungsi ginjal, dan keefektifan dari
terapi yang diberikan
6. 4. Merupakan indikator dari
5. 4. Kaji nadi perifer, turgor kulit,
tingkat dehidrasi, atau volume
dan membran mukosa
sirkulasi yang adekuat
6. 7. 5. Tipe dan jumlah dari cairan
7. 5. Berikan terapi cairan sesuai tergantung pada derajat
indikasi. kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.
8. 6. Edukasi pasien dan keluarga8. 6. Supaya pasien paham mengenai
pasien mengenai alasan tindakan yang di lakukan
pembatasan cairan atau
penambahan cairan 9. 7. Untuk terapi lebih lanjut
9. 7. Kolaborasi dengan dokter kepada pasien
untuk pemberian terapi obat
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Keletihan berhubungan Tingkat Kelelahan (0007) Manajemen Energi (0590) 1.
dengan kelesuan 1. 1. Mengungkapkan peningkatan1. 1. Monitor intake/asupan2. 1. Nutrisi mempengaruhi
fisiologis: kehamilan tingkat energi. nutrisi untuk mengetahui kekuatan energi pasien
2. 2. Menunjukkan perbaikan sumber energi yang adekuat 3.
kemampuan untuk berpartisipasi2. 2. Kaji status fisiologi pasien4. 2. Kegiatan fisiologi yang
dalam aktivitas yang diinginkan. yang menyebabkan kelelahan berlebihan menyebabkan
sesuai kondisinya keletihan
3. 5.
4. 3. Berikan aktivitas alternatif6. 3. Mencegah kelelahan yang
dengan periode istirahat yang berlebihan
cukup. 7.
5. 4. Tingkatkan partisipasi8. 4. Mencegah kelelahan yang
berlebihan
pasien dalam melakukan
9.
aktivitas sehari-hari sesuai
toleransi.
5.Untuk terapi lebih lanjut
6. 5. Kolaborasi dengan dokter kepada pasien
untuk terapi untuk lebih lanjut
26
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3. Resiko Kadar Keparahan Manajemen hiperglikemia 1.
ketidakseimbangan Hiperglikemia (2111) (2120) 2.
kadar gula darah
1. 1. Penerimaan : kondisi
1. 1. memantau kadar glukosa 3. 1. Untuk mengetahui kondisi
berhubungan dengan kesehatan dalam darah glukosa dalam darah apakah
kehamilan 2. 2. Kepatuhan Perilaku : diet mengalami peningkatan /
sehat penurunan
3. 3. Dapat mengontrol kadar 4.
glukosa darah 2. 2. pantau tanda-tanda
5. 2.Poliuria, polidipsia, dan
4. 4. Dapat mengontrol stres hiperglikemia : poliuria, polifagia dapat menyebabkan
5. 5. Dapat memanajemen dan polidipsia, polifagia, kelesuan tingkat kelesuan berlebih pada
mencegah penyakit semakin tubuh klien karena pengontrolan
parah fungsi tubuh yang tidak sesuai
6. 6. Tingkat pemahaman untuk dan 6.
pencegahan komplikasi 3. 3. mengintruksikan pasien dan 7. 3.Agar dapat memanajemen
7. 7. Dapat meningkatkan istirahat keluarga terhadap pencegahan, diabetes yang dialami oleh klien
pengenalan manajemen, dan dan mengetahui cara penanganan
hiperglikemia terhadap hiperglikemia
4. 8.
5. 4. konsultasi dengan dokter jika 9. 4.Agar dapat mengantisipasi dan
tanda dan gejala hiperglikemia menghambat keparahan yang
memburuk diakibatkan oleh hiperglikemia
27
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4. Ketidakseimbangan Status Nutrisi (1004) Manajemen Nutrisi (1100) 1.
Nutrisi: Kurang Dari1. 1. Nutrisi ibu akan meningkat 1. Kaji masukan kalori dan2. 1. Membantu dalam mengevaluasi
Kebutuhan Tubuh pada masa prenatal atau yang pola makan dalam 24 jam pemahaman ibu tentang diit dan
berhubungan dengan tepat berat badan sebelum pentingnya mentaai aturan diit
Ketidakmampuan kehamilan 3.
Untuk Mengasorbsi2. 2. Ibu akan mempertahankan 2. Lakukan peninjauan ulang4. 2. Makan sedikit tapi sering
Nutrien glukosa darah puasa antara 60- pentingnya makan teratur menghindari hiperglikemia
100 mg/dl 1 jam pra partum bila menggukan insulin postprandial dan ketosis
tidak lebih 140 mg/dl puasa/kelaparan
3. 3. Ibu akan sering mengungkap- 3. Bila terjadi hipoglikemi5. 3. Mual dan muntah dapat
kan pemahaman tentang aturan simtomatik, atasi dengan mengakibatkan defisiensi
individu dan kebutuhan segelas susu sebanyak 8 oz karbohidrat yang dapat
pemantauan dini dan ulangi tiap 15 menit bila menimbulkan metabolisme lemak
kadar serum tetap di bawah dan terjadi ketosis
70 mg/dl
28
untuk menentukan dosis, protein mempertahankan
jadwal, dan tipe insulin normoglikemia lebih lama dan
membantu mempertahankan
stabilitas glukosa sepanjang hari.
29
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
5. Resiko gangguan ibu Status Maternal: Perawatan kehamilan resiko1.
dan janin berhubungan Antepartum (2509) tinggi (6800) 2.
dengan gangguan1. 1. TTV dalam batas normal 1. 1. Kaji kondisi medis aktual yang3. 1. Untuk mengetahui kondisi
metabolisme glukosa:2. 2. Glukosa darah dalam batas berhubungan dengan kondisi kehamilan ibu beresiko atau tidak
diabetes melitus normal kehamilan yang buruk
3. 3. Tidak terjadi peningkatan2. 2. Kaji riwayat kehamilan dan4. 2. Biasanya riwayat kehamilan
berat badan secara lebih kelahiran yang berhubungan yang dulu pernah terjadi akan
4. 4. Tidak terjadi nyeri dengan faktor resiko kehamilan berulang terjadi kembali pada
kehamilan yang berikutnya
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan ilmu penyakit
diabete melitus maupun gestasional diabetes melitus serta dapat
mengetahui asuhan keperawatan dan menerapkannya.
2. Bagi pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
pengembangan keilmuan keperawatan, dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus dan gestasional diabetes
melitus.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat diharapkan mampu mengetahui mengenai pencegahan
diabetes melitus dan gestasional diabetes melitus, dengan menjaga pola
kehidupan dan pola makan yang baik.
Daftar Pustaka
Hutahen, S., 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Indriyani, Diyan. 2013. Keperawatan Maternitas pada Area Perawatan
Antenata.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Isngadi dkk. 2015. Pengaruh Diabetes Mellitus Gestasional Terhadap Sirkulasi
Uteroplasenta. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Vol 7, No 1
Maryunani, A., 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Mitayani, S., 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Pamolango, M.A., Wantouw, B., Sambeka, J. 2013. Hubungan Riwayat Diabetes
Mellitus pada Keluarga dengan Kejadian Diabetes Mellitus Gestasional
pada Ibu Hamil di PKM Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
keperawatan (e-Kp) Vol 1(1)
Putri dkk. 2018. Description of Pregnant Women Condition with Diabetes
Mellitus in RSD dr. Soebandi Jember on 2013-2017. e-Jurnal: Pustaka
Kesehatan, Vol.6(1) hal. 51
Rahmawati, Fuji dkk. 2016. Skrining Diabetes Millitus Gestasional dan Faktor
resiko yang mempengaruhinya. Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 3(2)
Sedigheh, S., Mogibian, M., Saghand, S.R, et al. 2010. Incidence of Gestational
Diabetes Mellitus in Pregnant Women. Iranian Journal of Reproductive
Medicine, Vol.8(1) Hal: 24-28
Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita.Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta
Sugianto, D., 2016. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG.
Tarigan, P., 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: FKUI.
Tjokronegoro, A., 2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
FKUI
32