Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELLITUS


DAN GESTASIONAL DIABETES MELLITUS (GDM)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Mata Ajar: Apri Nur Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Halaman Judul
KELAS 3A
Kelompok 6

Annisa Hidayatun 2820172998


Nur Dewi Damayanti 2820173028
Siti Mahmudah 2820173036

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Allah SWT atas segala Rahmat
dan Hidayahnya yang telah diberikan sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Diabetes Mellitus, Gestasional Diabetes Mellitus (GDM).
Laporan Pendahuluan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, serta arahan baik
secara moriil maupun materiil.
Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Apri Nur Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Maternitas
2. Kepada seluruh keluarga besar kelas 3A Akper Notokusumo yang telah
berkontribusi demi tersusunnya makalah ini.
Dari pembuatan Makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran pembaca untuk penyusunan
laporan selanjutnya sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Yogyakarta, September 2019

Kelompok

2
Daftar Isi
Contents

Halaman Judul....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
KONSEP DASAR...................................................................................................................6
A. Pengertian..............................................................................................................6
B. Etiologi...................................................................................................................6
C. Tanda dan Gejala....................................................................................................8
D. Diagnosis................................................................................................................9
E. Klasifikasi............................................................................................................12
F. Patofisiologi.........................................................................................................13
G. Komplikasi...........................................................................................................14
H. Pathways..............................................................................................................15
I. Penatalaksanaan...................................................................................................16
BAB III...............................................................................................................................21
KONSEP KEPERAWATAN....................................................................................................21
A. Pengkajian............................................................................................................21
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................24
BAB IV..............................................................................................................................31
PENUTUP..........................................................................................................................31
A. Kesimpulan..........................................................................................................31
B. Saran....................................................................................................................31
Daftar Pustaka..................................................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan normal dan sehat adalah kehamilan dimana kondisi ibu


dan janin berjalan dengan baik tanpa keluhan-keluhan yang mengganggu
aktivitas dan pertumbuhan janin. Jadi, ada dua penilaian yang menentukan
kehamilan sehat yaitu kondisi ibu dan pertumbuhan janin (Indriyani, 2013)
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai
outcome yang buruk apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang
dilakukan pada kasus normal. Penyebab kehamilan resiko tinggi antara lain
adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan produksi,
rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah (Hutahen,
2011). Beberapa faktor yang menempatkan kehamilan pada risiko tinggi
antara lain kemiskinan, nutrisi yang tidak adekuat, infeksi, penyakit menular
seksual (PMS), kondisi medis, dan juga penyakit komplikasi seperti Diabetes
Melitus, dan Gestasional Diabetes Melius pada ibu hamil (Sugiyanto, 2016).
Menurut beberapa penelitian epidemiologi prevalensi diabetes di
Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3 kecuali Manado yang cenderung lebih
tinggi yaitu 6,1% [ CITATION Sha12 \l 1057 ]. Diabetes melitus dalam
kehamilan (diabetes melitus gestasional) terjadi sekitar 4% dari semua
kehamilan di Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris. Prevalensi diabetes
melitus gestasional di Eropa sebesar 2-6%. Prevalensi prediabetes di
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 10% sedangkan prevalensi diabetes
melitus gestasional di Indonesia sebesar 1,9% -3,6% pada kehamilan
umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes melitus,
prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1% [ CITATION Mar10 \l 1057 ].
Ibu hamil dengan DM akan memiliki dampak yang tidak baik pada
ibu maupun janin, sehingga penanganan yang tepat perlu dilakukan. Sebagai
perawat harus mampu mengedukasi pola hidup sehat pada ibu agar dapat
menghindari atau mengetahui penanganan GDM. Berdasarkan uraian di atas,

4
kelompok kami tertarik untuk mengangkat masalah Ibu Hamil dengan
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus dengan judul Asuhan
Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus dan Gestasional
Diabetes Melitus.

B. Tujuan

Tujuan Umum
Mengetahui Tori dan Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan
Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui etiologi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala ibu hamil dengan Diabetes Melitus
dan Gestasional Diabetes Melitus
4. Untuk mengetahui Diagnosis ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
5. Untuk mengetahui klasifikasi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
6. Untuk mengetahui Patofisiologi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
7. Untuk mengetahui komplikasi ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
8. Untuk mengetahui pathways ibu hamil dengan Diabetes Melitus dan
Gestasional Diabetes Melitus
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan ibu hamil dengan Diabetes Melitus
dan Gestasional Diabetes Melitus
10. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan ibu
hamil dengan Diabetes Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus

5
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian

Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) adalah gangguan toleransi


glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Diabetes
mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbonhidrat ringan (toleransi
glukosa terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat
kehamilan berlangsung. Definisi ini mencangkup pasien yang sudah
mengidap Diabetes Mellitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat
kehamilan ini dan yang benar-benar menderita Diabetes Mellitus akibat hamil
(Indriyani, 2013).
Diabetes Mellitus Kehamilan atau Gestasional Diabetes Mellitus
(GDM) adalah intoleransi glukosa yang terjadi pertama kali ditemukan saat
hamil dan lazimnya hilang setelah persalinan. Biasanya, diabetes gastasional
muncul pada trimester kedua kehamilan karena perubahan dalam hormon ibu.
Penyakit diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cirri
insufisiensi atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula
darah tinggi dan berkurangnya glikogenesis (Indriyani, 2013).
Diabetes mellitus pada kehamilan (Gestational diabetes
mellitus/GDM) adalah intoleransi glukosa yang ditemukan pertama kali pada
masa kehamilan dan sering menimbulkan komplikasi pada ibu yang
mengandung maupun janin yang dikandung. Beberapa organ pada GDM
mengalami perubahan struktur dan perubahan fungsi termasuk disfungsi
endothel mikrosirkulasi dan makrosirkulasi fetoplasenta (Isngadi, 2015).

6
B. Etiologi

Menurut Putri (2018) pada penelitiannya Description of Pregnant


Women Condition with Diabetes Mellitus in RSD dr. Soebandi Jember on
2013-2017, Ibu hamil dengan riwayat DM lebih beresiko hamil dengan DM.
Sebagian besar usia ibu termasuk risiko tinggi yaitu <20 tahun atau >35
tahun, berpendidikan dasar/ rendah, bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Kondisi ibu hamil yang tidak berpengaruh terhadap kejadian ibu hamil
dengan diabetes mellitus adalah paritas dan riwayat keguguran.
Kondisi ibu hamil yang berpengaruh terhadap kejadian ibu hamil
dengan diabetes mellitus adalah:
a. Genetik/ riwayat keluarga DM
Diebetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak.
Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
menderita diabtes mellitus. Pewarisan gen ini dapat dampai ke susunya
bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil (Indriyani, 2013).
b. Obat- obatan
Bahan- bahan kimia dapat mengatasi pankreas yang menyebabkan
radang pangkreas, radang pada pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon- hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin
(Indriyani, 2013).
c. Ibu hamil dengan BMI overweight
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sehingga
penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin
hipertropi pada gilirannya akan kelelahan dan “ jebol” sehingga insulin
menjadi kurang prodeksinya dan terjadinya DM (Indriyani, 2013).
Etiologi dari penyakit diabetes melitus gestasional (GDM) yang
terjadi selama kehamilan dapat disebabkan karena intoleransi karbohidrat
dengan tingkat keparahan bervariasi dan pertama kali diketahui saat
kehamilan. Ini terjadi karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh

7
tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel
(Mitayani, 2009).

C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional menurut Sugiyanto


(2016), sangatlah mirip dengan penderita diabetes melitus pada umumnya,
yaitu :
1. Poliuria (banyak kencing)
2. Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
3. Pusing, mual dan muntah
4. Obesitas, Tinggi Fundus Uteri (TFU) > normal
5. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
6. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
7. Glikosuria (ekskresi glikosa ke dalam urin)
8. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
9. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
10. Gula darah puasa > 126 mg/dl
Gejala klasik diabetes yaitu adanya rasa haus yang berlebihan, sering
berkemih terutama malam hari, banyak makan, serta berat badan yang
menurun secara cepat, selain itu kadang merasa lemah, kesemutan pada jari
tangan dan kaki, cepat merasa lapar, gatal, penglihatan kabur, gairah seks
menurun, gangguan ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita, luka sulit
untuk sembuh, serta pada ibu-ibu ditemukan adanya riwayat melahirkan bayi
diatas 4 kg [ CITATION DrS16 \l 1057 ].
Kehamilan sendiri merupakan stres bagi metabolisme karbohidrat ibu.
Pada kehamilan terjadi peningkatan produksi hormon- hormon antagonis
insulin, antara lain: progesteron, estrogen, human placenta lactogen, dan
kortisol. Peningkatan hormon-hormon tersebut menyebabkan terjadinya
resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah. Wanita dengan DM

8
Gestasional hampir tidak pernah memberikan keluhan, sehingga perlu
dilakukan skrining. Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DM
Gestasional agar dapat dikelola sebaik-baiknya terutama dilakukan pada ibu
dengan faktor risiko. Dengan adanya deteksi dini pada ibu hamil juga dapat
membantu untuk mengetahui pendiagnosaan dan meningkatan kesejahteraan
ibu baik selama kehamilan ataupun sesudah masa kehamilan (Pamolango,
2013).

D. Diagnosis

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa


darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Diagnosis DM dapat
ditegakkan melalui cara Tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Tes Toleransi glukosa oral (TTGO) yang paling umum digunakan
untuk mendiagnosis GDM di Amerika Serikat adalah TTGO, 3-jam-g 100.
Menurut kriteria diagnostik yang direkomendasikan oleh American Diabetes
Association (ADA), GDM didiagnosa jika kadar plasma dua atau lebih
glukosa memenuhi atau melebihi ambang batas berikut: konsentrasi glukosa
puasa 95 mg / dl, kadarglukosa 1-jam 180 mg / dl , 2-jam glukosa konsentrasi
155 mg / dl, atau 3 jam konsentrasi glukosa 140 mg / dl. Tetapi nilai-nilai ini
lebih rendah daripada batas yang direkomendasikan oleh National Diabetes
Data Group dan didasarkan pada Carpenter dan modifikasi Coustan.
Rekomendasi ADA juga mencakup penggunaan-g OGTT-jam 75 2 dengan
batas glukosa yang sama terdaftar untuk berpuasa, 1-jam, dan jam nilai 2.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kriteria diagnostik, yang
digunakan hanya di negara di luar Amerika Utara, didasarkan pada TTGO 75-
g 2-jam. GDM didiagnosa oleh WHO kriteria jika baik glukosa puasa> 126
mg / dl atau glukosa 2 jam adalah> 140 mg / dl.

9
Penilaian risiko untuk GDM harus dilakukan pada kunjungan prenatal
pertama. Wanita dengan karakteristik klinis yang konsisten dengan risiko
tinggi GDM (obesitas ditandai, sejarah pribadi GDM, glik osuria, atau
riwayat keluarga yang kuat diabetes) harus menjalani pengujian secepat
mungkin. Jika mereka ternyata tidak memiliki GDM pada skrining awal,
mereka harus diuji ulang antara minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28.
Perempuan risiko sedang harus memiliki pengujian dilakukan pada minggu
kehamilan ke 24 hingga ke 28.
Jika tingkat glukosa plasma puasa > 126 mg / dl (7,0 mmol / l) atau
glukosa plasma santai> 200 mg / dl (11,1 mmol / l) memenuhi ambang batas
normal untuk diagnosis diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya,
maka tidak perlu untuk lakukan test menentukan kadar glukosa yang lain.
Maka bagi pasien tidak menunjukan sebarang tanda hiperglikemia, evaluasi
untuk GDM pada wanita dengan karakteristik risiko sedang atau risiko tinggi
harus mengikuti salah satu dari dua pendekatan:
a. Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma
sebelumnya atau skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama ini
adalah paling efektif pada pasien berisiko tinggi atau populasi (misalnya,
beberapa kelompok asli-Amerika).
b. Melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur plasma atau serum
glukosa 1 jam setelah beban glukosa 50-g oral (glucos e challenge
test[GCT]) dan melakukan TTGO diagnostik pada subset dari perempuan
yang mempunyai nilai ambang glukosa yang lebih tinggi dari di GCT
tersebut. Ketika dua langkah pendekatan yang digunakan, nilai ambang
glukosa> 140 mg / dl (7,8 mmol / l) mengidentifikasi sekitar 80% wanita
dengan GDM, dan hasil yang meningkat menjadi 90% dengan
menggunakan cutoff dari> 130 mg / dl (7,2 mmol / l).

10
Kriteria Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)

11
E. Klasifikasi

1. Klasifikasi Diabetes Melitus


Berikut klasifikasi diabetes menurut Tarigan (2011) sebagai berikut:
a) DM tipe 1
Kerusakan fungsi sel beta di pankreas Autoimun, idiopatik
b) DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya daya kerja insulin atau
keduanya.
c) DM tipe lain:
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,obat, infeksi, antibodi,
sindroma penyakit lain.
1) DM pada masa kehamilan = Gestasional
2) Diabetes Militus Gestasional pada kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
(a) Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
(b) Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
2. Klasifikasi Gestasional Diabetes Melitus
Ada beberapa macam klasifikasi yaitu sebagai berikut:
a) Kelas A: Diabetes Kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau
diabetes kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan,
tetapi terjadi peningkatan kadar glukosa 1 atau 2 jam.ibu tidak
memerlukan insulin, cukup diobati dengan pengatur diet
b) Kelas B: Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung
selama 10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah

12
c) Kelas C: Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung
selama 10-19 tahun dengan tidak disertai penyakit vaskular
d) Kelas D: Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita
sebelum usia 10 tahun, disertai dengan kelainan pembuluh darah
e) Kelas E: Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah
panggul, termasuk uteri uterusana
f) Kelas F: Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefrotis dan
pielonefritis

F. Patofisiologi

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan KH


yang menunjang pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk
menyusui. Glukosa dapar berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin
sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin [ CITATION Mit09 \l 1057 ].
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin. Akibat
lambatnya reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama
dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut
tekanan deabetogenik dalam kehamilan [ CITATION Mit09 \l 1057 ].
Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah
dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi
masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin
sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau
diabetes kehamilan. Resistensi insulin juga disebabkan adanya hormon
estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen [ CITATION
Mit09 \l 1057 ].
Kadar kortisol plasma wanita hamil meningkat dan mencapai 3 kali
dari keadaan normal hal ini mengakibatkan kebutuhan insulin menjadi lebih

13
tinggi, demikian juga dengan human plasenta laktogen (HPL) yang dihasilkan
oleh plasenta yang mempunyai sifat kerja mirip pada hormon tubuh yang
bersifat diabetogenik. Pembentukan HPL meningkat sesuai dengan umur
kehamilan [ CITATION Mit09 \l 1057 ].
Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini patut diperhitungkan dalam
pengendalian diabetes Mekanisme resistensi insulin pada wanita hamil
normal adalah sangat kompleks. Mekanisme endokrin pada pankreas dan
metabolisme maternal selama kehamilan yakni plasenta mempunyai peranan
yang khas dengan mensintesis dan mensekresi peptida dan hormon steroid
yang menurunkan sensitivitas maternal pada insulin [ CITATION Mit09 \l
1057 ].
Puavilai dkk (dikutip oleh Williams) melaporkan bahwa resistensi
insulin selama kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian
distal yakni post reseptor. Hornes dkk (dikutip oleh Moore) melaporkan
terdapat penurunan respon Gastric Inhibitory Polipeptida (GIP) pada tes
glukosa oral pada kehamilan normal dan DMG. Mereka meyakini bahwa
kerusakan respon GIP ini yang mungkin berperanan menjadi sebab terjadinya
DMG Faktor-faktor di atas dan mungkin berbagai faktor lain menunjukkan
bahwa kehamilan merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan resistensi
terhadap insulin meningkat [ CITATION Mit09 \l 1057 ].
Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi terhadap insulin
dapat diatasi dengan meninggikan kemampuan sekresi insulin oleh sel beta.
Pada sebagian kecil wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak
mencukupi untuk melawan resistensi insulin, dengan demikian terjadilah
intoleransi terhadap glukosa atau DM gestasional. [ CITATION Mit09 \l 1057
]

14
G. Komplikasi

Menurut Mitayani (2009), Penyakit diabetes yang terjadi selama


kehamilan dapat disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan
oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel
yang dapat mengakibatkan dampak pada Ibu maupun janin sebagai berikut:
1. Pada Ibu, menurut Sedigheh (2010):
a. Preeklamsia
b. Eklampsia
c. Polihidramnion
d. Kelahiran operatif
2. Pada Bayi, menurut Rahmawati (2016):
a. Bayi beresiko mengalami glikokemia
b. hipoglikemia
c. Makrosomia janin
d. Ikterus
e. Polisitema

15
H. Pathways

I. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan secara umum


Menurut [ CITATION Tjo12 \l 1057 ] penanganan pada penderita GDM
meliputi:

16
a) Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat
badannya bertambah menurun. Penderita GDM dengan berat badan
rata-rata cukup diberi diet yang mengandung 1200-1800 kalori sehari
selama kehamilan. Pemeriksaan urine dan darah berkala dilakukan
untuk mengubah dietnya apabila perlu. Diet dianjurkan ialah
karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr. Garam
perlu dibatasi untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
Konsumsi makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik secara
teratur. Konsumsi makanan juga diatur, misalnya makan besar sebanyak
tiga kali dan ngemil yang dijadwalkan. Kalori yang dianjurkan
30kcal/BBI sebelum hamil. Pada mereka yang BBI >30kg/m² maka
kalori yang dianjurkan 25 kcal/kg BB. Sedikit konsumsi makanan yang
mengandung lemak, gula, garam, atau minyak. Minum banyak air, dan
minta ahli gizi untuk membuatkan menu makanan khusus untuk ibu
hamil dengan diabetes menunya diatur agar kadar glukosa dalam darah
tidak naik terlalu tinggi.
b) Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga
kesehatannya. Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil
hanya untuk menurunkan gula dalam darahnya.
2. Penatalaksanaan secara khusus
Penatalaksanaan gestasional diabetes mellitus (GDM) menurut
Hutahen (2011) sebagai berikut:
a) Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik.
Pemeriksaan kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian
suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan bagi penderita
penyakit GDM untuk mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa jenis
obat-obat untuk penderita GDM yang dapat dikonsumsi dengan
dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak

17
seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan
efek yang merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbul-
kan cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama paling sukar
dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada timester
kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan
diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering diperlukan
lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.
Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang
telah ditunjukkan untuk mengurangi morbiditas janin ketika
ditambahkan dengan evaluasi Terapi Nutrisi Medis (MNT). Pemilihan
kehamilan untuk terapi insulin dapat didasarkan pada ukuran glikemia
ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik pertumbuhan janin. Ketika
kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan ketika MNT
gagal untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar
glukosa berikut:
1) Glukosa darah puasa seluruh : ≤ 95 mg / dl (5,3 mmol / l)
2) Glukosa plasma puasa : ≤ 105 mg / dl (5,8 mmol / l) atau
3) Glukosa darah postprandial 1-jam keseluruhan : ≤ 140 mg / dl (7,8
mmol / l)
4) Glukosa 1-jam postprandial plasma : ≤ 155 mg / dl (8,6 mmol / l)
atau
5) Glukosa darah postprandial 2-jam keseluruhan: ≤ 120 mg / dl (6,7
mmol / l)
6) Glukosa postprandial plasma 2-jam : ≤ 130 mg / dl (7,2 mmol / l)
Insulin harus digunakan bila insulin yang diresepkan, dan
Pemantauan Glukosa Darah Mandiri Harian (SMBG) harus di bimbing
dan waktu dosis regimen insulin. Penggunaan insulin analog belum cukup
teruji di GDM.
Pengukuran lingkar perut janin awal pada trimester ketiga dapat
mengidentifikasi sebagian besar bayi tanpa risiko kelebihan makrosomia
dengan tidak adanya terapi insulin ibu. Pendekatan ini telah diuji terutama

18
pada kehamilan dengan ibu kadar glukosa serum puasa <105 mg / dl (5,8
mmol / l).
Agen penurun glukosa oral secara umum tidak dianjurkan selama
kehamilan. Namun, dalam satu percobaan klinis yang membandingkan
penggunaan insulin dan glyburide pada wanita dengan GDM menunjukkan
ia tidak mampu memenuhi tujuan glikemik pada MNT. Semua pasien
berada di luar trimester pertama kehamilan di inisiasi terapi. Glyburide
tidak disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan
GDM dan studi lebih lanjut diperlukan dalam populasi pasien yang lebih
besar untuk membuktikan keamanannya.
b) Diuretik
Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan
miskin garam. Jika ini tidak menolong dapat diberikan deuretik.
c) Steroid-steroid seks
Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik.
Komplikasi pada fetus berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen
dan progesteron dalan dosis besar.
d) Penatalaksanaan obstetric
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan
keadaanklinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi
fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan
USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
e) Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
f) Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.

g) Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan
cara :
1) Pengukuran tinggi fundus uteri
2) USG serial

19
3) Penilaian menyeluruh janin dengan skor Fungsi Dinamik Janin
Plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
4) Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36
minggu. Adanya makrosomia, Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan
secara seksio sesarea.
5) Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan
pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan
biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
6) Bayi yang dilahirkan dari ibu GDM memerlukan perawatan
khusus.
7) Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin
(bila usia kehamilan < 38 mg).
8) Kehamilan GDM dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia,
kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan
monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu.
Penderita GDM dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
9) Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi
dinamik janin-plasenta (FDJP).
h) Persalinan dilakukan:
1) Pertahankan sampai aterm dan spontan.
2) Induksi persalinan pada minggu 37-38.
3) Primer seksio sesarea.
i) Penanganan bayi dengan GDM:
1) Disamakan dengan bayi prematur.
2) Observasi kemungkinan hipoglisemia.
3) Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan pengawasan
ahli neonatologi.

20
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu menderita GDM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi GDM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan GDM mengeluh Mual, muntah,
penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita GDM
5. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulai hamil
c) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah
ada abortus, retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada
riwayat Diabetes mellitus gestasional, Hipertensi karena
kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional age, Riwayat kematian
janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali congenital, Aborsi
spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi lebih dari 4000
gram.
d) Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau
mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.

21
e) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri,
kontraksi, dan adanya infeksi.
f) Riwayat Kehamilan sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
g) Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi
secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah
dan perawatan yang diberikan.
h) Pola Aktivitas Sehari-hari
1) Pola nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan GDM biasanya mengeluh sering
lapar dan haus.
2) Pola eliminasi
BAK : pasien dengan GDM memiliki gejala yaitu poliuri atau
sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
3) Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
4) Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan
kelelahan yang berlebihan.
5) Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat
menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala,
berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan
kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad cedera dan

22
jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet
ibu.
6) Pemeriksaan Fisik
(a) Keadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa
merasa lemah dan letih
(b) TD : ibu dengan GDM perlu diobservasi tekanan darahnya
karena komplikasi dari ibu dengan GDM adalah preeklamsia
dan eklamsia.
(c) Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan
cepat.
(d) Respirasi : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik
ketoasidosis biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
(e) Suhu : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab
pada kondisi hipoglikemi.
(f) Berat badan : ibu dengan GDM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil
yang berlebih.
(g) Kepala dan rambut : Tidak gangguan
(h) Wajah : Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat
pucat.
(i) Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh
pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi
pasien akan mengeluh pandangan redup.
(j) Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan
dangkal, napas bau keton.
(k) Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
(l) Telinga : Tidak ada gangguan.
(m) Leher : Tidak ada gangguan.
(n) Dada dan payudara
(1) Dada : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat
dan dangkal, napas bau keton.

23
(2) Sirkulasi jantung : Perlu dikaji peningkatan tekanan darah
dan nadi pasien.
(3) Payudara : Pada umumnya tidak gangguan.
(o) Ekstremitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit
pasien lembab.

B. Diagnosa Keperawatan

Berikut ini diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan Diabetes


Melitus dan Gestasional Diabetes Melitus menurut Mitayani (2009):
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis: kehamilan
3. Resiko ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan
kehamilan
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan Ketidakmampuan Untuk Mengabsorbsi Nutrisi
5. Resiko gangguan ibu dan janin berhubungan dengan gangguan
metabolisme glukosa: diabetes melitus

24
C. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Kekurangan volume Keseimbangan Cairan (0601) Manajemen Elektrolit/cairan1.
cairan tubuh 1.1. TTV dalam batas normal (2000) 2.
berhubungan dengan 2. 2. BB stabil 1. 1. Pantau TTV 3. 1.Hypovolemia dapat
kehilangan cairan aktif3.3. Turgor kulit baik dimanifestasikan oleh hipotensi
4. 4. Pasien mengatakan tidak dan takikardia
pusing 2. 2. Monitor hemodinamik 4. 2. Untuk mengetahui keadaan
3. umum pasien
5. 5. Pasien tidak dehidrasi
4. 3. Pantau masukan dan keluaran, 3. Untuk memberikan perkiraan
5.
catat berat jenis urine kebutuhan akan cairan pengganti,
fungsi ginjal, dan keefektifan dari
terapi yang diberikan
6. 4. Merupakan indikator dari
5. 4. Kaji nadi perifer, turgor kulit,
tingkat dehidrasi, atau volume
dan membran mukosa
sirkulasi yang adekuat
6. 7. 5. Tipe dan jumlah dari cairan
7. 5. Berikan terapi cairan sesuai tergantung pada derajat
indikasi. kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.
8. 6. Edukasi pasien dan keluarga8. 6. Supaya pasien paham mengenai
pasien mengenai alasan tindakan yang di lakukan
pembatasan cairan atau
penambahan cairan 9. 7. Untuk terapi lebih lanjut
9. 7. Kolaborasi dengan dokter kepada pasien
untuk pemberian terapi obat
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Keletihan berhubungan Tingkat Kelelahan (0007) Manajemen Energi (0590) 1.
dengan kelesuan 1. 1. Mengungkapkan peningkatan1. 1. Monitor intake/asupan2. 1. Nutrisi mempengaruhi
fisiologis: kehamilan tingkat energi. nutrisi untuk mengetahui kekuatan energi pasien
2. 2. Menunjukkan perbaikan sumber energi yang adekuat 3.
kemampuan untuk berpartisipasi2. 2. Kaji status fisiologi pasien4. 2. Kegiatan fisiologi yang
dalam aktivitas yang diinginkan. yang menyebabkan kelelahan berlebihan menyebabkan
sesuai kondisinya keletihan
3. 5.
4. 3. Berikan aktivitas alternatif6. 3. Mencegah kelelahan yang
dengan periode istirahat yang berlebihan
cukup. 7.
5. 4. Tingkatkan partisipasi8. 4. Mencegah kelelahan yang
berlebihan
pasien dalam melakukan
9.
aktivitas sehari-hari sesuai
toleransi.
5.Untuk terapi lebih lanjut
6. 5. Kolaborasi dengan dokter kepada pasien
untuk terapi untuk lebih lanjut

26
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3. Resiko Kadar Keparahan Manajemen hiperglikemia 1.
ketidakseimbangan Hiperglikemia (2111) (2120) 2.
kadar gula darah
1. 1. Penerimaan : kondisi
1. 1. memantau kadar glukosa 3. 1. Untuk mengetahui kondisi
berhubungan dengan kesehatan dalam darah glukosa dalam darah apakah
kehamilan 2. 2. Kepatuhan Perilaku : diet mengalami peningkatan /
sehat penurunan
3. 3. Dapat mengontrol kadar 4.
glukosa darah 2. 2. pantau tanda-tanda
5. 2.Poliuria, polidipsia, dan
4. 4. Dapat mengontrol stres hiperglikemia : poliuria, polifagia dapat menyebabkan
5. 5. Dapat memanajemen dan polidipsia, polifagia, kelesuan tingkat kelesuan berlebih pada
mencegah penyakit semakin tubuh klien karena pengontrolan
parah fungsi tubuh yang tidak sesuai
6. 6. Tingkat pemahaman untuk dan 6.
pencegahan komplikasi 3. 3. mengintruksikan pasien dan 7. 3.Agar dapat memanajemen
7. 7. Dapat meningkatkan istirahat keluarga terhadap pencegahan, diabetes yang dialami oleh klien
pengenalan manajemen, dan dan mengetahui cara penanganan
hiperglikemia terhadap hiperglikemia
4. 8.
5. 4. konsultasi dengan dokter jika 9. 4.Agar dapat mengantisipasi dan
tanda dan gejala hiperglikemia menghambat keparahan yang
memburuk diakibatkan oleh hiperglikemia

27
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4. Ketidakseimbangan Status Nutrisi (1004) Manajemen Nutrisi (1100) 1.
Nutrisi: Kurang Dari1. 1. Nutrisi ibu akan meningkat 1. Kaji masukan kalori dan2. 1. Membantu dalam mengevaluasi
Kebutuhan Tubuh pada masa prenatal atau yang pola makan dalam 24 jam pemahaman ibu tentang diit dan
berhubungan dengan tepat berat badan sebelum pentingnya mentaai aturan diit
Ketidakmampuan kehamilan 3.
Untuk Mengasorbsi2. 2. Ibu akan mempertahankan 2. Lakukan peninjauan ulang4. 2. Makan sedikit tapi sering
Nutrien glukosa darah puasa antara 60- pentingnya makan teratur menghindari hiperglikemia
100 mg/dl 1 jam pra partum bila menggukan insulin postprandial dan ketosis
tidak lebih 140 mg/dl puasa/kelaparan
3. 3. Ibu akan sering mengungkap- 3. Bila terjadi hipoglikemi5. 3. Mual dan muntah dapat
kan pemahaman tentang aturan simtomatik, atasi dengan mengakibatkan defisiensi
individu dan kebutuhan segelas susu sebanyak 8 oz karbohidrat yang dapat
pemantauan dini dan ulangi tiap 15 menit bila menimbulkan metabolisme lemak
kadar serum tetap di bawah dan terjadi ketosis
70 mg/dl

4. Tentukan hasil HbAlc setiap6. 4. Memberikan keakuratan


2-4 minggu gambaran rata-rata kontrol
glukosa serum selama 60 hari
5. Edukasi pasien mengenai7. 5. Diit spesifik pada individu
diit yang dianjurkan diperlukan untuk
mempertahankan normoglikemia
dan mendapatkan berat badan
yang diinginkan
6. Kolaborasi dengan dokter8. 6. Kombinasi karbohidrat dengan

28
untuk menentukan dosis, protein mempertahankan
jadwal, dan tipe insulin normoglikemia lebih lama dan
membantu mempertahankan
stabilitas glukosa sepanjang hari.

29
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
5. Resiko gangguan ibu Status Maternal: Perawatan kehamilan resiko1.
dan janin berhubungan Antepartum (2509) tinggi (6800) 2.
dengan gangguan1. 1. TTV dalam batas normal 1. 1. Kaji kondisi medis aktual yang3. 1. Untuk mengetahui kondisi
metabolisme glukosa:2. 2. Glukosa darah dalam batas berhubungan dengan kondisi kehamilan ibu beresiko atau tidak
diabetes melitus normal kehamilan yang buruk
3. 3. Tidak terjadi peningkatan2. 2. Kaji riwayat kehamilan dan4. 2. Biasanya riwayat kehamilan
berat badan secara lebih kelahiran yang berhubungan yang dulu pernah terjadi akan
4. 4. Tidak terjadi nyeri dengan faktor resiko kehamilan berulang terjadi kembali pada
kehamilan yang berikutnya

3. 3. Lakukan pengukuran TTV dan5. 3. Untuk mengetahui kondisi ibu


pengecekan glukosa darah secara secara umum
rutin
4. 4. Edukasi pasien mengenai6. 4. Untuk mengetahui bagaimana
penggunaan obat-obatan yang cara penggunaan obat yang tepat,
telah diresepkan dan dosis yang harus di konsumsi
5. harus tepat
6. 5. Edukasi pasien dalam tindakan7. 5. Agar ibu dapat memonitor
monitor mandiri, mis: ttv, gula keadaan umum dari ibu itu sendiri
darah 8.
7. 6. Kolaborasi dengan dokter9. 6. Untuk terapi yang lebih lanjut,
untuk terapi lebih lanjut dan obat apa yang harus diberikan
untuk meminimalisir resiko yang
terjadi pada ibu dan janin yang
dikandungnya.

30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan dan


biasanya hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Diabetes gestasional
ini umumnya terjadi di antara minggu ke-24 hingga 28 kehamilan, walau
tidak menutup kemungkinan dapat terjadi di minggu manapun. Penangan
yang harus dilakukan terhadap ibu untuk mengurangi kehamilan resiko tinggi
adalah dengan menjaga pola hidup yang sehat, mengkonsumsi atau diit yang
sudah ditentukan oleh dokter, olahraga dengan teratur supaya kondisi ibu dan
janin tetap sehat. Selain dengan hal tersebut dapat mengikuti saran dari dokter
dengan menggunakan insulin secara teratur, dengan tepat dosis.
B. Saran

1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan ilmu penyakit
diabete melitus maupun gestasional diabetes melitus serta dapat
mengetahui asuhan keperawatan dan menerapkannya.
2. Bagi pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
pengembangan keilmuan keperawatan, dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus dan gestasional diabetes
melitus.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat diharapkan mampu mengetahui mengenai pencegahan
diabetes melitus dan gestasional diabetes melitus, dengan menjaga pola
kehidupan dan pola makan yang baik.

Daftar Pustaka

Hutahen, S., 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Indriyani, Diyan. 2013. Keperawatan Maternitas pada Area Perawatan
Antenata.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Isngadi dkk. 2015. Pengaruh Diabetes Mellitus Gestasional Terhadap Sirkulasi
Uteroplasenta. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Vol 7, No 1
Maryunani, A., 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Mitayani, S., 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Pamolango, M.A., Wantouw, B., Sambeka, J. 2013. Hubungan Riwayat Diabetes
Mellitus pada Keluarga dengan Kejadian Diabetes Mellitus Gestasional
pada Ibu Hamil di PKM Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
keperawatan (e-Kp) Vol 1(1)
Putri dkk. 2018. Description of Pregnant Women Condition with Diabetes
Mellitus in RSD dr. Soebandi Jember on 2013-2017. e-Jurnal: Pustaka
Kesehatan, Vol.6(1) hal. 51
Rahmawati, Fuji dkk. 2016. Skrining Diabetes Millitus Gestasional dan Faktor
resiko yang mempengaruhinya. Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 3(2)
Sedigheh, S., Mogibian, M., Saghand, S.R, et al. 2010. Incidence of Gestational
Diabetes Mellitus in Pregnant Women. Iranian Journal of Reproductive
Medicine, Vol.8(1) Hal: 24-28
Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita.Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta
Sugianto, D., 2016. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG.
Tarigan, P., 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: FKUI.
Tjokronegoro, A., 2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
FKUI

32

Anda mungkin juga menyukai

  • Diare Yawwwwwwwwww
    Diare Yawwwwwwwwww
    Dokumen4 halaman
    Diare Yawwwwwwwwww
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Format Keluarga
    Format Keluarga
    Dokumen15 halaman
    Format Keluarga
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Jiwa
    Jiwa
    Dokumen2 halaman
    Jiwa
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • 36 218 1 PB PDF
    36 218 1 PB PDF
    Dokumen4 halaman
    36 218 1 PB PDF
    dessy ardiyanty
    Belum ada peringkat
  • Anak Tumbang
    Anak Tumbang
    Dokumen2 halaman
    Anak Tumbang
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Gadar IGD
    Gadar IGD
    Dokumen2 halaman
    Gadar IGD
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • DM, Gdm.
    DM, Gdm.
    Dokumen29 halaman
    DM, Gdm.
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Anak Srikandi BBL
    Anak Srikandi BBL
    Dokumen2 halaman
    Anak Srikandi BBL
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Kep Anak
    Kep Anak
    Dokumen2 halaman
    Kep Anak
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Xaxuj
    Xaxuj
    Dokumen6 halaman
    Xaxuj
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Xaxuj
    Xaxuj
    Dokumen6 halaman
    Xaxuj
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat
  • Xaxuj
    Xaxuj
    Dokumen6 halaman
    Xaxuj
    Annisa Hidayatun
    Belum ada peringkat