Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 3 : 5. Erika Yuliana Putri 8.

Maulana Ishaq

6. M. Riski Yanto 11. Sindi Umi Fadhilah

Assalamu'alaikum wr. wb.

Bismillahirrahmanirrahim, yg terhormat ibu Mualifah, S.Pd.I selaku guru mapel ski di kelas 10 E dan
teman teman yg berbahagia

Perkenalkan kami dari kelompok 3, nama saya...

Disini kami akan mempresentasikan tentang dakwah Rasulullah Saw. Pada periode Makkah.

Di periode Makkah ini, dakwah Nabi Muhammad Saw. kepada masyarakat Makkah lebih terfokus pada
peningkatan kualitas aqidah atau ketauhidan, dan mengajak mereka untuk meninggalkan segala bentuk
peribadatan yang menyembah selain Allah SWT.

Pada periode ini dakwah Nabi Muhammad Saw terbagi menjadi 2 yaitu dakwah secara sembunyi-
sembunyi dan dakwah secara terang-terangan.

•Dakwah sembunyi-sembunyi

Langkah awal yang diambil oleh Rasulullah saw untuk menyebarkan agama Islam adalah dengan jalan
sembunyi-sembunyi. Artinya, beliau menyebarkan ajaran Islam tanpa diketahui publik terlebih dahulu.

Empat tahun pertama marupakan masa Rasulullah Saw. mempersiapkan diri, menghimpun kekuatan
dan mencari pengikut setia. Rasulullah Saw. dibekali dengan Wahyu yang mengandung pengetahuan
dasar mengenai sifat Allah SWT. dan penjelasan mengenai dasar akhlak Islam.

Di awal dakwah nya di Makkah, Rasulullah Saw. memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi di awal
kenabiannya agar menjaga keselamatan umat Islam dari kekejaman orang kafir.

Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi di salah satu rumah sahabatnya yang telah menerima
hidayah. Rumah pertama yang dipakai menyampaikan risalah Islam adalah rumah anak muda yang
bernama Arqan bin Abi Arqam. Ada dua golongan yang menjadi target dakwah beliau, yaitu; orang-
orang terdekat (kerabat, keluarga dan para sahabat).

Orang pertama yang menyatakan keislamannya atau disebut juga dengan Assabiqunal awwalun adalah:
Khadijah (istrinya), Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah (anak angkatnya), Abu bakar (sahabat karibnya
sejak masa kanak-kanak), Ummu Aiman (pengasuh beliau sejak masa kecil)

•Dakwah Terang-Terangan
Setelah mendapat wahyu pertama, Nabi Muhammad mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Sampai suatu ketika Allah berfirman dalam QS. Al-Hijr [15] : 19 untuk mengumumkan dakwah secara
terang-terangan. Sejak itu, Rasulullah mulai berdakwah secara terang-terangan. Tentu saja, dia
menemukan segelintir tantangan.

Namun, melalui dakwah terang-terangan ini, satu per satu orang mulai menjadi mualaf. Melihat semakin
banyak orang yang masuk Islam, masyarakat Quraisy tidak tahan melihat kenyataan tersebut. Mereka
mulai berani mencela agama Islam dan mengecam Allah. Mereka juga semakin gencar melancarkan
teror dan permusuhan terhadap Rasulullah dan para sahabatnya.

Akan tetapi, Allah melindungi Rasulullah melalui jasa pamannya, Abu Thalib. Akibatnya, penduduk
Makkah tidak ada yang berani terang-terangan menyakiti dia dan beberapa sahabatnya.

Ada dua tahap dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan yaitu :

Tahap pertama, Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan
makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang
kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali
bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Tahap kedua, dakwah secara terang-terangan dilakukan dengan mengumpulkan keluarganya di Bukit
Shafa, waktu itu diikuit oleh 40 orang termasuk Abu Lahab. Isi dakwah Nabi Muhammad SAW dalam
dakwahnya secara terang-terangan untuk kedua kalinya adalah:

•Peringatan dan ancaman Allah SWT bagi orang-orang yang tidak beriman sebaliknya, kenikmatan surga
bagi orang-orang yang beriman dan beramal soleh

•Disebutkannya pada hari akhiran kelak beliau tidak dapat memberi pertolongan, kecuali amal
perbuatan sendirilah yang dapat menyelamatkannya

•Pertolongan kepada keluarganya supaya dapat membantu dan dapat memelihara Islam.

Mendengar dakwah Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab berkata "Hari ini kamu (Muhammad) celaka.
Apakah untuk ini kamu mengumpulkan kami?"

Abu Lahab mengambil batu lalu dilemparkan kepada Nabi Muhammad SAW, menghadapi kejadian itu
Nabi Muhammad SAW tetap sabar dan tabah dan berjiwa besar. Kemudian turun Wahyu yang
menerangkan bahwa bukan beliau tetapi Abu Lahab sendiri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Lahab
[111] : 1-5.

Anda mungkin juga menyukai