Anda di halaman 1dari 15

MENGINTEGRASIKAN SAINTIFIK, 4C, HOTS, PPK DAN LITERASI

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi tugas


Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu: Dr. Saminanto, S. Pd., M. Sc.

Disusun Oleh:

Amy Siti Nazilah (1808056049)

PENDIDIKAN MATEMATIIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Landasan Hukum K13 dan K13 Revisi 2017 2


B. Pengertian Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi 6
C. Implementasi dari Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi untuk
Guru dan Siswa 9

BAB III PENUTUP 12

A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kurikulum yang sekarang ini dianggap pemerintah paling mampu menjadi pandangan
baru dalam fokus acuan pendidikan adalah kurikulum 2013. Berbeda dengan dengan
kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 dalam perencanaan implementasinya di-
klaim dapat memberikan solusi bagi terkendalanya kemajuan bangsa Indonesia
melalui guruan karakter yang memiliki pendekatan ilmiah (scientific approach)
sehingga output pendidikan yang dihasilkan akan sesuai dengan harapan.
Implementasi kurikulum ini diharapka dapat menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter
dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.
Kurikulum 2013 Revisi adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2013 yang telah berlaku selama kurang lebih 4 tahun.
Hal yang membedakan dengan K-13 adalah adanya perubahan istilah-istilah dan
memuat beberapa unsur misalnya PPK, Literasi, HOTS dan 4C.
Implentasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Sebab, pembelajran pada kurikulum ini lebih menggunakan pendekatan
scientific dan tematik integratif. Proses pembeljaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi landasan hukum K13 dan K13 Perubahan tahun 2017?
2. Apa yang dimaksud dengan Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi?
3. Bagaimana implementasi dari Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi untuk guru
dan siswa?
C. Tujuan
1. Mengetahui landasan hukum K13 dan K13 Perubahan 2017.
2. Mengetahui pengertian dari Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi.
3. Mengetahui cara mengimplementasikan Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi
pada guru dan siswa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum K13 dan K13 Perubahan 2017


1. Landasan Hukum K13
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang lebih
menekankan kepada standar Isi, Standar Proses, Standar Peniliaan dan Standar
Pengelolaan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
tematik dari mulai kelas I s.d kelas VI. Diharapkan dengan adanya perubahan
dalam  kegiatan pembelajaran.  Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai
pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh
seluruh peserta didik.
Tujuan Kurikulum 2013 adalah Mempersiapkan insan Indonesia untuk
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
Landasan hukum penyelenggaraan Kurikulum 2013 adalah :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
b.  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang  Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 tahun 2005;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

2
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah;
2. Landasan Hukum K13 Perubahan 2017
Poin penting atau penejelasan singkat Perbedaan RPP K13 Edisi Revisi 2017
Dengan RPP K13 Revisi 2016. Kurikulum 2013 sekarang sudah direvisi lagi
untuk tahun 2017. Revisi K13 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan, namun
perubahan di fokuskan untuk meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).
Sedangkan dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13
revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu; PPK, Literasi,
4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru dalam meramunya.
Perbaikan atau revisi Kurikulum 2013 tahun 2017 Adalah sebagai berikut :
Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam
pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Mengintegrasikan literasi;
keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking,
Communicative, dan Collaborative);
Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Gerakan PPK perlu
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan
berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan
sampai sekarang.
Dasar Hukum Kurikulum 2013 Terbaru Tahun 2017:
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Menengah → mengganti Peraturan Menteri

3
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2018 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah → mengganti Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah atau
Bentuk Lain yang Sederajat
d. Permendikbud No. 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah
e. Permendikbud No. 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah
f. Permendikbud No. 15 Tahun 2018 tentang Beban Kerja Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas Sekolah Permendikbud No. 20 Tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan karakter di Satuan Pendidikan
g. Kepmendikbud RI Nomor 092/P/2018 tentang Penetapan Buku Teks
Pelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Untuk Buku Tematik Kelas III Dan Kelas VI Semester 1, Buku Pendidikan
Agama Dan Buku Budi Pekerti Untuk Kelas III, Kelas VI, Kelas IX, Dan
Kelas XII, Serta Buku Mata Pelajaran Untuk Kelas IX Dan Kelas XII
h. Peraturan Menteri Agama RI No. 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Pendidikan Agama pada Sekolah
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah → mengganti Peraturan

4
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
68 Tahun 2014 tentang Peran Guru TIK dan Guru Ketrampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013
sebagaimana telah diubah dalam Permendikbud Nomor 45 tahun 2015
tentang Peran Guru TIK dan KKPI dalam Kurikulum 2013
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013
q. Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti
r. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
s. Permendikbud Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
Permendikbud RI Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang digunakan
oleh Satuan Pendidikan

5
t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah → mengganti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah
u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah →
mengganti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
→ mengganti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
w. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah
→ mengganti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

B. Pengertian Saintifik, 4C, HOTS, PPK dan Literasi


1. Saintifik
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, inquiry learning (Permendikbud 103 Tahun
2014).
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta
didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang
dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diajarkan

6
agar peserta didik pencari tahu dari berbagai sumber melalui mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
saintifik (Mc Collum : 2009)
a. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa
keingintahuan (Foster a sense of wonder),
b. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
c. Melakukan analisis (Push for analysis) dan
d. Berkomunikasi (Require communication)

Pendekatan saintifik, yaitu pendekatan yang menggunakan langkah-langkan


serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah yang
diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan
(Daryanto, 2014: 51).

2. 4C
Memahami 4C adalah singkatan dari Communication, Collaboration, Critical
Thinking and problem solving, serta Creatvity and Inovation.
Komunikasi adalah kegiatan berbagi informasi baik yang dilakukan secara
lisan maupun tertulis. Tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan baik
dimana terkadang ada orang yang dapat berinteraksi atau menyampaikan
sesuatu secara lisan dan tidak dapat menginformasikannya secara tertulis serta
ada orang yang hanya dapat menyampaikan informasi secara tertulis dan tidak
dapat menyampaikannya secara lisan.
Kolaborasi adalah suatu kegiatan dikerjakan bersama dalam arti bekerja
melakukan sesuatu sesuai dengan tanggung jawab bersama sehingga dapat
menghasilkan pencapaian dan tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berfiikir kritis dan pemecahan masalah merupakan kemampuan untuk
memahami suatu masalah yang kompleks dan mencari pemecahan masalah
tersebut melalui berbagai macam sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
Kreativitas dan inovasi merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan,
mengembangkan dan menciptakan ide-ide baru sehingga dapat menghasilkan

7
suatu penemuan baru yang mempunyai nilai tinggi pada hasil yang diperoleh.
Kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar
peserta didik mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama.
Demikian ilmu yang penulis dapat jelaskan melalui postingan kali ini, semoga
yang telah dijelaskan dapat menambah wawasan dalam membuat dan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang diimplementasikan dalam
kurikulum 2013.

3. HOTS
HOTS adalah kependekan dari tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang berarti kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif yang merupakan
tingkat berpikir tinggi yang terdiri dari kemampuan menganalisis,
mengevaluasi dan berkreasi. Setiap level HOTS memiliki kemampuan yang
berbeda-beda diantaranya adalah kemampuan menganalisis yang artinya
mereka dapat mengelompokkan dan menyeleksi informasi sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Dalam kemampuan mengevaluasi berarti
mampu menentukan kesesuaian antara masalah yang terjadi dan dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan baik. Kemampuan menciptakan berarti
mampu menciptakan, mendesain dan mengembangkan suatu produk sehingga
dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
4. PPK
PPK merupakan singkatan dari penguatan pendidikan karakter yang memiliki
arti sebagai suatu gerakan yang mencerminkan pendidikan yang berkarakter
dengan harapan dapat memperkuat karakter para peserta didik melalui
harmonisasi olah hati,olah rasa,olah pikir dan
olah raga yang dikembangkan secara bersamasama baik dalam satuan
pendidikan, keluarga, serta masyarakat.
Penguatan pendidikan karakter bertujuan untuk membangun dan membekali
peserta didik yang merupakan generasi emas Indonesia di tahun 2045 dalam
menghadapi dinamika perubahan di masa depan, selain itu dengan PPK juga
dapat mengembangkan platform pendidikan nasional yang menjadikan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman
budaya yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

8
5. Literasi
Literasi merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara individu maupun
kolektif dalam hal mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu melalui
kegiatan membaca, menulis, melihat, mendengar dan berbicara. Membaca
merupakan salah satu kegiatan literasi untuk mengasah kemampuan berbahasa
dalam proses pembelajaran, karena dengan membaca peserta didik dapat
memperoleh informasi. Literasi tidak terlepas dari dunia pendidikan. Literasi
merupakan sarana bagi peserta didik untuk mengetahui, memahami, dan
menerapkan ilmu yang diperolehnya di sekolah. School Literacy Movement
(GLS) merupakan upaya komprehensif untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya melek aksara sepanjang hidupnya
melalui keterlibatan publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis,
tetapi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber pengetahuan
dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Salah satu kegiatan literasi
sekolah yang menjadikan taman sekolah sebagai tempat belajar yang
menyenangkan dan ramah anak sehingga sekolah mampu mengelola ilmu
pengetahuan.

C. Implementasikan Saintifik, 4C, HOTS, PPK, dan Literasi pada Guru dan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
 Salam dilajutkan berdoa
 Mengecek absen 
 Apersepsi dengan mengingatkan mater sebelumnya denga pertanyaan-
pertanyaan, yaitu tentang unsur-unsur lingkaran
 Memberikan motivasi tentang pentingnya dan manfaatnay materi yang
akan disampaikan
 Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
 Menjelaskan kepada siswa tentang penilaian yang akan dilakukan 

Kegiatan Inti

Fase Stimulasi 

Mengamati:

9
 Peserta didik membaca tentang materi, mengamati gambar, foto, video
atau secara langsung peristiwa kejadian, fenomena, konteks atau stimulasi
yang berkaitan dengan konsep lingkaran (membaca, rasa ingin tahu,
kreatif dan mengindetifikasi).
 Peserta didik memperhatikan uraian guru berkaitan dengan pengertian
keliling dan luas lingkaran. (menyimak, teliti, critical thinking,
menemukan).

Fase Problem Statemen

Menanya

 Guru memotivasi, mendorong krerativasi dalam bentuk bertanya, memberi


gagasan yang menarik dan menantang untuk didalami misalnya:
bagaimana konsep keliling dan luas lingkaran digunakan oleh manusia
untuk menyelesaikan permasalahan nyata (menghitung, cermat, creative,
mencoba).
 Membahas dan diskusi tentang cara menemukan rumus keliling dan luas
lingkaran (menulis, kerjasama, comonocatif, menemukan).

Fase Data Collection dan Data Processing 

Mencoba dan Mengasosiasi

 Perserta didik menemukan beberapa benda di sekitar yang berbentuk


lingkaran dan selanjutnya mengukur keliling lingkaran dan
diameternya (media, bertanggung jawab, comonicatif, menemukan).
 Data yang diperoleh selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel yang telah
tersedia dalam lembar kerja siswa (menulis, teliti, creative,
mengidentifikasi).
 Siswa menemukan nilai tertentu dari hasil percobaam yang relatif
sama, (menulis, cermat, comonicatif, memenukan).
 Siswa mendiskusikan bagaimana cara menurunkan rumus keliling
lingkaran berdasarkan data yang ditemukan (menyimak, teliti, critical
thinking, mengidentifikasi).

10
 Siswa mengikuti prosedur menemukan rumus luas lingkaran
sebagaimana terdapat pada lembar kerja siswa (menulis, cermat,
colaboratif, menemukan).
 Siswa mendiskusikan, dan membahas cara menurunkan rumus luas
lingkaran berdasarkan data yang ditemukan (menyimak, teliti,
comonicatif, membuat) 

Fase Verifikasi dan Clarifikasi

Komonikasi

 Peserta didika mempresentasikan hasil pekerjaannya (membaca, berani,


comonicatif, menggambarkan).
 Perserta didik menyimpulkan hasil materi yang telah dibahas
(membaca, berani, critis, menghasilkan).
 Memajang hasil diskusi kelompok tentang menemukan keliling dan
luas lingkaran di papan display
Kegiatan Penutup
 Siswa dan guru melakukan refleksi secara lengkap, menyeluruh dan
dibantu guru dari konsep yang dipahami, keterampilan yang diperoleh
maupun sikap yang telah dicapai.
 Guru bersama perserta didik menyimpulkan.
 Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan memberi pesan agar rajin
belajar dan mempersiapan diri untuk pertemuan selanjutnya. 
 Penilaian.
 Penugasan.
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang .
 Doa penutup dan salam (diadopsi dari RPP Makmun Hidayat dan Suyatni,
2017) 

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 Revisi adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2013 yang telah berlaku selama kurang lebih 4 tahun.
Hal yang membedakan dengan K-13 adalah adanya perubahan istilah-istilah dan
memuat beberapa unsur misalnya Saintifik, PPK, Literasi, HOTS dan 4C. Dimana
nilai-nilai atau istilah tersebut saling mendukung dan berketerkaitan satu sama lain.
Perubahan kurikulum baik dari KTSP ke Kurikulum 2013 maupun Kurikulum 20113
ke Kurikulum 2013 Revisi memiliki landasan hukum dalam perubahan. Dengan hal
tersebut Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Istilah Saintifik, PPK, Literasi, HOTS dan 4C dapat diimplementasikan selama
pembelajaran. Pengimplementasian tersebut dilakukan oleh guru dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran karena pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran
yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan
dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Kecakapan tersebut dapat
dikembangkan melalui berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Kecakapan yang
dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher
Order Thinking Skills (HOTS)) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi tantangan global.
B. Saran
Sangat di sayangkan ketika pendidik tidak memahami akan pentingnya
pengintegrasian nilai saintifik, PPK, HOTS, 4C dan literasi. Maka dengan itu penulis
sangat menyarankan bagi pendidik dan calon pendidik untuk memahami nilai-nilai
tersebut, karena akan sangat berguna untuk peserta didik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Purwadi. 2017. Panduan Implementasi Keterampilan Abad 21


Kurikulum 2013 di SMA. Jakarta

Direktur Pembinaan Sekolah Dasar-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


Pedoman Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2017, Jakarta.

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Guru dn


Tenaga Kependidikan kementerian Pendidikan dan Kebudayan Tahun 2019, Bahan
Ajar Pengenalan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum 2013 (TERINTEGRASI
PPK, LITERASI, HOTS, 4Cs), Jakarta.

Badiatur Rohmah, Anisa. 2018. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Pada


Mata Pelajaran PAI di SDN 1 Kradinan Pagerjowo Tulungagung Tahun Ajaran
2017/2018. Skripsi. Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung: Jawa Timur.
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.
(Sidoarjo: Nizamia Learning Center Sidoarjo).
http://www.guru-id.com (Di akses pada Sabtu, 29 Agustus 2020 pukul 23.16 WIB)

https://id.scribd.com/document/434923293/DASAR-HUKUM-KURIKULUM-2013-
REVISI-docx (Di akses pada Jum’at, 28 Agustus 2020 pukul 09.40 WIB)

https://ajoefahmi.blogspot.com/2018/07/implementasi-pendekatan-saintifik.html?m=1 (Di
akses pada Senin, 31 Agustus 2020 pukul 22.49)

13

Anda mungkin juga menyukai