Anda di halaman 1dari 9

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Historiografi berasal dari bahasa latin history, historia, yang berarti sejarah, bukti,
bijaksana dan graaf. Sedangkan pengertian harafiah dari historiografi adalah tulisan tentang
sejarah. Namun, sebagai sebuah ilmu, historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang
mempelajari hasil-hasil dari tulisan atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari jaman ke
jaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa historiografi adalah sejarah dari sejarah. Dengan
ilmu historiografi akan dibahas hasil-hasil dari penulisan sejarah, dari sejak manusia
menghasilkan suatu karya sejarah bagaimanapun sederhana bentuknya, seperti cerita rakyat,
legenda, mitos dan sebagainya sampai pada karya sejarah modern.

Kebudayaan Yunani dan Romawi merupakan akar dari kebudayaan Eropa. Kebudayaan
Yunani dan Romawi memiliki perbedaan yang prinsipil namun memiliki hubungan yang erat.
Yunanisebagai Negara kota (Polis State) dengan demokrasi langsungnya telah menumbuhkan
kebebasan yang mendorong kreatifitas berpikir (rukhaniah). Sedangkan Romawi lebih
mengutamakan fisik karena untuk menopang luasnya imperium mereka, salah satunya dengan
militerisme yang kuat. Walaupun Yunani merupakan bagian dari imperium Romawi, namun
orang Romawi menggunakan orang-orang Yunani untuk mendidik generasi mudanya.

Dengan demikian kebudayaan Yunani jauh lebih tinggi dibandingkan kebudayaan


Romawi. Tokoh Polybius dan Julius Caesar adalah para sejarawan yang “profesi” utamanya
adalah legislator, negarawan dan pejabat militer. Perannya sebagai pejabat mempengaruhi cara
pandang dan gagasan terhadap apa yang ingin mereka tulis. Pemikiran filosofis dan aliran
filsafat tentu menjadi “arahan” dalam menuliskan apa yang ingin mereka tulis. Pada masa itu
adalah masa transisi intelektual ketika orang - orang Yunani -Romawi mulai meninggalkan
pikiran dan cara dalam puisi dan mulai menulis dalam bentuk prosa. Muncul tulisan mengenai
geografi dan kronologi peristiwa tanpa banyak menggunakan unsur-unsur mitologi,
menggunakan sumber-sumber (lisan, tertulis, dokumen) yang teruji dan dapat dipercaya, serta
menggunakan bahasa yang minim hiperbolis.1

1 Drs. Agust. Supriyono, MA., “DIKTAT, Historiografi Eropa Barat Abad Tengah & Modern”,
Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Diponegoro, Semarang, 2003, hlm. 1
4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Singkat Polybius dan Karya-karyanya?
2. Bagaimana Biografi Singkat Julius Caesar dan Karya-karyanya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Biografi Singkat Polybius dan Karya-karyanya.?
2. Untuk Mengetahui Biografi Singkat Julius Caesar dan Karya-karyanya.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Historiografi

Pengertian Historiografi menurut Sjamsuddin di atas menunjukkan bahwa Historiografi


adalah tahap paripurna dalam penelitian sejarah. Tahap paripurna ini dikarenakan keterampilan
– keterampilan penulisan, upaya-upaya pikiran hingga penentuan sintesis atas hasil penelitian
yang dilakukan sehingga menghasilkan karya sejarah. Tentunya pembabakan Historiografi ini
terus berkembang dan mengalami perubahan. Hal itu dikarenakan karya – karya sejarah dengan
genre, tema maupun pendekatan yang beragam. Keberagaman ini pun yang menghasilkan tema
tema Historiografi yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda. Namun, dalam hal ini
penulis akan menfokuskan diri pada Historiografi masa Yunani dan Romawi.

Karya sejarah yang dihasilkan sejarawan tersebut dapat dinikmati hingga kini, mulai
dari masa klasik hingga modern. Karya – karya sejarah klasik ini dipengaruhi oleh bingkai
zamannya (Zeit Geist) sehingga memiliki karakteristik tertentu. Karya – karya sejarah ini
memiliki karakteristik – karakteristik tertentu, sehingga menjadi ciri Historiografi suatu
periode. Di dalam Historiografi dunia, Sjamsuddin (2013) membagi pembabakan Historiografi
Dunia menjadi beberapa masa:

a. Historiografi Yunani dan Romawi


b. Historiografi Abad Pertengahan
c. Historiografi Islam
d. Historiografi Modern Abad XX
e. Historiografi Modern
f. Historiografi Post-Modern2

2 Sjamsuddin, H. Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm 12


6

B. Historiografi Zaman Romawi Julius Ceasar, Polibius

Historiografi Romawi sangat dipengaruhi oleh historiografi Yunani, seperti yang telah
penulis singgung pada bagian sebelumnya. Polybius lah yang memperkenalkan sejarah kepada
orang Romawi. Dia menjadi guru dari anaknya Lucius Aemilius Paullus yang bernama Scipio
Africanus (Aemilianus) yang kelak juga menulis karya – karya sejarah Romawi. Pada periode
Yunani – Romawi, pemikiran manusia bebas. Tidak ada sekat-sekat pembatas. Manusia
memaknai dirinya secara utuh. Saat itu, manusia mulai mempertanyakan dirinya, eksistensinya,
dan Tuhan. Kegemaran mempertanyakan ini pula yang nanti memunculkan sebuah lembaga
Universitas (dalam arti asli ; aktivitas bertanya) yang bernama academia, oleh Aristoteles.

Dalam pandangan Yunani dan Romawi, manusia adalah aktor utama dalam hidup.
Maka segala pemikiran yang berkaitan dengan kebutuhannya sangat masif. Pemikiran yang
demikian bebas mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Misal, seni yang berkembang pesat,
seperti drama yang mempertontonkan nilai kehidupan, dan manusia secara asli. Kemudian
arsitektur yang bagus nan indah, seperti kuil Athena di bukit Acropolis. Dari segi politik,
muncul pemikiran tentang Demokrasi (Asal kata demos dan cratos ; arti harfiah pemerintahan
rakyat) yang dipelopori Athena. Sistem itu membuat semua rakyat Athena berhak bersuara
untuk kelangsungan hidupnya. Suara mereka diwakili para dewan rakyat.

Selain seni dan arsitektur, dan politik, pemikiran Yunani – Romawi pun menyentuh
aspek pengetahuan, tak terkecuali dalam penulisan sejarah. Sebab, masa sebelum Yunani-
Romawi, penulisan sejarah hanya disanggap sebagai tradisi tulis atau kesaksian saja. Periode
ini beperan penting dalam ‘pengilmuan’ sejarah (Hughes – Warrington, 2008 ; v-vi). Hingga
akhirnya muncul historiografi setelah itu. Maka, kondisi masa itu, secara tidak langsung
membentuk pula karakteristik historiografi. Pada periode Yunani-Romawi ada beberapa
karakter yang dapat dianalisis. pemikiran ide ide sejarah cenderung spekulatif. Banyak fakta-
fakta yang belum diverifikasi.
7

C. Biografi Dan Karya Julius Caesar

Julius adalah seorang bangsawan golongan Patricia yang kelak akan menjadi seorang
yang berpengaruh di dunia, jenderal perang sekaligus politikus Romawi yang berperan dalam
transformasi Romawi menjadi kekaisaran. Ia dianggap sebagai pemimpin Romawi terbesar
sepanjang sejarah. Sesar adalah suatu jenis operasi yang digunakan di dalam proses kelahiran,
dan Caesar adalah orang yang pertama kali mengalami operasi Sesar. Julius Caesar sudah
menceburkan diri ke dunia politik sejak usia musa. Berbagai kedudukan penting pernah
dipegangnya, karier politiknya begitu cemerlang, Pada tahun 58 SM ketika usianya menginjak
42 tahun ia ditunjuk sebagai gubernur yang menguasai tiga propinsi Cisalpine Gaul; Illyricum;
dan Narbanese Gaul.

Dia memiliki angkatan perang dengan kekuatan 20.000 tentara yang digunakan untuk
menaklukan wilayah Prancis dan Belgia, swiss, Jerman, dan Belanda. Dengan kecerdasan dan
keahlian militernya, ia mampu mengalahkan orang-orang Gallik dan memperluas kekuasaan
Romawi hingga lembah Sungai Rhine (Jerman). Penaklukan Gaul oleh Caesar memperluas
wilayah Roma di Laut Utara, Dan pada 55 SM ia melakukan invansi yang pertama ke Inggris.
Menjelang akhir kehidupan Marius ‘di 86 SM, perselisihan politik mencapai titik puncaknya.
Beberapa perselisihan dari faksi Marius terhadap Lucius Cornelius Sulla menyebabkan perang
saudara dan akhirnya memunculkan kediktatoran Sulla. Caesar berada di pihak Marius karena
hubungan keluarga. Bukan saja karena ia keponakan Marius, dia juga menikah dengan Cornelia
Cinnilla, putri bungsu Lucius Cornelius.

 Karya-karya Julius Caesar

Commentarie atau Kumpulan Komentar adalah karya paling fenomenal dari seorang
Julius Caesar. Karya yang mengangkat citra dirinya itu menceritakan tentang usaha
penaklukannya ke Gaul. Cara dia menceritakan peristiwa tersebut dari segi deskripsi militer
dan narasi cerita, deskripsi mengenai orang – orang Prancis dan jerman di Gaul dan analisis
tentang perperangan diakui oleh para ilmuwan dan para ahli modern yang berkaitan dengan
tulisannya. Karena sebuah karya “pembelaan dan narsis”, tidak salah kalau isinya lebih banyak
mengenai kemenangan-kemenangan pribadinya. Dalam segi sastra, karyanya tidak terlalu
hiperbolis. Lengkap sudah ia sebagai pelaku dan penulis sejarah.
8

D. Biografi Dan Karya Polibius

Polybius lahir pada tahun kira-kira 203 SM atau 198 SM di Megalopolis, Arcadia. Ia
adalah seorang Yunani yang berasal dari suku Achaea yang juga ia merupakan seorang
keturunan bangsawan. Ayahnya yang seorang bangsawan sekaligus negarawan ikut membuat
Polybius dekat dengan kalangan legislatif dan militer. Oleh karena itu, pada saat muda ia telah
menjadi anggota liga Achea dan mempunyai peranan penting di dalam liga tersebut. Karir
Militer melesat ketika ia menjadi seorang komandan Kavaleri ketika perang Macedonia II
melawan Romawi.
Pada perang di Pydna tahun 168 M, Yunani yang kalah dalam perperangan melawan
Romawi memaksa Polybius menjadi tahanan dan tawanan oleh pihak Romawi, dia sendiri
dibawa ke kota Roma. Oleh pemerintah Romawi ia ditempatkan di rumah Aemilius Paulus,
seorang pembesar Roma. Dalam prosesnya ia akrab dengan anak Aemilius Paulus, yaitu Scipio
Aemilius, persahabatan dan keakrabannya ini kelak akan mengubah jalan hidupnya di Roma.
Selama itu ia bergaul dengan orang-orang dari kelas atas, antara lain dengan Cato dan berteman
dengan Scipio Aemilianus, pengagum kebudayaan Yunani.

Disamping itu ia juga sudah mulai menggunakan teks-teks resmi. Sesudah


mendapatkan ijin untuk bisa pulang ke negerinya Polybius bertempat tinggal bersama Scipio
Aemilianus (148-146), dan ikut dalam pengepungan dan penghancuran Cartago. Tidak lama
sesudah itu ia juga mengikuti pengepungan dan akhirnya kejatuhan Korinthe (146 SM).
Dengan demikain ia adalah saksi dari kedua peristiwa ini. Dalam tahun-tahun yang sama
(sampai 140 SM) Polybius juga mengadakan perjalanan-perjalanan penting yaitu: sepanjang
pantai Atlantik yaitu dari Maroko ke Portugal dan kemudian ke Mesir melalui negerinya. Pada
waktu itulah ia mencurahkan perhatianya untuk menulis histories

 Karya Polibius

Mengapa Romawi mampu menaklukkan dunia?

Mungkin secara imajinatif bisa sedikit digambarkan mengenai apa yang ada
dipikirannya ketika ia mulai menulis karya tulisnya yang berhubungan dengan politik-sejarah-
sastra- dan tentu saja Romawi itu sendiri. Secara kasar bisa digambarkan seorang Polybius
adalah seorang Legislator, negarawan dan pejabat militer pengkhianat, dimana ia menuliskan
9

suatu karya yang mengagungkan bangsa dan negara penjajahnya. Karyanya The Histories,
mengambarkan hal tersebut. Ia pertama – tama membuat sebuah Hipotesis bahwa Kebijakan
politik dan Konstitusi Roma yang menyebabkan daerah – daerah yang diserang Romawi
mampu takluk dalam kurun waktu kurang dari 53 tahun. Seperti yang dituliskan sebelumnya,
kedekatan dengan Scipio Aemilius memberikan dampak yang besar kepada dirinya di Roma.
Selain, pengalamnnya sebagai seorang Militer di Aechea, Yunani terdahulu, ia juga mulai
akrab dengan lingkungan bangsawan dan militer di Roma. Karena kedekatannya dengan para
golongan kelas atas, tidak salah ia dapat merasakan fasilitas sosial kelas atas, dan sempat
berpergian ke beberapa tempat seperti di Italia, Prancis, Spanyol dan Kartago. Fasilitas sosial
ini juga berimplikasi dengan kemudahannya mengakses berbagai sumber lisan, bahan tulis dan
dokumen yang relevan di dalam penulisan The Histories.

Tradisi penulisan Thucydides rupa-rupanya mempengaruhi dirinya di dalam menulis


karya tulisnya. Di dalam mencari sumbernya, ia berusaha seakurat mungkin, dan melakukan
pengujian sumber serta penggunaan bukti – bukti yang satu formula dengan yang diajarkaan
oleh Thucydides. Teknik Korobasi menjadi teknik yang dia gunakan di dalam menguji sumber
dan mendapatkan bukti.
Setiap hubungan apapun akan memiliki akibat yang ditimbulkan, hal ini berlaku pada
gagasan dan cara pandang Polybius di dalam karya The Historiesnya. Alih – alih ingin
menjelaskan tentang Romawi, pada bab 6 The historiesnya, ia malah mengagunggkan Romawi
dengan konstitusinya. Ia menganalisis institusi politik yang ada di Roma dan menyatakan
undang – undang yang digunakan Roma yang menyebabkan Romawi menjadi kuat, selain itu
konstitusinya yang membuat Romawi lebih berhasil dibandingkan Yunani. 3

3 Nina herlina lubis, Historiografi barat. 2008. Bandung : CV Satya Historika. Hal. 28
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Polybius
•Pejabat di Aechea selanjutnya di Roma
•Menulis The Histories, karya yang menjelaskan kenapa Romawi sukses menjadi Imperium
•Metodologi Thucydides
•Isinya menyatakan bahwa undang-undang dan konstitusi Roma yang menyebabkan Romawi
maju sebagai imperium dunia
•Pemikirannya terikat pada pandangannya mengenai Romawi sebagai kerajaan dunia
•Cara pandangnya berhubungan dengan lingkungan dimana ia menuliskan tulisannya dan
berhubungan erat dengan hubungannya kepada Scipio Aemilius.

Julius Caesar
•Bangsawan di Patricia, pemimpin pasukan dan Kaisar Romawi
•Menulis Commentarie, isinya mengenai keberhasilan dirinya dan jalannya perang pada
penaklukkan Gaul
•Narasi dan deskripsi di dalam cerita yang ia tulis bagus
•Ia terikat pada penolakannya kepada sistem Republik Romawi dan kepantasan dirinya
menjadi penguasa
•Cara pandangnya ada pada pemikiran filosofi yang dianut di Romawi

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentunya kami sangat menyadari bahwasannya masih terdapat
banyak kesalahan. Untuk itu, kami sebagai penulis meminta saran yang membangun dari para
pembaca sekalian guna memotivasi kami untuk lebih baik lagi dalam penyusunan makalah
yaang akan datang. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih banyak atas perhatian saudara-
saudara sekalian yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca makalah kami ini.
Semoga makalah kami ini bermanfaat gunaa menambah pengetahuan. Kami memohon maaf
apabila ada kesalahan kata dan penulisan karena kekurangan hanya milik kami dan
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
11

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Agust. Supriyono, MA., “DIKTAT, Historiografi Eropa Barat Abad Tengah & Modern”,

Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Diponegoro, Semarang, 2003

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Nina herlina lubis, Historiografi barat. 2008. Bandung : CV Satya Historika

Anda mungkin juga menyukai