Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAPER

Historiografi Barat dan Perkembangannya


Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Historiografi
Dosen Pengempu : Rizki Ananda Hasibuan, M.Pd

Oleh :
Siska Ariyanti (2005112890)
Kelas : 5.B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
Secara singkat, Historiografi diartikan sebagai tahapan penulisan dalam metode penulisan
sejarah. Istilah historiografi ini diambil dari bahasa Yunani, Historia yang mempunyai arti
sebagai penyelidikan mengenai gejala alam dan grafient yang mempunyai arti gambar/lukisan.
Istilah Historiografi ini sendiri sudah banyak dikenal sejak zaman Yunani untuk memberikan
hasil penelitian tentang fenomena/gejala alam yang terjadi di tempat orang-orang Yunani
tinggal. Istilah ini juga digunakan oleh Herodotus, yang diberi gelar sebagai bapak sejarah
dunia. Perkembangan awal Historiografi Barat adalah bangsa Yunani Kuno melalui jasa
Herodotus. Herodotus memandang sejarah Yunani Kuno sebagai pertentangan abadi antara
mereka dengan bangsa-bangsa Barbar yang tidak berkebudayaan Yunani Kuno.
Tradisi baru dalam penulisan sejarah yang dipelopori Herodotus ini dikembangkan oleh
Thucydides (456-396 SM). Herodotus menuliskan tentang Perang Peloponesia antara Athena
dan Sparta, sebuah perang saudara yang berlangsung selama 27 Tatun (431-404 SM). Perang
saudara ini telah merusak persekutuan Delos yang dibangun bangsa-bangsa Yunani kuno untuk
menghadapi anvcaman serangan pasukan imperium Persia.
Jiwa zaman disini merupakan faktor yang sangat memengaruhi ciri penulisan suatu peristiwa
sejarah yang biasanya memiliki jiwa zaman yang berbeda-beda tiap periode zaman nya.

1. Zaman Yunani-Romawi Kuno


Memang benar bahwa jiwa zaman atau zeitgeist ini sangat mempengaruhi perkembangan
historiografi atau penulisan sejarah. Hal tersebut terjadi juga pada saat zaman Yunani-Romawi
kuno di mana jiwa zaman yang sedang berkembang pada saat itu ialah tulisan mengenai epos
atau legenda. Jiwa zaman yang ada juga tentunya memiliki faktor-faktor pemicu, dan pada
zaman ini yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jiwa zaman nya adalah
kepercayaan mereka mengenai dewa-dewi yang tentunya mereka anggap suci dan benar.
Salah satu tulisan mengenai sejarah Yunani yang paling terkenal adalah karya Iliad dan
Odyssey yaitu prosa yang pernah ditulis oleh Homer atau Homerus. Iliad sendiri menceritakan
tentang peperangan antarsesama bangsa Yunani atau perang saudara, yaitu kisah tahun terakhir
dari Perang Troya. Iliad sendiri merupakan literatur Yunani tertua dan dikemas dengan tutur
kata yang indah, halus, dan tentunya kaya. Sedangkan Odyssey menceritakan tentang
perjalanan pulang dari salah seorang pemimpin Yunani (Akhaia) yaitu Odysseus. Pada masa
ini, unsur etnosentrisme sangat memengaruhi penulisan sejarah. Hal tersebut dapat dilihat di
dalam karya Iliad dan Odyssey yg lebih banyak menceritakan tentang kemenangan Yunani
dalam Perang Troya.
Kedua tulisan ini juga bahkan sangat memengaruhi Herodotus. Herodotus memulai penulisan
sejarah nya dengan memulai sesuatu yang baru saat itu yaitu Oral History, dimana tidak lagi
hanya tentang epos. Karya-karya yang ia ciptakan benar-benar sesuatu yang baru karena ia
mencoba dari nilai-nilai Yunani-Romawi yang sudah ada sebelumnya yaitu dengan
menghilangkan peran Dewa-Dewi, salah satunya adalah Perang Persia.

2. Abad Pertengahan
Beralih dari masa Yunani-Romawi, selanjutnya ialah abad pertengahan. Abad pertengahan
sendiri berawal sejak runtuhnya kekaisaran Romawi pada tahun 395 M hingga jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki. Karl Marx (dalam Spiegel, 1997, hlm. 58) menyebutkan
bahwa abad pertengahan merupakan abad di mana gereja menguasai segala kegiatan manusia
sehingga pada abad tersebut dianggap sebagai sejarah para binatang sebab akal dan pemikiran
rasional tidak digunakan karena memprioritaskan kebenaran absolut dari dominasi gereja.
Dalam perkembangannya, historiografi sendiri mengalami perkembangan yang berbeda-beda
tiap periode zaman nya tergantung dari lingkungan, kebudayaan, dan tempat karya tersebut
lahir dan berkembang. Sehingga dapat dikatakan bahwa studi historiografi ini mempelajari
bagaimana para sejarawan menafsirkan dan menuliskan sebuah fakta sejarah. Secara tidak
langsung, dapat dikatakan bahwa sejarawan merupakan representasi dari zaman nya masing-
masing karena dalam karya nya terdapat ikatan dengan kebudayaan di mana sejarawan dan
karya nya tersebut muncul (Kartodirdjo, 1986, hlm. 244).
Historiografi pada masa abad pertengahan ditandai dengan puncak dominasi gereja dan
penulisan sejarah yang dilakukan bukan oleh para ahli melainkan oleh Bapak Gereja karena
pengaruh teologi sangat memengaruhi pemikiran saat itu.
Penulisan sejarah di Eropa pada Zaman Kristen Awal dan Zaman Pertengahan mempunyai dua
pusat, yaitu gereja dan negara, dengan pendeta dan raja sebagai pelaku utama. Hasilnya berupa
annals, chronicles, sejarah umum, dan biografi. Annals adalah catatan peristiwa-peristiwa
penting, biasanya dalam kalimat-kalimat pendek. Chronicles melukiskan peristiwa yang lebih
luas. Persamaan antara annals dan chronicles adalah keduanya bersifat penuturan yang urut
waktu. Sejarah umum bersifat sistematis, dan disusun berdasarkan topik. Biografi ditulis
berdasarkana pengalaman, biasanya oleh orang yang ditugaskan untuk itu.
Menurut Situmorang (2019, hlm. 142), keistimewaan dari laporan historis yang mereka
tinggalkan ialah isi nya yang memiliki makna penyelamatan yang unik dan tidak dapat
dibandingkan. Karya sejarah mereka merupakan kesaksian yang senantiasa mengundang
jawaban iman dalam diri manusia, dan tidak ditujukan sebagai alat untuk menunjukkan
rasionalitas mengenai kebenaran dari peristiwa penyelamatan di mana Allah sendiri yang
mengambil inisiatif.
Selain St. Augustine, sejarawan lain yang terlihat jelas jiwa zaman abad pertengahan nya ialah
Otto von Freising dari Jerman dengan karya nya yang berjudul Chronicle or History of Two
Cities di mana di dalamnya dikemukakan idea mengenai teologis dan teleologis.

3. Era Modern
Memasuki era modern, kemajuan pada era sebelumnya tentu terjadi karena sebuah pemicu,
seperti renaissance, aufklarung, romantisme akan masa lalu, dan lain sebagainya. Adanya rasa
rindu akan kejayaan yang pernah diraih sebelum terjadinya abad pertengahan, dan dengan
begitu masa ini merupakan suatu tekad dan semangat untuk mengembalikan rasionalitas yang
sebelumnya ditekan oleh dogma Gereja. Setelah runtuhnya kekuasaan atau dominasi Gereja,
ilmu pengetahuan mulai berkembang di Eropa. Begitu pula dengan penulisan sejarah yang
mulai kompleks.
Tokoh-tokoh yang dikenal berjasa dalam menyebarkan prinsip tersebut kepada dunia adalah
Voltaire, Montesque, Heeren, dan lain-lain. Historiografi atau penulisan sejarah pada era
modern meluas pada sejarah sosial, kultural, ekonomi, dsb. Para sejarawan sangat menghindari
unsur-unsur khayalan, mistis, prinsip teologi, dan mulai beralih ke unsur natural.
Mereka berusaha untuk menyepakati dua hal yang bertentangan (peran Tuhan dan alam) dan
mencari jalan tengah pada dua perspektif. Adapun beberapa sejarawan yang terkemuka pada
abad ini yaitu Arnold Toynbee dengan karya nya yaitu A Study of History (1934), Collingwood

Anda mungkin juga menyukai