0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut berisi ringkasan jawaban mahasiswa Nabilah Putri Wardah pada ujian tengah semester mata kuliah Historiografi. Ringkasan jawabannya mencakup model-model penulisan sejarah seperti historiografi tradisional, modern, dan ketuhanan serta ciri-ciri historiografi kolonial.
Dokumen tersebut berisi ringkasan jawaban mahasiswa Nabilah Putri Wardah pada ujian tengah semester mata kuliah Historiografi. Ringkasan jawabannya mencakup model-model penulisan sejarah seperti historiografi tradisional, modern, dan ketuhanan serta ciri-ciri historiografi kolonial.
Dokumen tersebut berisi ringkasan jawaban mahasiswa Nabilah Putri Wardah pada ujian tengah semester mata kuliah Historiografi. Ringkasan jawabannya mencakup model-model penulisan sejarah seperti historiografi tradisional, modern, dan ketuhanan serta ciri-ciri historiografi kolonial.
1. Mengapa Jiwa Zaman (Zeitgeist) mempengaruhi bentuk tulisan penulisan
sejarah? Jawab: Karena sejarah selalu berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan beserta manusia, maka dari itu penulisan sejarah cenderung menulis peristiwanya mengikuti alur dari zaman itu sendiri dimulai. Terlebih adanya sikap-sikap rasionalisme yang mulai berkembang seiring berjalannya waktu serta yang kemudian memunculkan adanya ilmu pengetahuan mengenai filsafat-filsafat baru (terutama di bidang sosial dan ilmu pengetahuan) membuat penulisan sejarah juga akhirnya mengikuti arus zeitgeist (jiwa zaman).
Di era modern sejarah bukan sekedar humanistik dan rasionalitas semata,
tetapi juga menaruh perhatian yang cukup tinggi pada oral history (sejarah lisan) dan sejarah kultural dimana memberi porsi yang cukup besar pada nilai- ilai mistis dan supranatural.
2. Jelaskan hasil pemikiran tokoh sejarawan (berdasarkan tugas kelompok) yang
saudara ketahui ! Jawab : Tacytus (55-116 SM)
Merupakan seorang penulis yang mahir di zamannya. Meskipun menggunakan
standart modern, frekuensi, gaya penulisan yang tajam, samar, stakato, menyindir, mengejutkan, dan gaya menegangkan dari tulisan seorang Tacitus yang terlihat rumit. Ia juga dikenal sebagai tukang cerita yang luar biasa, sehingga ia rela menggorbankan kebenaran sejarah demi sebuah retorika. Ia menulis tentang sejarah Romawi sebagai negara dunia dengan semangat patrionisme. Dalam padangannya ia beranggapan bahwa retorika akan hilang nilainya dengan berkurangnya sebuah demokrasi, ia juga menggambarkan kemungkinan bahaya dari retorika yang seperti itu adalah adanya pengaruh tanpa kecapakan atau pengetahuan, adanya pengaruh yang membenarkan salah. 3. Sejak zaman Herodotus hingga Rousseau dapat diklasifikasikan model-model penulisan sejarah (historiografi). Sebutkan dari model-model itu (sekalian tokohnya) a. Historiografi Tradisional b. Historigrafi Modern c. Historiografi Ketuhanan
Jawab :
a. Historiografi Tradisional : merupakan tradisi penulisan sejarah yang berlaku pada
abad ke 4M sampai 18M. Hasil tulisan sejarah dari masa ini sering disebut sebagai naskah dan penulisan ini berasal dari kalangan kerajaan dan sastrawan kerajaan. Dengan model schets ener aconomische geschiedenis van nederlands indie (sejarah ekonomi Belanda) karya G. Gonggrijp.
b. Historiografi Modern : penulisan sejarah ini muncul dengan ditandai adanya
tokoh-tokoh pemikir humanis, intelektual, filsafat, ilmuwan dan sekelompok orang dengan gagasan dan membawa semangat baru. Tokoh dari historiografi modern seperti Voltaire (1694-1778) dengan karyanya History De Charles XII (1731) kemudian Le Siecle Louis XIV (1731) dan Immanuel Kant (1724-1804) dan Leopold Van Ranken (1745-1886).
c. Historiografi Ketuhanan : penulisan sejarah bergaya liuius menjadi populer pasca
kekalahan puranisme atas agama kristen. Penulisan sejarah pun mengikuti jiwa zaman, prinsip yang mendasari segala hal pada “keimanan-ketuhanan” tokoh yang menulis historiografi ketuhanan seperti ini adalah Agustunus dalam karya Cityok Good yang menggambarkan Ciultas Dei (negara tuhan) dan Ciuitas Doboli (negara setan).
4. Sebutkan ciri-ciri historigrafi kolonial !
Jawab : Memiliki sifat diskriminatif, penulisan gaya kolonial bersifat diskriminatif terhadap pandangan yang berbeda. Menggabaikan sumber lokal. Bersifat subjektif dengan segala aspek politik. Mengandung hal-hal yang berkenaan dengan sejarah, dengan tokoh-tokoh besar seperti gubernur jendral maupun penguasa lainnya.