ABSTRAK
Serikat pekerja muncul atas dari ketidakadilan sang pemilik usaha maupun sistem
yang ditetapkan oleh pemerintah karena dianggap melanggar hak-hak sebagai
pekerja. Tulisan Ini Membahas tentang Sejarah Serikat Pekerja yang terjadi pada
negara Indonesia dan Polandia. Metode penelitian yang digunakan dalam
penulisan ini adalah penulisan deskriptif dengan studi literature dari beberapa
sumber. Dalam tulisan ini, penulis menggabungkan sumber referensi yang ada
baik dari referensi buku maupun terbitan jurnal dan internet. Analisis data yang
digunakan ialah analisis data yaitu dengan melakukan pengumpulan data,
menganalisis data, serta mengambil kesimpulan yang berkaitan dengan serikat
pekerja. Serikat pekerja yaitu organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk
pekerja atau buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahan, yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja atau
buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluargannya.
1. Pendahuluan
Dengan adanya penyerapan tenaga kerja ini berarti telah terjadi hubungan
industrial antara pengusaha dengan pekerja. Hubungan industrial adalah hubungan
antara semua pihak yang tersangkut atau berkepentingan atas proses produksi
barang atau pelayanan jasa di suatu perusahaan (Payaman, 2003). Pihak yang
paling berkepentingan atas keberhasilan perusahaan dan berhubungan langsung
sehari-hari adalah pengusaha beserta manajemen dan pekerja. Pada dasarnya
hubungan industrial antara pengusaha dengan pekerja tersebut terjadi setelah
diadakan perjanjian kerja, dimana pihak pekerja menyatakan kesanggupannya
untuk bekerja dengan menerima upah dan pengusaha menyatakan mempekerjakan
pekerja dengan membayar upah.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pekerja merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat dekat dan sangat
penting dalam proses produksi guna meningkatkan kesejahteraan atas pekerja dan
keluarganya. Pekerja adalah setiap penduduk dalam usia kerja yang melakukan
kegiatan ekonomis, baik dalam hubungan kerja di perusahaan maupun di luar
hubungan kerja seperti pekerja mandiri, pekerja keluarga dan pekerja di sektor
informal lainnya (Payaman, 2003).
1) Magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang bekerja
pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak.
2) Mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong
adalah perusahaan.
3) Narapidana yang dipekerjakan perusahaan.
Pengusaha adalah Istilah untuk majikan sang pekerja. Ini sangat popular
karena majikan sendiri lahir pada masa kolonial Belanda. Majikan adalah orang
atau badan hukum yang mempekerjakan buruh. Sama halnya dengan istilah buruh,
istilah majikan juga kurang sesuai dengan konsep Hubungan Industrial Pancasila
karena istilah majikan berkonotasi sebagai pihak yang selalu berada di atas
sebagai lawan atau kelompok penekanan dari buruh, padahal antara buruh dan
majikan secara yuridis merupakan mitra kerja yang mempunyai kedudukan yang
sama. Karena lebih tepat jika dengan istilah pengusaha.
Menurut Payaman (2003) Serikat Pekerja merupakan salah satu sarana dan
pelaksana utama hubungan industrial. Sebagai pelaksana utama hubungan
industrial, Serikat Pekerja mempumyai peranan dan fungsi berikut ini:
3. METODE PENULISAN
4. PEMBAHASAN
Nama Polandia berasal dari kata Slavia, yang berarti “lapangan”. Nama ini
tepat, karena Polandia mencakup bagian dari dataran luas yang membentang di
sebagian besar wilayah Eropa tengah timur. Polandia terletak di antara Jerman di
barat, Republik Ceko dan Slovakia di selatan, dan Rusia, Lithuania, Belarus, dan
Ukraina di timur. Lokasi Polandia yang seperti ini ditambah kurangnya hambatan
alam sangat mempengaruhi sejarah negara ini. Di sebagian besar sejarahnya,
Polandia berjuang untuk menjadi independen dari tetangga-tetangganya yang
kuat.
Polandia pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Eropa. Namun,
pada abad-abad selanjutnya, Polandia sering ditaklukkan dan diduduki oleh
negara-negara lain. Antara akhir tahun 1700 dan awal 1900, Polandia menghilang
dari peta Eropa. Wilayahnya telah dipartisi dibagi antara negara-negara
tetangganya. Selama periode ini, patriotisme menyatukan rakyat Polandia
bersama-sama. Polandia kembali meraih kemerdekaannya pada tahun 1918, di
akhir Perang Dunia I. Tapi negara ini diserbu oleh tentara Jerman pada tahun
1939, saat pecah Perang Dunia II. Sebagian besar Polandia hancur selama
pertempuran.
Pemogokan dan kekacauan yang terjadi pada tahun 1970, diawali dengan
keputusan pemerintah untuk menaikkan harga pangan, sandang dan bahan bakar
sehingga membuat rakyat gelisah dan menentang keputusan pemerintah tersebut.
Kekacauan politik tersebut kemudian menyebabkan turunya Wladyslaw Gomulka
sebagai pemimpin dan pemerintahan kemudian menggantikannya dengan Edward
Gierek. Perlu untuk diketahui bahwa lahirnya Solidaritas, Serikat Buruh Bebas
adalah sebuah bentukan oleh para buruh serta pekerja. Lahirnya Solidaritas dan
Serikat Buruh Bebas merupakan kelompok yang berhasil menjatuhkan
kepemimpinan Wladyslaw Gomulka.
Jatuhnya kepemimpinan penguasa Polandia masa itu karena dinilai tidak
mampu untuk mengatasi situasi yang dilakukan oleh para pekerja yang tergabung
dalam Serikat Buruh Bebas. Seluruh pekerja pelabuhan ketika masa itu melakukan
pemogokan dan melakukan tuntutan di depan pelabuhan yang tidak dapat
dibendung lagi oleh pemerintah. Dalam aksi inilah seorang tokoh rakyat Polandia
bernama Lech Walesa tampil sebagai pembicara yang menyampaikan aspirasinya
di depan semua pekerja, buruh hingga petani yang telah berkumpul ditempat
tersebut. Sebelum Lech Walesa datang telah ada seorang pekerja kapal Erzy
Borowzack yang terlebih dahulu melakukan orasi. Orasi tersebut sekaligus
bertujuan untuk menunjuk sebuah Komite Pemogokan serta orang yang dapat
dipercaya sebagai pemimpinnya, yang akhirnya menetapkan Lech Walesa lah
yang menjadi ketua komite mogok tersebut.
Setelah hari pemogokan itu, Lech Walesa di tunjuk dan resmi menjadi
ketua komite mogok. Lewat komite mogok yang telah terbentuk ini Solidaritas
melakukan perjuangan lewat aksi-aksi mogok dan berjuang menentang
pemerintah komunis di Polandia. Kaum buruh merupakan penggerak dari sekian
banyak aksi-aksi yang terjadi di Polandia. Dari aksi yang dilakukan inilah terjadi
pembaharuan-pembaharuan di Polandia. Semua kebijakan yang di buat
pemerintah sebagian berhubungan langsung dengan para buruh. Terutama
kebijakan ekonomi, perlu di ketahui bahwa suatu pabrik tidak bisa beroperasi
tanpa buruh dan hal ini tidak disadari oleh para pemerintah di Polandia.
Tahun 1878
Muncul serikat buruh guru Bahasa Belanda yang dipengaruhi oleh pergerakan
sosial demokrat di Belanda.Pada masa itu serikat buruh tampil sebagai organisasi
golongan yang hanya menampung kulit putih.
Tahun 1906 : Lahir Serikat Pekerja Perkebunan (Cultuur Bond) dan Serikat
Pekerja Gula (Zuiker Bond).
Tahun 1909
Pada 26 September di kalangan Tionghoa di Jakarta dibentuk Tiong Hoa Sim Gie
dipimpin oleh Lie Yan Hoei. Empat bulan kemudian kelompok ini merubah nama
menjadi Tiong Hoa Keng Kie Hwee yang kemudian menjadi inti dari Federasi
Kaoem Boeroeh Tionghoa.
Tahun 1912
Lahir Sarekat Dagang Islam (SDI) yang bergerak di bidang perekonomian dan
perdagangan, Serikat Islam sebagai serikat buruh kaum pribumi dan Persatuan
Guru Bantu (PGB).
Tahun 1913 : Lahir Serikat Pekerja Kereta Api (Spoor Bond).
Tahun 1918
Pada bulan Agustus lahir PFB (Personeel Fabriek Bond) yang beranggotakan
buruh tetap, Perkumpulan Tani dan koperasi yang kemudian lazim disebut sebagai
Sarekat Tani dengan anggota kuli kenceng atau pemilik tanah yang disewa pabrik,
serta Perserikatan Kaum Buruh Umum (PKBO) yang beranggotakan buruh
musiman. Ketiga perhimpunan itu diketuai Suryopranoto yang juga menyebut
dirinya sebagai komandan Tentara Buruh Adidarmo.
Tahun 1919 : Lahir Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) dipimpin oleh
Semaoen.
Tahun 1920
Pemogokan buruh terjadi pada 72 pabrik gula di seluruh Jawa. Dari jumlah itu 28
pemogokan terjadi pada masa sebelum dan sesudah giling yang meliputi 4.700
pekerja; sedangkan pemogokan yang lain terjadi dalam masa giling (dari bulan
Mei sampai Oktober) dengan pemogokan terdiri dari 20.716 orang. Pemogokan
yang terjadi di luar musim giling biasanya terpaksa dilakukan sebagai reaksi
tindakan pengusaha yang dianggap tidak adil dan sewenang-wenang. Dari jumlah
4.700 pemogok sebagian besar terdiri dari tukang yang berperan penting dalam
menjalankan proses produksi di pabrik gula. Pemogokan dalam musim giling
biasanya dilakukan atas inisiatif buruh karena motif-motif ekonomis. Gerakan
telah dipersiapkan sehingga meskipun pemogok yang terdiri dari buruh tetap
hanya mencapai 1.997 orang tetapi mereka mampu memimpin sejumlah besar
buruh musiman (7.584 orang) dan buruh tidak tetap sekitar pabrik (11.135 orang).
Tahun 1920
Para pekerja anggota Personeel Fabrik Bond (PFB) mogok kerja, menuntut
majikan supaya mau mengakui keberadaan Serikat Pekerja mereka.
Tahun 1921
Tahun 1922
Tahun 1923
Tahun 1924
Pada bulan Juni Serikat Pekerja Indonesia bersama-sama Serikat Pekerja Filipina,
India, Jepang dan Tiongkok di undang untuk menghadiri Konferensi Serikat
Pekerja Angkutan Laut di Kanton. Dengan demikian keberadaan dan kehidupan
Serikat Pekerja di samping Iebih erat menjalin hubungan kerja sama dengan
Serikat-Serikat Pekerja Internasional, juga lebih memperkuat posisi.
Tahun 1926
PVH (Persatuan Vakbond Hindia) berakhir akibat dari kegagalan aksi politik PKI
yang disusul penangkapan besar-besaran terhadap aktivis RV.
Tahun 1930
Tahun 1932
Lahir dua organisasi Serikat Pekerja, yaitu Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri
(PVPN) dan Persatuan Serikat Pekerja Indonesia (PSPI), yang didirikan oleh dr.
Soetomo.
Tahun 1937
Lahir gerakan politik yang bekerja sama dengan gerakan serikat pekerja untuk
bersama-sama melindungi dan membebaskan hak-hak dan kepentingan pekerja,
memberantas pengangguran, mengantisipasi tantangan industrialisasi yang
menggusur lapangan usaha kerajinan rakyat.
Tahun 1940
Tahun 1945
Pada 15 September lahir sebuah organisasi masa buruh yang bernama BBI
(Barisan Buruh Indonesia). BBI mengutamakan barisan buruh untuk memudahkan
mobilisasi oleh serikat sekerja dan Partai Buruh.Dalam kongresnya pada bulan
September 1945 yang dihadiri oleh kaum buruh dan tani, tercetuslah Partai Buruh
Indonesia.BBI juga sepakat untuk menuntaskan revolusi nasional.Untuk
mempertahankan tanah air dari serangan musuh, BBI membentuk Laskar Buruh
bersenjata di pabrik-pabrik.Untuk kaum perempuan dibentuk Barisan Buruh
Wanita (BBW).
Tahun 1946
Tahun 1948
Tahun 1957
Tahun 1973
Tahun 1990
Pada bulan November serikat buruh independen pertama dibentuk dengan nama
Serikat Buruh Merdeka Setia Kawan (SBM-SK) di bawah kepemimpinan HJC.
Princen.Karena adanya konflik internal dan tekanan pemerintah, serikat ini
berhenti beraktivitas.
Tahun 1992
Pada 14 Juni, 7 buruh pabrik udang, PT. Tambaksari Jalmorejo di Medan di-PHK
karena menjadi anggota SBSI.Kongres SBSI yang sedianya diselenggarakan pada
29 Juli tidak mendapat ijin pemerintah.
Tahun 1994
Serikat buruh independen ketiga, Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI), lahir
pada bulan Oktober. Permohonan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) untuk
didaftar sebagai serikat pekerja kembali ditolak pada bulan
November.Departemen Tenaga Kerja juga menghalangi niat SBSI untuk
mendaftar pada Departemen Dalam Negeri sebagai organisasi sosial di bawah
Undang-undang Keormasan.Pemerintah menganggap SBSI tidak sah.
Tahun 1995
Tahun 1998
Tahun 2000
Tahun 2003
Tahun 2004
5. KESIMPULAN
Serikat pekerja muncul atas dari ketidakadilan sang pemilik usaha maupun
sistem yang ditetapkan oleh pemerintah karena dianggap melanggar hak-hak
sebagai pekerja. Serikat pekerja yaitu organisasi yang dibentuk dari, oleh ,dan
untuk pekerja atau buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahan, yang
bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja atau
buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluargannya.
Bukan hanya memperjuangkan serta melindungi hak para pekerja saja, serikat
pekerja juga berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dan pekerja, serta
tugas serikat pekerja juga menjaga hubungan yang baik antara serikat pekerja
dengan perusahaan atau antara pekerja dengan perusahaan. Maka dari itu, dengan
adanya serikat pekerja, dapat membantu pekerja untuk mendapatkan haknya
sehingga kesejahteraan pekerja dan keluarganya pun terjamin. Bukan hanya
pekerja saja yang mendapatkan kesejahteraan, dan kelangsungan perusahaanpun
dapat diperoleh dengan adanya semangat kerja, dan produktivitas tinggi dari
pekerja.
6. DAFTAR PUSTAKA
Press.
Aditya Bakti
Sastrohadiwiryo. Siswanto 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.
Pendekatan
Sinar Harapan.
Junal
Be´la Greskovits. 2015. Ten years of enlargement and the forces of labour in
Central and Eastern Europe. Vol. 21(3) 269–284 ª The Author(s) 2015
Reprints and permission: sagepub.co.uk/journalsPermissions.nav DOI:
10.1177/1024258915585932 trs.sagepub.com
Michał Pilc. 2015. The temporary employed in Poland: Beneficiaries or victims
of
Michał Polakowski & Dorota Szelewa. 2016. Poland in the migration chain:
Internet
http://www.hubunganindustri.com/2016/10/28/sejarah-perkembangan-serikat-
buruh-di-indonesia/