NIM : 1403617090
RINGKASAN MATERI
Penemuan waktu dan kronologi sudah sejak lebih dari 4.000 tahun SM di Mesir,tetapi
orang tidak segera menulis sejarah. Tulisan sejarah di Eropa muncul di Yunani dalam
bentuk puisi, yaitu karya Homer, ditulis berdasarkan cerita – cerita lama menceritakan
kehancuran Troya pada 1.200 SM. Tulisan sejarah dalam bentuk prosa baru muncul
pada abad ke-6 SM di Ionia.
Penulisan sejarah dari Yunani yang terkenal ialah Herodutus (ca 484-425 SM),
Thucydies (ca 456-396 SM), dan Polybius (ca 198-117 SM). Herodotus melukiskan
abad ke-6 dan ke-5, sehingga ia menulis semacam sejarah kebudayaan. Dialah bapak
sejarah. Selain itu, ia juga menulis tentang apa yang sekarang disebut antropologi dan
sosiologi. Ia melukiskan perang Yunani – Persia pada 478 SM, perang antara
peradaban Hellenic dan Timur yang dimenangkan oleh Yunani. Thucydies menulis
perang antara Athena – Sparta, perang antara demokrasi dan tirani, yang dimenangkan
oleh Athena.Thucydies adalah seorang jenderal dan politisi, sehingga tulisannya
tentang perang Peloponnesos (431-404 SM). Sejarah yang dituliskan terbatas pada
politik,diplomasi,dan perang. Dialah orang pertama yang menyadari bahwa sejarah
bisa pragmatis yaitu “Pengetahuan akurat tentang apa yang sudah kejadian berguna
karena kemungkinan akan terjadi hal – hal yang sama”. Polybius,meskipun orang
Yunani, tetapi ia banyak dibesarkan di Roma. Polybius banyak menulis tentang
perpindahan kekuasaan dari tangan Yunani ke Romawi. Dalam metodologi ia
menemukan betapa geografi dan topografi penting untuk sejarah. Ia juga melihat
sejarah itu pragmatis,sejarah adalah “filsafat yang mengajar melalui contoh”
(philosophy teaching by example).
Penulis sejarah Romawi ialah Julius Caesar (100-44 SM), Sallustius (ca 86-34 SM),
Livius (59 SM – 17 M), dan Tactitus (ca 55-120 M). Julius Caesar adalah jenderal
Romawi yang menaklukkan Gaul. Lukisannya tentang Gallia menjadi sumber yang
amat penting tentang adat istiadat bangsa itu. Sallustius ( Gaius Sallustius Crispus)
terkenal dengan monografi-monografi dan biografi. Ia menulis History of Rome,
Conspiracy of Catiline, Jugurthine War. Livius ( Titus Livius ) adalah tukang cerita
yang luar biasa, sehingga ia mengorbankan kebenaran sejarah demi retorika. Kisahnya
tentang berdirinya kota Roma adalah campuran antara fantasi dan Fakta. Tactius
( Publius Cornelius Tactitus) menulis Annals, Histories,dan Germania. Tulisannya
berada di tengah-tengah antara Livius yang cenderung retorika dan Polybius yang
cenderung pada sejarah. Dialah yang mengemukakan “sebab moral” keruntuhan
Romawi.
Wakil dari Zaman Kristen Awal adalah Africanus ( Sextus Julius, ca 180-ca
250), Eusebius ( Eusebius Pamphilus, ca 260-ca 340) dan Orosius ( Paulus Orosius, ca
380 – ca 420). Karya Africanus adalah Chronographia yang melukiskan sejak
penciptaan sampai 221 M, menurutnya dunia diciptakan pada 5499 SM. Eusebius
menulis Chronicle dan Church History. Orosius menulis Seven Books Against the
Pagans adalah pembelaan atas peradaban Kristen yang dituduh menyebabkan
runtuhnya Romawi Barat pada abad ke-5.
Zaman Pertengahan berlangsung lama ( 1.000 tahun kalau dihitung dari abad
ke-5 sampai abad ke-15). Disini hanya dikemukakan bebebrapa nama, yaitu
Cassiodorus ( Marcus Aurelius Cassiodorus, ca 480-570), Procopius (ca 500- 565),
Gregory (Bishop Tours, 538-594), dan Bede (Venerable Bede, 672-735).
Cassiodorus menulis History of the Goths, ia mengarang seolah – olah Goths berasal
dari Roma. Procopius menulis dalam bahasa Yunani The History of His Own Time,
yang menceritakan perang-perang Byzantium melawan Persia,Afrika,dan bangsa
Goths. Gregory menulis History of the Franks yang menceritakan sejarah dunia
sejak zaman kuno sampai abad ke-5. Tulisan Gregory menandai peralihan menuju
Zaman Pertengahan. Bede menulis Ecclesiastical History of the English People yang
menceritakan terbentuknya kebudayaan Anglo – Saxon.
Zaman Pertengahan banyak gunanya bagi sejarah Indonesia, karena baik dari
segi subtansi maupun metode ada kemiripan antara annals, chronicles, sejarah umum,
dan biografi dengan babad,lontar,lontara,hikayat,dan tambo.
Penulis Historiografi Renaisans dari Italia antara lain Lorenzo Valla ( 1407-
1457) dan Francesco Guicciardini (1483-1540). Valla menulis The History of
Ferdinand I of Aragon. Guicciardini menulis History of Florence, yang
merupakan sejarah politik yang rasional. Buku Guicciardini merupakan
sejarah universal yang pertama di Italia
Reaksi terhadap Zaman Pertengahan datang juga dari gerakan Reformasi.
Kalau Renaisans ingin menggantikan wahyu dengan akal, teologi dengan
ilmu, kebudayaan teosentris dengan antroposentris, kebudayaan kristen
dengan paganism, maka Reformasi ingin menggantikan teologi lama dengan
teologi baru.
Orang Eropa mulai tertarik dengan daerah – daerah baru untuk ekspansi
Eropa. Tulisan Marcopolo (1254-1324), Travels yang mengabdi pada istana
di Cina. Christopher Columbus (1451-1506) dari Genoa yang menemukan
Amerika pada 1492. Hernando Cortez (1485-1547) yang menjadi saksi mata
penaklukan Meksiko.
Para penjajah awal datang dari Italia, Spanyol, dan Portugal. Baru kemudian
menyusul bangsa – bangsa Eropa Utara, seperti Prancis, Belanda, dan Inggris.
ABAD KE-18: ZAMAN RASIONALISME DAN PENCERAHAN
AKHIR ABAD KE-19 DAN ABAD KE-20: SEJARAH KRITIS DAN SEJARAH BARU
Sudah lama sejarah kritis dirintis. Jean Bodin (1530-1596) telah menulis
Method for Easily Understanding History (1566); Jean Mabilon (1632-1707)
menulis De Re Diplomatic; Berthold Georg Niebuhr (1776-1831) menulis
Roman History; dan tulisan – tulisan yang lain telah banyak sebelum sampai
pada Leopold Von Ranke (1795-1886) yang menulis diantaranya, A Critique
of Modern Historical Writers. Ranke menganjurkan supaya sejarawan menulis
apa yang sebenarya terjadi, wie es eigentlich gewsen, sebab setiap periode
sejarah itu akan dipengaruhi oleh semangat zamannya (Zeitgest).
Pada tahun 1911 di Amerika muncul gagasan baru tentang perlunya sejarah
baru dengan tokohnya Robinson dan Becker. Sejarah baru menekankan
pentingnya ilmu-ilmu social. Kalau historiografi klasik menekankan retorik,
historiografi modern menekankan kritik, maka Sejarah baru menekankan ilmu
social. Sejak itu, ada pendekatan kembali pada sejarah dan ilmu-ilmu social.