Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Sahrul Nur Muslim

NIM : 1403617090

PRODI : Pend. Sejarah

KELAS : Sejarah C 2017

Dosen : Dr. ABDUL SYUKUR, M.Hum

RINGKASAN MATERI

SEJARAH ILMU SEJARAH

ZAMAN YUNANI DAN ROMAWI

Penemuan waktu dan kronologi sudah sejak lebih dari 4.000 tahun SM di Mesir,tetapi
orang tidak segera menulis sejarah. Tulisan sejarah di Eropa muncul di Yunani dalam
bentuk puisi, yaitu karya Homer, ditulis berdasarkan cerita – cerita lama menceritakan
kehancuran Troya pada 1.200 SM. Tulisan sejarah dalam bentuk prosa baru muncul
pada abad ke-6 SM di Ionia.

Penulisan sejarah dari Yunani yang terkenal ialah Herodutus (ca 484-425 SM),
Thucydies (ca 456-396 SM), dan Polybius (ca 198-117 SM). Herodotus melukiskan
abad ke-6 dan ke-5, sehingga ia menulis semacam sejarah kebudayaan. Dialah bapak
sejarah. Selain itu, ia juga menulis tentang apa yang sekarang disebut antropologi dan
sosiologi. Ia melukiskan perang Yunani – Persia pada 478 SM, perang antara
peradaban Hellenic dan Timur yang dimenangkan oleh Yunani. Thucydies menulis
perang antara Athena – Sparta, perang antara demokrasi dan tirani, yang dimenangkan
oleh Athena.Thucydies adalah seorang jenderal dan politisi, sehingga tulisannya
tentang perang Peloponnesos (431-404 SM). Sejarah yang dituliskan terbatas pada
politik,diplomasi,dan perang. Dialah orang pertama yang menyadari bahwa sejarah
bisa pragmatis yaitu “Pengetahuan akurat tentang apa yang sudah kejadian berguna
karena kemungkinan akan terjadi hal – hal yang sama”. Polybius,meskipun orang
Yunani, tetapi ia banyak dibesarkan di Roma. Polybius banyak menulis tentang
perpindahan kekuasaan dari tangan Yunani ke Romawi. Dalam metodologi ia
menemukan betapa geografi dan topografi penting untuk sejarah. Ia juga melihat
sejarah itu pragmatis,sejarah adalah “filsafat yang mengajar melalui contoh”
(philosophy teaching by example).

Penulis sejarah Romawi ialah Julius Caesar (100-44 SM), Sallustius (ca 86-34 SM),
Livius (59 SM – 17 M), dan Tactitus (ca 55-120 M). Julius Caesar adalah jenderal
Romawi yang menaklukkan Gaul. Lukisannya tentang Gallia menjadi sumber yang
amat penting tentang adat istiadat bangsa itu. Sallustius ( Gaius Sallustius Crispus)
terkenal dengan monografi-monografi dan biografi. Ia menulis History of Rome,
Conspiracy of Catiline, Jugurthine War. Livius ( Titus Livius ) adalah tukang cerita
yang luar biasa, sehingga ia mengorbankan kebenaran sejarah demi retorika. Kisahnya
tentang berdirinya kota Roma adalah campuran antara fantasi dan Fakta. Tactius
( Publius Cornelius Tactitus) menulis Annals, Histories,dan Germania. Tulisannya
berada di tengah-tengah antara Livius yang cenderung retorika dan Polybius yang
cenderung pada sejarah. Dialah yang mengemukakan “sebab moral” keruntuhan
Romawi.

ZAMAN KRISTEN AWAL DAN ZAMAN PERTENGAHAN

Kemenangan Kristen di Eropa mempunyai pengaruh yang luas, termasuk


dalam penulisan sejarah. Tulisan Augustine (354-430), The City of God, adalah
filsafat sejarah Kristen yang sangat berpengaruh. Dalam pandangan Kristen, orang
harus memilih antara Tuhan dan setan. Penulisan sejarah di Eropa pada zaman kristen
awal dan zaman pertengahan mempunyai dua pusat, yaitu gereja dan negara, dengan
pendeta dan raja sebagai pelaku utama. Berbeda dengan penulisan sejarah Yunani dan
Romawi, netralis,sejarah factual,dan sejarah kritis tidak bisa diharapkan dari zaman
kristen awal dan zaman pertengahan.

Wakil dari Zaman Kristen Awal adalah Africanus ( Sextus Julius, ca 180-ca
250), Eusebius ( Eusebius Pamphilus, ca 260-ca 340) dan Orosius ( Paulus Orosius, ca
380 – ca 420). Karya Africanus adalah Chronographia yang melukiskan sejak
penciptaan sampai 221 M, menurutnya dunia diciptakan pada 5499 SM. Eusebius
menulis Chronicle dan Church History. Orosius menulis Seven Books Against the
Pagans adalah pembelaan atas peradaban Kristen yang dituduh menyebabkan
runtuhnya Romawi Barat pada abad ke-5.

Zaman Pertengahan berlangsung lama ( 1.000 tahun kalau dihitung dari abad
ke-5 sampai abad ke-15). Disini hanya dikemukakan bebebrapa nama, yaitu
Cassiodorus ( Marcus Aurelius Cassiodorus, ca 480-570), Procopius (ca 500- 565),
Gregory (Bishop Tours, 538-594), dan Bede (Venerable Bede, 672-735).
Cassiodorus menulis History of the Goths, ia mengarang seolah – olah Goths berasal
dari Roma. Procopius menulis dalam bahasa Yunani The History of His Own Time,
yang menceritakan perang-perang Byzantium melawan Persia,Afrika,dan bangsa
Goths. Gregory menulis History of the Franks yang menceritakan sejarah dunia
sejak zaman kuno sampai abad ke-5. Tulisan Gregory menandai peralihan menuju
Zaman Pertengahan. Bede menulis Ecclesiastical History of the English People yang
menceritakan terbentuknya kebudayaan Anglo – Saxon.

Zaman Pertengahan banyak gunanya bagi sejarah Indonesia, karena baik dari
segi subtansi maupun metode ada kemiripan antara annals, chronicles, sejarah umum,
dan biografi dengan babad,lontar,lontara,hikayat,dan tambo.

ABAD KE-16: ZAMAN RENAISANS, REFORMASI, DAN KONTRA –


REFORMASI

Sejarah Renaisans mencerminkan cita- cita Renaisans yang melihat semangat


pagan dan kebudayaan klasik Yunani – Romawi sebagai model. Renaisans
melihat ke belakang, sedangkan kebudayaan modern melihat ke depan.

Penulis Historiografi Renaisans dari Italia antara lain Lorenzo Valla ( 1407-
1457) dan Francesco Guicciardini (1483-1540). Valla menulis The History of
Ferdinand I of Aragon. Guicciardini menulis History of Florence, yang
merupakan sejarah politik yang rasional. Buku Guicciardini merupakan
sejarah universal yang pertama di Italia
Reaksi terhadap Zaman Pertengahan datang juga dari gerakan Reformasi.
Kalau Renaisans ingin menggantikan wahyu dengan akal, teologi dengan
ilmu, kebudayaan teosentris dengan antroposentris, kebudayaan kristen
dengan paganism, maka Reformasi ingin menggantikan teologi lama dengan
teologi baru.

Dalam Historiografi, Reformasi diwakili oleh Matthias Vlacich Illyricus


(1520-1575),Sleidanus (John Sleidan, 1506-1556), dan Heinrich Bullinger
(1504-1575). Vlacich Illyricus menulis Magdeburg Centuries, buku sejarah
berisi polemic yang sangat ambisius. Sleidanus menulis Commentaries on
Political and Religious Conditions in the Rign of Emperor Charles V, 1517-
1555. Ia mencari sebab polemic dari agama. Bullinger menulis History of the
Reformation 1519-1532 adalah orang Swiss dan pengikut Zwingli.

Kontra – Reformasi ingin mengembalikan kewibawaan gereja Katolik yang


telah dirusak oleh gerakan Reformasi. Zaman Renaisans,Reformasi, dan
Kontra – Reformasi yang berlangsung kurang lebih pada abad ke-16
mempunyai tema yang sama sekalipun dengan alasan yang berbeda-beda
dengan zaman sebelumnya, yaitu sejarah agama dan sejarah politik.

ABAD KE-17: ZAMAN PENEMUAN DAERAH BARU

Penemuan daerah – daerah baru abad ke-15,ke-16,ke-17 mempunyai pengaruh


penting bagi perkembangan Historiografi Eropa. Pada zaman ini sejarah social
menjadi tema utama.

Orang Eropa mulai tertarik dengan daerah – daerah baru untuk ekspansi
Eropa. Tulisan Marcopolo (1254-1324), Travels yang mengabdi pada istana
di Cina. Christopher Columbus (1451-1506) dari Genoa yang menemukan
Amerika pada 1492. Hernando Cortez (1485-1547) yang menjadi saksi mata
penaklukan Meksiko.

Para penjajah awal datang dari Italia, Spanyol, dan Portugal. Baru kemudian
menyusul bangsa – bangsa Eropa Utara, seperti Prancis, Belanda, dan Inggris.
ABAD KE-18: ZAMAN RASIONALISME DAN PENCERAHAN

Rasionalisme pada abad ke-17 dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650)


dari Prancis, Francis Bacon (1561-1626) dari Inggris, dan Baruch Spinoza
(1632-1677) dari Belanda, baru memengaruhi historiografi pada abad ke-18.
Sikap universal kaum rasionalis telah meluaskan pandangan orang Eropa
secara geografis. Ada tiga aliran utama, yaitu yang radikal dipelopori oleh
Voltaire yang moderat dan konservatif dipelopori Montesquieu dan yang
sentimental dipelopori oleh Rousseau. Disebut radikal, karena Voltaire melihat
sejarah dan intuisi social semata- mata dari sudut intelektual dan kaum
borjuasi. Montesquieu disebut moderat dan konservatif, karena ia selalu
menghubungkan sejarah dan intuisi social dengan masyarakatnya. Sedangkan
Rousseau adalah peralihan dari Rasionalisme ke Romantisme.

ABAD KE-19: ZAMAN ROMANTISME,NASIONALISME,DAN LIBERALISME

Historiografi dalam abad ke-19, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut 1.


Penghargaan kembali pada Zaman Pertengahan, 2. Munculnya filsafat
sejarah,3. Munculnya teori “Orang Besar”, 4. Timbulnya nasionalisme, 5.
Munculnya liberalism sebagai akibat Revolusi Inggris pada abad ke-17,
Revolusi Amerika, Revolusi Perancis, Perang Kemerdekaan Prusia, dan
revolusi pada 1830-1848.

Romantisme dalam historiografi adalah kebalikan dari Rasionalisme. Tokoh-


tokohnya diantaranya Francois Augeste Chateaubriand (1768-1848),Madamw
Anne Louise de Stael (1766-1817), Sir Walter Scott (1771-1832), Augustin
Thierry (1795-1856),Jules Michelet (1798-1874), Thomas Caryle (1795-
1881).

Kalau Zaman Pencerahan telah menghasilkan Gagasan Kemajuan, maka abad


ke-19 menghasilkan filsafat sejarah.

Sejarah yang bersifat nasionalistis ada di Jerman, Prancis,Inggris, dan lain-


lain. Kegiatan sejarah,selain beurpa pengumpulan sumber, juga penulisan.
Dari jerman diantaranya ada Johann Gustav Droysen (1804-1884) dan
Heinrich von Treitschke (1834-1896) dari Perancis diantaranya ada Francois
Guizot (1787-1874) dan dari Inggris diantaranya ada Thomas Babington
Macaulay (1800-1859).

AKHIR ABAD KE-19 DAN ABAD KE-20: SEJARAH KRITIS DAN SEJARAH BARU

Sudah lama sejarah kritis dirintis. Jean Bodin (1530-1596) telah menulis
Method for Easily Understanding History (1566); Jean Mabilon (1632-1707)
menulis De Re Diplomatic; Berthold Georg Niebuhr (1776-1831) menulis
Roman History; dan tulisan – tulisan yang lain telah banyak sebelum sampai
pada Leopold Von Ranke (1795-1886) yang menulis diantaranya, A Critique
of Modern Historical Writers. Ranke menganjurkan supaya sejarawan menulis
apa yang sebenarya terjadi, wie es eigentlich gewsen, sebab setiap periode
sejarah itu akan dipengaruhi oleh semangat zamannya (Zeitgest).

Namun, Ranke mulai diragukan kebenarannya. Menulis sejarah “sebagaimana


terjadi” itu bertentangan dengan psikologi. Fakta sejarah itu tidak seperti batu
bata yang tinggal dipasang,tetapi fakta itu sengaja dipilih oleh sejarawan.

Pada tahun 1911 di Amerika muncul gagasan baru tentang perlunya sejarah
baru dengan tokohnya Robinson dan Becker. Sejarah baru menekankan
pentingnya ilmu-ilmu social. Kalau historiografi klasik menekankan retorik,
historiografi modern menekankan kritik, maka Sejarah baru menekankan ilmu
social. Sejak itu, ada pendekatan kembali pada sejarah dan ilmu-ilmu social.

Sekalipun ada kecenderungan balik yang menekankan sejarah naratif,seperti


pada sejarah mentalis dan sejarah kebudayaan. Jadi sejarah kembali pada
retorik,tetapi pendidikan ilmu social tetap penting.

Anda mungkin juga menyukai