Anda di halaman 1dari 35

Meganthropus paleojavanicus

 Mega : Besar Anthropus : Manusia Palaeo : tua


Javanicus ; Jawa
 Ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald tahun
1946 dan 1941 di Sangiran (Surakarta) dan
Marks tahun 1952.
 Fosil berupa rahang bawah dan rahang atas.
 Diperkirakan sebagai manusia purba paling tua.
 Hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu.
 Disebut sebagai manusia purba tertua di Pulau
Jawa

Ciri –ciri :
 tubuh kekear

 rahang dan geraham besar


 tidak berdagu
 menyerupai kera

PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS

 Ditemukan tahun 1936 di Mojokerto Jawa Timur.


 Fosil berupa tengkorak anak.
 Masih tergolong jenis Pithecanthropus.
Ciri-ciri :
 badan tegak

 tidak memiliki dagu

 bentuk kening menonjol


 tinggi badan 165 – 180 cm
 volume otak 750 – 1.300 cc
 tulang rahang dan geraham cukup kuat
 tulang tengkorak cukup tebal
 bentuk tengkorak lonjong

PITHECANTHROPUS ERECTUS
 Ditemukan oelh Eugene Dubois tahun 1890 di
daerah Trinil (dekat sungai Bengawan Solo)
 Pithe artinya kera , Anthropus artinya manusia ,
Erectus artinya tegak
 Pithecanthropus erectus artinya manusia kera
berjalan tegak.

Ciri-ciri :

 berbadan dan berjalan tegak


 tinggi badan 165 – 170 cm
 diperkirakan hidup sekitar 1 juta tahun yang lalu.
HOMO

 Merupakan jenis manisa purba yang lebih


sempurna
 Fosil manusia purba jenis homo yang dtemukan
adalah

Homo Soloensis
 Ditemukan oleh Ter Haar dan Ir Oppenorth tahun

1931 – 1934 di desa Ngandong, Lembah Sungai


Bengawan Solo.
 Dinamakan Homo Soloensis atau manusia purba
Solo.
 Memiliki tingkat kesempurnaan lebih tinggi
dibandingkan Pithecanthropus erectus

Ciri-ciri :

 berbadan tegap
 tinggi 180 cm
 volume otak kecil (1.000 – 1.300 cc)
 Tengkorak lebih besar dibanding tengkorak
Pithecanthropus erectus.
Homo wajakensis

 Ditemukan oleh Van Reitschoten tahun 1889 di


desa Wajak Tulungagung – JawaTimur, dan
Eugene Dubois tahun 1890.
 Fosil yang ditemukan oleh Van Reitschosen
berupa ruas leher dan tengkorak dengan volume
otak 1.630 cc.
 Fosil yang ditemukan oleh Eugene Dubois berupa
tengkorak, rahang atas, rahang bawah, tulang
kering, dan tulang paha.
 Memiliki tingkat kesempurnaan lebih tinggi
daripada Pithecanthropus erectus.

Ciri-ciri :

 berbadan tegap
 berjalan lebih tegak
 tinggi 130 – 210 cm
 memiliki orak kecil yang sudah berkembang
 volume otak 1.350 – 1.450 cc
 bentuk tulang tengkorak lebih bulat
 bentuk muka tidak terlalu menonjol ke depan
 memiliki kemampuan untuk membuat peralatan
secara sederhana seperti kapak batu dan alat
berburu yang terbuat dari tulang dan kayu

Homo sapiens

 Merupakan jenis manusia purba yang paling


maju dan paling cerdik.
 Merupakan generasi terakhir manusia purba.
 Homo sapiens artinya manusia cerdas
 Hidup sekitar 40.00 tahun yang lalu
 Bentuk fisik hampir sama dengan manusia zaman
sekarang

Homo sapiens di Indonesia

 Hidup pada zaman mesolithikum


 Sudah mengenal empat tinggal secar menetap
 Mampu bercocok tanam
 Kebudayaannya disebut kebudayaan
mesolithikum
 Mendapat pengaruh dari kebudayaan Bascon
Hoabinh dari daerah Indo-Cina (Vietnam)

Menurut A.L. Krober Home sapiens terdiri dari


beberapa ras yaitu :

1. Ras Kaukasoid

Ciri-Ciri :

 berkulit putih
 hidung mancung
 rambut pirang
 bertubung jangkung

Jenis-jenis :

1.Nordic di Eropa Utara dan sekitar Laut Baltik.


2.Alpin di Eropa Tengah dan Eropa Timur.
3.Mediteranian di Laut Tengah, Afrika Utara,
Armenian, Arabian dan Iran.
4.Indic di India, Pakistan, dan Sri Lanka.

Ras Mongoloid

Ciri-ciri :

 berkulit kuning
 berambut hitam
 bertubuh sedang

Jenis-jenis :

1.African negroid di Benua Afrika


2.Negrito di Afrika Tengah, Semenanjung Malaka
dan Filipina
3.Melanesia terdapat di Papua, Kepulauan
Melanesia

Ras Khusus

Jenis-jenis :

 Bushmen di Gurun Kalahari (Afrika Selatan)


 Weddoid di pedalaman Sei Lanka dan Sulawesi
Selatan
 Australoid (suku Aborigin) di Australia
 Ainu di Pulau Karafotu, Pulau Hokaido (Jepang)

Kehidupan Manusia Purba di Luar Wilayah Indonesia :

1.Cina terdapat fosil manusia purba Sinanthropus


pekinensis yang mirip dengan Pithecanthropus
erectus
2.Jerman (Heidelberg)  terdapat dosil manusia
purba Homo heidelbergensis yang berbentuk
seperti kera dan Homo neanderthalensis yang
mirip dengan manusia modern.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_-
2yo8FJ3XnU/TKGSXyiaJxI/AAAAAAAAAEQ/ZwOevnLkwmw/s1600/Pithecanthropus_Erectus.jpg&img
refurl=http://biologigonz.blogspot.com/2010/04/manusia-purba-
indonesia.html&h=1190&w=894&sz=97&tbnid=B-
4BKsar8osz5M:&tbnh=90&tbnw=68&prev=/search%3Fq%3Dmanusia%2Bpurba%2Bmeganthropus
%26tbm%3Disch%26tbo
%3Du&zoom=1&q=manusia+purba+meganthropus&usg=__edxBEAIDbyOawUfglWYbwvEzUoI=&doci
d=3PdCSp30ElwQFM&hl=id&sa=X&ei=rIsAUeL8EtDorQeC54CoDA&ved=0CC0Q9QEwAQ&dur=778

Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia.


Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:

1. Mega yang artinya adalah "besar".


2. Anthropus yang artinya adalah "manusia".

3. Paleo yang artinya adalah "paling tua/tertua".

4. Javanicus yang artinya adalah "Jawa".

Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah "manusia bertubuh besar yang paling tua
dari Pulau Jawa". Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun
yang lalu. Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah sebagai berikut:
1. Memiliki tulang rahang yang kuat
2. Tidak memiliki dagu

3. Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.

4. Berbadan besar dan tegap


Sumber : http://sdftyujklvbn.blogspot.com/2012/02/tentang-manusia-purba-
meganthropus.html#ixzz2IqyN05pY

Ciri–Ciri
1. Meganthropus Paleojavanicus
o Memiliki tulang pipi yang tebal

o Memiliki otot kunyah yang kuat

o Memiliki tonjolan kening yang mencolok

o Memiliki tonjolan belakang yang tajam

o Tidak memiliki dagu

o Memiliki perawakan yang tegap

o Memakan jenis tumbuhan

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_purba_Indonesia

Pithecantropus Erectus

Artinya: manusia kera yang berjalan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois di
Trinil pada tahun 1891. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bagian
atas tengkorak, geraham dan tulang kaki. Fosil ini ditemukan pada masa kala
Pleistosen tengah.
1.
o Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm

o Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc

o Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropus

o Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat

o Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat

o Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi

o Bentuk hidung tebal

o Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde

o Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang

2. Homo

Homo Soloensis
Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran

dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun
1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000
sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc.

Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan


dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi
dan Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis
digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis
Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen
Atas.
← Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc
← Tinggi badan antara 130 – 210 cm

← Otot tengkuk mengalami penyusutan

← Muka tidak menonjol ke depan

← Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna

Hasil Budaya
← Pithecanthropus Erectus

1. Kapak perimbas

2. Kapak penetak

3. Kapak gengam

4. Pahat gengam

5. Alat serpih

6. Alat-alat tulang

← Homo

1. Kapak gengam / Kapak perimbas

2. Alat serpih

3. [[Alat-alat tulang]

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_purba_Indonesia

Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus


Berbagai jenis fosil manusia purba telah ditemukan di Indonesia.
Antara lain di Jawa, Sumatra Utara, Aceh, Flores, Sulawesi Selatan
Bahkan di Kalimantan Selatan. Namun penemuan fosil manusia banyak
terdapat di Pulau Jawa, terutama di sekitar aliran Sungai Bengawan
Solo. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia Antara
lain Pithecanthropus Erectus, Homo, dan yang akan saya bahas kali ini,
yaitu Meganthropus Paleojavanicus.

Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di


Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut
ini:

1. Mega yang artinya adalah "besar".


2. Anthropus yang artinya adalah "manusia".
3. Paleo yang artinya adalah "paling tua/tertua".
4. Javanicus yang artinya adalah "Jawa".

Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah "Manusia bertubuh


besar yang paling tua dari Pulau Jawa". Meganthropus Paleojavanicus
diperkirakan hidup pada dua juta tahun yang lalu. Ciri-ciri manusia purba
Meganthropus Palaeojavanicus sebagai berikut :

 Memiliki tulang pipi yang tebal


 Memiliki otot kunyah yang kuat

 Memiliki tonjolan kening yang mencolok

 Memiliki tonjolan belakang yang tajam

 Tidak memiliki dagu

 Memiliki perawakan yang tegap

 Memakan jenis tumbuhan busuk

 Menyerupai kera

 Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu

 Rahangnya kuat

 Hidup mengumpulkan makanan

http://angkatsalakspanda.blogspot.com/2012/08/manusia-purba-meganthropus.html
meganthropus (photos)
MASA PRAAKSARA

1. Pengertian Masa Praaksara

Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan.


Masa praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia
pada masa praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia
muncul di permukaan bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan
terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang disebut kala
plestosen.

2. Kurun Waktu Masa Praaksara

Kurun waktu pada masa praaksara diawali sejak manusia ada dan
berakhir sampai manusia mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara
setiap bangsa tidaklah sama. Bangsa Mesir telah mengenal tulisan.
Sebaliknya, bangsa Australia baru mengenal tulisan sekitar awal abad ke-20.
Berarti penduduk asli bangsa Australia aru meninggalkan masa praaksara
pada awal abad ke-20.

Bangsa Indonesia meninggalkan masa praaksara kira-kira pada tahun


400 masehi. Hal ini diketahui dari adanya batu bertulis yang terdapat Muara
Kaman, Kalimantan Timur. Prasasti tersebuttidak berangkat tahun, namun
bahasa dan bentuk huruf yang dipakai member petunjuk bahwa prasasti itu
dibuat sekitar tahun 400 Masehi.

a. Lingkungan alam pada masa praaksara

Keadaan alam di muka bumi selalu berubah-ubah, yang disebabkan oleh


hal-hal berikut.

1) Orogenesis atau gerakan pengangkatan kulit bumi.

2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh
angin, air hujan, dan aliran air sungai

3) Vulkanisme atau kegiatan gunung berapi

Masa praaksara disebut zaman es atau kala plestosen, dimana


bagian barat Indonesia berhubungan dengan daratan asia tenggara,
sedangkan bagian timur wilayah Indonesia berhubungan dengan Australia.
Kala plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun
yang lalu. Dalam keseluruhan sejarah bumi, kala plestosen merupakan
masa geologi yang paling muda dan singkat. Akan tetapi, bagi sejarah umat
manusia, kala plestosen merupakan merupakan bagian yang paling tua.

Pada masa plestosen, suhu di bumi menurun dan gletser yang


biasanya hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan
pegunungan tinggi meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan
tempat-tempat tersebut dan tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es,
misalnya di daerah Amerika, Eropa dan Asia serta pegunungan tinggi
lainnya.

Akibat dari masa pengesan pada zaman plestosen adalah turunnya


permukaan laut sehingga laut yang dangkal berubah menjadi daratan.
Daratan-daratan baru inilah yang berperan sebagai jembatan bagi manusia
dan hewan dalam melakukan perpindahan ke daerah lain untuk
menghindari bencana dan mencari sumber makanan baru.

b. Awal kehadiran manusia

Menurut hasil penelitian ahli purbakala, diperkirakan manusia


muncul sekitar 3 juta tahun yang lalu bersamaan terjadinya proses glasisasi
atau pengesan daratan di bumi, yang disebut kala plestosen. Pada masa itu
terjadi penurunan suhu di bumi sehngga sebahagian besar daratan di
kawasan Amerika, dan Asia Eropa ,dan Asia tertutup lapisan es. Dengan
kondisi alam yang demikian menjinakkan hewan/berburu hewan dan
bercocok tanam serta dengan membuat alat-alat sederhana untuk
membantu kegiatan hidupnya.

c. Kehidupan pada masa praaksara

Daerah daratan Sunda lebih banyak dihuni manusia daripada


daratan Sahul. Pola kehidupan manusia pada masa plestosen adalah
kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan makanan dan berburu.
Mereka menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu, tulang dan
tanduk.

Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda dengan


kehidpan manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan
iklim dan tumbuh-tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan
berubahnya atau berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya
bencana alam juga menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah
lain.

Pada masa plestosen tingkat kehidupan manusia sangat bergantung


pada alam dan kemampuan manusia dalam taraf berburu dan
mengumpulkan bahan makanan dari hasil alam sekitarnya. Oleh karena itu
lenyapnya berbagai jenis hewan disebabkan karena usaha perburuan yang
dilakukan manusia.

Migrasi hewan dan manusia dari dataran Asia ke kepulauan


Indonesia dimungkinkan karena terbentuknya paparan Sunda di sebelah
barat dan paparan Sahul di sebelah timur pada kala plestosen akhir dan
plestosen sebagai akibat turunnya permukaan laut.

Bagian barat yang mencakup Jawa, Sumatra dan Kalimantan


bergabung dengan Asia. Sedangkan bagian timur yang mencakup Papua
dan sekitarnya bergabung dengan Australia.

3. Jenis-Jenis manusia pada masa praaksara

Manusia pada masa praaksara tidak mewariskan peninggalan-


peninggalan, namun kehidupannya dapat diketahui dari sumber-sumber
informasi sebagai berikut.

a. Hasil penggalian fosil

Fosil adalah sisa-sia tumbuhan, hewan, dan bagian tubuh manusia


yang telah membatu. Dengan ditemukannya fosil manusia merupakan
petunjuk adanya kehidupan manusia pada masa praaksara. Fosil tersebut
dinamakan fosil pandu.

b. Tempat perlindungan di bawah karang (abris sous rouches)

Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua, dan merupakan


tempat perkampungan manusia pada masa praaksara yang hanya ditempati
sementara waktu. Gua karang tempat perlindungan manusia praaksara
dinamakan abris sous rouches. Di daerah tersebut ditemukan berbagai alat-
alat dari batu, tulang, tanduk, dan kerang. abris sous rouches banyak
ditemukan di Teluk Triton (Papua), Pulau Seram (Maluku), dan di gua Leang-
Leang (Sulawesi Selatan).

c. Dapur sampah (kjokkenmoddinger)


Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang.
Kulit kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang disebut
sebagai dapur sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah tersebut
berupa bukit kerang dan sering diketemukan bekas peralatan yang biasa
dipergunakan manusia praaksara. Hal ini banyak dijumpai di Medan
(Sumatera Utara) dan di Langsa (Aceh).

d. Alat-alat yang dipergunakan manusia praaksara

Manusia praaksara telah mengenal berbagai bentuk peralatan


sederhana yang dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jenis
peralatan yang ditemukan pasa penemuan fosil manusia Indonesia ada zaman
praaskara adalah beliung persegi dan kapak lonjong yang kedua alat tersebut
di buat dari batu.

Persebaran alat-alat manusia praaskara tersebut sekaligus menujjukan


bukti persebaran manusia pada masa praaskara. Bardasarkan sumber-sumber
informasi tersbut di peroleh data mengenenai manusia Indonesia yang hidup
pada msa praaskara.

Adapun berdasarkan hasil penelitian pakar antropologi dn pakar sejarah, manusia


praaskara antara lain.

Pithecanthropus Mojokertoensis, merupakan fosil manusia praaskara yang


ditemukan oleh duyfjes dan koeningswald, di perning, mojokerto, tahun
1936. Fosil tersebut berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Berdasarkan
penelitian, fosil tersebut telah berumur 1, 9 juta tahun. Hasil penemuan
tersebut diteliti ulang oleh De Tera dan Movius pada tahun 1938 dan
memutuskan bahwa fosil tersebut merupakan fosil manusia praaksara
yang tertua.

Meganthropus Paleojavanicus, meupakan hasil penelitian Von Koenigswald


pada tahun 1941, di daerah Sangiran, Surakarta. Fosil tersebut
menunjukkan kerangka tubuh manusia praaksara nerbadan besar tetpi
tidak seberap tinggi (megan berarti besar). Meganthropus Paleojavanicus
hidup sezaman dengan Pithecanthropus Mojokertoensis anmu tingkat
kehidupannya lebih rendah (lebih primitif).

Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba yg ditemukan oleh Eugen


Dubois, pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa TImur. Fosil tersebut
berbentuk kerangka manusia yang menyerupai kera maka disebut
Pithecantropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak
dibandingkan dengan Pithecantropus Mojokertoensis, bentuk tubuh
Pithecantropus Erectus lebih maju.

Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara yang ditemukan di


lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth pada
tahun 1931 – 1934 di desa Ngandong kabupaten Blora . Setelah diteliti ileh
von koenigswald, fosil tersebut tingkatannya lebih tinggi daripada
Pithecantropus Erectus . mahkluk itu disebut Homo Soloensis, yang
berarti manusia dari Solo.

Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis fosil manusia


praaksara yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di desa
Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis berarti
manusia dari Wajak yang tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus
Erectus. Dari antara fosil-fosil lainnya. Homo Wajakensis merupakan yang
termaju dan yang terakhir

Homo Wajakensis termasuk jenis Homo Sapiens, sebagian besar


bertempat tinggal di Indonesia bagian barat, dan sebagian tinggal di wilayah
timur. Yang bermukim di wilayah Indonesia bagian barat termasuk ras
Mongoloid, sub ras Melayu – Indonesia. Sedangkan yang bermukim di wilayah
Indonesia bagian timur termasuk ras Austromelanesoid. Homo Wajakensis
mulai tinggal di Indonesia sejak 40.000 tahun yang lalu, dan sekaligus
membuktikan bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Indonesia telah di didiami
oleh manusia sejenis Homo Sapiens.

Adapun hal-hal yang membedakan Pithecantropus Erectus dengan Homo


Sapiens adalah sebagai berikut.

Pithecantropus memiliki cirri-ciri sebagai berikut.

Bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusia sekarang, termasuk tingkat
kecerdasannya berbeda jauh.

Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian utamanya adalah


berburu dan meramu (memetik buah-buahan di hutan).

Hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan selalu berpindah-pindah


Manusia yang termasuk Pithecanthropus Erectus adalah Pithecantropus
Mojokertensis dan Meganthropus Paleojavanicus.

Sedangkan cirri-ciri Homo Sapiens adalah sebagai berikut.

Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang. Tingkat kecerdasannya lebih
tinggi daripada Pithecantropus Erectus.

Tingkat kehidupannya lbih maju dari Pithecantropus Erectus, dan telah


mengenal perladangan dengan sistem lading berpindah.

Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 masa panen
baru berpindah.

Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung
persegi, dan alat pemukul kulit kayu.

Hidup disekitar 40.000 tahun yang lalu.

http://malikmakassar.wordpress.com/2008/09/28/kurun-waktu-manusia-masa-
praaksara-dan-jenis-jenis-manusia-indonesia-pada-masa-praaksara/

Pithecanthropus

Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba
yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti
manusia kera yang berjalan tegak. Paling tidak terdapat tiga jenis manusia
Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus
erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis.
Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia
mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
Tulang tengkorak Pithecanthropus erectus

1. Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun


1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah.
Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang
kaki.
2. Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan
Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von
Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang
ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.

3. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh


Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara
tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga
tulang kering.

Ciri-ciri Pithecanthropus

 Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.


 Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.

 Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.

 Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.

 Hidung lebar dan tidak berdagu.


 Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.

 Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.

Homo

Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur
paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-
40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia
modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia
(Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri
ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo
soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.

Tengkorak Homo floresiensis (kiri), dan manusia modern


(kanan)

 Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich


antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang
ditemukan hanya berupa tulang tengkorak.
 Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di
Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang
tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher.
 Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores
oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional,
Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003.
Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan
kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil)
dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini
diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.

http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/08/jenis-manusia-purba-di-indonesia.html

 Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba ini ditemukan olehEugen


Dubois, pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa TImur.Fosil tersebut
berbentuk kerangka manusia yang menyerupai keramaka disebut
Pithecantropus Erectus yang berarti manusia keraberjalan tegak
dibandingkan dengan PithecantropusMojokertoensis, bentuk tubuh
Pithecantropus Erectus lebih maju. Pithecanthropus erectus hidup di
jaman pleistosin atau kira-kira300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu.
Volume otak Pithecanthropuserectus diperkirakan sekitar 750 - 1350 cc.
Bagian tulang-belulang fosilmanusia purba yang ditemukan tersebut
adalah tulangrahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.
 7.  Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm Volume otak berkisar antara
750 – 1350 cc Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap
megantropus Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat Bentuk
graham besar dengan rahang yang sangat kuat Bentuk tonjolan kening
tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi Bentuk hidung tebal Bagian
belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde Muka
menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
 8. - Kapak perimbas- Kapak penetak- Kapak gengam- Pahat gengam-
Alat serpih- Alat-alat tulang
 9. Pada tahun 1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak usia6 tahun
oleh Ralph Von Koeningswald dan Duyfjes di desapening, Mojokerto.
Fosil manusia purba tersebut diberi namaPithecanthropus Robustus oleh
Weidenrich, tetapi VonKoeningswald menyebutnya Pithecanthropus
Mojokertensis.Berdasarkan penelitian, fosil tersebut telah berumur 1, 9
jutatahun. Hasil penemuan tersebut diteliti ulang oleh De Tera danMovius
pada tahun 1938 dan memutuskan bahwa fosil tersebutmerupakan fosil
manusia praaksara yang tertua.
 10. - Tidak memiliki dagu- Bentuk kening menonjol- Tinggi badan
sekitar 165-180 cm- Volume otak sekitar 900-1.300 cc- Tulang rahang
dan geraham cukup kuat- Tulang tongkorak cukup tebal dan bentuknya
lonjong.- Badan tegap, tidak setegap Meganthropus- Hidung lebar dan
tonjolan di kening melintang sepanjangpelipis- Makanannya tumbuhan
dan hewan hasil buruan
 11. G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar padasekitar
tahun 1931-1934 mengadakan penelitian di LembahSungai Bengawan
Solo dan penemuan pertama diNgandong(Blora) adalah fosil
Pithecanthropus Soloensis artinyamanusia kera dari Solo, kemudian
ditemukan juga jenisPithecanthropus di Sangiran yang diperkirakan hidup
pada900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu diperkirakan terdapatdi
Sumatera, Kalimantan, dan Cina.
 12. - Volume otak berkiasar antara 1.000 – 1.300 cc- Tengkoraknya
lonjong, tebal, dan masif- Tengkoraknya lebih tinggi dibanding
pithecenthropus yang lain- Mempunyai akar hidung yang lebar- Rongga
mata yang sangat panjang- Tinggi badannya ditaksir antara 165 – 180
cm- Tulang pipinya besar dan kasar
 13. Homo Soloensis : Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi
praaksara yangditemukan di lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter
Haar dan IrOppenoorth pada tahun 1931 – 1934 di desa Ngandong
kabupaten Blora .Setelah diteliti oleh Von Koenigswald, fosil tersebut
tingkatannya lebihtinggi daripada Pithecantropus Erectus. Mahkluk itu
disebut HomoSoloensis yang berarti manusia yang berasal dari Solo.Fosil
paling muda yang ditemukan di Indonesia. Homo soloensisditemukan
von Koeningswald dan Weidenrich pada tahun 1931-1934 dilembah
sungai Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan berupa tulangtengkorak.
Dari volume otaknya diketahui bahwa jenis ini sudah bukanlagi manusia
kera (Pithecanthropus), melainkan manusia (Homo)
 14. Homo Wajakensis termasuk jenis HomoSapiens, sebagian besar
bertempat tinggal diIndonesia bagian barat, dan sebagian tinggal
diwilayah timur. Yang bermukim di wilayah Indonesiabagian barat
termasuk ras Mongoloid, sub rasMelayu – Indonesia. Sedangkan yang
bermukim diwilayah Indonesia bagian timur termasuk
rasAustromelanesoid. Homo Wajakensis mulai tinggal diIndonesia sejak
40.000 tahun yang lalu, dansekaligus membuktikan bahwa sekitar 40.000
tahunyang lalu Indonesia telah di didiami oleh manusiasejenis Homo
Sapiens. Menurut Dobois, bangsa asliAustralia termasuk Homo
Wajakensis, sehingga iaberkesimpulan Homo Wajakensis termasuk
golonganbangsa Australoid.
 15. - Berbadan Tegap- Tingginya Sekitar 180 Cm- Memiliki Volume
Otak Kecil, Yaitu Sekitar 1.000-1.300 Cc- Tengkoraknya Lebih Besar
Dibanding Pithecanthropus.- Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang
lalu- Muka dan hidung lebar- Dahi masih menonjol- Tarap kehidupannya
lebih maju dibanding manusia sebelumnya
 16. • Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alatini
biasanya disebut “Chopper” (alat penetak/pemotong)• Alat-alat dari
tulang binatang atau tanduk rusa : alatpenusuk (belati), ujung tombak
bergerigi• Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari
batuChalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.Alat-alat
dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaanNgandong. Kegunaan
alat-alat ini pada umumnya untuk :berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
 17. Hasil kebudayaan manusia prasejarah untukmempertahankan dan
memperbaiki pola hidupnyamenghasilkan dua bentuk budaya yaitu :•
Bentuk budaya yang bersifat Spiritual• Bentuk budaya yang bersifat
Material
 18. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib
yaitu : • Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang
dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris • Animisme,
yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam
dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan
Hyang.
 19. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah : • Bersifat Nomaden
(hidup berpindah- pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan
berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan
masih mengumpulkan makanan • Bersifat Permanen (menetap), yaitu
pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di
suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal
norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
 20. Sistem bercocok tanam/pertanian : • Mereka mulai menggunakan
pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam • Menggunakan hewan
sapi dan kerbau untuk membajak sawah • Sistem huma untuk menanam
padi • Belum dikenal sistem pemupukan
 21. Bahasa • Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang
digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia,
Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia. • Terjadinya perbedaan bahasa
antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa
 22. Tahukah Kamu.. Hobbit Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil
tengkorakdari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besardari
kanak-kanak berusia lima tahun. Manusia kerdil yangmemiliki tengkorak
seukuran buah jeruk ini diduga hidup13.000 tahun lalu, bersama gajah-
gajah pigmi dan kadal-kadal raksasa seperti Komodo. Indonesia.
Tengkorak pertama dari spesies yang kemudiandisebut sebagai Homo
floresiensis atau Manusia Fores ituditemukan September 2003. Ia berjenis
kelaminperempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satumeter, dan
beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumursekitar 30 tahun saat
meninggal 18.000 tahun lalu.
Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936 Tjokrohandoyo yang bekerja dibawah pimpinan ahlu purbakala Duyfjes
menemukan sebuah fosil tengkorak anak-anak di Kepuhklagen di sebelah utara Perning
(Mojokerto)
Fosil tersebut diketemukan pada lapisan Pucangan (Pletosin bawah) dan dinamakan
Pthecanthropus Mojokertensis. Tergolong Pithecanthropus yang paling tua. Dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Badannya tegap tetapi tidak setegap Megantrhopus.
2. Tinggi badannya antara 165 cm sampai 180 cm.
3. Tulang rahang dan geraham kuat, bagian kening menonjol dan tidak ada dagu.
4. volume otak belum sempurna seperti jenis Homo
5. Alat pengunyah dan otot-otot tengkuk sudah mengecil.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/2146212-manusia-purba-meganthropus-
palaojavanicus-dan/#ixzz2IrG4RUBI

a. Kondisi alam dan kehidupan manusia prasejarah


kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sangat
bergantung kepada alam. Tempat manusia purba pada masa ini berada di
daerah padang rumput dengan semak belukar atau hutan kecil yang
berdekatan dengan sungai atau danau, dengan perlindungan dahan dan
dedaunan. Selain itu manusia purba masa tersebut ada yang tinggal di dalam
gua-gua untuk menghindari serangan binatang buas.

b. Jenis manusia purba


pada masa berburu dan mengumpulkan makanan di Indonesia dialami oleh
manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus dan Homo Wajakensis.

c. Jenis kebudayaan dan peralatan hidup


jenis peralatan batu yang pernah ditemukan antara lain kapak perimbas,
kapak penetak, kapak genggam, dan serpih bilah. Dari temuan tersebut yang
paling menonjol adalah kapak perimbas. Kapak perimbas tersebar di
Indonesia. Pembuat alat dari batu yang masih kasar diduga adalah manusia
jenis Pithecanthropus dan kebudayaannya disebut kebudayaan Palaeolitikum
(batu tua). Alat tersebut ditemukan di daerah Punung, Pacitan, Jawa Timur,
sehingga disebut kebudayaan Pacitan. Menurut para ahli, kebudayaan
Pacitan merupakan budaya baru terawal di Indonesia dan terbanyak
jumlahnya.

Ciri Pithecanthropus :

• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu


• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya
Homo wajakensis
Manusia purba jenis ini mempunyai tingkatan lebih tinggi daripada Pithecanthropus Erectus
dan tergolong jenis homo sapiens. Homo wajakensis termasuk ras yang sulit ditemukan
karena memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan juga Austromelanesoid atau mungkin berasal dari
subras Melayu Indonesia dan turut berevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Ras
wajak mungkin juga meliputi manusia yang hidup sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di
Asia Tenggara.

Homo soloensis
Manusia purba jenis homo soloensis artinya manusia dari Solo, dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
b. Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus.
c. Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung).
d. Berbadan tegap dengan ketinggian kurang lebih 180 cm.

Homo sapiens
Homo sapiens artinya manusia cerdik berasal dari zaman holosen 40.000 tahun yang lalu,
telah mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang lain, sehingga fisiknya sudah hampir
sama dengan manusia zaman sekarang. Homo sapiens terdiri atas subsapiens atau ras.
Jenis homo sapiens yang sampai sekarang masih ada adalah ras Mongoloid, ras
Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras Mongoloid memiliki ciri berkulit kuning dan menyebar di
Asia Tenggara. Ras Kaukasoid berkulit putih berhidung mancung dan tubuhnya jangkung,
hidupnya menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah). Ras Negroid berkulit hitam,
bibir tebal, berambut keriting, hidup menyebar di Papua, Australia dan Afrika. Selain ketiga
ras tersebut, terdapat dua ras yang penyebarannya terbatas yaitu ras Austromelanesoid dan
ras Kaukasoid. Ras Austromelanesoid terdapat di Kepulauan Pasifik dan pulau-pulau di
antara Asia dan Australia, sedangkan ras Kaukasoid atau mungkin yang dimaksud adalah
ras Indian yang terdapat di Benua Amerika dan sekarang terdesak oleh orang kulit putih.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2199516-fosil-manusia-purba-homo-
wajakensis/#ixzz2IrNQxYG7

Ciri-ciri Homo Wajakensis sebagai berikut :


a. Muka datar dan lebar,
b. Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol,
c. Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata,
d. Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah
atap tengkoraknya dari muka ke belakang, dan
e. Mukanya lebih Mongoloid karena sangat datar dan pipinya menonjol ke
samping.

 Pithecanthropus

Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Macam2
Pithecanthropus :

o Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa


Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada lapisan
Pleistosen bawah. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25
juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensisi berbadan tegap,
mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang
kuat.

o Pithecanthropus Robustus

Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun
1939 di desa Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan
Pleistosen bawah.

o Pithecanthropus Erectus

Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa
Timur pada tahun 1890 berasal dari lapisan Pleistosen tengah. Mereka hidup
sekitar 1,5 hingga 1 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus berjalan tegak
dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak
Pithecanthropus mencapai 900cc.

 Homo
o Homo Soloensis

Fosil Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan


Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von
Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen atas. Homo
Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Volume otaknya mencapai 1300cc.

o Homo Wajakensis

Fosil Homo Wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di
Desa Wajak, Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.
Temuan fosil ini merupakan temuan fosil manusia purba pertama yang
dilaporkan berasal dari Indonesia. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi
badan sekitar 130-210cm dengan berat badan antara 30-150kg. Volume
otaknya mencapai 1300cc. Manusia purba jenis ini hidup antara 40.000-
25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen atas.

CIRI-CIRI UMUM
Ciri umum manusia purba jenis Homo antara lain, memiliki tinggi badan130
cm-210cm,muka tidak menonjol ke depan, otot tengkuk menyusut, dan
volumeotaknya antara 1000 cc – 1200 cc. manusia purba ini sudah berdiri tegak
dancara berjalannya lebih sempurna. Mereka hidup sekitar empat puluh ribu
hingga25ribu tahun yang lalu.pola hidunya pun lebih maju daripada manusia
purbasebelumnya
B. JENIS-JENIS MANUSIA HOMO

1. Homosoloensis
pada tahun 1931-1934, ahli purbakala yang bernama G.H.R. VonKoeningswald
dan wedewnrich menemukan fosil-fosil manusia purba di LembahSungai
Bengawan Solo di dekat Desa Ngadong. Jenis manusia purba dari
LembahBengawan Solo tersebut dinamakan homo soloensis atau manusia purba
dari Solo.Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ternyata manusia purba
jenishomo soloensis lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus
Erectus.
Berdasarkan penelitian fosil-fosil yang ditemukan, Homo Soloensis mempunyai
cirri-cirisebagai berikut
a. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
b. Tengkoraknya lebih besar daripadaPithecanthropus Erectus.
c. Tonjolan kening agak terputus ditengah (di atas hidung).
d. Berbadan tegap dengan ketinggiankurang lebih 180 cm
.
2. Homowajakensis
Manusiapurba jenis ini mempunyai tingkatan lebih tinggi dari pada
PithecanthropusErectus dan tergolong jenis homo sapiens. Homo wajakensis
termasuk ras yangsulit ditemukan karena memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan
jugaAustromelanesoid atau mungkin berasal dari subras Melayu Indonesia dan
turutberevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Ras wajak mungkin
jugameliputi manusia yang hidup sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di
AsiaTenggara.
Fosilhomo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di
Desa WajakTulungagung fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois,
temuan fosil inimerupakan temuan fosil manusia purba pertama yang
dilaporkan berasal dariIndonesia.
Fosilhomo wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan
berat badanantara 30-150 kg. volume otaknya mencapai 1300 cc. manusia purba
jenisini hidupantara 40.000- 25.000 tahun yang lalu pada lapisan pleistosen atas.
3. HomoSapiens

Homo sapiens disebut manusia purbapaling sempurna


karena 2 faktor.
Faktor pertama adalah dari anatomi dancara berjalan; anatomi homo sapiens
sudah memiliki punggung tegak rahang rataserta berstruktur tulang kaki
panjang dan tegak, hal ini menyerupai anatomimanusia modern saat ini
Faktor kedua adalah cara hidup; homosapiens sudah menemukan cara hidup
yang tidak 100% mengandalkan alam(berburu)tetapi juga sudah menerapkan
pola bercocok tanam, berternak. disampingitu perangkat rumah tangga yang
dibuat, tidak lagi mengandalkan batuan yangkasar, namun telah ditemukan juga
beberapa peralatan yang terbuat dari logam,batuan yang dibentuk halus
sempurna dan juga homo sapiens telah mengenal lokasipemukiman yang baik,
hal ini ditunjukkan sebagian besar penemuan fosil beradadi daerah aliran
sungai, dan terkadang ada teori yang menunjukkan bahwa homosapiens juga
telah memiliki tatanan sosial struktur masyarakat dimana adapemimpin
kelompok
Homosapiens artinya manusia cerdik berasal dari zaman holosen 40.000 tahun
yanglalu, telah mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang lain, sehingga
fisiknyasudah hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Homo sapiens
terdiri atassubsapiens atau ras. Jenis homo sapiens yang sampai sekarang masih
ada adalahras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras Mongoloid
memiliki ciriberkulit kuning dan menyebar di Asia Tenggara. Ras Kaukasoid
berkulit putihberhidung mancung dan tubuhnya jangkung, hidupnya menyebar
di Eropa dan Asiakecil (Timur Tengah). Ras Negroid berkulit hitam, bibir tebal,
berambutkeriting, hidup menyebar di Papua, Australia dan Afrika. Selain ketiga
rastersebut, terdapat dua ras yang penyebarannya terbatas yaitu
rasAustromelanesoid dan ras Kaukasoid. Ras Austromelanesoid terdapat di
KepulauanPasifik dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia, sedangkan ras
Kaukasoidatau mungkin yang dimaksud adalah ras Indian yang terdapat di
Benua Amerika dansekarang terdesak oleh orang kulit putih.
1. Homo Mojokertensis

Kaum Homo Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto)


Fosilnya ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941.Fosil kaum
homo yang ini ditemukan Von Koenigswald..
Homo Sapiens

jenis aum homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia
sekarang dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki
Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden).

Homo soloensis

Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran


dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada
tahun 1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup
sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Volume otaknya mencapai 1300 cc.

Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan
Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan
Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan
Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia,
Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Homo Wajakensis

Fosil Homo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di desa Wajak,
Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Temuan fosil ini merupakan
temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dari Indonesia.
Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130—210 cm, dengan berat
badan antara 30-150 kg. Volume otaknya mencapai 1300 cc Manusia purba jenis ini
hidup antara 40.000 —25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Apabila
dibandingkan jenis sebelu mnya, Homo Wajakensis menunjukkan kemajuan.

Makanannya sudah dimasak walaupun masih sangat sederhana. Tengkorak Homo


Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Australia,
Aborigin. Oleh karena itu, Eugene Dubois menduga bahwa Homo WajakensIs termasuk
dalam ras Australoide,
bernenek moyang Homo Soloensis dan menurunkan bangsa Aborigin. Fosil Homo
Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan fosil manusia Niah di Serawak Malaysia,
manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan fosil-fosil Australoid dari Cina Selatan, dan
Australia Selatan.

Meganthropus Paleojavanicus

Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah


Bengawan Solo pada tahun 1936-941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.
Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang yang besar dan kuat. Mereka
hidup dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) makanan mereka
utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap
bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yang
besar.
Pithecanthropus Mojokertensis

Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning,


Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada lapisan Pleistosen Bawah. Temuan
tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup
sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan
tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang
kuat.

Anda mungkin juga menyukai