Dening : Kharisma L. W.
(sumber : nor-baru.blogspot.co.id)
1. Lapis Bunyi
2. Lapis Arti
Ini ada cerita
Seperti hidupnya manusia
Yang susah payah
Karena banyak dosa
3. Lapis Dunia
Heuristik
1. Isohe malingi duite tetangga : Hanya bisa mencuri uang tetangga
Hermeniutik
1. Isohe malingi duite tetangga : selalu menggunakan uang orang lain
4. Lapis Metafisis
Dalam geguritan ini penulis coba menceritakan tingkah laku seorang manusia atau
hamba yang dalam hidupnya ia selalu menyusahkan orang tuanya, melakukan banyak
kemaksiatan dan dosa, tidak pernah mematuhi ajaran agama, dan tidak pernah bersyukur atas
apa yang ia miliki. Yang hanya bisa mencuri milik harta orang lain
Arga iki
Mataun-taun
Sira ngrusak geger lan awakku
Makaping-kaping
Landhepe bendo lan pacul
Yuh
Entenana
Yen teka titi mangsa
Arga iki nagih prasetya
2. Lapis Arti
1. Bertahun-tahun
2. Kamu merusak punggung dan badanku
3. Terus-menerus
4. Tajamnya cangkul dan bendho
14. Yasudah..
15. Tunggusaja
16. Ketika tiba waktunya
17. Gunung ini meminta imbalannya
3. Lapis Dunia
Heuristik
1. Nyigar lemah subur : Membelah tanah subur
2. Lemah ijo wis malih gundhul : Tanah hijau menjadi gundul
3. Tirta musna ing mangsa ketiga : Mata air hilang dimasa kemarau
4. Jare wadhuk dadi alesan : Waduk menjadi alasan
5. Denuntal sekabehe : dimakan semua
6. Arga iki nagih prasetya : gunung ini meminta janji
Hermeniutik
1. Nyigar lemah subur : tanah yang subur dijadikan lahan
2. Lemah ijo wis malih gundhul : Tanah yang masih tertanami pepohonan dan
tanaman yang hijau berubah menjadi gundul
3. Tirta musna ing mangsa ketiga : Mata air sumber hilang dimasa kemarau
4. Jare wadhuk dadi alesan : perkara ekonomi menjadi alasan semua ini
5. Denuntal sekabehe : semua diaku dan dihabisi
6. Arga iki nagih prasetya : gunung ini meminta janji, yaitu berupa akibat
bencana yang akan terjadi.
4. Lapis Metafisis
Dalam hal ini pengarang mencoba memberikan gambara atau keprihatinann
terhadap alammsekarang, yang sekian nlama hutan digundul oleh orang-orang yang tak
bertanggung jawab, demi kebutuhan perut (ekonomi).
Mereka para penebang liar tidak peduli, dulunya hutan masih hijau banyak
tumbuhan, sumber mata air. namun sekarang menjadi lahan tani dan pemukiman. Tidak
ada mata air lagi dan waduk pun hilang.
Mereka akan merasakan bagaimana kelak jika gunung akan membalas dendam
dengan adanya bencana aloam akibat ulah mereka. Hanya tinggal menunggu waktu