Anda di halaman 1dari 14

G.E.R.E.J.

A
1. Pengertian:
- KUBI = 1. gedung (rumah) tempat berdoa dan
melakukan upacara agama.
2. badan (organisasi) yang sama
kepercayaan, ajaran dan tata-caranya.
- Etimology:
1. Berasal dari bhs. Portugis: igreya, merupakan
terjemahan dari bhs. Yunani: kyriake = menjadi
milik Tuhan. Maka gereja – persekutuan orang-
orang yang menjadi milik Tuhan. Istilah ini di
dalam P.B. belum ditemukan; baru sesudah
zaman Rasul, yaitu sebagai sebutan suatu
lembaga dengan segala peraturannya.
2. Dalam P.B kata yang dipakai ialah ekklesia (bhs.
Yunani) = ek (keluar) + kaleo (dipanggil) =
dipanggil ke luar. Gereja = kumpulan orang-orang
yang dipanggil ke luar (dari kehidupannya yang
lama) untuk berkumpul dalam suatu persekutuan
yang baru yang percaya kepada Kristus.
Proses menjadi Gereja: mendapat panggilan dari
TUHAN/ Roh Kudus (1 Kor. 1:9), mengalami
kelahiran kembali – dilahirkan oleh air dan roh
(Yoh. 3:3), bertobat dan beriman, mengalami
pembenaran dan kudus (oleh Allah - Rom. 10:3;
Rom 3:21, 21;1 Tess. 5:23; Kol. 1:2).
2. Hakekat :
Dalam ilmu teologia, hakekat gereja dapat
dibedakan dengan:
- gereja yang tidak kelihatan: menyangkut
hubungannya (sejauhmana) yang tidak kelihatan
(iman) dengan Tuhan.
- gereja yang kelihatan : menyangkut
kelembagaannya, unsur-unsur yang kelihatan.
Walaupun berbeda, kedua hal di atas merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan (bagaikan
mata uang), masing-masing tidak dapat berdiri
sendiri.
3. Sifat-sifat Gereja : (PIR 3 – Aku percaya kpada Roh
Kudus
- Kudus (Ef. 1:1: Kol. 1:2), yang dikuduskan oleh Allah.
Kata kudus berasal dari kata Iberani qadosy berarti
yang disendirikan, yang diasingkan dari dunia
menjadi milik Tuhan.
- Am, terjemahan dari kata katholikos yang artinya=
umum, tidak terbatas, mempunyai aspek keluasan.
- Persekutuan orang kudus: persekutuan yang saling
bergantungan (Fil. 2:4): saling mengasihi (Yak. 2:5),
saling menolong (Rom 15:1), sebagaimana Allah
mengasihi manusia ( 1 Yoh. 4:7).
- Satu, walaupun terdapat banyak gereja dalam PB
(Roma, Korintus) bukan menunjukkan perpecahan.
4. Tujuan
Sebagai umat Allah, maka tujuan Gereja tidak
memiliki tujuan pada dirinya sendiri, bukan demi
kepentingan gereja, tetapi demi kepentingan kerajaan
Allah, berkembangnya kerajaan sorga. Kerajaan sorga
yang dimaksud bukan hanya bersifat mistis/ imani,
tetapi juga menyangkut kenyataan yang dihubungkan
dengan hidup Gereja yang konkrit di dunia ini. Untuk
itu Gereja harus bertumbuh ke dalam dan ke luar.
Pertumbuhan ke dalam= tumbuh secara kwalitas (bd.
Ef 4:13-16).
Pertumbuhan ke luar= tumbuh secara kwantitas,
semakin banyak orang menjadi percaya (Mat 28:19).
5. Tugas Panggilan Gereja
Sebagaimana tujuan gereja bukan untuk dirinya
sendiri tetapi demi kerajaan Allah, maka tugas /
panggilan gereja juga berdasarkan kepentingan Allah,
sebagaimana yang dilakukan atau diperintahkan oleh
oleh Tuhan Yesus (bd. Luk 4:18-20).
- Marturia, bersaksi, memberitakan Injil (bd. Mat. 28-
19-20; Mrk. 16:16). Marturia dapat dilakukan: ke
dalam – memperkuat/ mendewasakan iman jemaat
(Ef. 4:13), misalnya melalui kebaktian, P.A. di gereja;
ke luar – menyebarkan injil, menambah orang
percaya kepada Yesus Kristus.
- Koinonia (persekutuan) (bd. Yoh. 17). Hal ini dapat
dilakukan dengan cara:
ke dalam = memperkokoh persekutuan jemaat
melalui pelayanan kategorial: kaum anak, remaja,
pemuda, Perempuan, bapak.;
ke luar = mengembangkan, persekutuan antar
jemaat atau dan gereja, misalnya: se- Resort,
Distrik, PGI, KWI, BKAG, dlsb.
- Diakonia (pelayanan), melakukan aksi sosial (Luk.
4:18-20):
ke dalam = pelayanan sosial ke pada warga jemaat
sendiri, kunjungan sakit, hiburan yg malang, dll.;
ke luar = pelayanan sosial ke luar jemaat, bencana
daerah datau nasional, dll.
6. Pertumbuhan Gereja:
Pertumbuhan/ perkembangan gereja-gereja di
dunia dapat dikatakan terjadi melalui dua cara:
-penginjilan, yang mana masing-masing gereja
menyebarkan kekristenan ke seluruh dunia sesuai
dengan amanah agung Tuhan Yesus (Mat. 28:18-
20).
- skisma, yaitu perpecahan/ perselisihan yang
terjadi di dalam tubuh gereja yang kemudian
masing-masing mengembangkan dirinya. Misal:
Gereja Katolik Roma Barat dan Timur) sekitar thn.
400), timbulnya gereja protestan oleh gerakan
Reformasi pd. Abd ke- 16, timbulnya gerakan
kharismatis pada abd ke-17, dllsb.
7. Gerakan Oikumene
Pengertian Oikumene: berasal dari kata oikos
(rumah) dan monos (satu), satu rumah. Dengan
kesadaran bahwa orang kristen tinggal dalam satu
dunia/ rumah, maka timbul upaya untuk
mempersekutukan kembali gereja-gereja yang
telah terpecah-pecah. Gerakan oikumene adalah
gerakan yang mengupayakan persekutuan gereja-
gereja di dunia ini.
Awalnya merupakan gerakan kaum awam pada
akhir abd. ke-19 yang dipelopori oleh kaum muda.
Timbul YMCA (Young Man Christian Association),
YWCA (Young Woman Christian Association)
Pada abd. ke-20 timbul kesadaran di kalangan
kaum kleuros (yang menerima tahbisan imam)
untuk menggalang persatuan antara gereja.
Tahun 1948 di Jenewa Swiss, terbentuklah WCC
(World Council of Churches).
Di Indonesia, pada tahun 1950, terbentuklah
PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia)
dulu bernama DGI (Dewan Gereja-gereja
Indonesia)
Pada awal abd. Ke-21, oleh prakarsa
pemerintah, terbentuklah BKAG (Badan
Kerjasama Antar Gereja)
Aku gereja, kau pun gereja,
kita sama-sama gereja
Dan pengikut Tuhan di seluruh dunia,
kita sama-sama gereja.
Gereja bukanlah gedungnya,
dan bukan pula menaranya.
Bukalah pintunya, lihat di dalamnya,
gereja adalah orangnya.

Anda mungkin juga menyukai