Anda di halaman 1dari 22

JURNALIAR #2

" SEPANJANG SEJARAH MANUSIA, PATOKAN DAN NILAI -


NILAI KEAGAMAAN TELAH DIBENTUK OLEH EKONOMI.
PENINDASAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT PADA GILIRAN
NYA ADALAH PENINDASAN SEBUAH STRUKTUR EKONOMI YANG
DIBANGUN DIATAS KEPEMILIKAN TANAH, SISTEM
PEWARISAN, DAN ASAL - USUL SERTA KELUARGA
PATRIARKAL SEBAGAI SEBUAH UNIT SOSIAL. NAMUN
KENDATI DEMIKIAN,MASIH BANYAK PARA PENULIS DAN
ANALIS HARI INI MENYATAKAN BAHWA AGAMA ADALAH SEBAB
UTAMA "

- NAWAL EL-SAADAWI -
PEREMPUAN
DALAM LINGKAR

FEODALISME
INTISARI PERMASALAHAN GENDER " Kuncilah perpustakaan Anda jika Anda
suka, namun tidak ada gerbang, tidak
DALAM BUDAYA FEODAL NUSANTARA ada gembok, tidak ada baut yang dapat
mengatur kebebasan berpikir saya "

" Jurnal suka - suka


terbit suka - suka "

1
Sejarah peradaban manusia tentu tak luput Feminisme dilatari atas terjadinya
dari perang dan penindasan itu sendiri, ketimpangan relasi antara laki-laki dan
semakin pesatnya industri dan kapitalisasi perempuan dalam tatanan masyarakat
pada abad modern paska revolusi prancis hingga timbul kesadaran dan upaya untuk
dimana peran serta perempuan begitu menghilangkan ketimpangan tersebut.
banyak terlibat dalam kemajuan Pada realitasnya feminisme sendiri sering
peradaban manusia. kisah inferioritas disalah artikan yang hanya melulu tentang
perempuan bermula bahkan jauh sebelum gerakan gerakan emansipasi kaum
era revolusi prancis, pada abad ke 4 Masehi perempuan. Emansipasi adalah sebagian
perempuan ditempatkan sebagai mahluk kecil gerakan perempuan yang hanya
yang irrasional. perempuan yang sudah berfokus pada kegiatan kegiatan sosial
menikah harus tunduk pada suaminya, politik saja.
hukum positif di athena pada abad ke 4 Mary Wollstoncraft ( Turner, 2012 hal. 337 )
Masehi mengijinkan seorang suami untuk perintis gerakan feminisme inggris pada
memperlakukan istrinya sebagai budak, abad 19 dalam karyanya yang berjudul “ A
bahkan jika sang istri ketauan selingkuh, Vindication of the right of woman “
sang suami berhak membunuhnya. ( Perlindungan hak hak perempuan )
mengemukakan bahwa perempuan
Lelaki selalu menganggap perempuan khusunya dari kalangan menengah
sebagai mahluk yang tidak pernah merupakan kelas tertindas yang harus
menggunakan nalar berpikirnya, mereka bangkit dari belenggu rumah tangga.
selalu berkeyakinan jika perempuan hanya Dalam masyarakat patriarkal, perempuan
mengandalkan intuisi atau perasaan nya saja. dimasukan dalam kubu rumah yang
bahkan pada abad kegelapan ( Pra- terbatas pada lingkungan dan kehidupan
renaissance) perempuan di tuduh sebagai luar rumah. Sedangkan laki - laki
jelmaan iblis, pada masa inilah perempuan menguasai kubu umum, yaitu kehidupan
yang mencoba keluar dari strukturalisasi yang dan lingkungan luar rumah. Perempuan
dibuat laki laki banyak dituduh seringkali berada pada posisi keterikatan
sebagai Penyihir. dan kekangan. ketidak - merdekaan
perempuan dalam mendapatkan hak -
Gelombang pertama terjadinya pembodohan hak dan tanggung jawabnya sendiri
perempuan dicatat dalam sejarah terjadi sebagai manusia, dan merupakan bukan
pada abad 18 Masehi lalu, sedangkan pada sesuatu yang alamiah sebagaimana
abad 19 Masehi para perempuan mulai sadar lazimnya diyakini oleh banyak budaya
akan hak hak nya sebagai manusia, hal ini dibelahan dunia.
ditandakan dengan banyaknya gagasan atau ( Foucault, 2017 hal .237 - 249 ).
pemikiran dan aliran aliran pada feminisme.

Feminisme, dalam kamus besar bahasa indonesia


( KBBI ) diartikan sebagai gerakan perempuan yang
menuntut persamaan hak sepenuhnya atas kaum
pria, yang merupakan gabungan berbagai doktrin
atas hak kesetaraan.

2
Jika dicermati baik baik sepanjang abad-19 Masih pada abad 19, Sigmund Freud
dimana gelombang pertama pergerakan memberi sudut pandang yang berbeda,
perempuan di inggris hingga pada abad ke- Menurut Freud Yang terpenting adalah
20, ada dua corak atau semacam “kultur” memberikan satu bagian yang paling
dalam feminisme, yang pertama adalah krusial bagi perempuan didalam hubungan
para pemikir yang mengembangkan hubungan sosialnya. baik secara material
wacana nya di inggris dan amerika seperti maupun simbolik yang dengan itu
“J.S Mill, George Elliot dan Elisabeth kemudian didapatkan identitas seksual.
Gaskell”. wacana yang diusung adalah Lalu pada sekitar abad 20 an muncul
bagaimana pentingnya pendidikan tinggi Simone De Beaviour yang dijadikan icon ke
dan profesionalitas perempuan disamping dua pergerakan feminisme dengan The
harus memperjuangkan hak hak politiknya second sex nya yang terbit pada tahun
sebagai gerakan perubahan secara holistis 1949an.
perempuan pada tatanan sosial.
kelompok kedua dipopuleri oleh” Karl Marx Disini kita tidak akan mengulas secara
dan Engels” yang menyepakati jika keseluruhan perihal sejarah dan gerakan
pentingnya hubungan antar struktur Feminisme itu sendiri. pada abad paska
masyarakat dan modern ini khususnya di indonesia,
pembagian peran kerja berdasarkan jenis pergerakan - pergerakan perempuan guna
kelamin. dalam masyarakat sosialis mendapatkan hak utuhnya sebagai
emansipasi perempuan selalu manusia atau Feminisme, bukanlah perkara
dipertimbangkan pada aspek kebutuhan mudah seiring perjalanan gejolak
akan peran mereka pada ranah kerja publik Feminisme sendiri selalu berbenturan
di sektor industri. Akan tetapi diantara dengan kelompok kelompok konservatis.
keduanya memiliki kemiripan atau benang dan tentunya ini melanggengkan budaya
merah sendiri yaitu jika antara laki - laki dan patriarkal di nusantara.
perempuan yang dalam Term mereka
adalah Female dan Male, Maskulin dan
Feminim sebagai hal yang melekat pada
jenis kelamin memiliki perbedaan mutlak
antara keduanya dan akan terus
dipertahankan dalam kehidupan dan tata
masyarakatnya.

Pustaka
John Stuart Mill, 2005, On liberty, Terjemahan Alex Lanur,Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Marx and Engels, 1984, The origins of the family, Private property and the state, London : Penguin
Michel Foucault, 2014, Power knowledge, Wacana kuasa pengetahuan,Terjemahan Yudi Santosa, Yogyakarta : Narasi
dan pustaka Promothea
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3
Catatan sejarah juga mengungkapkan ada Yang tak kalah pentingnya untuk dicatat
beberapa organisasi perempuan yang berkaitan dengan kiprah
sangat berpengaruh dan memiliki peran perempuan dalam ranah publik dalam era
dalam revolusi Indonesia. Salah satunya kolonialisme adalah, sekitar awal abad
yang terpenting adalah organisasi 20, tepatnya 22 hingga 25 Desember 1928,
perempuan pertama di Indonesia yang organisasi perempuan menyelenggarakan
bergaris nasionalis, yaitu Putri Mardika yang Kongres Perempuan. Pertama, hanya satu
berdiri pada 1912, dan memiliki kaitan setengah bulan setelah Kongres Sumpah
erat dengan gerakan nasionalis pertama Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dihadiri
Boedi Oetomo. Pada 1920 muncul Aisyiyah, sekitar 1.000 peserta dan 30 organisasi
organisasi sayap perempuan bergaris Islam perempuan, berbagai isu-isu perempuan
dari organisasi Muhammadiyah. Dalam diangkat dalam kongres tersebut. Kongres
masa penjajahan tersebut, selain tersebut pada akhirnya mengidentifikasi
perempuan yang memanggul senjata tiga tantangan yang dihadapi perempuan
bersama-sama laki-laki untuk bertempur saat itu yakni soal perkawinan, poligami,
melawan Belanda, ada juga yang berani dan akses ke pendidikan. Tapi semangat
menuntut dan mengajukan berbagai yang sangat terlihat mendasari kongres
resolusi ke pemerintahan kolonial seperti tersebut, di tengah gelombang
yang terkenal dengan Resolusi Indonesia nasionalisme pada saat itu, adalah upaya
Berparlemen pada 1938, dengan melakukan mengatasi berbagai ideologi dan
aksi dan mendorong adanya hak memilih kepentingan yang ada dengan tujuan
dan hak dipilih. Pemerintah Hindia Belanda utama membebaskan diri dari kolonialisme
kemudian meresponsnya dengan Belanda ( Aripurnami, 2013; 13-14 ). Kongres
memberikan tempat bagi perempuan Perempuan selanjutnya antara lain
pribumi untuk dipilih dan duduk sebagai diadakan di Jakarta (1935), Bandung (1938),
wakil perempuan Indonesia di dan Semarang (1941). Tanggal 22 Desember
Gemeenteraad (DPRD Tingkat II). Tersebut sendiri kemudian disepakati sebagai Hari
nama-nama seperti Emma Poeradiredja di Ibu yang diperingati secara nasional
Bandung, Sri Umiyati di Cirebon, Soenaryo setiap tahun nya.
Mangunpuspito di Semarang, dan Siti
Sundari Sudirman di Surabaya.
(Suwandi, 1993; 89).
4
Kolonialisme Jepang yang hanya berlangsung dampak langsung terhadap perempuan yang selalu
tiga setengah tahun dipandang sebagai pemikul nilai-nilai kebaikan dan
(1942-1945) di Indonesia, menimbulkan dampak keharmonisan dalam tradisi masyarakat Indonesia. Di
yang sangat buruk terhadap sisi lain, menjadi bagian dari gerakan nasionalis juga
organisasi - organisasi kebangsaan atau akan membebaskan perempuan, karena hal ini
pergerakan yang ada, termasuk terhadap merupakan legitimasi untuk bisa terlibat aktif dalam
organisasi-organisasi perempuan. Pemerintahan kehidupan politik publik, belajar mempersiapkan
kolonial Jepang membubarkan dan pidato, dan berpartisipasi dalam organisasi bersama-
sekaligus melarang semua organisasi perempuan. sama dengan laki - laki.
Mereka hanya mengizinkan
berdirinya organisasi perempuan bernama Dalam masa kolonialisme tersebut, khususnya
Fujinkai (perkumpulan perempuan) yang menjelang akhir abad 19 dan pada awal abad 20,
aktivitasnya diawasi dan diatur oleh pemerintah selain kalangan perempuan yang
Jepang. Perkumpulan ini ikut memanggul senjata atau berada dalam politik
bertujuan memerangi buta huruf, menjalankan formal, ada beberapa tokoh
dapur umum, dan ikut serta dalam perempuan yang sangat menonjol dalam
pekerjaan sosial (Vreede-De Stuers, 2008;175). Ini memperjuangkan kesempatan bagi perempuan
terus berlangsung untuk mendapatkan pendidikan. Tersebut nama-
sampai akhirnya pemerintah Jepang kalah dalam nama seperti Maria Walanda Maramis
Perang Dunia II, dan Indonesia (1827-1924) dari Sulawesi Utara, Dewi Sartika (1884-
memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 1947) dari Jawa Barat, dan
Agustus 1945. Memang bergabungnya Nyi H. Achmad Dahlan dari Yogyakarta. Perlu dicatat
perjuangan perempuan dengan gelombang juga di sini nama Rohana
nasionalisme Indonesia saat itu Kudus (1884-1972), wartawan perempuan pertama
melahirkan pisau bermata dua yang bisa dari Minangkabau, Sumatra Barat,
menghambat dan sekaligus membebaskan yang mengasuh surat kabar Soenting Melayu pada
bagi perempuan Indonesia. 1912. Surat kabar tersebut pada
( Blackburn, 2010; 22-23 ). masa itu sudah sangat progresif dan kritis karena
mengangkat isu-isu sensitif
Disatu sisi, kalangan aktivis perempuan seperti masalah adat yang tidak ramah perempuan,
tampaknya harus berhati-hati atau poligami, perlunya pendidikan
bersiasat dengan ide-ide, pengetahuan, dan dan keterampilan buat perempuan, dan sebagainya.
gerakan feminisme yang berkembang di Isu-isu yang diangkat
Barat. Ini sangat berkaitan dengan gerakan melampaui zamannya saat itu. Setahun sebelumnya,
nasionalis saat itu yang selalu pada 1911, Rohana mendirikan
mencurigai ideide atau pemikiran asing atau dari Sekolah Kerajinan Amal Setya untuk pemberdayaan
luar, apalagi kalau itu perempuan secara ekonomi. Ia
memiliki adalah seorang perempuan yang mempunyai
komitmen yang kuat untuk pendidikan
terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya,
Rohana termasuk salah satu dari
segelintir perempuan yang percaya bahwa
diskriminasi terhadap perempuan.

5
Termasuk kesempatan untuk mendapat Kartini (1879-1904) adalah anak kedua dari
pendidikan adalah tindakan semena-mena dan seorang priayi Jawa yang memiliki kedudukan
harus dilawan. Walaupun Rohana tidak bisa sebagai Bupati Jepara. Ia sendiri yang awalnya
mendapat pendidikan secara formal namun ia tinggal di Jepara kemudian pindah ke
rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai Rembang, Jawa Tengah. Dalam surat-suratnya,
pemerintah Belanda, dan seorang pejabat Kartini banyak menceritakan soal nilainilai
Belanda atasan ayahnya yang selalu tradisi yang membelenggu perempuan,
membawakan Rohana bahan bacaan dari menjadikan perempuan sangat bergantung
kantor. Keinginan dan semangat belajarnya pada laki-laki, sehingga mereka menjadi tidak
yang tinggi membuat Rohana cepat menguasai berdaya baik secara ekonomi, sosial, dan
materi yang diajarkan ayahnya. Dengan budaya. Kartini melakukan analisis terhadap
kecerdasan, keberanian, pengorbanan, serta situasi ini, dan dia menyimpulkan bahwa sistem
perjuangannya, Rohana melawan ketidakadilan budaya masyarakatnya adalah biang keladi di
untuk perubahan nasib kaum perempuan. balik terbelenggunya perempuan.
Meski demikian, aktivitas atau gerakan Secara ringkasnya, merujuk pada Profesor
perempuan di Indonesia, secara langsung Saskia Wieringa ( Wieringa, 1998; 6 ) dari
maupun tidak langsung, semakin mengemuka Institute of Social Studies di Belanda.
karena tulisan dalam bentuk surat-surat yang
ditulis oleh R.A. Kartini yang ditujukan kepada
teman-temannya yang berkebangsaan Belanda
( seperti Ny. Abendanon, Stella, Ny. Ovink-Soer,
dll). Kompilasi dari surat-surat itu kemudian
dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot
Licht (1911). Buku ini menjadi sangat
mengemuka di kalangan perempuan
Indonesia saat Armijn Pane, pujangga angkatan
Balai Pustaka, menerjemahkan dan
memberinya judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Kelihatannya buku ini dianggap menginspirasi
perempuan di Indonesia untuk
memperjuangkan harkat dan martabatnya agar
sejajar dengan laki-laki, atau disebut sebagai “
emansipasi perempuan ”. Kartini sendiri
kemudian disebut sebagai salah seorang tokoh
perempuan feminis dari jamannya.

" Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum


perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan
itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat
supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang
akan membawa behagia baginya " - R.A. Kartini

6
ide-ide atau gagasan-gagasan utama Kartini adalah:

1. pendidikan bagi perempuan sebagai salah satu syarat penting


untuk memajukan rakyat, karena ibu
yang terpelajar bisa diharapkan kemampuannya dalam
mendidik anak-anak lebih baik.

2. tidak hanya perempuan kalangan miskin, perempuan


kalangan atas pun harus diberi kesempatan menjadi pencari
nafkah sendiri, dan mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka,
misalnya menjadi perawat, bidan, dan guru.

3. poligini harus dihapuskan karena merendahkan martabat


kaum perempuan.

Meskipun demikian, seluruh ide atau pemikiran feminis Kartini ini sempat menimbulkan polemik
karena keputusannya pada 1903 untuk menikah dengan Bupati Rembang yang sudah memiliki
banyak istri dan sekian banyak anak. Kita tahu bahwa ia sering membicarakan dengan nuansa sangat
benci dan marah penghinaan terhadap kaum perempuan yang tanpa bisa memilih atau tanpa daya
harus menjalani perkawinan permaduan (poligini). Apakah ia telah berkorban bersedia dimadu
karena penghormatannya terhadap orang tuanya yang sangat dihormati? Apakah ia menerima
perkawinan ini dengan asumsi bahwa peran dan posisinya sebagai “istri permaisuri” karena status dan
posisi keluarga ayahnya yang lebih tinggi dalam masyarakat Jawa akan menguntungkannya dalam
merealisasikan cita - citanya? Apakah ia berkorban demi strateginya, karena posisi suaminya, untuk
bisa membantu perempuan - perempuan Jawa dalam pendidikan? Apakah ia pada akhirnya
menganggap bahwa ide-ide feminisme yang ia kenal melalui bacaan dan korespondensi dengan
kawan Belandanya tidak terlalu baik dibandingkan dengan nilai - nilai harmonisasi Jawa? Masih
banyak lagi pertanyaan mengenai ini semua, namun dengan segala polemik yang ada,
Kartini tetap merupakan ikon perjuangan perempuan yang menonjol pada zamannya,
meski bukan satu-satunya, dan pada 1969, di bawah pemerintahan Soeharto, Kartini dijadikan sebagai
Pahlawan Nasional.

7
Meski semakin banyak organisasi perempuan Gerwani, yang dalam masa - masa terakhirnya
bermunculan, berikut ide-ide yang diusung serta memiliki anggota 1,5 juta perempuan, kemudian
tokoh - tokoh perempuan baru yang tampil, banyak menjadi target penghancuran dari kekuatan militer di
catatan sejarah yang menunjukkan bahwa gerakan bawah Jenderal Soeharto pada saat pergantian (baca:
perempuan yang sangat kuat, progresif, dan perebutan) kekuasaan pada 1965. Pemerintahan Orde
memiliki anggota serta simpatisan yang besar Baru, dengan pilihan politik dan operasi militernya,
adalah, Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). menentang dan menghancurkan semua organisasi
Keberadaan dan peranannya begitu mengemuka yang berupaya untuk memobilisasi masyarakat di
secara sosial dan politik dalam dua periode tingkat “akar rumput” di Indonesia. Lebih tepatnya,
demokrasi di Indonesia sejak akhir 1940an hingga seluruh kekuatan politik saat itu yang bergaris
1965, yakni selama periode pertama dari demokrasi komunis, Soekarnois, dan “ kiri ” menjadi target dari
konstitusional (demokrasi liberal) dan demokrasi penghancuran rezim Orde Baru, baik secara militer
terpimpin (di bawah kekuasaan otoriter Soekarno). maupun sosial - politik. Sudah pasti PKI (Partai
Gerwani pada mulanya bernama Gerwis (Gerakan Komunis Indonesia), di mana Gerwani dianggap
Wanita Sedar), yang didirikan pada 1950, yang memiliki kedekatan secara ideologis, masuk daftar
kemudian dalam literatur sering dirujuk sebagai utama untuk dihancurkan. Ini bersama-sama juga
gerakan feminis sosialis, hanya memiliki anggota dengan organisasi - organisasi yang berafiliasi seperti
500 perempuan yang umumnya berpendidikan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI),
tinggi dan memiliki kesadaran politik yang lebih Pemuda Rakjat, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga
maju dibandingkan perempuan pada umumnya. Kebudajaan Rakjat (Lekra), Corp Gerakan Mahasiswa
Bisa dikatakan bahwa saat itu, organisasi tersebut Indonesia (CGMI), Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia
merupakan organisasi kader dengan anggota - (IPPI), dan Himpunan Sardjana Indonesia (HSI).
anggotanya yang memang pilihan. Namun pada Penangkapan, penahanan, penculikan, pembunuhan,
tahun 1954, di saat anggotanya sudah mencapai dan juga penghakiman massa terhadap mereka yang
80.000 perempuan, Gerwis, melalui perdebatan dianggap komunis atau berhaluan “kiri” hampir tiap
internal yang keras memutuskan untuk memperluas hari terjadi di berbagai wilayah di Indonesia seperti
basis konstituennya dengan mencakup perempuan Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sumatra, dan Aceh.
dari kalangan massa atau akar rumput. Mereka Militer, terutama Komando Cadangan Strategis
begitu peduli dengan keadaan kehidupan dan Angkatan Darat (Kostrad) dan Resimen Pasukan
kondisi kerja dari pekerja perempuan yang menjadi Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang berada di
buruh urban dan petani yang menjadi mayoritas balik gerakan - gerakan anti-komunis di banyak
pendukung dan simpatisannya. Mereka juga sangat daerah Indonesia, baik yang datang dari kalangan
terlibat aktivitas politik formal dalam ikut serta agama maupun sekuler. Sejak saat itu, organisasi
berkampanye untuk pemilihan parlemen, dan perempuan yang progresif, beroperasi umumnya di
sukses menempatkan empat orang anggotanya “akar rumput” secara independen, militan, dan
terpilih dalam Pemilu 1955 ( Wieringa, 1998; 19-20 ). memiliki anggota serta simpatisan yang masif, praktis
Politik Indonesia dengan segala aktor dan lenyap dalam peta politik gerakan perempuan di
institusinya segera mengalami perubahan secara Indonesia. Saat itu juga kita mengenal satu - satunya
drastis menyusul terjadinya peristiwa yang dikenal organisasi perempuan yang beroperasi di desa-desa,
dengan sebutan Gerakan 30 September.

8
bentukan pemerintah Orde Baru, yang disebut Setelah pemerintahan otoriter Orde Baru di bawah
dengan nama Pendidikan Kesejahteraan Soeharto berakhir, bagaimana dan seperti apa ide-ide
Keluarga (PKK). Organisasi ini dibentuk dengan atau pemikiran feminis yang berkembang di kalangan
akademisi maupun aktivis gerakan perempuan di
misi untuk mendukung dan menjalankan
Indonesia? Meski sudah berkembang di zaman Orde
pembangunan nasional, terutama Baru, walaupun sangat terbatas di kalangan
menyukseskan program keluarga berencana perguruan tinggi maupun LSM, pemikiran atau ide-ide
untuk mengontrol laju kelahiran bayi feminisme mulai kembali menjadi wacana yang
(Suryakusuma, 2011). Sudah jelas organisasi mengemuka setelah berakhirnya pemerintahan
seperti ini tidak bisa disebut sebagai organisasi Soeharto. Pemikiran feminis kontemporer mulai
feminis atau memiliki ide-ide dan praktik terasa semakin menguat menjelang era Reformasi
feminis, mengingat seluruh kiprahnya yaitu di pertengahan tahun 1990-an dan sangat terasa
sejak 1998. Ada dua pemikiran yang berkembang
merupakan subordinasi dari kekuasaan negara
menjelang dan masuk era Reformasi. Pertama,
yang didominasi oleh laki-laki, seperti dekonstruksi wacana seksis menegakkan
terefleksikan di dalam struktur dan pengetahuan feminis dengan mengembangkan
kepemimpinannya yang harus istri-istri dari kegiatan - kegiatan jurnal, publikasi buku, penelitian
pejabat pemerintah. Demikian juga dengan serta sastra (literatur). Kedua, penekanan pada
organisasi-organisasi perempuan lainnya yang wacana pluralisme, kesetaraan, dan transnasional.
sangat dikontrol oleh negara, dan yang Dua pemikiran ini memengaruhi bagaimana isu-isu
menonjol adalah Dharma Pertiwi (asosiasi istri perempuan diwarnai dengan perspektif feminisme.
Perspektif feminisme di era kontemporer berbeda
perwira militer) dan Dharma Wanita (asosiasi
dengan di era sebelumnya. Di era kontemporer, teori -
istri pegawai negeri Republik Indonesia), teori feminisme berperan, basis intelektual feminisme
berpasangan dengan Korpri (Korps Pegawai sangat terasa di dalam pergerakannya. Penggunaan
Republik Indonesia), yang memiliki struktur perspektif feminisme menajamkan isu-isu yang
hierarki pararel dengan hierarki jabatan suami. diusung di era kontemporer, misalnya isu kekerasan
terhadap perempuan, trafficking, seksualitas,
poligami, pembangunan, demokrasi dan hak asasi
manusia. Teori-teori feminisme berkembang pesat di
organisasi - organisasi perempuan dan juga di
universitas-universitas. Teori-teori feminis
memberikan peralatan intelektual yang
memungkinkan pelaku (agen) dapat memeriksa
ketidakadilan yang mereka hadapi, dan dapat
membangun pengetahuan tentang penindasan
terhadap perempuan, dan atas dasar pengetahuan
" If I can't dance I don't tersebut membangun strategi - strategi menolak
subordinasi dan memperbaiki kehidupan perempuan
(McCann et. al, 2003:1).
want to be part of your Sebagaimana yang diungkapkan oleh McCann, teori-
teori feminisme menjawab berbagai pertanyaan -

revolution " pertanyaan yang mengemuka seperti, mengapa dan


bagaimana perempuan tertindas?
Emma Goldman

9
Bagaimana kita memahami kejadian - kejadian Organisasi ini sejak awalnya sudah sangat berpihak pada
tertentu yang menjadi bagian dari penindasan sosial perempuan seperti buruh, petani, nelayan, dan pekerja
atas dasar jenis kelamin dan bukan karena sektor informal (Aripurnami, 2013; 25).
perempuan itu kurang beruntung? Bagaimana Munculnya berbagai LSM pada tahun-tahun tersebut
perempuan dapat menolak penindasan dan sangat berkaitan dengan kasus - kasus pelanggaran hak
bagaimana kita dapat mengubah keadaan? Teori asasi manusia yang dialami kelompok-kelompok
feminis dengan demikian harus terkait dengan masyarakat. Semua kasus ini, baik langsung maupun
politik. Artinya, sejak awal kita harus menyadari tidak, merupakan akibat dari sistem kekuasaan
bahwa ada keterhubungan antara teori dan praktik pemerintah Orde Baru yang otoriter yang berkolusi
politik dalam melihat seluruh proses ketidakadilan dengan modal asing atau kalangan kapitalis yang hanya
dan ketidak - setaraan gender tersebut ( McCann et al, peduli dengan stabilitas politik dan pembangunan
2003:2 ). Sejak pertengahan kekuasaan Orde Baru ekonomi (baca: pertumbuhan ekonomi) tanpa peduli
adanya proses eksploitasi dan pelanggaran hak-hak dari
hingga 1998, kita melihat beberapa organisasi
kalangan masyarakat bawah umumnya. Di era Orde Baru
perempuan yang sangat peduli dengan keadaan
ini, ada banyak catatan pelanggaran hak asasi manusia,
Indonesia yang mulai memperlihatkan adanya
dan untuk kasus - kasus yang dialami perempuan,
“jurang” (gap) antara “the haves” dan “the have-nots”
klimaks politiknya antara lain dengan kasus Marsinah.
yang semakin melebar, dan kemiskinan yang terus
Pada 8 Mei 1993, seorang perempuan aktivis buruh
memburuk. Meski di sisi lain, Indonesia selalu
bernama Marsinah (lahir di Nglundo 10 April 1969) yang
digambarkan, oleh berbagai lembaga internasional
bekerja di pabrik PT Catur Putra Surya (CPS) Porong,
seperti IMF (Dana Moneter Internasional) dan Bank
Sidoarjo, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dalam
Dunia, sebagai model sukses dari pembangunan keadaan yang mengenaskan setelah dinyatakan hilang
nasional yang ditunjukkan dengan derasnya modal selama tiga hari oleh kawan - kawannya. Jenazahnya
asing dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. sendiri ditemukan di hutan di Dusun Jegong, Desa
Kalangan perempuan pada umumnya, terutama di Wilangan, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat
desa-desa, merupakan pihak yang paling dirugikan sesuai dengan hasil autopsi. Ia diduga diculik, diperkosa,
dengan model pembangunan nasional seperti ini. disiksa, dan kemudian dibunuh. Kasus Marsinah yang
Sejumlah LSM menaruh perhatian untuk membantu menyeramkan dan menghebohkan karena diberitakan
perempuan bisa berdaya dan lepas dari kemiskinan banyak media massa, baik dalam maupun luar negeri,
tersebut dengan program-program seperti skema menjadi catatan Organisasi Buruh internasional (ILO),
mikrokredit. Tapi sejumlah lainnya mulai melihat dikenal sebagai Kasus 1773. Marsinah memperoleh
bahwa ini bukan hanya masalah kemiskinan semata, Penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun yang sama
namun berkaitan dengan persoalan seksualitas, yang sebagai penghormatan atas jasa, keberanian, dan
mendorong beberapa LSM perempuan untuk konsistensinya. Memperjuangkan hak dasar buruh
melakukan kampanye menentang pemerkosaan, sampai berkorban kehilangan nyawanya. Ada dugaan
pelecehan, dan berbagai bentuk kekerasan terhadap beberapa aparat TNI terlibat dalam kasus Marsinah. Tidak
perempuan. Hal ini dimulai tahun 1983 dengan mengherankan jika kasus ini justru semakin memperkuat
berdirinya Yayasan Anisa Swasti (Yasanti) di dan memperluas antipati masyarakat pada militer yang
Yogyakarta yang bertujuan memperkuat hak-hak merupakan tulang punggung pemerintahan Orde Baru.
buruh perempuan dan perempuan yang bekerja di Dalam tahun-tahun terakhir menjelang turunnya
industri batik sebagai penjual di toko - toko. Soeharto sebagai presiden pemerintahan Orde Baru,
Kecenderungan seperti ini kemudian diikuti juga oleh semakin banyak pelanggaran hak asasi manusia yang
organisasi-organisasi yang sejenis di kota - kota terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, dan sangat
lainnya seperti Kalyanamitra di Jakarta, yang sangat berkaitan dengan gerakan perlawanan, baik individu
peduli pada masalah-masalah yang dihadapi buruh maupun kelompok, yang semakin mengemuka dan
terbuka kepada otoritas kekuasaan. Salah satu
dengan memberikan informasi tentang hak-hak
puncaknya adalah Peristiwa 27 Juli 1996, yang dikenal
buruh.
sebagai Peristiwa Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh
Juli) atau Peristiwa Sabtu Kelabu (karena memang
terjadi pada hari Sabtu), yakni pengambil alihan secara
paksa kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta
Pusat. Kantor tersebut saat itu dikuasai oleh pendukung
Megawati Soekarnoputri yang terpilih sebagai Ketua
Umum tapi tidak diakui pemerintah. Sementara itu
penyerbuan dilakukan oleh pendukung Soerjadi, ketua
umum versi Kongres PDI di Medan yang mendapat
dukungan penuh pemerintah (baca: aparat kepolisian
dan TNI). Akibat dari itu semua, merujuk laporan Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), lima orang
meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-
luka, dan 136 orang ditahan. Komnas HAM juga membuat
kesimpulan yang tegas bahwa telah terjadi pelanggaran
hak asasi manusia. Pemerintah menuduh aktivis Partai
Rakyat Demokratik (PRD) sebagai dalang di balik
kerusuhan tersebut, dan ini diikuti dengan pemburuan
dan penangkapan sejumlah aktivis PRD untuk
Marsinah ( 10 April 1989 - 8 Mei 1993 ) dijebloskan ke dalam penjara. Budiman Sudjatmiko,
sebagai pimpinan PRD saat itu mendapat
hukuman terberat yakni 13 tahun penjara.

10
Atas berbagai peristiwa pelanggaran hak asasi JP mengadakan rapat pertama mengundang berbagai
manusia tersebut, beberapa organisasi feminis, baik aktivis perempuan untuk mendiskusikan rencana
langsung maupun tidak langsung, mulai melakukan demonstrasi. Sekitar 15 orang hadir termasuk staf JP dan
berbagai siasat dan gerakan politik anti Orde Baru. para anggota organisasi seperti Solidaritas Perempuan
Salah satunya adalah organisasi Yayasan Jurnal dan LBH APIK (Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi
Perempuan (YJP) yang didirikan pada tahun 1996 Perempuan Indonesia untuk Keadilan), serta beberapa
dan kuat dalam penerbitan jurnal yaitu Jurnal individu seperti Myra Diarsi, Tati Krisnawati, Julia
Perempuan (JP), dengan visi pemberdayaan Suryakusuma dan Robin Bush (mahasiswa asal Amerika
perempuan melalui pengetahuan. JP merupakan Serikat yang sedang menulis disertasi). Untuk
jurnal feminis pertama di Indonesia. Melihat rezim mewujudkan kamuflase “ibu-ibu”, maka JP
Orde Baru yang semakin otoriter, JP berinisiatif menggunakan strategi yang kemudian disebut “politik
mengadakan rapat - rapat internal yang intens sejak susu”. Strategi ini dibutuhkan agar tampak bahwa JP
November 1997 untuk mendiskusikan berbagai teori sangat prihatin dengan nasib para ibu yang tidak
yang dapat membantu menerangkan bagaimana mampu membeli susu untuk anak-anaknya karena krisis
atau dengan cara apa kekuatan masyarakat madani, ekonomi. Pembagian kotak susu di kantor JP
khususnya gerakan perempuan, mampu dimaksudkan untuk memperlihatkan adanya krisis
mendelegitimasikan atau menjatuhkan sebuah ekonomi yang berdampak pada "ibu-ibu" . Pada 20
rezim otoriter.Pada saat itu JP juga sedang intens Februari 1998, JP mengadakan rapat kedua. Malam itu
mengampanyekan gerakan anti kekerasan terhadap lebih banyak lagi orang berkumpul, dengan wajah baru
perempuan, bekerja sama dengan United Nation seperti Prof. Dr. Toeti Heraty (salah satu pendiri Jurnal
Development for Women (UNIFEM) dan melihat Perempuan dan dosen filsafat UI), Gayatri (aktivis lesbian,
bagaimana implikasinya terhadap demokrasi dan gay, biseksual, transgender/LGBT), Dina (LSM lingkungan
hak-hak perempuan. Pada tahun 1997, pelanggaran hidup Walhi), Agung Putri (Lembaga Studi dan Advokasi
hak-hak asasi manusia memburuk. Ada sejumlah Masyarakat, Elsam), dan Dr. Kartini Sjahrir (Antropolog
laporan mengenai penculikan mahasiswa dan UI). Malam itu Bundaran Hotel Indonesia di pusat kota
sampai sekarang kasus - kasus penghilangan ditetapkan sebagai lokasi demonstrasi, dengan
tersebut tidak terpecahkan. Pada akhir 1997, JP menggunakan strategi ibu-ibu dan menonjolkan kata
mendapatkan inspirasi dari Asociación Madres de susu sebagai tanda untuk menjatuhkan Soeharto. Ini
Plaza de Mayo, yang merupakan asosiasi ibu - ibu merupakan strategi politik yang mempromosikan
Argentina yang anak-anaknya “hilang” selama permainan diksi “susu” dan “Soeharto”.
“Perang Kotor” (Dirty War) oleh pemerintahan
diktator militer sejak 1976 hingga 1983. Para ibu ini
melakukan demonstrasi damai untuk anak-anak
mereka yang hilang, di depan Casa Rosada, Istana
Kepresidenan, di Buenos Aires, Argentina. Mereka
hanya mempertanyakan sebagai sekumpulan ibu-
ibu yang peduli atas anak - anaknya yang tidak
kembali ke rumah. Namun di saat yang bersamaan,
gerakan ini sebetulnya merupakan simbol
perlawanan terhadap rezim militer untuk bertahan
lebih lama di negara mereka. Kasus ini dibahas
dengan beberapa dosen Universitas Indonesia yang
berlatar belakang filsafat dan politik (antara lain Nur
Iman Subono dan Rocky Gerung), yang juga
merupakan bagian dari JP. Sampai suatu saat,
pemimpin JP dan orang - orang terdekatnya
mengambil keputusan untuk melakukan
demonstrasi. Demonstrasi ini dimaksudkan untuk
“memecahkan kebisuan” masyarakat kelas
menengah agar peduli pada persoalan bangsa dan
mau bersatu melawan rezim otoriter. Diputuskan Pustaka
bahwa yang paling efektif melawan rezim otoriter *Tantangan gerakan feminisme di indonesia ( Media.neliti.com )
adalah dengan melakukan pergerakan perempuan *Wacana feminisme di indonesia ( Jurnalperempuan.org
dan menggunakan simbol figur “ibu” agar
masyarakat bersimpati. Pada Januari 1998, rencana
menjatuhkan rezim Orde Baru semakin mantap dan
dibicarakan kepada Karlina Leksono (dosen filsafat
Universitas Indonesia dan anggota tim redaksi JP)
dan Eun Sook, mahasiswa asal Korea yang sedang
magang di JP). Pada 13 Februari 1998,

11
Dalam buku Pramoedya ananta toer yang berjudul Tapi, si Gadis Pantai memiliki kelebihan yang sangat
gadis pantai memberi gambaran nyata tentang betapa jarang dimiliki oleh kebanyakan orang di kampung.
kejamnya masa masa feodalisme. Gadis pantai sendiri Berkat penampilannya yang rupawan, berparas indah,
mengambil latar disebuah desa dengan kultur adat ayu, manis, ia mampu memikat hati salah seorang
feodal dan koservatis yang sangat kental pada masa pembesar santri ( priyayi ) setempat, Seorang Jawa
itu. Istilah feodalisme tak lain adalah istilah yang bekerja pada ( administrasi ) Belanda. Oleh
perbudakan atas manusia terhadap manusia. Istilah ini Bendoro ( priyayi) itu, Gadis Pantai dijadikan sebagai
sebenarnya mulai dipakai sejak abad ke-17, tapi oleh Mas Nganten: perempuan yang kerjanya melayani
pelakunya sendiri tidak pernah dipakai/diakui, atau “kebutuhan” seks seorang Bendoro (sebagai latihan)
diekspresikan secara tertutup lantaran konotasinya untuk sementara waktu, sampai Bendoro itu
yang negatif: kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan mendapatkan seorang pendamping yang setara
kaum bangsawan untuk mengendalikan suatu daerah dengannya: seorang perempuan ningrat. Kejam? Tentu
yang diklaim sebagai kepunyaannya; selalu ingin saja. Hal ini tidak usah diperbincangkan lagi.
dihormati, atau tetap mempertahankan nilai-nilai Kehidupan rakyat di Jawa dahulu kala hingga
lama yang sebenarnya sudah usang demi menjaga mungkin sampai sekarang, masih dapat kita
kepentingan pribadi dan golongannya. Kehadiran jumpai kehidupan semacam ini. Di Keraton misalnya,
istilah inilah yang kemudian melahirkan “masyarakat para abdinya jika disuruh menjilati kaki Sang Rajanya
feodal”: yang kuat berkuasa atas yang lemah, raja atas sekalipun, secara suka rela mereka akan melakoninya.
hambanya, tuan atas budaknya, pemodal atas Ya, itulah kewajiban hamba pada rajanya
buruhnya, laki-laki atas perempuan, dan lain ( heerendients ). Seolah-olah, kehendak Raja adalah
sebagainya. Pramoedya Ananta Toer dalam romannya kehendak Tuhan, sehingga membangkang pada Raja,
berjudul “ Gadis Pantai ” ini, hendak membongkar sama halnya dengan membangkang pada Tuhan.
bagaimana praktek-praktek feodalisme di Kabupaten Aneh atau salah? Sudah pasti dua-duanya.
Rembang, Jawah Tengah saat itu, dijalankan tanpa Meski Gadis Pantai menjabat sebagai Mas Nganten
rasa kemanusiaan oleh kaum bangsawan untuk dan tinggal di rumah mewah seorang Bendoro,
kepentingannya sendiri dengan mengorbankan para mendapatkan pelajaran tentang banyak hal seperti
hamba sahaya: orang yang tak punya kuasa atas membatik, menulis, dan menjahit, tetap saja kondisi
hidupnya. Gadis Pantai, seorang gadis berumur empat ini tidak serta-merta memberikannya hidup layaknya
belas tahun, adalah salah satu korban dari praktek seorang manusia. Cercaan dan hinaan, dan segala
kebrutalan itu. Dikisahkan seorang gadis belia yang macam tindakan yang tidak manusiawi kerap
terlahir dari perkampungan nelayan. Di kampungnya, menjadikan dirinya seperti seonggok binatang. Ya,
orang-orang hidup dalam serba kekurangan. Laki-laki orang rendahan tetap hanya akan menjadi orang
melaut, perempuannya menumbuk ebi, menjahit jala, rendahan. Biar bagaimanapun perkembangan potensi
dan segala urusan domestik rumah tangga lainnya. dalam dirinya, kalau asalnya dari kaum rendahan,
Makan nasipun hampir tak pernah, kecuali dengan tetap akan seperti itu: hidupnya diatur, dikuasai, dan
jagung yang ditumbuk halus. Berpakaian seadanya, dikekang dalam kehinaan. Awalnya ia memang
badan dan rambutnya kumal dan bau lantaran jarang dihormati rakyat setempat, dan ini memberikan nilai
mandi dengan air tawar. Sebuah potret masyakarakat plus tersendiri bagi diri pribadinya dan bagi
miskin di nusantara. keluarganya di kampung.

12
Kondisi jiwa feodal di indonesia bisa diambil contoh dari
zaman demokrasi saat ini, dimana orang-orang di
indonesia saling bersaing untuk mendapatkan satu kursi
untuk menduduki jabatan hanya sebagai untuk
mendapatkan barisan kasta golongan atas di masyarakat
sebagai penguasa, dan tentu bukan untuk kepentingan
utamanya untuk masyarakat sendiri. Sekarang sistem
sosial telah berubah, Bangsa-bangsa atas pun
menyambut spirit nilai luhur ini dengan gegap gempita.
Terutama mereka yang sudah berasal dari kalangan
birokrat, Sementara dari kalangan bawah berkilau
terpaksa menerima walaupun dengan hati yang amat
terpaksa.

Di nusantara sendiri Feodalisme berkolaborasi dengan


kolonialisme paska kedatangan portugis lalu dilanjutkan
oleh belanda dan jepang. dalam buku nya, Eduard
Douwes Dekker yang diterbitkan pada 1860 secara
eksplisit mengkritik praktik - praktik feodalisme belanda
kepada masyarakat di Nusantara secara lugas dalam
Tapi sayang, keberuntungan yang orang-orang anggap
bentuk sastra. yang menceritakan seorang pemuda
itu, bagi diri Gadis Pantai tak lain adalah malapetaka,
bermana Batavus Droogstoppel, pedagang kopi dan
malapetaka tanpa perasaan. Sejak ia dirampas dari
contoh yang tepat tentang seorang borjuis kecil
kampung dan orang tuanya untuk menetap di rumah
yang membosankan dan kikir, yang menjadi simbol
mewah, sampai akirnya ia dipaksa kembali untuk
bagaimana Belanda mengeruk keuntungan dari
meninggalkan perkawinan dan seorang anak perempuan
koloninya di Hindia Belanda. Suatu hari, mantan teman
pertamanya yang masih membutuhkan air kehidupan dari
sekelasnya ( Sjaalman ) menjenguk Droogstoppel dan
dadanya. Suatu kondisi yang sangat memperihatinkan,
memintanya menerbitkan sebuah buku. Droogstoppel
bukan? Anak dipisahkan dari orang tua, ibu dipisahkan
adalah kisah tentang buku itu yang secara garis besar
dari anaknya.
menceritakan pengalaman nyata Multatuli (alias Max
Havelaar ) sebagai asisten residen di Hindia Belanda.
Feodalisme sendiri pada dasarnya ialah struktur
( Sebagian besar adalah pengalaman penulis Eduard
pendelegasian kekuasaan sosial dan politik yang
Douwes Dekker sendiri sebagai pegawai pemerintah ).
dijalankan oleh kalangan bangsawan untuk
Asisten residen Havelaar membela masyarakat lokal
mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui
yang tertindas, orang-orang Jawa, namun para atasannya
kerja sama dengan pimpinan - pimpinan lokal sebagai
yang warga negara Belanda dan masyarakat lokal yang
mitra, namun sekarang lebih mengarah pada
mempunyai kepentingan bisnis dengan Belanda,
golongan atau kasta dalam suatu posisi kalangan
beramai-ramai menentangnya. Sejumlah kisah tentang
masyarakat. Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad
masyarakat lokal dirangkaikan dalam buku ini, misalnya
ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai.
kisah tentang Saidjah dan Adinda. Di antara kalimat-
Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas
kalimat tentang kisah cinta yang mengharukan, tersirat
penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek
tuduhan tentang eksploitasi dan kekejaman yang
kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang
menjadikan orang-orang Jawa sebagai korbannya. Pada
dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah
bagian akhir buku ini, Multatuli menyampaikan
" masyarakat feodal ". Karena penggunaan istilah
permintaan secara sungguh-sungguh langsung kepada
feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif,
Raja William III, yang dalam posisinya dan korupsi
oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap
pemerintahan di Hindia Belanda.
tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan
untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia,
seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada
perilaku - perilaku negatif yang mirip dengan perilaku
para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin
dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang
sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak
melenceng dari pengertian politiknya.

" Walaupun sendirian, jika perlu, aku akan menegakkan


keadilan, dengan atau tanpa bantuan orang lain "
- Eduard Douwes Dekker

13
Dalam perkembanganya feodalisme di indonesia telah Feodalisme sendiri berasal dari kata Feodum yang
membentuk sebuah kontruksi masyarakat yang artinya Tanah , dalam tahapan masyarakat feodal terjadi
konservatis dogmatis yang kemudian di lestarikan penguasaan alat alat produksi oleh pemilik tanah, raja
dalam budaya secara turun temurun dan membiaskan dan para kerabatnya. Kerajaan merupakan alat kalangan
ajaran ajaran atau kultur asli nusantara sendiri. feodal untuk mempertahankan kekuasaan atas rakyat,
dalam masyarakat feodalistis posisi perempuan dan tanah, kebenaran moral, agama serta seluruh tata nilai
tanah memiliki nilai yang sama, yaitu sebagai aset kehidupannya, pada kalangan masyarakat feodal di
materialistis yang di dominasi oleh peran peran laki eropa dimana tanah dikuasai oleh para baron
laki. yang mampu dikendalikan dan diatur sedemikian ( tuan tanah ) para baron yang memiliki tanah
rupa untuk kepentingan laki - laki saja. Bias gender mempekerjakan orang yang tidak memiliki tanah dengan
adalah masalah utama yang membentuk kontruksi sosial cara diberi hak mengambil hasil dari pengolahan
dalam satu masyarakat feodal dan konservatis tadi. tanahnya yang merupakan sisa upeti yang harus
dalam hal ini gender ditempatkan sebagai suatu struktur dibayarkan kepada oara baron. Sedangkan embrio
kapitalisme masuk ke nusantara diperkirakan abad ke -
atau hirarkis sosial dimana perempuan yang hanya
15 melalui merkantilisme eropa. Dinegara - negara yang
memiliki peran feminim kedudukanya selalu dibawah laki
menganut paham merkantilisme terjadi perubahan
laki yang memiliki peran maskulin. Sehingga sering kita
mendasar terutama setelah perkembangan teknologi
temui dalam masyarakat feodal istilah yang disematkan
perkapalan di daratan eropa. dimana mereka mencoba
kepada perempuan yaitu , “ dapur, sumur, kasur “.
mencari daerah baru yang kemudian diklaim sebagai
daerah jajahan nya semboyan yang paling populer pada
Nilai nilai kemanusiaan pada perempuan dalam
masa itu adalah “ Gold, Glory and Gospel “ , dalih
masyarakat feodal telah mengalami pergeseran bahkan
penyebaran agama dalam bentuk kapitalisme dagang
segregasi sedemikian rupa, bahkan terserabut dari akar
( Merkantilisme ) dan sejak saat itu Feodalisme di
akarnya. Sehingga segala bentuk anatomi pada masyarakat indonesia memiliki lawan yang pada satu
perempuan telah mengalami komodifikasi kasus mereka bekerja sama. Tahun 1469 ketika Vasco da
sedemikian rupa dan menjadikanya tampak menggoda, Gama datang ke nusantara dengan tujuan mencari
sakral dan memiliki nilai jual. rempah rempah yang akan dijual kembali ke eropa, lalu
disusul oleh penjelajah spanyol yang masuk ke
kekejian bahasa, bias informasi dan minimnya literasi nusantara pada tahun 1596, dengan kedatangan
serta edukasi tentang perempuan yang seharusnya juga Cornelis de Houtman di daerah banten.
kepentingan feodal telah berhasil menjadikan perempuan
sebagai objek secara terus menerus. Kolonialisme yang masuk ke nusantara adalah sisa - sisa
dari kapitalisme dagang ( Merkantilisme ).
Para Kapitalis - Merkantilis tadi masuk ke nusantara
Pustaka :
melalui jalur perdagangan rempah - rempah bersenjata
Gadis pantai, Pramoedya Ananta Toer, Tahun 2003,
yang kemudian di organisasikan dalam bentuk
Penerbit Lentera dipantara
persekutuan dagang VOC tahun 1602, demikian juga
Max Haveelar, Multatuli, 1860
dengan Portugis dan Spanyol. para pedagang bersenjata
ini melakukan perdagangan dengan para feodal yang
seringkali dilakukan dengan ancaman, intimidasi,
kekerasan dan perang.

Pada 1813 pada masa kolonialisme inggris adalah


tonggak penting hilangnya
konsep kepemilikan tanah oleh kerajaan sebab dalam
pandangan inggris bahwa
tanah bukan milik Tuhan yang diwakilkan oleh para raja
tapi milik negara.
karenanya pemilik dan penggarap harus membayar pajak
tanah ( Landrete ) .

Sitem pajak memakai metode moneter sehingga memberi


peluang kepada rentenir
dan bank.

Di satu sisi para kolonialis - kapitalis ini memanfaatkan


feodalisme untuk menjaga kekuasaanya. hubungan
antara kolonialis - kapitalis dengan para feodal
adalah hubungan yang saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak. dan rakyat menjadi objek penindasan
dan penghisapan.

Tatanan Kapitalisme di nusantara lahir bukan karena


hancurnya sistem eko - pol feodalisme. tapi justru bentuk
revitalisasi dan produksi ulang tatanan ekonomi, Sosial,
Politik, Ideologi, Budaya feodal untuk memperkuat
kekuasan dan penindasan yang dilakukan oleh
kolonialisme.

14
KESETARAAN GENDER, MUNGKINKAH ?
Di atas kita dapat melihat bahwa penempatan perempuan Ini berkaitan erat dengan masih dijadikannya perempuan
pada posisi kelas dua dalam masyarakat berawal dari sebagai simbol seksual dalam masyarakat. Penilaian
tergesernya peranan kaum perempuan dalam lapangan utama terhadap seorang perempuan diletakkan pada
produksi dan kekuasaan. pada gilirannya, tergesernya apakah ia cantik atau seksi dan bentuk-bentuk penilaian
peran ini adalah akibat dari tingkatan teknologi masa itu fisik lainnya. Sesungguhnya, penilaian inipun sangat
yang tidak memungkinkan kaum perempuan untuk bergantung pada masyarakatnya karena apa yang cantik
memasuki lapangan produksi. Posisi kelas dua ini dan seksi untuk satu jaman belum tentu demikian untuk
diperkukuh oleh sistem kepemilikan pribadi, yang pada jaman lainnya. Dan pada titik ekstrimnya, kita
gilirannya memunculkan diri dalam berbagai prasangka, melihat pelacuran sebagai bentuk eksploitasi puncak
sistem nilai dan ideologi yang menegaskan paham terhadap perempuan karena di sini bukan saja tenaganya
keunggulan laki-laki dari perempuan. yang dieksploitasi melainkan juga moral dan
intelektualitasnya.
Karena ketertindasan perempuan berawal dari sebuah
perjalanan sejarah yang objektif maka upaya Di tengah masyarakat kita telah pula berkembang
pembebasan perempuan dari posisi yang ditempatinya gerakan anti-emansipasi perempuan.
sekarang ini harus pula menemukan kondisi objektif Banyak bentuk yang diambil oleh gerakan ini, namun
yang memungkinkan dilakukannya pembebasan tersebut. pada intinya gerakan ini berusaha mengembalikan posisi
Kondisi itu adalah kembalinya kaum perempuan ke perempuan menjadi posisi terpinggirkan. Perempuan
lapangan produksi kolektif. hendak dikembalikan pada posisi tidak turut dalam
pengambilan keputusan, bahkan hendak dibatasi kembali
Kondisi ini sesungguhnya telah diwujudkan oleh ruang geraknya.
kapitalisme. Kapitalisme yang mengandalkan mesin
sebagai alat produksinya yang utama, telah Sebaliknya, banyak pula dari kaum perempuan yang
memungkinkan kaum perempuan untuk kembali berkarya telah lolos dari jerat pembatasan-pembatasan, ternyata
di bidang produksi kebutuhan masyarakat. justru berbalik ikut membatasi gerak, bahkan turut
Bahkan, sekarang ini, jika kita melihat di kota-kota besar, menindas, kaum perempuan lainnya. Telah banyak
sudah jarang sekali ada kaum perempuan yang tidak pemimpin perempuan di muka bumi ini, tapi berapa
memberikan sumbangan bagi perolehan kebutuhan banyak dari mereka yang berjuang untuk membebaskan
hidup keluarganya. kaum perempuan dari keterpinggiran dan
keterbelakangan?
Lagipula, kapitalisme telah membuat sistem produksi
menjadi semakin lama semakin kolektif. Telah banyak pula manajer dan direktur perempuan di
Sepasang sepatu NIKE, misalnya, adalah buah karya dalam perusahaan-perusahaan, tapi berapa banyak dari
ratusan, bahkan ribuan orang dari berbagai negeri. mereka yang berjuang agar buruh-buruh perempuan di
Hampir tiap barang yang kita pergunakan untuk pabriknya mendapatkan seluruh hak mereka sebagai
memenuhi kebutuhan kita sehari-hari merupakan hasil perempuan?
kerja ratusan bahkan ribuan orang. Ini semua adalah Contoh paling kongkrit kita dapatkan di negeri sendiri.
pertanda bahwa sistem produksi komunal semakin hari Presiden Megawati adalah seorang perempuan, namun
semakin berjaya kembali. sampai saat ini tidak satupun konvensi PBB yang
memberikan perlindungan terhadap perempuan yang
Dapatlah kita lihat bahwa perkembangan kondisi objektif diratifikasi oleh Indonesia.
ini telah menghasilkan ruang yang sangat terbuka bagi Padahal, tindakan meratifikasi konvensi PBB adalah
perempuan. Gerakan emansipasi perempuan telah termasuk langkah politik yang moderat. Ia juga telah
berkembang bersamaan dengan masuknya memotong berbagai subsidi barang-barang kebutuhan
perempuan - perempuan ke pabrik-pabrik. hidup. Pemotongan subsidi ini pasti memukul langsung
Kini perempuan telah berhak turut serta dalam berbagai nasib kaum perempuan Indonesia yang sampai saat ini
bidang pekerjaan. Kebanyakan perempuan juga telah masih terus terbelit dalam kungkungan tembok-tembok
bebas untuk memilih jalan hidupnya sendiri, domestik.
termasuk memilih pasangan hidup.
Namun demikian, kondisi objektif ini tidak dapat Di atas telah kita lihat bahwa masih ada satu faktor lagi
berkembang menjadi pembebasan perempuan yang yang mengukuhkan ketertindasan perempuan:
sepenuh- penuhnya karena sistem nilai yang ada di kepemilikan pribadi.
tengah masyarakat masih merupakan sistem nilai yang
mendukung adanya peminggiran terhadap peran Kepemilikan pribadi tumbuh dari sebuah proses produksi
perempuan. yang perorangan, di mana seluruh barang kebutuhan
Kita dapat melihat bahwa pekerja perempuan dihasilkan oleh perorangan. Di bawah kapitalisme
kebanyakan diupah jauh lebih rendah daripada pekerja halnya tidak lagi demikian. Barang kebutuhan hidup telah
laki-laki. Dan ini bukan terjadi di pabrik-pabrik saja. dihasilkan secara komunal, secara kolektif. Namun, hasil
Demikian pula yang terjadi di banyak kantor-kantor, produksi yang komunal ini masih dikangkangi secara
bahkan di kalangan industri perfilman di mana aktris pribadi, secara perorangan. Dan oleh karena sistem
biasanya digaji lebih rendah daripada aktor. kepemilikan pribadi masih berjaya, maka seluruh sistem
Masih dalam bidang pekerjaan, kita tahu bahwa bidang- nilai yang mendukung kepemilikan pribadi itu akan ikut
bidang tertentu masih diposisikan sebagai perempuan. berjaya pula. Dan kita tahu bahwa sistem nilai yang
Seorang sekretaris, misalnya, haruslah cantik dan mendukung kepemilikan pribadi adalah juga
memiliki bentuk tubuh yang menarik. banyak orang sistem nilai yang mendukung peminggiran terhadap
masih meremehkan seorang perempuan yang bercita-cita kaum perempuan.
dan berusaha keras untuk, misalnya, menjadi seorang
pilot.

15
Oleh karena itu, perjuangan pembebasan terhadap
perempuan tidaklah dapat dilepaskan dari perjuangan
untuk mengubah kendali atas proses produksi (dan
hasil-hasilnya) dari tangan perorangan (pribadi) ke
tangan masyarakat (sosial). Sebaliknya, pengalihan
kendali ini tidak akan berhasil jika kaum perempuan
belumlah terbebaskan. Tidaklah mungkin membuat
satu pengendalian produksi (dan pembagian hasilnya)
secara sosial jika kaum perempuan, yang mencakup
setidaknya setengah dari jumlah umat manusia, tidaklah
terlibat dalam pengendalian itu.
Di sinilah kita dapat menarik satu kesimpulan:
perjuangan pembebasan perempuan akan berhasil
dengan sempurna jika ia disatukan dengan perjuangan
untuk mencapai sosialisme. Dan sebaliknya, perjuangan
untuk sosialisme akan juga berhasil dengan sempurna AKHIR KATA
jika perjuangan ini menempatkan pembebasan
perempuan sebagai salah satu tujuan utamanya. Kedua
Struktur gender dalam masyarakat patriarkal berhasil
perjuangan ini tidak boleh dipisahkan, atau yang satu
membawa perempuan pada levelnya yang paling bawah,
didahulukan daripada yang lain. Keduanya harus
subordinasi pada perempuan khususnya dilingkungan
berjalan bersamaan dan saling mengisi.
konservatis dimana kontruksi patriarkal yang
Hanya dengan demikianlah kaum perempuan akan dapat
menempatkan peran laki - laki sebagai puncak
dikembalikan pada posisi terhormat dalam masyarakat -
pengambilan keputusan. menempatkan perempuan
sejajar dengan laki-laki dalam segala bidang
sebagai “ mahluk nomor dua “ sangat lazim di temui di
kehidupan: ekonomi, sosial dan politik.
banyak daerah di indonesia. hal ini terjadi karena
minimnya literatur dan edukasi tentang gender itu
Meski Kapitalisme telah membuka keran produksi non -
sendiri, bahkan disekolah atau dilingkungan akademisi
gender dalam industri, tujuan inti dari kapitalisme sendiri
pun pembahasan - pembahasan tentang gender hampir
adalah untuk menghasilkan profit atau keuntungan tak
sama sekali tidak ada. tokoh - tokoh emansipasi seperti
terhingga bagi pemilik modal dengan menekan biaya
R.A kartini atau Cut nyak dien hanya di terangkan sisi
pengeluaran sekecil - kecil nya, semurah - murahnya.
heroiknya saja tanpa melibatkan perspektif gender sama
dampak dari akumulasi profit ini adalah terjadinya
sekali. Dalam pengertiannya yang lebih umum, gender
ketimpangan ekonomi yang siginifikan.
adalah kontruksi sosial masyarakat yang dibuat
tidak jarang kita temui dalam kanal - kanal media tentang
berdasarkan jenis kelamin dan stigma - stigma atau
nasib - nasib pekerja yang diupah sangat murah bahkan
kepercayaan yang telah dianut dan dipercayai secara
tidak manusiawi.
turun temurun, jika kita tarik benang merah dari awal
tulisan ini dibuat maka pembagian tugas dan
Selain itu kapitalisme membawa kerusakan ekologis
subordinasi tersebut sudah dimulai jauh sebelum abad
yang sangat merugikan ekosistem dan lingkungan
kegelapan di eropa tadi dan massa - massa paska
secara radikal.
kehancuran kejayaan islam pada abad 18.
bahkan dalam konteks patriarkisme yang lebih luas,
pada massa kejayaan islam ketika massa ke khalifahan
Kapitalisme memperlakukan bumi selayaknya seorang
terakhir umayah dan digantikan oleh abasiah,
perempuan yang harus di domestikasi, didandani dan
kebudayaan islam mulai mengalami kemunduran yang
dipercantik demi memperoleh keuntungan materi.
signifikan, para perempuan yang semula diberi
tidak heran jika indonesia, khususnya ibu kota jakarta
kebebasan untuk mencari pengetahuan dan bersuara,
berlomba - lomba mempercepat pembangunan industri,
mulai kembali di domestikasi.
jalan tol, pelabuhan, dermaga, bandara, dst.
membuatnya tampak " secantik mungkin " agar kelak
Sementara di eropa ketika abad 18 para perempuan
semakin dilirik investor perusahaan besar seperti
disana mulai menunjukan gairah - gairah perlawanan
chevron, toyota, samsung dan seterusnya.
semenjak perburuan penyihir berakhir. Bias - bias agama
dan kepentingan politik yang mempengaruhi kenapa di
Beberapa tahun terakhir pembangunan demi
abad 21 ini masih terdapat banyak sekali subordinasi dan
pembangunan terus digenjarkan terutama di kawasan
domestikasi perempuan.
potensi industri seperti jakarta, bekasi, karawang dan
purwakarta.
dengan mengesampingkan sisi ekologi pada tatanan
ekonomi, maka kesetaraan gender yang dibangun oleh
kapitalisme adalah ilusi guna mengeksploitasi dan
melanggengkan patriarki secara lebih masfi dan global.

16
karena sejarah yang menjadi benang merah dan titik
terang awal mula penindasan perempuan sama sekali
tidak pernah diajarkan secara menyeluruh di lembaga
akademis.
Membahas dan membawa isu - isu gender ke permukaan
dan mengkaji nya sebagai bagian dari gerakan upaya
memperjuangkan kemanusiaan beserta nilai - nilai nya
haruslah bermula dari tahap yang paling radikal dan
subtansial.
Purwakarta, Desember 2020
Pada selebaran berikutnya saya dan teman - teman Perpustakaan Jalanan
literasi trotoar akan mencoba merangkum isu - isu
gender beserta dinamika dan polemik nya dengan Literasi Trotoar
lebih spesifik.

Penulis sendiri mencoba se-objektif mungkin dalam


merangkum sebaran ini, secara garis besar semua
ideologi modern tercipta tidak terlepas dari peran serta
dan cita - cita tentang pembebasan perempuan itu
sendiri, baik kapitalisme, sosialisme atau komunisme.
dilain waktu penulis akan coba merangkum kembali
permasalahan dan solusi - solusi yang menurut hasil
analisa kami memungkinkan untuk tercapainya
kesetaraan dalam kemanusian dan bukan tidak mungkin
dimasa depan, sebuah dunia yang lebih baik, yang
egaliter, bebas dan menjung jung tinggi nilai - nilai
kemanusiaan yang ada akan tercipta.

Semoga.

17
Rekomendasi buku :

Diterjemahkan dari Max Havelaar: Or the Judul buku : Gadis Pantai Judul Buku : Perempuan di Titik Nol
Coffee Auctions of the Dutch Trading Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Judul : Ini Bukan Revolusiku Tebal buku : 270 halaman
Penulis : Nawal el – Saadawi
Company Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Pengarang : Emma Goldman Karya Multatuli
Penerbit : Lentera Di Pantara
Tahun terbit : 2011 Penerjemah : Amir Sutaarga
Tahun terbit 2017 Terbitan Edinburgh, Edmonston & Douglas,
Pengantar : Mochtar Lubis
Penerbit : Pustaka Catut 1868
Ketebalan Buku : xxiv + 176 hlm
Jumlah Halaman : 240 hlm Cetakan Ke- : 11
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Tahun Terbit : April 2014
Penyunting: Susanti Priyandari
Proofreader: Wiwien Widyawanti
Digitalisasi: Ibn’ Maxum

Judul : A Feminist Manifesto: Kita Judul: Cantik itu Luka


Semua Harus Menjadi Feminis
Penulis: Eka Kurniawan
Penulis : Chimamanda Ngozi Adichie
Penerbit : Odyssee Publishing,
Penerbit: Gramedia Pustaka
Yogyakarta, 2019 Tebal : 79 Hlm Halaman: 537

18
“ EVERY THUNDERSTORM BEGINS WITH A SINGLE DROP "

- Literasi Trotoar -

Hubungi kami :

Instagram : @literasi.trotoar
Twitter : @literasiliar
Facebook : literasi trotoar
Telegram : t.me/literasitrotoar
Surel : literasitrotoar@protonmail.com
Web : liar.noblogs.org

19
Media Agitasi dan pembebasan buku Literasi trotoar ( LIAR ) 2020

Anda mungkin juga menyukai