Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI KURIKULUM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Manajemen Kurikulum
Disusun oleh:
1. Iffah Kharisma Putri (2017401115)
2. Nur Izzati Amanah (2017401122)
3. Rian Fadhil Hidayah (2017401143)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
PROF. K. H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Shalawat dan salam kita curahkan
kepada junjungan kita nabi besar Nabi Muhammad SAW yang semoga memberikan
syafaat nanti dihari kiamat.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
program studi Manajemen Pendidikan Islam mata kuliah Manajemen Kurikulum.
Selain itu makalah ini disusun juga untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dari para pembaca.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah bekerja
sama untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun kami nantikan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis

Purwokerto, 26 September 2021


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dalam proses pendidikan dengan
tujuan mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang
telah ditentukan. Namun dalam hal evaluasi kurikulum harus dilaksanakan dengan
sistematis yang sesuai dengan konsep dasar evaluasi kurikulum, sehingga hasil
evaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku-pelaku dunia
pendidikan dan masyarakat secara umum.
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan secara khomprehensif agar mencapai tujuan
yang maksimal. Dengan pemahaman terhadap dasar-dasar evaluasi kurikulum dapat
membantu para pengembang kurikulum untuk merancang evaluasi kurikulum yang
sesuai kajian-kajian teoritis yang relevan. Kegiatan mengeksplorasi dasar-dasar
pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum sebagai bagian yang penting dan saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tentunya harus dipertimbangkan
dalam perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum, yaitu berkaitan dengan
sejarah perkembangan evaluasi kurikulum, peran evaluasi kurikulum, tujuan evaluasi
kurikulum, pendekatan dalam evaluasi kurikulum, dan model-model evaluasi
kurikulum.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membahas tentang pengelolahan evaluasi
kurikulum, sehingga dapat menjadi acuan pemangku dan pelaku dunia pendidikan
agar lebih maksimal dan tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang diatas maka ada beberapa rumusan masalah dalam
makalah ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi kurikulum?
2. Apa saja tujuan evaluasi kurikulum?
3. Seperti apa langkah-langkah evaluasi kurikulum?
4. Bagaimana pendekatan evaluasi kurikulum?
5. Apa saja model evaluasi kurikulum?
6. Apa objek evaluasi kurikulum?
7. Apa manfaat evaluasi kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian evaluasi kurikulum
2. Mengetahui tujuan evaluasi kurikulum
3. Mengetahui langkah-langkah evaluasi kurikulum
4. Mengetahui pendekatan evaluasi kurikulum
5. Mengetahui model evaluasi kurikulum
6. Mengetahui objek evaluasi kurikulum
7. Mengetahui manfaat evaluasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Ada beberapa pengertian evaluasi menurut bebrapa ahli. Wand dan Brown
mendefinisikan evaluasi sebagai “...refer to the act or process to determining the
value of something” kegiatan evaluasi mengacu pada suatu proses untuk menentukan
nilai sesuatu yang dievaluasi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Guba dan Lincoln
mendefinisikan evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipetimbangkan (evaluand). Dan sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan atau sesuatu
kesatuan tertentu.
Sedangkan pengertian kurikulum adalah secara semantik dikelopokkan menjadi
tiga yaitu, tradisional, modern dan masa kini. Adapun pengertian kurikulum
tradisional adalah semua bidang studi yang diajarkan dalam lembaga pendidkan,
pengertian kurikulum secara modern menyebutkan bahwa bidang studi hanya bagian
kecil dari isi kurikulum, yang mana kurikulum itu menyangkup seluruh kegiatan
peserta didik agar mendapatkan pengalaman aktual baik di kelas, sekolah dan di luar
sekolah, yang mana hal tersebut di bawah pengaruh dan tanggung jawab sekolah.
Sedangkan pengertian kurikulum masa kini ialah sebuah sistem yang mencakup,
tujuan, isi, evaluasi dan sebagainya yang saling terkait yang diusahakan oleh sekolah
untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi di dalam maupun di luar
sekolah.
Sebagaimana yang diungkapkan pengertian evaluasi dan kurikulum sebelumnya,
evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan untuk
memberi nilai dan arti terhadap tujuan, isi, hasil pembelajaran yang menyeluruh dan
saling keterkaitan, di mana hal ini diusahakn oleh satuan pendidikan yang dirancang
untuk peserta didik baik di dalam kelas, sekolah maupun di luar sekolah.
Definisi evaluasi memiliki pengertian yang berbeda dengan pengukuran dan
penilaian. Pengukuran berkaitan dengan angka atau kuantitatif, sedangkan penilaian
bersifat kualitatif. Sedang evaluasi merupakan kegiatan yang sistematis yang
mencakup pengukuran dan penilaian.
2. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum yaitu mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum
secara keseluruhan, ditinjau dari berbagai aspek. Adapun indikator kinerja yang
dievaluasi adalah evektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelayakan program. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan acuan dan gambaran program kedepan. Sementara
itu, menurut ibrahim diadakanya evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk keperluan
berikut:
a. Perbaikan program
Peranan evaluasi, yaitu lebih bersifat kontruktif, informasi hasil evaluasi
dijadikan masukan perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang
sedang dikembangkan. Evaluasi kurikulum dipandang sebagai proses dan hasil
yang relevan untuk dijadikan acuan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan.
b. Pertanggungjawaban pada berbagai pihak
Evaluasi kurikulum menjadi bentuk laporan yang harus dipertanggung
jawaban dari pengembang kurikulum kepada pihak-pihak yang bersangkutan,
diantaranya: Pemerintah, orang tua, pelaksana satuan pendidikan, masyarakat,
dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam
pengembangan kurikulum yang bersangkutan.
c. Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembang kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua
kemungkinan pertanyaan. Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau
tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada. Kedua, dalam kondisi yang
bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebarluaskan ke dalam sistem yang ada.
3. Langkah-langkah Evaluasi Kurikulum
Ada beberapa pendapat terkait dengan langkah-langkah evaluasi kurikulum,
namun pada umumnya mencakup: merancang, melakukan persiapan, mengumpulkan
informasi,menganaliis, membuat konklusi, membuat rekomendasi, dan memanfaatkan
hasil evaluasi.Sementara itu, Hermana Somantrie (2009) menjelaskan bahwa tahapan
pelaksanaan evaluasi kurikulum adalah:
1) mempelajari kurikulum yang sudah ada
2) menuliskan latar belakang/alasan mengapa kurikulum itu perlu dievaluasi
3) menentukan apa yang ingin diketahui dan menuliskan pertanyaan evaluasi
4) membuat rancangan evaluasi
5) mengumpulkan informasi/data
6) menganalisis informasi/data
7) merumuskan kesimpulan
8) menginformasikan hasil
9) memanfaatkan hasil untuk merevisi kurikulum
4. Pendekatan Evaluasi Kurikulum
Pendekatan dalam evaluasi kurikulum yang menyediakan cara memusatan
perhatian pada pertanyaan evaluasi, pendekatan yang digunakan mempengaruhi
pemilihan kriteria dan sumber-sumber data mana yang akan digunakan. Cronbach
menyebutkan ada dua pendekatan dasar evaluasi kurikulum, yaitu pendekatan
scintistic ideal dan pendekatan humanistic ideal.
Evaluasi kurikulum yang menggunakan pendekatan scintistic mencoba untuk
memusatkan perhatian pada siswa. Bentuk skor tes menjadi bagian penting dari data
yang dikumpulkan. Data-data tersebut digunakan untuk memperbandingkan prestasi
siswa dalam situasi yang bebeda, dimana setiap situasi dikendalikan sedemikian rupa.
Kebanyakan informasi yang dikumpulkan adalah kuantitatif sehingga dapat dianalisis
secara statistic. Keputusan tentang program dibuat berdasarkan informasi komparatif
yang diberikan oleh evaluasi.
Mereka yang sangat humanistik menemukan eksperimen yang tidak dapat
diterima. Bagi mereka, studi kasus naturalistik merupakan obat mujarab. Kaum
humanis akan mempelajari program yang sudah ada di suatu tempat, tidak ditentukan
oleh evaluator apabila orang ditempatkan/dimasukkan dalam perlakuan, bisa saja
karena kebijakan studi memerlukan untuk me- nempatkannya, penempatan tidak
dilakukan untuk kepentingan penelitian Program menjadi hal yang dapat terlihat oleh
mata pengembang dan klien. Peneliti naturalistik akan menanyakan pertanyaan yang
berbeda dari program yang berbeda. Manfaat dan kegunaan dijelaskan, tidak
diturunkan dalam ben- tuk kuantitas. Observasi menjadi yang sesuai dan responsif
terhadap su lokal, yang tidak terstruktur sebelumnya.
5. Model Evaluasi Kurikulum
Pendekatan dalam evaluasi kurikulum yang menyediakan cara memusatan
perhatian pada pertanyaan evaluasi, pendekatan yang digunakan mempengaruhi
pemilihan kriteria dan sumber-sumber data mana yang akan digunakan. Cronbach
menyebutkan ada dua pendekatan dasar evaluasi kurikulum, yaitu pendekatan
Scintistic ideal dan pendekatan humanistic ideal. Evaluasi kurikulum yang
menggunakan pendekatan scintistic mencoba untuk memusatkan perhatian pada
siswa. Bentuk skor tes menjadi bagian penting dari data yang dikumpulkan. Data-data
tersebut digunakan untuk mprestasi siswa dalam situasi yang bebeda, dimana setiap
situasi dikendalikan sedemikian rupa. Kebanyakan informasi yang dikumpulkan
adalah kuantitatif sehingga dapat dianalisis secara statistic. Keputusan tentang
program dibuat berdasarkan informasi komparatif yang diberikan oleh evaluasi
mereka yang sangat humanistik menemukan eksperimen yang tidak dapat diterima.
Bagi mereka, studi kasus naturalistik merupakan obat mujarab.
Kaum humanis akan mempelajari program yang sudah ada di suatu tempat, tidak
ditentukan oleh evaluator apabila orang ditempatkan/dimasukkan dalam perlakuan,
bisa saja karena kebijakan studi memerlukan untuk me- nempatkannya, penempatan
tidak dilakukan untuk kepentingan penelitian Program menjadi hal yang dapat terlihat
oleh mata pengembang dan klien. Peneliti naturalistik akan menanyakan pertanyaan
yang berbeda dari program yang berbeda. Manfaat dan kegunaan dijelaskan, tidak
diturunkan dalam bentuk kuantitas. Observasi menjadi yang sesuai dan responsif
terhadap su lokal, yang tidak terstruktur sebelumnya.
6. Objek Evaluasi Kurikulum
Objek evaluasi harus berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi karena
tidak mungkin orang melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dalam pikiran
teoritis atau angan-angan, kecuali orang tersebut melakukan penelitian. Objek
evaluasi harus bertitik tolak dari tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar
apa yang dievaluasi relevan dengan apa yang diharapkan. Objek evaluasi kurikulum
dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
(a) Dimensi-dimensi kurikulum, mencakup dimensi rencana, dimensi kegiatan
dan dimenasi hasil,
(b) Komponen-komponen kurikulum, mencakup tujuan, isi, proses (metode,
media, sumber, lingkungan), dan evaluasi (formatif dan sumatif)
(c) Tahap-tahap pengembangan kurikulum, mencakup tahap perencanaan
(Silabus dan RPP), pelaksanaan (sekolah dan di luar sekolah), monitoring,
dan evaluasi.
Oemar Hamalik (dalam Zainal Arifin, 2011:271) mengemukakan aspek-
aspek kurikulum yang perlu dinilai atas tiga kategori yaitu yang pertama
kategori masukan, meliputi ketercapaian target kurikulum yang telah
ditentukan, kemampuan awal (entry behavior) peserta didik, kemampuan
profesional guru, sarana dan prasarana, waktu, dan sumber informasi. Yang
kedua kategori proses, meliputi koherensi antara unsur-unsur dalam program
pembelajaran, isi kurikulum, pemilihan dan penggunaan strategi media
pembelajaran, organisasi kurikulum, prosedur evaluasi, bimbingan dan
penyuluhan, dan pembelajaran remidi. Dan yang ketiga adalah kategori
produk/kelulusan, meliputi kemampuan peserta didik, jumlah lulusan,
penyerapan dalam dunia kerja, kesesuaian dengan bidang pekerjaan.
7. Manfaat Evaluasi Kurikulum
Di dalam pendidkan formal evaluasi begitu penting keberadaanya, dengan adanya
evaluai guru menjadi tahu nilai arti kinerjanya selama melaksanakan proses
belajar mengajar, sedangkan bgai pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikan
informasi untuk perencanaan perbaikan kurikulum yang akan ditetapkan dan
dimasukkan ke dalam sistem. Selain hal tersebut, ada beberapa manfaat evaluasi
kurikulum pendidikan:
1. Sebagai umpan balik bagi peserta didik.
2. Sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian peserta didik mencapai tujuan
yang telah dietapkan.
3. Memberi informasi dan acuan untuk pengembangan program kurikulum.
4. Sebaga dasar peserta didik secara individual untuk memutuskan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan dan pengembangan karir.
5. Untuk pengembang kurikulum dalam khusus yang ingin dicapai.
6. Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di
sekolah, seperti; orang tua, tenaga pendidik,pengembang kurikulum, untuk
perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang mengambil kebijakan
pendidikan termasuk juga untuk masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam setiap pembelajaran, ranah ini diharapkan
oleh pendidik dapat berkembang dengan baik. Untuk mengetahui perkembangan
ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain
itu, evaluasi tentu saja dapat membantu pendidik untuk mengetahui kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan mengetahui kemampuan-kemampuan
siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan sekaligus membimbing peserta didik
yang masih kurang mampu memahami materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada
prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa
mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak reliabilitas,
tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.
Secara umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk mengambil sebuah
keputusan dan secara khusus dapat dirinci
Daftar Pustaka

Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam


(Yogyakarta: Kalimedia, 2016) 74-75.
Fajri Ismail, Model-model Evaluasi Kurikulum, Lentera STIKIP-PGRI Bandar
Lampung, Vol. 2, 2014, 17.
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rawamangun, 2010), 335.
Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali.
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Hermana Somantrie (2009). Mengapa perlu evaluasi kurikulum?. Jakarta: Puskur

Anda mungkin juga menyukai