Anda di halaman 1dari 11

CHAPTER REPORT (4)

MITIGASI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Konservasi Lingkungan dan Manajemen Kebencanaan

Dr. Dadi, M.Si.

Oleh :

Alya Melinda (2109210045)

Ayu Citra Lestari (2109210068)

Indri Sukandar (2109210012)

Kelas : 1A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kajian yang berjudul “MITIGASI”.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dengan mengambil bagian dalam penyusunan chapter report ini. Dan juga
kepada pembimbing mata Julian Konservasi Lingkungan dan Manajemen Kebencanaan Dr.
Dadi, M.Si.

Demikian yang dapat penulis sajikan, dengan harapan tulisan ini dapat memberi
manfaat baik bagi penulis, juga kepada semua pihak yang bersedia membaca. Atas segala
kekurangan dalam chapter report ini, saya mohon maaf dan kritik ataupun saran demi
perbaikan selanjutnya.

Penulis, 21 Juni 2022


DAFTAR ISI

Sampul

KATA PENGANTAR ………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………… ii

BAB I

Pendahuluan ………………….…………… 1

a. Latar belakang
b. Tujuan Penulisan

BAB II

Ringkasan Isi ……………………………….. 2

BAB III

Pembahasan ……………………………… 3

BAB IV

Kesimpulan ……………………………… 4

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi
masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. Kegiatan mitigasi dilakukan
melalui:
a). pelaksanaan penataan ruang;
b). pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan
c). penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional
maupun modern. Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan identifikasi langkah-
langkah kongkrit dalam mempersiapkan upaya prefentif sebelum terjadi bencana.
Sehingga apabila terjadi bencana dapat diminimalisir kondisi dimana korban terisolasi
dan tidak bisa segera tertangani akibat kerusakan jaringan infrastruktur sistem
transportasi.
b. Tujuan Penulisan
Penulisan chapter report ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Konservasi Lingkungan dan Manajemen Bencana yang diampu oleh Dr. Dadi, M.Si.
Secara garis besar tujuan dari analisis risiko adalah pengukuran standar kemungkinan
dan konsekuensi, baik kuantitatif maupun kualitatif.

BAB II

RINGKASAN ISI

a. Pengertian Mitigasi
Mitigasi merupakan tindakan berkelanjutan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
bahaya melalui pengurangan kemungkinan dan/atau komponen konsekuensi dari
risiko bahaya tersebut.
b. Tujuan Mitigasi
Dalam buku ini dijelaskan bahwa terdapat beberapa tujuan umum : pengurangan
kemungkinan risiko; pengurangan konsekuensi risiko; penghindaran risiko;
penerimaan risiko; dan transfer risiko, pembagian, atau penyebaran.
c. Jenis Mitigasi : Struktural dan Nonstruktural
Tindakan pengurangan risiko yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan bahaya
atau konsekuensinya disebut sebagai mitigasi struktural atau nonstruktural.
Kelompok mitigasi struktural umum :
 Konstruksi tahan
 Kode bangunan dan langkah-langkah peraturan
 Relokasi
 Modifikasi struktural
 Pembangunan tempat penampungan masyarakat
 Konstruksi sistem penghalang, defleksi, dan retensi
 Sistem deteksi
 Modifikasi fisik
 Sistem perawatan
 Redudansi dalam insfratuktur keselamatan jiwa

Beberapa kategori tindakan mitigasi nonstruktural :

 Tindakan relugasi
 Program kesadaran dan pendidikan masyarakat
 Modifikasi fisik nonstruktural
 Pengendalian lingkungan
 Modifikasi perilaku
d. Hambatan Mitigasi
Mitigasi belum dilaksanakan secara maksimal, tetapi hambatan besar
menghalangi. Kendalanya berupa biaya, rendahnya tingkat dukungan politik atau
“buy-in”, kurangnya kapasitas, isu sosial budaya, dan presepsi risiko.
e. Menilai dan Memilih Opsi Mitigasi
- Dampak yang diharapkan dari setiap opsi mitigasi risiko dalam mengurangi bahaya
yang teridentifikasi risiko dan kerentanan
- Probabilitas bahwa setiap tindakan akan dilaksanakan
- Adanya mekanisme untuk mendanai atau memanfaatkan sumber daya yang
diperlukan untuk mengimplementasikan setiap pilihan
f. Menggabungkan Mitigasi Ke Dalam Proyek Pembangunan dan Bantuan

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mitigasi

Mitigasi merupakan tindakan berkelanjutan yang dilakukan untuk mengurangi risiko


bahaya melalui pengurangan kemungkinan dan/atau komponen konsekuensi dari risiko
bahaya tersebut. Dengan kata lain, mitigasi berusaha untuk membuat bahaya lebih kecil
kemungkinannya terjadi atau mengurangi efek negatif jika itu terjadi.

2.2 Tujuan Mitigasi

Ketika mempertimbangkan opsi mitigasi yang sesuai untuk menangani risiko bahaya,
beberapa tujuan umum mengklasifikasikan hasil yang mungkin dicari oleh manajer bencana :
pengurangan kemungkinan risiko; pengurangan konsekuensi risiko; penghindaran risiko;
penerimaan risiko; dan transfer risiko, pembagian, atau penyebaran.

Tujuan utama untuk jenis bahaya mungkin untuk mengurangi mereka menjadi
keadaan darurat atau kejadian bencana yang sebenarnya. Risiko itu tentunya ditangani
melalui pengurangan kemungkinan. Langkah-langkah mitigasi yang berupaya mengurangi
kemungkinan risiko cenderung bersifat nonstruktural, tetapi bukan tanpa pengecualian.
Tujuan pengurangan konsekuensi risiko adalah untuk mengurangi kemungkinan bahaya pada
manusia, struktur, ekonomi, lingkungan ataupun kombinasi dari semuanya. Tindakan
pengurangan konsekuensi untuk bencana alam biasanya bersifat struktural dan berfungsi
dengan memperkuat struktur dan membuat sistem. Untuk bahaya teknnologi pengurangan
konsekuensi berkisar pada pengembangan sistem keamanan, penahanan dan pembersihan
utama. Beberapa bahaya menimbulkan ancaman besar sehingga kemungkinan risiko tidak
dapat diterima. Penghindaran risiko total untuk bahaya alam berarti memindahkan semua
orang dan bangunan dari daerah yang terkena dampak.

Pembuat undang-undang, manager risiko, masyarakat, dan individu menganggap


risiko terkait bahaya dapat diterima, karena pengurangan risiko lebih lanjut terlalu mahal atau
tidak perlu. Tujuan akhir dari mitigasi yaitu transfer risiko, pembagian atau penyebaran masih
diperdebatkan, karena konsep tujuan ini adalah bahwa risiko tidak benar-bena berkurang
tetapi konsekuensinya dibagikan sehingga masing-masing akan menderita konsekuensi.

2.3 Jenis Mitigasi : Struktural dan Nonstruktural

Kedua istilah ini hampir secara universal digunakan untuk membedakan antara
berbagai pilihan yang tersedia bagi manajer bencana, ada ketidaksepakatan tentang apa yang
menggambarkan suatu tindakan sebagai struktural atau nonstruktural.

Mitigasi struktural didefinisikan sebagai pengurangan risiko yang dicapai melalui


konstruksi atau perubahan lingkungan fisik melalui penerapan solusi rekayasa. Tindakan
mitigasi struktural adalah tindakan yang melibatkan atau mendikte perlunya beberapa bentuk
konstruksi, teknik, perubahan atau peningkatan mekanis lainnya yang bertujuan untuk
mengurangi kemungkinan atua konsekuensi risiko bahaya. Langkah-langkah struktural
umumnya mahal dan mencakup berbagai peraturan, kepatuhan, penegakan, inspeksi,
pemeliharaan dan masalah pembaruan.

Kelompok mitigasi struktural umum adalah :

 Konstruksi tahan
 Kode bangunan dan langkah-langkah peraturan
 Relokasi
 Modifikasi struktural
 Pembangunan tempat penampungan masyarakat
 Konstruksi sistem penghalang, defleksi, dan retensi
 Sistem deteksi
 Modifikasi fisik
 Sistem perawatan
 Redudansi dalam insfratuktur keselamatan jiwa
Mitigasi nonstruktural didefinisikan sebagai pengurangan risiko yang dicapai melalui
modifikasi perilaku manusia atau proses alami yang terjadi tanpa menggunakan struktur atau
solusi yang direkayasa. Mitigasi nonstruktural umumnya melibatkan pengurangan
kemungkinan atau konsekuensi risiko melalui modifikasi perilaku manusia atau proses alami,
tanpa memerlukan penggunaan struktur rekayasa.

Beberapa kategori tindakan mitigasi nonstruktural :

 Tindakan relugasi
 Program kesadaran dan pendidikan masyarakat
 Modifikasi fisik nonstruktural
 Pengendalian lingkungan
 Modifikasi perilaku

2.4 Hambatan Mitigasi

Mitigasi belum dilaksanakan secara maksimal, tetapi hambatan besar menghalangi.


Kendala pertama berupa biaya karena proyek mitigasi bisa sangat mahal. Kendala kedua
rendahnya tingkat dukungan politik atau “buy-in”, bagi para pemimpin politik penting untuk
mempertahankan citra positif dan konstituen. Kendala ketiga kurangnya kapasitas,upaya
pengurangan risiko bencana memerlukan teknis serta kemampuan untuk mengumpulkan atau
merumuskan informasi risiko. Kendala keempat adalah isu sosial budaya, tindakan mitigasi
hampir selalu menghasilkan perubahan, baik pada suatu tempat, praktik atau struktur fisik.
Selain itu, presepsi risiko juga dapat menghadirkan hamabtan lainnya untuk mitigasi.

2.5 Menilai dan Memilih Opsi Mitigasi

* Dampak Pilihan Mitigasi Risiko Terhadap Pengurangan Risiko Masyarakat

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan :

1. Berkurangnya jumlah kematian dan cedera

2. Mengurangi kerusakan properti

3. Berkurangnya kerugian ekonomi.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemungkinan bahwa tindakan mitigasi individu atau
sekelompok tindakan mitigasi akan dilaksanakan, termasuk :
- Dukungan politik

- Dukungan publik

- Dukungan dari dunia usaha

- Dukungan dari kelompok nirlaba dan kepentingan

- Biaya

- Manfaat jangka panjang versus jangka pendek

2.6 Menggabungkan Mitigasi Ke Dalam Proyek Pembangunan dan Bantuan

Pengurangan risiko bencana menjadi komponen kunci yang diakui dari semua proyek
pembangunan berkelanjutan sebagian besar sebagai hasil dari upaya Kantor PBB untuk
Pengurangan Risiko Bencana, Program Pembangunan PBB, dan Fasilitas Global Bank Dunia
untuk Pengurangan Risiko Bencana.

Mitigasi itu mahal, dan karena alasan ini penggabungannya dapat ditentang. Namun,
melalui pendidikan, regulasi, dan penegakan, dimungkinkan untuk meyakinkan pengambil
keputusan bahwa tidak ada gunanya menghabiskan uang untuk proyek jika kecil
kemungkinan struktur atau sistem akan selamat dari bencana dalam waktu dekat atau bahkan
jauh di masa depan. Hal ini terutama berlaku untuk proyek-proyek yang melibatkan sejumlah
besar utang nasional atau luar negeri, karena utang akan tetap ada meskipun strukturnya telah
dihancurkan. Ketahanan adalah salah satu dasar fundamental dari pembangunan
berkelanjutan.
BAB IV

KESIMPULAN

Mitigasi secara tradisional telah dianggap sebagai kemewahan negara-negara kaya.


Namun, melalui bantuan keuangan dan teknis unilateral, multilateral, dan nirlaba, banyak
negara miskin di dunia mulai tidak hanya mengakui manfaat mitigasi, tetapi juga
mendapatkan manfaat dari praktiknya.

DAFTAR PUSTAKA

American Samoa Government, 2009. Governor Togiola Said Homeland Security Making
Positive Progress in Disaster Education. Press Release.
http://americansamoa.gov/news/2009/gov-togiola-said-homeland security-making-positive-
progress-disaster-education.

Australian Government. n.d. Australian Tsunami Warning System. Australian Government


Bureau of Meteorology.

Booker, Jarrod, 2012. Christchurch Earthquake third most expensive disaster ever. New
Zealand Herald National.

March 29.

Bullock & Haddow LLC, 2013. Great East Japan Earthquake: Best Practices. Lessons
Learned, and Implications for the Post-2015 Framework for Disaster Risk Reduction.
International Recovery Platform. Kobe, Japan. CDC (Centers for Disease Control), 2005.
CDC Dengue Fever home page, www.cdc.gov.

China View, 2008. China to monitor global disasters through satellite. January 25.
http://www.china.org.cn/ english/China/240681.htm.

Coppola, Damon, 2014. Synthesis of PFA5S/CI4 for GAR15. UNISDR, Geneva.

Coppola, Damon, 2013. Integration of Climate Change Adaptation, Disaster Risk Reduction,
and Sustainable Development in the Pacific: Informing the HFA2 Process. United Nations
Office for Disaster Risk Reduction, Suva.
Coppola, Damon, 2014. Integration of Climate Change Adaptation, Disaster Risk Reduction,
and Sustainable Development in the Pacific: Informing the HFA2 Process. United Nations
Office for Disaster Risk Reduction, Suva.

Covello, V.T., Mumpower, J., 1985. Risk analysis and risk management: An historical
perspective. Risk Analysis 5(2), 103-118.

Dannenmann, S., Warner, K., 2004. Solidarity and opportunity; the potential of insurance for
disaster risk management in developing countries. ProVention Consortium International
Conference Report, Zurich.

October. FEMA, 2009. Using the Hazard Mitigation Plan to Prepare Successful Mitigation
Projects. State and Local Mitiga tion Planning How-To Guide. http://bit.ly/1B7AcWE. 2008.
Guidelines for Design of Structures for Vertical Evacuation from Tsunamis, FEMA P646.

FEMA Website. 2010. Federal Insurance and Mitigation Administration (FIMA).


http://www.fema.gov/about/divisions/mitigation.shtm.

FEMA (Federal Emergency Management Agency) and FIMA (Federal Insurance and
Mitigation Administration), 2002. National Flood Insurance Program: Program Description.
FEMA Website. Government of Australia, 2010. Australian tsunami warning system. Bureau
of Meteorology. http://www.bom.gov. au/tsunami/about/atws.shtml.

Greenville Online, 2014, Bigger trucks could make U.S. highways more dangerous. Editorial.
April 17. http:// gmnol.co/lortiFx. Ikaputra, 2008. People response to localize the imported
culture. In: Presented at the 14th World Conference on Earthquake Engineering.
http://www.static.monolithic.com/pdfs/dftw/Ikaputra.pdf.

Anda mungkin juga menyukai