Anda di halaman 1dari 3

TEORI BINTANG KEMBAR

A. Sejarah

Secara umum, teori bintang kembar menjelaskan


bahwa tata surya berawal dari adanya dua bintang kembar
yang berukuran raksasa. Kemudian, salah satu dari bintang
tersebut meledak dan hasil serpihan dan debu yang
bertebaran di angkasa. Lambat laun, serpihan dan debu
tersebut mulai berubah bentuk menjadi planet-planet.
Sedangkan untuk bintang raksasa lain yang tidak meledak,
menjadi matahari yang kita kenal sampai saat ini.

Pendapat mengenai proses terciptanya tata surya ini, dikemukakan oleh 2 orang astronom. Masing-
masing dari mereka berdua memberikan hipotesis. Isi hipotesis dari keduanya memiliki persamaan.

1. R.A Lyttleton

Orang yang pertama kali mengemukakan teori bintang kembar ini adalah
seorang astronom yang berasal dari Inggris, Raymond Arthur Lyttleton pada
tahun 1930. Lyttleton menjelaskan di dalam teorinya, bahwa pada awalnya tata
surya memiliki 2 bintang. Akan tetapi, salah satu dari bintang tersebut meledak.
Beberapa orang menyebut jika ledakan tersebut akibat dari tabrakan dengan
meteor atau planet yang berukuran lebih besar dari bintang yang meledak. Hasil
dari ledakan bintang yang berupa batuan, gas, debu dan berbagai macam
material, mengelilingi bintang lain yang tidak meledak. Seiring berjalannya
waktu, batuan dan material lain tersebut berubah menjadi planet-planet dan
segala macam isinya.

Alasan utama Lyttleton dapat mengemukakan teori ini yaitu berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya. Penelitian tersebut mengatakan jika terdapat tata surya lain yang juga memiliki bintang
kembar. Oleh karena itu, Lyttleton berpendapat jika tata surya yang sekarang kita huni berasal dari hasil
ledakan bintang kembar juga.

Seperti yang sudah diketahui jika tata surya sendiri terbagi dalam beberapa bagian. Bagian tersebut
adalah 4 planet luar, 4 planet dalam, matahari, dan sabuk asteroid. Sedangkan bagian paling luar adalah
piringan tersebar serta sabuk Kuiper. Sehingga, semua bagian tersebut disebut dengan alam semesta.
2. Fred Hoyle
Penemu teori bintang kembar selanjutnya yaitu Fred Hoyle pada tahun
1956. Menurut Fred, dua bintang besar yang terdapat di luar angkasa
mengalami benturan yang mengakibatkan salah satu dari keduanya
meledak dan menghasilkan serpihan-serpihan yang bertebaran di
angkasa.

Kemudian serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi


yang dimiliki bintang yang tidak meledak dan bergerak mengitarinya.
Seiring berjalannya waktu, serpihan yang terperangkap oleh gaya
gravitasi membentuk planet-planet dan asteroid.

Alasan yang sama diutarakan oleh Fred Hoyle mengenai pembentukan tata surya. Ia beranggapan
bahwa setelah ada penelitian lain terhadap tata surya, ditemukan jika terdapat bintang kembar yang
juga dimiliki oleh tata surya lain. Oleh karena itu, Fred Hoyle bisa memberikan pendapat jika tata surya
kita saat ini berasal dari proses ledakan dari salah satu bintang kembar.

B. Proses Pembentukan Tata Surya

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Fred Hoyle. Proses pembentukan tata surya berawal
dari 2 bintang yaitu matahari dan bintang kembarannya. Bintang kembaran yang lain berada pada
kondisi yang tidak stabil. Seiring berjalannya waktu, bintang kembaran tersebut mengalami ledakan-
ledakan kecil. Hingga pada suatu saat bintang tersebut mengalami ledakan yang besar hingga menjadi
serpihan – serpihan kecil beserta debu yang bertebaran di angkasa.

Serpihan – serpihan dan debu tersebut akhirnya terjebak di dalam gaya gravitasi yang dimiliki oleh
matahari. Namun gaya gravitasi tersebut tidak terlalu kuat untuk menarik serpihan dan debu masuk ke
dalam matahari. Seiring berjalanya waktu, serpihan – serpihan tersebut berubah bentuk menjadi jalur
atau sabuk asteroid yang memisahkan antara planet dalam dengan planet luar. Sedangkan debu – debu
yang bertebaran mulai berkumpul menjadi satu menjadi planet yang kita kenal saat ini.

C. Kontroversi Di Dalam Teori Bintang Kembar

Perlu diketahui jika mengemukakan penemuan yang berupa pendapat ataupun teori baru pasti
memiliki kendala di dalamnya. Begitupun yang dialami oleh Lyttleton. Teori miliknya yang menjelaskan
proses terjadinya tata surya juga mengalami pertentangan oleh para ahli astronomi dan ilmuan lain.
Para ahli beranggapan jika teori ini terlalu mudah, sederhana dan tidak sempurna. Sehingga banyak di
antara mereka tidak mendukung teori ini. Ditambah dengan, bahwa teori ini tidak memiliki landasan
teori yang kuat. Landasan tersebut tidak berdasarkan fakta yang sudah ada sebelumnya.

Jika melihat bahwa Lyttleton berpendapat bahwa teori ini berdasarkan dari penelitian
sebelumnya. Para ahli astronomi juga berpendapat jika penelitian sebelumnya masih belum sempurna
dan tidak terdapat bukti yang jelas. Sehingga teori ini masih belum bisa diterima oleh beberapa ahli.
Namun, tidak sedikit pula yang mendukung tentang teori ini dan percaya jika tata surya kita terbentuk
dari hasil ledakan oleh salah satu bintang selain matahari.

D. Kelemahan dan Kelebihan Teori Bintang Kembar

Kelebihan dan kekurangan teori ini telah dijelaskan oleh para ahli astronomi sebagai bentuk
pengujian secara ilmiah terhadap sebuah hipotesa. Ada penelitian yang mengungkapkan bahwa
terdapat bintang kembar atau ganda dengan nama lain bintang ekor pada sistem tata surya. Itulah yang
menyebabkan teori Bintang Kembar yang dicetuskan oleh Lyttleton dan Fred bisa diterima oleh
beberapa ahli astronomi. Dengan demikian, banyak yang mempercayai jika besar kemungkinan jutaan
tahun yang lalu sebelum tata surya terbentuk sudah ada bintang kembar.

Namun, ada beberapa ahli astronomi yang kurang sepakat dengan teori ini. Menurut mereka,
penemuan bintang kembar menghasilkan ukuran yang tidak lebih besar dari matahari. Bintang kembar
yang ditemukan berukuran setara dengan planet. Untuk itu, dua bintang kembar yang dihipotesakan
belum cukup memberikan keakuratan informasi tentang terbentuknya tata surya. Teori yang dicetuskan
oleh Lyttleton-Fred dianggap tidak tepat untuk menjelaskan keadaan planet bumi, di mana bumi
memiliki perbedaan struktur alam dengan planet lain. Bukan sekedar daratan, namun juga ada lautan
yang mengisi tempat manusia hidup ini.

Selain itu, ada yang berpendapat bahwa teori ini belum sempurna, terlalu mudah, dan
sederhana.Bahkan, menurut para astronom tidak ada bukti yang jelas pada penelitian rujukan yang
digunakan dalam menyusun hipotesa ini.

Anda mungkin juga menyukai