Anda di halaman 1dari 9

Efek Rumah Kaca

Kelompok 2
Amelia Cahyani Putri
Dicky Primadika Aprinova
Dyta Larasati Wemona
Feno Aureola Maharani
Guntur Syafiqi Adidarmawan
Nabila Sarita Putri
Efek rumah kaca sudah sejak beberapa dekade ini menjadi salah satu isu
lingkungan yang menjadi perhatian dunia. Berbagai hal telah dilakukan untuk
menguranginya. Namun tampaknya kurang begitu berhasil. Kita tetap melihat efek
rumah kaca yang menakutkan pada bumi kita yang cuma satu ini.
Efek rumah kaca adalah suatu proses pemanasan permukaan planet atau
benda langit yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya.
Bumi kita ini adalah salah satu planet dari sebuah tata surya yang berpusat
pada matahari sebagai sumber energi. Energi yang kita terima bukan cuman panasnya
saja, tetapi juga gravitasi matahari yang membuat bumi dan planet-planet lain
berevolusi mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Jadi bumi adalah benda langit.
Tidak seperti planet yang lain yang tidak memiliki atmosfer atau komposisi
atmosfernya berbeda, atmosfer bumi menunjang terjadinya kehidupan di dalamnya.
Jadi, efek rumah kaca ini terjadi karena ada perubahan komposisi atmosfer dimana
panas yang diterima dari matahari tidak bisa dipantulkan secara optimal sehingga
panasnya tetap tersimpan di dalam atmosfer kita. Salah satu yang paling disalahkan
adalah jumlah gas karbon dioksida yang terlalu banyak.
Istilah rumah kaca sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1824. Pertama
kali dikemukakan oleh seorang fisikawan asal Perancis bernama Jean Baptise Joseph
Fourier.
Setidaknya gas rumah kaca yang dianggap paling banyak adalah berasal dari uap
air yang dimana unsur tersebut mencapai atmosfer akibat penguapan air laut, danau serta
sungai. Sedangkan karbondioksida merupakan gas terbanyak kedua setelah uap air. Untuk
gas rumah kaca lain dari proses alami diantaranya adalah letusan vulkanik dari gunung
berapi, pernapasan hewan maupun manusia yang menghirup oksigen lalu membuang
karbondioksida serta dan pembakaran material organik seperti tumbuhan maupun kegiatan
industri. Meskipun uap air juga turut bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari
adanya efek rumah kaca, namun kebanyakan orang menganggap bahwa efek rumah kaca
hanya diakibatkan oleh naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) serta gas-gas lain.
Anggapan tersebut memang bisa dianggap tidak salah, namun kurang tepat.
Gas yang dianggap penyebab terbesar terjadinya efek rumah kaca
Karbondioksida
Kenaikan karbon dioksida (CO2) yang merupakan sejenis senyawa kimia berbentuk gas ini biasanya disebabkan
oleh adanya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara serta bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan maupun laut untuk menyerapnya. Hal inilah yang akhirnya mengakibatkan
adanya efek rumah kaca.
Metana
Gas Hidrokarbon Metana biasanya dilepaskan selama produksi serta transportasi batu bara, gas alam, maupun
minyak bumi. Metana yang dianggap sebagai komponen utama gas alam masuk dalam kategori gas rumah kaca
dan mengakibatkan efek rumah kaca.
Nitrogen Oksida
Sebuah gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan juga dari lahan pertanian. Gas Nitrogen
Oksida dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara saat terjadi pembakaran, biasanya pada suhu
tinggi. Sering kali gas ini berasal dari tempat dengan kepadatan lalu lintas tinggi. Gas ini juga termasuk gas rumah
kaca dan bisa mengakibatkan efek rumah kaca.
Gas-Gas Lain
Selain Karbondioksida, Metana dan Nitrogen Oksida yang menyumbang gas rumah kaca, ada pula beberapa gas
lain diantaranya adalah belerang dioksida, klorofluorokarbon (CFC) dan lain-lain.
Sudah sejak lama para ilmuwan mengkhawatirkan akibat dari efek rumah kaca karena
bisa merusak lingkungan. Salah satu akibatnya yang sudah terasa adalah dengan meningkatnya
suhu permukaan bumi yang akhirnya bisa mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem. Tentunya hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya hutan serta ekosistem lain di
bumi, dan mengurangi kemampuannya guna menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Efek rumah kaca sebenarnya tidak selalu buruk dan justru sangat dibutuhkan karena
jika tidak ada nantinya bisa mengakibatkan bumi menjadi sangat dingin atau bisa keseluruhan
akan tertutupi es. Namun jika gas-gas yang bisa membuat efek rumah kaca telah berlebihan di
atmosfer, akibatnya akan mengakibatkan pemanasan global.
Ada satu cara yang “mujarab” untuk mengurangi gas rumah kaca, yakni dengan memelihara
pepohonan serta menanam pohon lebih banyak. Pohon dianggap mampu menyerap karbon dioksida lebih
cepat dan dalam jumlah banyak, memecahnya melalui fotosintesis, maupun menyimpan karbon pada
kayunya. Salah satu upaya dunia internasional untuk menanggulangi gas rumah kaca adalah dengan
mengadakan konvensi yang disebut Protokol Kyoto. Protokol Kyoto memerintahkan negara-negara dunia
untuk berkomitmen mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida serta lima gas rumah kaca lainnya untuk
menanggulangi dampak efek rumah kaca.

Konkritnya bagaimana? Apa yang kita sendiri bisa lakukan?


 hemat bahan bakar fosil. Ada banyak yang kita bisa lakukan dengan ini. Memakai sepeda pancal untuk
bepergian jarak dekat. Membeli kendaraan bermotor yang didesain irit bahan bakar. Mendorong
penggantian batu bara sebagai penggerak turbin listrik, dll.
 mengupayakan lingkungan yang sehijau mungkin. Seperti di atas, selain indah, tanaman yang subur di
lingkungan kamu bisa membuat kualitas hidupmu lebih baik, selain mengurangi efek rumah kaca.
 tidak menggunakan produk yang berpotensi memperburuk efek rumah kaca. Sudah sejak lama,
penggunaan freon jenis tertentu di larang. Tapi di negara kita Indonesia ini, ternyata masih dijual bebas.
Jadi mulai sekarang, coba kurangi penggunaan AC, atau jika terpaksa, ya plilihlah AC dari jenis terbaru
yang lebih ramah lingkungan. Jangan asal beli yang murah saja.
Tidak. Tidak akan ada efeknya kalau kita sendirian. Padahal
kelangsungan kehidupan di bumi kita ini sangat tergantung pada kita
sebagai penghuninya. Maka, supaya lebih efektif, ajaklah juga orang lain
untuk melakukannya. Misalnya dengan menulis update status di
Facebook, atau nge-tweet di twitter. Ini bumi kita. Bumi adalah kita.

Anda mungkin juga menyukai