Anda di halaman 1dari 20

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MEREBUT IRIAN BARAT

A.      Latar Belakang Masalah Irian Barat


-          Berdasarkan kesepakatan KMB tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan pengakuan kedaulatan
negara Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS).
-          Belanda mengingkari kesepakatan KMB tentang penyelesaian masalah Irian Barat yang rencananya
akan dilaksanakan 1 tahun setelah penyerahan kedaulatan.
-          Belanda justru memperkuat pertahanan militernya dan menyebarkan isu anti-Indonesia terhadap
penduduk Irian Barat.

B.      Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat


1.    Perjuangan Diplomasi (perundingan)
a.    Perjuangan diplomasi dengan Belanda
-          Belanda memasukkan Irian Barat sebagai bagaian wilayah kerajaannya sehingga perjuangan
diplomasi bilateral  mengalami kegagalan.
b.      Perjuangan diplomasi di forum PBB
-          Indonesia kalah suara dalam sidang umum PBB karena jumlah negara Asia-Afrika yang menjadi
angggta PBB belum sebanyak sekarang
c.       Perjuangan diplomasi di KAA
-          Melaksanakan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta pada tanggal 18 Nov 1957.

2.    Konfortasi politik


a.       Pembatalan perjanjian KMB
-          Pembatalan perjanjian KMB dilakukan secara sepihak oleh Indonesia berdasarkan UU No. 23
Tahun 1956 pada tanggal 3 Mei 1956.
b.      Pembentukan provinsi Irian Barat
-          Provinsi Irian Barat dibentuk tanggal 17 Agustus 1956 oleh Kabinet Ali Sastroamidjoyo.
-          Ibu kota berada di Kota Soa Sui, Tidore, Maluku Utara dan sebagai Gubernur adalah Zainal Abidin
Syah dari Kesultanan Ternate.
c.       Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda
-          Terjadi pada tanggal 17 Agustus 1960 dalam pidato Presiden Soekarno yang berjudul “Jalannya
Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun dari Langit.”

3.       Konfrontasi Ekonomi


-          Hasil rapat umum gerakan pembebasan Irian Barat tanggal 2 Desember 1957 rakyat dan pemerintah
melaksanakan aksi konfrontasi sebagai berikut:
i.      Mogok masal para buruh yang kerja di perusahaan Belanda.
ii.     Melarang beredarnya segala bentuk terbitan dan film yang berbahasa Belanda.
iii.   Pengambilalihan (nasionalisasi) perusahaan milik Belanda di Indonesia.
iv.   Memecat warga negara Belanda yang bekerja di pemerintahan Indonesia.
v.    Membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat.
-          Pemerintah mengularkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 tahun 1957 tentang Pengambilalihan
(nasionalisasi) perusahaan milik Belanda di Indonesia.
-          Perusahaan Belanda yang akan diambilalih yaitu: Perusahaan listrik Philips, Bank Escompto,
Percetakan de Unie, Nederlandsche Handel Maatschappij (Bank Dagang Negara), serta perusahaan
perkebunan dan pertambangan.
-          Melarang seluruh pesawat terbang KLM milik Belanda untuk terbang dan mendarat di Indonesia.
4.       Konfrontasi bersenjata (militer)
a.       Tri Komando Rakyat (Trikora)
-          Latar belakang Trikora adalah Belanda mencoba menjadikan masalah Irian Barat sebagai masalah di
forum PBB sebagai koloni yang akan dimerdekakan (dekolonisasi).
-          Presiden Soekarno mencanagkan  Tri Komando Rakyat (Trikora) pada tanggal 19 Desember 1961
saat pidato rapat raksasa di Jogjakarta dalam rangka pembebesan Irian Barat.
-          Isi Trikora:
i.      Gagalkan pembentukan negara boneka bentukan Belanda
ii.     Kibarkan sang merah putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
iii.   Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air
Indonesia

b.      Komando Mandala


-          Komando Mandala merupakan realisasi dari Trikora yang dibentuk oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 2 Januari 1962 di Ujung  Pandang (Makasar).

Pasukan Komando Mandala


sumber: http://archive.kaskus.co.id/thread/5978715/180

-          Tugas Komando Mandala:


i.      Merencanakan persiapan dan menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan mengembalikan
Provinsi Irian Barat ke dalam kuasaan NKRI.
ii.     Mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat, yakni:
o  Sesuai dengan taraf-taraf perjuangan diplomasi.
o  Dilaksanakan sesingkat-singkatnya di wilayah Provinsi Irian Barat secara de facto dan dapat
menciptakan daerah-daerah bebas atas unsur kekuasaan pemerintahan RI.
-          Panglima Komando Mandala: Mayjend. Soeharto, wakil panglima I: Kol. (laut) Subono, wakil
panglima II: Kol. (udara) Leo Wattimena, dan kepala staff gabungan: Kol. Achmad Tahir.
-          Tiga fase strategi operasi militer Komando Mandala:
i.      Fase infltrasi: memasukkan 10 kompi tentara ke Provinsi Irian Barat samapi akhir tahun 1962 dan
mengajak raktyat irian Barat untuk ikut membebaskan wilayah :
o  Fak-fak dan Kaimana dengan operasi banteng
o  Sorong dan Terminabuan dengan operasi serigala
o  Marauke dengan operasi naga
o  Sorong, Kaimana, dan Marauke dengan operasi jatayu
ii.     Fase eksploitasi: serangan terbuka mulai tahun 1963 terhadap pangkalan militer musuh dan semua
pos pertahanan musuh yang penting.
o   Operasi serangan terbuka tersebut dinamakan Operasi Jayawijaya dengan membentuk Angkatan
Tugas Amfibi 17 yang terdiri dari tujuh gugus tugas yang dipimpin oleh Kol. Sudomo, sedangkan
Angkatan Udara membentuk enam kesatuan tempur baru.
o   Operasi Jayawijaya belum sempat dimulai karena padda tanggal 15 Agustus 1962 tercapai persetujuan
perundingan antara RI dan Belanda di markas Besar PBB. Sehingga pada tanggal 18 Agustus 1962
terjadi genjatan senjata.
iii.   Fase konsolidasi: menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat mulai awal tahun
1964.

c.       Peristiwa Laut Aru


-          Pada awal fase infiltrasi di Laut Aru (sebelah barat daya Irian Barat) terjadi pertempuran antara tiga
Motor Torpedo Boat (MTB) milik Indonesia dengan kapal perusak dan fregat milik Belanda.
-          Pada tanggal 12 Januari 1962 kesatuan patroli cepat yang dipimpin oleh Kapten Wiratno melakukan
patroli rutin di Laut Arafuru yang terdiri dari tiga buah MTB yaitu:
o   MTB Macan Tutul yang dikomandoi oleh Kapten Wiratno dan Komodor Yosafat Sudarso (Yos
Sudarso).
o   MTB Harimau yang dikomandoi oleh Kolonel Sudomo.
o   MTB Macan Kumbang yang dikomandoi pejabat lainnya.

MTB KRI Macan Tutul


sumber: id.wikipedia.org

-          Pada tanggal 15 Januari 1962 rombongan patroli Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tiba di
Laut Aru, secara tiba-tiba diserang oleh kapal perusak dan kapal fregat yang dipandu oleh pesawat
terbang Neptune dan Firefly milik Belanda.
Firefly

Neptune

-          MTB Macan Tutul yang dikomdaoi oleh Yos Sudarso melakukan manufer, sehingga pihak Belanda
hanya memperhatikan MTB Macan Tutul dan KMB yang lain dapat meloloskan diri. Mendapat
serangan yang bertubi-tubi menyebabkan MTB Macan Tutul terbakar dan tenggelam sehingga
menggugurkan Kapten Wiratno, Yos Sudarso, dan beberapa awak kapal menjadi pahlawan
pembebasan Irian Barat.

Komodor Yos Sudarso


sumber: sejarah.kompasiana.com
C.      Akhir Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat
1.       Persetujuan New York
-          Latar belakang: pertempuran terbuka antara Indonesia dan Belanda untuk saling mempertahankan
Irian Barat dapat diketahui dunia internasional.
-          Diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker mengamati kesungguhan Indonesia dalam
memperjuangkan Irian Barat. Ia mengajukan Rencana Bunker yang berisi:
o   Pemerintahan Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia.
o   Rakyat Irian Barat diberikan kebebasan untuk memilih tetap berada dalam wilayah RI atau
memisahkan diri.
o   Pelaksanaan penyerahan Irian Barat diselesaikan dalam waktu dua tahun.
o   Diadakan masa pengalihan selama satu tahun di bawah pemerintahan PBB untuk menghindari bentrok
fisik dan pemulangan militer dan pegawai Belanda.
-          Pada tanggal 15 Agustus 1962 di Markas PBB New York diadakan penandatangan perjanjian antara
RI dan Belanda menyelesaian masalah Irian barat yang dikenal dengan Perjanjian New York yang
berisi:
o   Belanda menyerahkan Irian Barat kepada pemerintahan sementara PBB United Nations Temporary
Authority (UNTEA) dan penurunan bendera Belanda diganti dengan bendera PBB selambat-
lambatnya 1 Oktober 1962.
o   Tenaga-tenaga dari Indonesia (sipil dan militer), putra-putri Irian Barat, dan sisa-sisa pegawai Belanda
yang masih diperlukan akan digunakan oleh pemerintahan sementara PBB.
o   Pasukan Indonesia yang sudah berada di Irian Barat diizinkan untuk tetap tingal di Irian Barat, tetapi
statusnya tetap di bawah pemerintahan sementara PBB.
o   Angkatan perang Belanda akan dipulangkan berangsur-angsur dan yang belum dipulangkan berada di
bawah pengawasan PBB.
o   Diberlakukannya lalu-lintas bebas antara irian Barat dengan wilayah Indonesia lainnya.
o   Pada tanggal 31 desember 1962, bendera Indonesia mulai dikibarkan berdampingan dengan bendera
PBB.
o   Pemulangan angota sipil dan militer Belanda harus sudah diselesaikan paling lambat tanggal 1 mei
1963 dan secara remsi Indonesia menerima pemerintahan Irian Barat.
-          Sebagai tindak lanjut Perjanjian New york, pemerintahan Indonesia berkewajiban untuk
melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Papera) sebelum akhir tahun 1969.
-          Pemerintahan sementara PBB UNTEA pimpinan Jalal Abdoh dari Iran membentuk pasukan
keamanan PBB United nations Security Forces (UNSF). UNSF yang dipimpin oleh Brigjend.
Said Uddin Khaan dari Pakistan bertujuan untuk menjamin keamanan di Irian Barat.

2.       Penyerahan kekuasaan Irian Barat kepada Indonesia


-          Penyerahan kekuasaan pemerintahan secara resmi dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 1963 di Kota
Baru/Holandia (Jayapura).
-          Komando Mandala dibubarkan pada hari yang sama dengan tugas terakhir yaitu Operasi
Wisnumurti yang bertujuan untuk menyelenggarakan penyerahan kekuasaan pemerintahan Irian
Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI.

3.       Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Papera)


-          Diselenggarakan tanggal 14 Juli – 4 agustus 1969 di bawah tanggung jawah pemerintah RI dengan
tata cara:
o   Pelaksanaan Papera dilaksanakan dengan musyawarah dan mufakat.
o   Pelaksanaan Papera dilaksanakan di setiap kabupaten di Irian Barat.
o   Pembentukan Dewan Musyawarah Pepera (DMP) dan utusan di setiap kabupaten.
o   Jumlah DMP sebanding dengan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten.
o   Setiap 750 jiwa memiliki 1 orang wakil DMP atau setiap kabupaten memiliki minimum 75 orang dan
maksimum 175 orang anggota DMP.
-          Penentuan pendapat rakyat (Papera) dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
o   Tahap I: Konsultasi tata cara penyelenggaraan Papera dengan dewan kabupaten di Kota Jayapura
tanggal 24 Maret 1969.
o   Tahap II: Pemilihan Dewan Musyawarah Papera (DMP) yang berakhir Juni 1969.
o   Tahap III: Melaksanaka Papera mulai dari Kabupaten Marauke dan berakhir pada tanggal 4 Agustus
1969 di Jayapura.
-          DMP dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik
Indonesia.
-          Hasil Papera dibawa oleh utusan Duata Besar PBB Ortis Sanz ke New York untuk dilaporkan dalam
Sidang Umum PBB ke-24 pada tanggal 29 November 1969.
-          Sidang Umum PBB ke-24 menyetujui resolusi Belanda, Malaysia, Thailand, Belgia, Luksemburg,
dan Indonesia tentang harapan agar Sidang Umum PBB menerima hasil-hasil papera sesuai dengan
perjanjian New York.

Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banten


sumber: id.wikipedia.org
TRAGEDI NASIONAL DAN KONFLIK INTERNAL DI INDONESIA

A.      Pemberontakan PKI di Madiun


-          Diawali dari keingian Amir Syarifuddin untuk menjatuhkan kabinet Hatta pada tanggal 26 Febuari
1948.
-          Mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berasal dari Partai Sosialis, Partai Komunis
Indonesia (PKI), Persindo, PBI, dan SOBSI pada tanggal 28 Juni 1948.
-          Langkah yang dilakukan FDR untuk menyusun kekuatan:
o   Membentuk Front Nasional melalui parlemen.
o   Menghasut rakyat untuk melakukan mogok kerja.
o   Menarik pasukan yang pro-FDR untuk memperkuat wilayah.
o   Menjadikan  Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah liar (kacau) untuk
mengalihkan perhatian TNI.
-          Partai-partai FDR melebur menjadi PKI, menempatkan Muso dan Amir Syarifuddin sebagai ketua
dan sekertaris pertahanan yang melakukan kegiatan:
o   Meningkatkan propaganda tentang PKI.
o   Menghasut rakya agar anti-pemerintah.
o   Mengadudomba antarkesatuan TNI, sehingga terjadi pemberontakan TNI di Madiun dengan sebutan
Madiun Affair.
-          Untuk menyelesaikan konflik antarkesatuan TNI, pemerintah mengangkat Kol. Gatot Subroto
sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Surakarta dan sekitarnya. Sehingga pasukan yang pro-PKI
dapat dipaksa mundur dari Surakarta tanggal 17 September 1948.
-          Peristiwa di Surakarta tanggal 18 September 1948 hanyalah pengalihan perhatian saja dimana
Sumarsono dari Partai Persindo dan Letkol. Dahlan dari Brigade 29 yang pro-PKI menggalang
kekuatan untuk merebut kekuasaan di Madiun.
-          Muso dan Amir Syarifuddin pada hari yang sama memproklamasikan berdirinya pemerintahan
Soviet Republik Indonesia.
-          Tanggal 19 September 1948 mengumumkan pemerintahan baru di Madiun.
-          Pemerintah menawarkan kepada rakyat untuk mengikuti Muso dengan PKI atau tetap mengikuti
pemerintah Soekarno-Hatta.
-          Pemerintah mengangkat Kol. Sungkonon sebagai Gubernur Militer dan membentuk provinsi Jawa
Timur sebagai Daerah Istimewa.
-          Walaupun mendapat serangan dari PKI< Kabinet Hatta tetap mampu melaksanakan reorganisasi dan
rasionalisasi dengan cara:
o   Pelepasan tentara untuk melepaskan ketentraannya dan kembali menjadi ke pekerjaanya semula.
o   Pembentukan 100 laskar dari masyarakat dan menyerahkan penampungan kepada Kementerian
Pembangunan dan Pemuda.
-          Madiun dapat dikuasai tanggal 30 September 1948 melaui penyerangan dari arah barat oleh Divisi
Siliwangi dan dari timur oleh pasukan Kol. Sungkono dan Brigade Surachman.
-          Semula komando operasi militer dipegang oleh Panglima Besar Jend. Soedirman, karena beliau
sakit akhirnya operasi penumpakasan PKI Madiun dipegang oleh Kol. A.H. Nasution.
-          Muso dapat ditembak mati dalam pelariannya dan Amir Syariffudin tertangkap bersama
rombongannya di hutan Ngrambe, Gorobogan (Purwodadi) kemudian dihukum mati di Jogja.

B.      Negara-Negara Federal Bentukan Van Mook


-          Pembentukan negara federal dirintis oleh Van Mook sebagai wakil Gubernur Jendral Hindia
Belanda dalam Konfrensi Malino (15-25 Juli 1946) dan Konfrensi Pangkal Pinang, serta Konfrensi
Denpasar (18-24 Desember 1946).
-          Negara-negara federal bentukan Van Mook:
o   Negara Indonesia Timur
o   Negara Pasundan
o   Negara Madura
o   Negara Sumatera Timur
o   Negara Sumatera Selatan
o   Negara Jawa Timur
-          Belanda  juga membuat 9 daerah otonom yaitu: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tenggara, bangka, Belitung, Riau, dan Jawa Tengah
termasuk Republik Indonesia.
-          Belanda membentuk badan permusyawaratan federal (BFO) yang diketui Sultan Hamid II dari
Pontianak tanggal 27 Mei 1948 untuk mengendalikan Republik Indonesia Serikat.
-          Republik Indonesia Serikat dibubarkan akibat tuntutan rakyat untuk kembali ke bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950.

C.      Pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII)


-          Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat disebabkan oleh kekosongan kekuasaan hasil perjanjian
renville dimana anggota TNI harus ditarik mundur ke wilayah Republik Indonesia.
-          Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo adalah pemimpin kelompok Hisbullah dan Sabilillah yang
membentuk gerakan Darul Islam (DI) dengan Tentara Islam Indonesia (TII).
-          DI/TII memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 4 Agustus 1949.
-          Pemberontakan DI/TII di berbagai daerah:
i.      Jawa Barat pimpinan S.M. Kartosuwiryo dilatarbelakangi oleh pendirian Negara Islam indonesia
dan ditumpas dengan operasi militer Pagar Betis dan Baratayudha yang berhasil menangkap
Kartosuwiryo di G. Geber, Majalaya.
ii.    Jawa Tengah pimpinan Amir Fatah dan Kyai Mohammad Mahfudz Abdulrrahman (Kyia
Somolangu/Romo Pusat). Dilatarbelakangi oleh pemberontakan di pelosok Jawa Tengah dan
pembentukan pemberontak Merapi Merbabu Compleks (MMC). Upaya penumpasan:
o   Gerkan Benteng Negara pimpinan Letkol. Sarbini, Letkol. M. Bachrun, dan Letkol. Ahmad Yani.
o   Divisi Diponegoro pimpinan Letkol. Ahmad Yani.
o   Operasi Merdeka Timur pimpinan Letkol. Soeharto.
o   Operasi Benteng Raiders di Pekalongan dan Banyumas.
iii.    Aceh pimpinan Daud Beureuh dilatarbelakangi oleh kekecewaan rakyat Aceh karena diturunkannya
Aceh menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara dan pernyataan Daud Beureuh tentang diakuinya
Aceh sebagai daerah dari Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo tanggal 20 September
1953. Upaya penumpasan dengan cara operasi militer dan musyawarah kerukunan rakyat Aceh bulan
desember 1952 atas prakarsa Kol. M. Jasin.
iv.     Sulawesi Selatan pimpinan Kahar Muzakar yang dilatarbelakangi oleh :
o   Penolakan usul Kahar Muzakar agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dimasukkan
kedalam Angkatan Perang Republik Indonesia (APRIS).
o   Tawaran pemerintah RI menjadikan KGSS sebagai Korps Cadangan Nasional dengan Kahar Muzakar
sebagai komandannya.
o   Pernyataan Kahar Muzakar bahwa Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia.
Upaya penumpasan dengan operasi militer Divisi Siliwangi yang berhasil menembak mati Kahar
Muzakar.
v.    Kalimantan Selatan pimpinan Ibnu Hajar (Haderi bin Umar alias Angli) yang dilatarbelakangi oleh
:
o   Pernyataan Kahar Muzakar bahwa Kalimantan Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia.
o   Penggalangan gerakan rakyat “Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRYT)”
o   Penyerangan pos TNI sejak Oktober 1950.
Berhasil ditumpas dengan tindakan persuasif (ajakan) untuk bergabung kedalam APRIS namun hal
ini dimanfaatkan DI/TII untuk mencuri persenjatan TNI. Akhirnya dilakukan operasi militer dan
menghukum mati Ibnu Hajar tanggal 22 Maret 1966.

D.      Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS)
a.       APRA pimpinan Kapten Westerling di Jawa Barat bertujuan untuk mempertahankan kedudukan
negara Pasundan dan kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia.
-          Tindakan/Aksi APRA:
o   Meneror, membunuh, dan menyerbu Kota Bandung dari arah Cimahi tanggal 23 Januari 1950.
o   Menembak mati setiap anggota TNI yang dijumpai, termasuk menembak Letkol. Lembong.
o   Westerling bersama Sultan Hamid II melakukan kudeta untuk menyerbu sidang kabinet dan
membunuh para menteri terutama Sri Sultan Hamengkubuwono I (menteri pertahanan), A. Budiharjo
(Sekjend. Kementerian pertahanan), dan Kol. T.B. Simatupang (kepala staff angkat perang).
o   Melakukan fitnah dan penghasutan terhadap KNIL dan Polisi untuk bergabung dengan APRA.
-          Upaya penumpasan:
o   Operasi militer tanggal 24 Januari 1950 pimpinan Letkol. Eri sadewo berhasil mengusir tentara
Belanda dan pimpinan Mayjend. Engells berhasil menumpas gerombolan APRA.
o   Penangkapan dan pengkuman mati terhadap Westerling dan Sultan hamid II, namun westerling
berhasil melarikan diri dengan menumpang pesawat Catalina milik Angkatan Laut Belanda.
b.      Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan yang bertujuuan untuk mempertahankan
keberadaan Negara Indonesia Timur.
-          Latar belakang:
o   Penolakan tuntutan And Azis oleh pemerintah RIS mengenai APPRIS dari Ujung Pandang saja yang
bertanggung-jawab atas wilayah keamanan NIT.
o   Penolakan atas masuknya tentara APRIS dari Jawa pimpinan Mayor. H. V. Worang.
-          Tindakan Andi Azis adalah menduduki dan melakukan penyerangan terhadap pos-pos militer, serta
menawan pejabat panglima teritorium Indonesia Timur Letkol. Achmad Yunus Mokoginta.
-          Upaya penumpasan dilakukan operasi militer pimpinan Kol. Alek Kawilarang dan terjadi
pertempuran antara APRIS (TNI) dan APRIS (KNIL) hingga pada tanggal 8 Agustus 1950 tercapai
genjatan senjata.
c.       Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pimpinan Dr. Chriistian Robbert Steven
Soumokil.
-          Latar belakang:
o   Sikap Soumokil dibantu Manusama yang membujuk anggota KNIL dan pasukan baret hijau yang
terlibat dalam pembe-rontakan Andi Azis untuk membentuk RMS.
o   Penolakaan Soumokil atas pembentukan NKRI dan penyelesaian masalah secara damai.
-          Tindakan RMS pada tanggal 24 April 1950 memproklamasikan pembentukan RMS yang terlepas
dari Negara Indonesia Timur dan RIS. Serta menduduki kota Ambon dan menguasai Benteng Nieuw
Victoria sebagai pusat kkedudukan RMS.
-          Upaya penumpasan:
o   Pemerintah mengutus Dr. Leimena sebagai utama damai, tetapi ditolak Soumokil.
o   Pendaratan operasi militer tanggal 14 Juli 1950 di Laha (P. Buru) untuk menguasi P. Buru, Seram,
Tanibar, Aru, dan Kep. Kei.
o   Pertempuran terbuka dalam merebut Benteng Nieuw Victoria yang menggugurkan Letkol. Slamet
Riyadi.
o   Dr. Soumokil ditangkap tanggal 2 Desember 1963 dan dihukum mati oleh Mahkamah Luar Biasa.
E.       Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Piagam
Perjuangan Semesta (Permesta)
a.       Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pimpinan Achmad
Husein yang dilatarbelakangi oleh:
-          Ketidakharmonisan hubungan pemerintah pusat dengan beberapa daerah akibat masalah ekonomi
dan perimbangan keuangan karena korupsi, perdebatan dalam konstituante, dan pertentangan
masyarakat tentang konsepsi presiden.
-          Penolakan pemerintah atas ultimatum Kol. Achmad Husein dalam pertemuan PRRI tanggal 10
Febuari 1958.
-          Kecemburuan beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi  yang mengakibatkan terbentuk-nya
dewan –dewan daerah yang mendukung gerakan daerah yang bertujuan untuk mengambil kekuasan
pemerintah di daerah:
o   Dewan Banten di Sumatera Barat pimpinan Kol. Achmad Husein
o   Dewan Gajah di Sumatera Utara pimpinan Kol. Simbolon
o   Dewan Garuda di Sumatera Selatan pimpinan Letkol. Barlian
o   Dewan Manguni di Sulawesi Utara pimpinan Kol. Ventje Samual
-          Tindakan yang dilakukan:
o   Menyerbu pemerintah pusat saat terjadi pergolakan politik dan ketidakstabilan.
o   Melakukan pertemuan tanggal 9 Januari 1958 di Kota Sungai Dareng, Sumatera Barat tentang
pembentukan pemerintahan baru dan beberapa hal yang berhubungan dengan perekonomian.
Pertemuan ini dihadiri oleh Letkol. Achmad Husein, Letkol. Samual, Kol. Simbolon, Kol. Dachlan
Djambek, Kol. Zulkifli Lubis (dari kalangan militer) dan M. Natsir, Syarif Usman, Burhanuddin
Harahap, Syafirudin Prawiranegara (dari kalangan sipil).
o   Pertemuan tanggal 10 Febuari 1958 di Kota Padang pimpinan Kol. Achmad Husein dan mengeluarkan
ultimatum:
i.      Dalam waktu 5x24 jam Kabinet Djuanda harus menyerahkan mandatnya kepada Presiden.
ii.     Menugaskan presiden agar Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hameng-kubuwono IX untuk
membentuk Zaken Kabinet.
iii.   Meminta presiden agar kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden Konstitusional.
o   Kol. Achmad Husein memproklamirkan berdirinya PRRI tanggal 15 Febuari 1958, Syafruddin
Prawiranegara sebagai Perdana Menteri, dan didukung Letkol. D. J. Somba bersama sekolompok
masyarakat Indonesia Timur.
-           Upaya penumpasan:
o   Sidang Dewan Menteri tanggal 11 Febuari 1958 di Jakarta untuk menolak ultimatum PRRI dan
memecat secara tidak hormat  kalangan militer yang terlibat.
o   Kepala staff AD, Mayjend. A. H. Nasution tanggal 12 Febuari 1958 membekukan Komando Daerah
Militer Sumatera Tengah untuk dibawah pengawasan AD.
o   Melakukan operasi militer gabungan:
i.      Operasi Tegas pimpinan Letkol. Kaharuddin Nasution di Pekanbaru, Riau.
ii.     Operasi 17 Agustus pimpinan Kol. Ahmad Yani di Kota Padang dan Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
iii.   Operasi Saptamarga pimpinan brigjend. Djatikusuma di Sumatera Utara.
iv.   Operasi sadar pimpinan Kol. Ibnu Sutowo di Sumatera Selatan.
o   Achmad Husein dan tokoh-tokoh lainnya menyerahkan diri tanggal 29 mei 1961.
b.      Pemberontakan Piagam Perjuangan Semesta (Permesta) pimpinan Letkol. Ventje Samual di
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang sama dengan
pemberontakan PRRI.
-          Tindakan Permesta pada tanggal 15 Febuari 1958 memproklamasikan berdirinya gerakan separatis
yang bernama “Piagam Pergerakan Rakyat Semesta (Permesta)”.
-          Upaya penumpasan dengan operasi militer Komando Operasi Merdeka pimpinan Letkol. Rukminto
Hendradiningrat.
o   Operasi Saptamarga I pimpinan Letkol. Soemarsono di Sulawesi Utara bagian tengah.
o   Operasi Saptamarga II pimpinan Letkol. Agus Prasmono.
o   Operasi Saptamarga III pimpinan Letkol. Magenda
o   Operasi Saptamarga IV piminan Letkol. Rukminto Hendradiningrat.
o   Operasi Mena I pimpinan Letko. Pieters dengan sasaran Jailolo, Ternate.
o   Operasi Mena II pimpinan Letkol. KKO Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai, Halmahera
Utara.

F.       Gerakan 30 September 1965 – Partai Komunis Indonesia (G30S – PKI)


1.       Latar belakang munculnya G30S – PKI
Terjadi banyak penyimpangan terhadap ideologi Pancasila, konstitusi UUD 1945 serta politik luar
negeri yang bebas aktif pada masa Orde Lama. Penyimpangan terhadap dasar ideologi dan konstitusi
tersebut dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk memperoleh kesempatan dan
menyusun kekuatan guna melakukan perebutan kekuasaan (kudeta). Bentuk-bentuk penyimpangan
yang memuncul dan berkembangnya PKI:
a.       Penyimpangan terhadap ideoogi pancasila dan konstitusi  UUD 1945
-          Pendidikan kaden nasionalis, agama, dan komunis (nasakom) yang dilaksanakan tanggal 1-10 Juli
1965 dengan inti ajaran nasakom yang berarti:
i.       Nasionalis diwakili oleh Partai Nasional Indonesia (PNI).
ii.     Agama yang diwakili oleh Nahdlatul Ulama (PNI).
iii.   Komunis yang diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ajaran komunis yang berpaham internasional-isme tersentralistik dan tidak bertuhan (ateis)
bertentangan dengan Pancasila  yang berpaham Ketuhanan Yang Maha Esa.
-          Pembentukan Front Nasional sesuai Peraturan Presiden No. 13/1959 tanggal 31 Desember 1959
yang bertujuan menyelenggarakan pembangunan semesta nasional yang dapat dikuasai dan
dipengaruhi oleh PKI.
-          Pembentukan DPR-GR dan MPRS tanpa melalui proses pemilu pada tanggal 25 Juni 1960 sesuai
ketetapan presiden No. 2/1959. Pembentukan DPR-GR dan MPRS tanpa pemilu merupakan
penyimpangan terhadap UUD 1945.
-          Pengangkatan presiden seumur hidup dalam sidang umum ke-II MPRS di Bandung tanggal 15-22
Mei 1963. Kesepakatan tentang pengangkatan presiden seumur hidup bertentangan dengan UUD
1945.
-          Penetapan manifesto politik (manipol) sebagai GBHN dalam pidato presiden yang berjudul  “
Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dinyatakan sebagai satu-satunya ajaran (doktrin) revolusi
Indonesia.
b.      Penyimpangan terhadap politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif
-          Membagi kekuatan politik dunia oleh Presiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Dr. Subandrio
menjadi:
i.      Old Established Forces (oldefo) : negara imperialis, kolonialis, dan kapitalis serta negara yang
berkembang cederung pada imperialis dan kolonialis.
ii.     New Emerging Forces (nefo) : negara berkembang yang anti-imperialis/ kolonialis  dan negara
sosialis serta komunis. Indonesia termasuk negara nefo.
-          Mencangkan politik mercusuar dengan menyelenggarakan pesta olahraga negara-negara nefo pada
tanggal 10-22 November 1963 yang bernama “ Games of The New Emerging Forces/Ganefo”.
-          Membentuk poros Jakarta-Peking melalui jalinan hubungan politik antara Indonesia – RRC yang
berstatus negara blok timur.
-          Bertikai dengan Malaysia.
-          Keluar dari keanggotaan PBB.
Faktor pendukung tampilnya PKI karena kemampuannya untuk senantiasa tampil pada baris
terdepan yang seolah-oleh mendukung segala kebijakan presiden. Ketika Indonesia melakukan
Politik Konfrontasi dengan Malaysia, PKI berusaha tampil cepat dengan berbagai semboyannya
seperti “Ganyang Malaysia” dan menjadi andalan presiden untuk membina hubungan dengan negara-
negara komunis dan menggalang politik poros.

Berbagai siasat PKI dalam merencanakan pemberontakan dan pengkhianatan terhadap bangsa
Indonesia.
-          Kegiatan di bidang politik:
o   Menghasut presiden soekarno untuk membubarkan Partai Murba lawan politik PKI
o   Menghasut rakyat Indonesia agar melawan PKI
o   Melakukan aksi amuk massa dan demonstrasi dengan dalil meningkatkan kesejahteraan rakyat
o   Melakukan serangan secara politik dan kekerasan terhadap kelompok yang anti-komunis
o   Membuat isu/kontroversi tentang adanya Dewan Jendral yang berasal dari perwira AD
o   Mengusulkan agar dibentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari kaum buruh dan tani yang
dipersenjatai
o   Mengusulkan kepada presiden agar membentuk Kabinet Nasakom agar PKI mendapatkan kursi 
dalam Kabinet Dwikora
-          Kegiatan di bidang sosial budaya
o   Melarang semua kegiatan yang berbau neo-iperialisme/kolonialisme
o   Mempengaruhi dan menguasai kegiatan sosial melalui organisasi Pemuda Rakyat dan Gerakan Wanita
Indonesia (Gerwani)
o   Membentuk organisasi Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lenkra) untuk menyebarkan ajaran komunis
serta mengecam penerbitan buku-buku, majalah, dan pemutaran film yang memiliki unsur budaya
neo-imperialisme dan kolonialisme
o   Menghasut rakyat Boyolali (Jawa Tengah) dan Bandar Betsy (Sumatera Utara) untuk merampas tanah
milik orang lain untuk dibagikan kepada Barisan Tani Indonesia (BTI)

2.       Pemberontakan G30S – PKI di Jakarta


a.       Perencanaan
-          Melatih anggota PKI yang disebut Sukarela-wan Kita (Sukta) yang terdiri dari anggota Pmuda
Rakyat, Gerwani, dan organisasi/ormas PKI lainnya.
-          Tempat latihan militer PKI di Lubang Buaya tanggal 5 Juli – 30 September 1965 dan di Rawa
Binong 30 Agustus – 4 September 1965.
b.      Pelaksanaan
-          Gerakan pemberontakan bersenjata dipimpin oleh Kol. Untung Sutopo (Komandan Batalyon I
Resimen Cakrabirawa).
-          Pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 02.30 dini hari  berhasil menculik enam  perwira tinggi dan
seorang perwira pertama, yaitu:
o   Letjend. Ahmad Yani (Men/Pangad)
o   Mayjend. R. Suprapto (Deputi II Men/Pangad)
o   Mayjend. Haryono Mas Tirtodarmo (Deputi II Men/Pangad)
o   Mayjend. Suwondo Parman (Asisten I Men/ Pangad)
o   Brigjend. Donald Izacus Siswomihardjo (Asisten IV Men/Pangad)
o   Brigjend. Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral TNI AD)
o   Lettu. Pierre Andreas Tendean (Ajudan Jend. Nasution)
o   Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun.
-          Tanggal 1 Oktober 1965 berhasil menguasai Studio Pusat RRI di Jalan Merdeka Barat dan Kantor
Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan untuk menyampaikan pengumuman melalui RRI sebagai
berikut:
o   Pukul 07.20 diulang pukul 08.15 pagi mengenai adanya gerakan jendral-jendral dari anggota Dewan
Jendral yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintah.
o   Pukul 13.00 menyiarkan sebuah dekrit tentang pembentukan dewan resolusi di pusat dan di daerah-
daerrah dan mennon-aktifkan/pendemisioneran Kabinet Dwikora. Dewan Revolusi merupakan
sumber segala kekuasaan dalam NKRI dan kegiatan sehari-hari diwakili oleh presidium dewan yang
terdiri dari komandan dan wakil-wakil komandan G30S – PKI.
o   Pukul 14.00 mengumumkan dua buah keputusan revolusi, yaitu:
i.      Susunan Dewan Revolusi terdiri dari 45 orang yang diketuai oleh Letkol. Untung Sutopo dengan
wakil-wakilnya Brigjend. Supardjo, Letkol (udara) Heru, Kol. (laut) Sunardi, dan AKB Pol. Anwas.
ii.     Penghapusan pangkat jendral digantikan dengan pangkat Letnan Kolonel sebagai pangkat tertinggi
ABRI. Adapun Bintara dan Tamtama yang ikut gerakan pembersihan “Dewan jendral” akan
dinaikkan dua pangkat.

3.       Pemberontakan G30S – PKI di berbagai daerah di Indonesia dan upaya penumpasannya
a.       Di Jogjakarta dan Jawa tengah yang diawali dengan pembentukan Dewan Revolusi di Jogjakarta
yang diketuai oleh Mayor Mulyono (Kepala Seksi Korem 072). Pada tanggal 1 Oktober 1965 para
pemberontak menculik dan membunuh Kol. Katamso Dharmokusumo (Kepala Korem 072) dan
Letkol. Sugiona (Kepala Staf Korem 072).
b.      Di Surakarta (JawaTengah) yang didukung oleh beberapa perwira dan anggota Brigade Infantri
IV serta didukung Oetomo Ramelan (Walikota).
c.       Di Wonogiri (Jawa Tengah) diawali dengan pembentukan Dewan Revolusi ynag diketuai Bupati
Wonogiri dan didukung Komando Distrik Militer setempat.
d.      Di Semarang (Jawa Tengah) yang dipelopori oleh Kol. Sahirman (Asisten Intelijen Komandan
VII?Diponegoro) dengan melakukan aksi penguasaan stasiun radio RRI dan mengumumkan
pembentukan G30S – PKI.
Penumpasan pemberontakan G30S – PKI di jakarta dan berbagai daerah
Oleh karena pimpinan di angkatan darat telah gugur, maka pucuk pimpinan AD berada di tangan
Mayjend. Soeharto (Panglima Komando Strategis Angkatan Darat/Kostrad). Upaya penumpasan
G30S – PKI dilakukan secara hati-hati karena sulit diketahui mana yang lawan dan kawan.
Hal-hal yang dapat diidentifikasi berdasarkan laporan dan keadaan lapangan:
1.       Penculikan dan pembunuhan terhadap para jendral sebagai upaya perebutan kekuasaan pemerintah.
2.       Pimpinan angkatan udara membantu usaha tersebut.
3.       Pasukan Bataylon 454/Para Divisi Diponegoro dan Batalyon 530/Para divisi Brawijaya yang berda
di Lapangan Banteng dalam rangka ulang tahun ABRI 5 Oktober 1965 berdiri di pihak yang
melakukan perlawanan.

Langkah-langkah operasi penumpasan:


1.       Koordinasi: mengordinasikan antarkesatuan agar pasukan siaga di tempat untuk mencegah
timbulnya bentrokan antarangkatan bersenjata.
2.       Identifikasi masalah: memberi penjelasan kepada utusan Pasukan Bataylon 454/Para Divisi
Diponegoro dan Batalyon 530/Para divisi Brawijaya yang menguasi Monumen Nasional dan Istana
Negara bahwa mereka diperalat PKI dengan alasan mengamankan presiden dari kudeta Dewan
jendral. Kedua batalyo ini diperintahkan untuk meninggalkan kawasan tersebut atau akan dilakukan
tindakan tegas dengan operasi militer. Pasukan Bataylon 454/Para Divisi Diponegoro membangkan
dan menyingkir ke Lanud. Halim Perdanakusuma untuk bergabung dengan G30S/PKI.
3.       Merebut kembali sarana-sarana (Monas, Istana Negara, dan sekitarnya) yang dikuasai G30S – PKI
pada tanggal 1 Oktober 1965. Adapun perebutan studio RRI dan kantor telekomunikasi dilakukan
oleh pasukan RPKAD pimpinan Kol. Sarwo Edhie Wibowo. Kemudian Mayjend. Soeharto
mengumumkan beberapa hal melalui RRI, yaitu:
-          Kerjasama untuk menumpas gerakan kontra-revolusi yang bernama G30S – PKI.
-          Demisioner Dewan Revolusi Indonesia dan kabinet Dwikora yang melakukan kudeta.
-          Menganjurkan kepada rakyat agar tetap tenang dan waspada.
4.       Operasi pengamanan dan perebutan lanud Halim Perdakusumah oleh kesatuan Kostrad yang
membuat panik D.N Aidit sebagai pimpinan tertinggi PKI hingga melarikan diri ke Jogjakarta pada
tanggal 2 Oktober 1965.

Penumpasan G30S – PKI di Jawa Tengah dipimpin oleh Brigjend. Surjosupeno (Pangdam
VII/Diponegoro) dengan melakukan operasi militer:
-          Operasi Merapi di Jawa Tengah pimpinan Kol. Sarwo Edhie Wibowo.
-          Operasi Trisula di Blitar (Jawa Timur) pimpinan Kol. M. Yassin dan Kol. Wetermin.
Beberapa tokoh PKI (Nyono, Utomo Ramelan, Kumaruzaman, Kol. Sahirman, Kol. Latif dan mayor
Mulyono) berhasil ditangkap dan diadili oleh mahkamah militer luar biasa (Mahmilub). Sedangakan
ketua PKI D.N. Aidit berhasil ditembak mati oleh di Surakarta dan Letkol. Untung Sutopo
tertangkap di Tegal pada tanggal 11 Oktober 1965.

4.       Pengevakuasian dan pemakaman Korban


-          Atas informasi Brigpol. Sukitman diketahui bahwa beberapa jendral telah dibunuh di Lubang
Buaya.
-          Proses penggalian mengalami kesulitan dan pada tanggal 4 Oktober 1965 proses penggalian
dilakukan oleh anggota RKPAD dan pasukan KKO AL (ampfibi) yang dihadiri Mayjend. Soeharto.
-          Pusat penerangan Angkatan Darat memberikan pengumuman seluruh warga ABRI (kususnya AD)
untuk berkabung selama satu minggu, para jenasah disemayamkan di Departemen Angkatan Darat,
dan dimakamkan di TMP. Kalibata pada tanggal 5 Oktober 1965.
-          Berdasarkan Kepres/Pangti ABRI/KOTI No. 111 tanggal 5 Oktober 1965 perwira AD korban G30S-
PKI dianugrahi gelar Pahlawan revolusi.

5.       Pembubaran PKI dan ormasnya


-          Tanggal 6 Oktober 1965, presiden Soekarno memanggil kabinetnya untuk melaksanakan sidang di
Istana Bogor. Presiden tidak membenarkan G30S-PKI dan Dewan jendral.
-          Berdasarkan keputusan bersama selaku Penguasa Pelaksana Perang (Pepelrada) pada tanggal 16
Oktober ditetapkan pembekuan sementara untuk semua kegiatan PKI dan tujuh ormasnya, yakni PR,
Gerwani, BTI, Konsentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), Perhimpunan Mahasiswa
Indonesia (Perhimi), Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI), Himpunan sarjana Indonesia (HIS),
dan SOBSI pada tanggal 27 Oktober 1965.
-          PKI dan ormasnya belum dibubarkan bahkan sebagian anggotanya masih duduk dalam
pemerintahan membuat rakyat gelisah. Penderitaan rakyat semakin berat karena kondisi ekonomi
merosot ditandai semakin langka dan mahalnya kebutuhan pokok.
-          Aksi masyrakat yang dipelopori KAMI, KAPPI, KBI, KASI, KAWI, dan KAGI membentuk Front
Pancasila tanggal 26 Oktober 1965.
-          Pada tanggal 10 Januari 1966 melakukan demonstrasi di gedung DPR-GR dan mengajukan Tiga
Tuntutan Rakyat (Tritura):
1.       Bubarkan PKI dan Ormasnya
2.       Bersihkan kabinet dari unsur PKI
3.       Turunkan harga (perbaikan ekonomi)
-          Tanggal 24 Febuari 1966 terjadi bentrokaan saat mahasiswa bermaksud menggagalkan pelantikan
kabinet karena dicurigai terdapat unsur PKI. Dalam peristiwa ini, Zubaidah dan Arief Rahman
Hakim tewas terkena peluru dari anggota Resimen Cakrabirawa.
-          Demo besar-besaran terjadi membuat Presiden Soekarno membubarkan KAMI tanggal 26 Febuari
1966 dan menutup sementara Universitas Indonesia pada tanggal 3 Maret 1966.
-          Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat perintah yang dikenal dengan
Supersemar kepada Letjend. Soeharto yang isinya:
1.       Membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
2.       Melakukan tindakan pengamanan terhadap 15 menteri Kabinet Dwikora yang diduga terlibat G30S-
PKI.
3.       Menunjuk beberapa orang sebagai menteri ad interin untuk mengisi kekosongan jabatan menteri.
4.       Membuka kembali perguruan tinggi untuk memulai kembali kegiatannya.

BERAKHIRNYA  ORDE BARU  DAN LAHIRNYA REFORMASI

Di balik kesuksesan pembangunan di depan,  Orde Baru   menyimpan beberapa kelemahan. Selama
masa pemerintahan Soeharto, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur. Korupsi
besar yang pertama terjadi tahun 1970-an ketika Pertamina dipegang Ibnu Sutowo. Praktik korupsi
menggurita hingga kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada tahun 1998. Rasa
ketidakadilan mencuat ketika kroni-kroni Soeharto yang diduga bermasalah menduduki jabatan
menteri Kabinet Pembangunan VII. Kasus-kasus korupsi tidak pernah mendapat penyelesaian hukum
secara adil.
Pembangunan Indonesia berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan
ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Bahkan, antara pusat dan daerah terjadi kesenjangan
pembangunan karena sebagian besar kekayaan daerah disedot ke pusat. Akhirnya, muncul rasa tidak
puas di berbagai daerah, seperti di Aceh dan Papua. Di luar Jawa terjadi kecemburuan sosial antara
penduduk lokal dengan pendatang (transmigran) yang memperoleh tunjangan pemerintah.
Penghasilan yang tidak merata semakin memperparah kesenjangan sosial.
Pemerintah mengedepankan pendekatan keamanan dalam bidang sosial dan politik. Pemerintah
melarang kritik dan demonstrasi. Oposisi diharamkan rezim  Orde Baru  . Kebebasan pers dibatasi
dan diwarnai pemberedelan koran maupun majalah. Untuk menjaga keamanan atau mengatasi
kelompok separatis, pemerintah memakai kekerasan bersenjata. Misalnya, program ”Penembakan
Misterius” (Petrus) atau Daerah Operasi Militer (DOM). Kelemahan tersebut mencapai puncak pada
tahun 1997–1998.
a. Dari Krisis Ekonomi ke Krisis Multidimensi (Segala Bidang)
Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997. Krisis moneter dan keuangan yang semula
terjadi di Thailand pada bulan Juli 1997 merembet ke Indonesia. Hal ini diperburuk dengan kemarau
terburuk dalam lima puluh tahun terakhir. Dari beberapa negara Asia, Indonesia mengalami krisis
paling parah. Solusi yang disarankan IMF justru memperparah krisis. IMF memerintahkan
penutupan enam belas bank swasta nasional pada 1 November 1997. Hal ini memicu kebangkrutan
bank dan negara. BPK menemukan penyimpangan dana sebesar Rp138 triliun atas penggunaan dana
BLBI oleh ke-48 bank tersebut. Saat itu pemerintah menyalurkan BLBI sekitar Rp700 triliun. Ini
dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi krisis. Sampai bulan
Desember 1998, BI menyalurkan BLBI sebesar Rp147,7 triliun kepada 48 bank.
Krisis ekonomi mengakibatkan rakyat menderita. Pengangguran melimpah dan harga kebutuhan
pokok melambung. Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai daerah. Daya beli
masyarakat menurun. Bahkan, hingga bulan Januari 1998 rupiah menembus angka Rp17.000,00 per
dolar AS. Masyarakat menukarkan rupiah dengan dolar. Pemerintah mengeluarkan ”Gerakan Cinta
Rupiah”, tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan. Krisis moneter tersebut telah berkembang
menjadi krisis multidimensi. Krisis ini ditandai adanya keterpurukan di segala bidang kehidupan
bangsa. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin menurun. Pemerintah kurang peka
dalam menyelesaikan krisis dan kesulitan hidup rakyat. Kabinet Pembangunan VII yang disusun
Soeharto ternyata sebagian besar diisi oleh kroni dan tidak berdasarkan keahliannya. Kondisi itulah
yang melatarbelakangi munculnya gerakan reformasi.

b. Gerakan Reformasi
Munculnya gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi
bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di berbagai
daerah. Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan
jalan keluar. Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain suksesi
kepemimpinan nasional, amendemen UUD 1945, pemberantasan KKN, penghapusan dwifungsi
ABRI, penegakan supremasi hukum, dan pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama gerakan
reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Berikut ini kronologi beberapa peristiwa
penting selama gerakan reformasi yang memuncak pada tahun 1998.
1) Demonstrasi Mahasiswa
Desakan atas pelaksanaan reformasi dalam kehidupan nasional dilakukan mahasiswa dan kelompok
proreformasi. Pada tanggal 7 Mei 1998 terjadi demonstrasi mahasiswa di Universitas Jayabaya,
Jakarta. Demonstrasi ini berakhir bentrok dengan aparat dan mengakibatkan 52 mahasiswa terluka.
Sehari kemudian pada tanggal 8 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa terjadi di Yogyakarta (UGM dan
sekitarnya). Demonstrasi ini juga berakhir bentrok dengan aparat dan menewaskan seorang
mahasiswa bernama Mozes Gatotkaca. Dalam kondisi ini, Presiden Soeharto berangkat ke Mesir
tanggal 9 Mei 1998 untuk menghadiri sidang G 15.

2) Peristiwa Trisakti
Tuntutan agar Presiden Soeharto mundur semakin kencang disuarakan mahasiswa di berbagai
tempat. Tidak jarang hal ini mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan. Pada tanggal 12 Mei
1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru aparat keamanan saat
demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka adalah Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan
Lesmana, dan Hafidhin Royan. Peristiwa Trisakti mengundang simpati tokoh reformasi dan
mahasiswa Indonesia.

3) Kerusuhan Mei 1998


Penembakan aparat di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada tanggal
13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan Solo. Kondisi ini
memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir. Sementara itu, mulai tanggal
14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Bahkan, para demonstran mulai menduduki
gedung-gedung pemerintah di pusat dan daerah.

4) Pendudukan Gedung MPR/DPR


Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat gerakan yang relatif aman. Ratusan
ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap gedung tersebut.
Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap yang tegas. Akhirnya,
tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Soeharto turun dari jabatannya sebagai
presiden. Pernyataan Harmoko itu kemudian dibantah oleh Pangab Jenderal TNI Wiranto dan
mengatakannya sebagai pendapat pribadi.
Untuk mengatasi keadaan, Presiden Soeharto menjanjikan akan mempercepat pemilu. Hal ini
dinyatakan setelah Presiden Soeharto mengundang beberapa tokoh masyarakat seperti Nurcholish
Madjid dan Abdurrahman Wahid ke Istana Negara pada tanggal 19 Mei 1998. Akan tetapi, upaya ini
tidak mendapat sambutan rakyat.
5) Pembatalan Apel Kebangkitan Nasional
Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya digunakan tokoh reformasi Amien
Rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas. Akan tetapi, beliau membatalkan
rencana apel dan doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga di kawasan tersebut. Di Yogyakarta,
Surakarta, Medan, dan Bandung ribuan mahasiswa dan rakyat berdemonstrasi. Ketua MPR/DPR
Harmoko kembali meminta Soeharto mengundurkan diri pada hari Jumat tanggal 22 Mei 1998 atau
DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Bersamaan dengan itu, sebelas menteri Kabinet
Pembangunan VII mengundurkan diri.

6) Pengunduran Diri Presiden Soeharto


Pada dini hari tanggal 21 Mei 1998 Amien Rais selaku Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah
menyatakan, ”Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru”. Ini beliau
lakukan setelah mendengar kepastian dari Yuzril Ihza Mahendra. Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB
Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran dirinya. Itulah beberapa peristiwa penting
menyangkut gerakan reformasi tahun 1998. Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden yang
telah dipegang selama 32 tahun. Beliau mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh
rakyat Indonesia. Beliau kemudian digantikan B.J. Habibie. Sejak saat itu Indonesia memasuki era
reformasi.

macam-macam organisasi internasional


beserta penjelasannya
Senin, Februari 04, 2013

Organisasi internasional merupakan suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat
internasional secara sukarela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan menciptakan perdamaian
dunia dalam tata hubungan internasional. Pada dasarnya organisasi internasional memiliki dua arti,
yaitu dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, organisasi internasional meliputi organisasi
publik (public international organization), organisasi privat ,organisasi subregional, organisasi
regional,serta organisasi yang bersifat universal (organization of universal character). Sedangkan
dalam arti sempit organisasi internasional hanya yang bersifat publik saja. Jika didalam publik maka
Negara ikut campur dalam segala kegiatannya dan dapat pula menjadi anggota. Namun jika yang
bersifat privasi, maka Negara tidak termasuk menjadi anggota, karena biasanya dijalankan per
individu. Ada banyak pendapat tentang pengertian organisasi internasional.

1. Pendapat DW. Bowett.

Menurut DW. Bowett organisasi internasional sama dengan organisasi yang bersifat tetap atau
permanen, dan lebih kearah multilateral didasarkan pada suatu traktat. Hal ini dikarenakan atas unsur
tertentu.

2. Pendapat Maryam Green

Menurut Maryam Green organisasi internasional itu dibentuk dari perjanjian yang telah disepakati
oleh beberapa negara yang telah menjadi anggota.

3. Pendapat Boer Mauna

Menurut Boer Mauna organisasi internasional merupakan perhimpunan beberapa negara yang telah
merdeka dan berdaulat dan bertujuan untuk mendapatkan kepentingan yang diinginkan dari
perhimpunan organisasi tersebut.

4. Pendapat J.Pariere

J.Pariere berpendapat bahwa organisasi internasional adalah organisasi yang dibebntuk melalui
perjanjian tertulis dan terdapatpaling sedikit tiga negara, meski sudah terdapat beberapa organisasi
yang sudah ada. Atau dapat disimpulkan bahwa organisasi tersebut terjadi karena perjanjian
internasional.

5. Menurut pasal 57 Piagam PBB, “Organisasi Internasional adalah organisasi yang dibentuk
berdasarkan persetujuan antar pemerintah atau antar negara (an international organization is on
organization established by intergovernmental or interstate agreement) “.

Organisasi Standar Internasional (ISO)

Untuk standarisasi organisasi atau yang biasa dikenal dengan ISO iallah badan yang menetapkan
sebuah standar organisasi yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil dari badan standardisasi nasional
setiap negara. ISO menetapkan standar untuk bidang komersil dan industri. ISO didirikan pada
tanggal 23 februari 1947. Tujuan dibentuknya ISO adalah untuk menetapkan standar internasional.
Pada awalnya lembaga inni bernama IOS, namun tidak dipake lagi karena dalam bahasa yunani IOS
berarti equal atau sama. Meskipun ISO merupakan organisasi Non-pemerintah, namun sering
digunakan sebagai hukum untuk menyetujui standar nasional yang digunakan.Organisasi
MACAM-MACAM ORGANISASI INTERNASIONAL
1. NATO (North Atlantic Treaty Organizations)

NATO adalah organisasi kerja sama regional yang dititikberatkan pada pertahanan dan keamanan.
NATO dibentuk tanggal 4 april 1949 di brussel, belgia. NATO didirikan akibat semakin meluasnya
pengaruh Uni Soviet atau paham komunis di Eropa Barat serta memuncaknya ketegangan dan
persaingan negara superpower Amerika Serikat dan Uni Soviet sebelum berakhimya Perang Dunia
II. Tujuan didirikanya NATO adalah memebela negara anggota yang diserang, dengan prinsip satu
anggota diserang berarti menyerang seluruh anggota NATO, membantu menjaga ketertiban dan
perdamaian dunia, sserta membantu menyelesaikan masalah politik dan militer.

2. WHO (World Health Organization)

WHO adalah salah satu lembaga PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum
internasional. WHO berdiri pada tanggal 7 april 1948 di Jenewa, Swiss. WHO didirikan dengan
tujuan agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan dengan
tugas utama membasmi penyakit menular yang telah menyebar luas.

3. UNICEF (United Nations International Childrens Emergency Fund)

Unicef didirikan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang kepada
anak-anak dan ibunya di negara berkembang. Unicef didirikan pada 11 desember 1946.

4. UNESCO

Didirikan pada tahun 1945. Dalam Artikel 1 dari konstitusi UNESCO “UNESCO merupakan
organisasi PBB yang didirikan untuk mendukung perdamaian dan keamanan dengan
mempromosikan kerja sama antar negara melalui ilmu pengetahuan,pendidikan dan budaya dalam
rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, HAM, peraturan
hukum, dan kebebasan hakiki”.

5. UNCHR (United Nations Commission on Human Rights)

UNCHR adalah komisi hak asasi manusia yang merupakan bagian dari PBB. Lemabaga ini
menangani tentang hak asasi manusia.

6. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

ASEAN merupakan perhimpunan bangsa-bangsa di kawasan asia tenggara.lembaga ini didirikan


pada 8 agustus 1967 di bangkok. ASEAN bertujuan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi,penegembangan kebudayaan negara anggotanya, kemajuan sosial, memajukan perdamaian
dan stabilitas ditingkat regional, juga meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di
antara anggotanya dengan damai.

7. OPEC (organizations of the Petroleum Exporting Countries )

OPEC didirikan pada tanggal 14 september 1960 di bagdad, Irak. Tujuan didirikannya OPEC adalah
menentukan harga minyak bumi di pasaran internasional, menentukan jumlah produksi minyak bumi
dari OPEC serta kuota produksi minyak bumi dari setiap anggota.
DAMPAK KERJASAMA EKONOMI
INTERNASIONAL BAGI INDONESIA
DAMPAK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BAGI INDONESIA
Dengan semakin luasnya perdagangan internasional, maka dampaknya terhadap aktivitas
pembangunan suatu negara juga semakin besar. Dari berbagai kerja sama ekonomi yang diikuti
Indonesia, ada yang membawa dampak positif, ada juga yang negatif.
1)    Dampak Positif :
 Meningkatkan nilai perdagangan.
 Meningkatkan pendapatan negara dari ekspor dan devisa.
 Memperkuat posisi dan daya tawar di kancah internasional.
 Memperluas pasar bagi produk dalam negeri.
 Meningkatkan produktifitas.
 Menjalin hubungan dagang yang adil dan transparan.
 Meningkatkan kegiatan investasi dalam negeri.
 Membuka lapangan pekerjaan.
 Menghilangkan hambatan perdagangan internasional.
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi dari negara lain.

2)    Dampak Negatif :


 Ketergantungan terhadap negara lain yang lebih maju.
 Timbul dominasi negara maju di dunia.
 Tersingkirnya kekuatan ekonomi dalam negeri.
 Kebijakan dalam negeri yang akan dipengaruhi oleh pihak asing.
 Salah penerapan / penggunaan teknologi.
 Pasar dalam negeri dikuasai produk asing
 Berkurangnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia karena masuknya tenaga asing
 Perusahaan dalam negeri yang tidak mampu bersaing akan bangkrut

Anda mungkin juga menyukai