- Pada tanggal 15 Januari 1962 rombongan patroli Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tiba di
Laut Aru, secara tiba-tiba diserang oleh kapal perusak dan kapal fregat yang dipandu oleh pesawat
terbang Neptune dan Firefly milik Belanda.
Firefly
Neptune
- MTB Macan Tutul yang dikomdaoi oleh Yos Sudarso melakukan manufer, sehingga pihak Belanda
hanya memperhatikan MTB Macan Tutul dan KMB yang lain dapat meloloskan diri. Mendapat
serangan yang bertubi-tubi menyebabkan MTB Macan Tutul terbakar dan tenggelam sehingga
menggugurkan Kapten Wiratno, Yos Sudarso, dan beberapa awak kapal menjadi pahlawan
pembebasan Irian Barat.
D. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS)
a. APRA pimpinan Kapten Westerling di Jawa Barat bertujuan untuk mempertahankan kedudukan
negara Pasundan dan kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia.
- Tindakan/Aksi APRA:
o Meneror, membunuh, dan menyerbu Kota Bandung dari arah Cimahi tanggal 23 Januari 1950.
o Menembak mati setiap anggota TNI yang dijumpai, termasuk menembak Letkol. Lembong.
o Westerling bersama Sultan Hamid II melakukan kudeta untuk menyerbu sidang kabinet dan
membunuh para menteri terutama Sri Sultan Hamengkubuwono I (menteri pertahanan), A. Budiharjo
(Sekjend. Kementerian pertahanan), dan Kol. T.B. Simatupang (kepala staff angkat perang).
o Melakukan fitnah dan penghasutan terhadap KNIL dan Polisi untuk bergabung dengan APRA.
- Upaya penumpasan:
o Operasi militer tanggal 24 Januari 1950 pimpinan Letkol. Eri sadewo berhasil mengusir tentara
Belanda dan pimpinan Mayjend. Engells berhasil menumpas gerombolan APRA.
o Penangkapan dan pengkuman mati terhadap Westerling dan Sultan hamid II, namun westerling
berhasil melarikan diri dengan menumpang pesawat Catalina milik Angkatan Laut Belanda.
b. Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan yang bertujuuan untuk mempertahankan
keberadaan Negara Indonesia Timur.
- Latar belakang:
o Penolakan tuntutan And Azis oleh pemerintah RIS mengenai APPRIS dari Ujung Pandang saja yang
bertanggung-jawab atas wilayah keamanan NIT.
o Penolakan atas masuknya tentara APRIS dari Jawa pimpinan Mayor. H. V. Worang.
- Tindakan Andi Azis adalah menduduki dan melakukan penyerangan terhadap pos-pos militer, serta
menawan pejabat panglima teritorium Indonesia Timur Letkol. Achmad Yunus Mokoginta.
- Upaya penumpasan dilakukan operasi militer pimpinan Kol. Alek Kawilarang dan terjadi
pertempuran antara APRIS (TNI) dan APRIS (KNIL) hingga pada tanggal 8 Agustus 1950 tercapai
genjatan senjata.
c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pimpinan Dr. Chriistian Robbert Steven
Soumokil.
- Latar belakang:
o Sikap Soumokil dibantu Manusama yang membujuk anggota KNIL dan pasukan baret hijau yang
terlibat dalam pembe-rontakan Andi Azis untuk membentuk RMS.
o Penolakaan Soumokil atas pembentukan NKRI dan penyelesaian masalah secara damai.
- Tindakan RMS pada tanggal 24 April 1950 memproklamasikan pembentukan RMS yang terlepas
dari Negara Indonesia Timur dan RIS. Serta menduduki kota Ambon dan menguasai Benteng Nieuw
Victoria sebagai pusat kkedudukan RMS.
- Upaya penumpasan:
o Pemerintah mengutus Dr. Leimena sebagai utama damai, tetapi ditolak Soumokil.
o Pendaratan operasi militer tanggal 14 Juli 1950 di Laha (P. Buru) untuk menguasi P. Buru, Seram,
Tanibar, Aru, dan Kep. Kei.
o Pertempuran terbuka dalam merebut Benteng Nieuw Victoria yang menggugurkan Letkol. Slamet
Riyadi.
o Dr. Soumokil ditangkap tanggal 2 Desember 1963 dan dihukum mati oleh Mahkamah Luar Biasa.
E. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Piagam
Perjuangan Semesta (Permesta)
a. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pimpinan Achmad
Husein yang dilatarbelakangi oleh:
- Ketidakharmonisan hubungan pemerintah pusat dengan beberapa daerah akibat masalah ekonomi
dan perimbangan keuangan karena korupsi, perdebatan dalam konstituante, dan pertentangan
masyarakat tentang konsepsi presiden.
- Penolakan pemerintah atas ultimatum Kol. Achmad Husein dalam pertemuan PRRI tanggal 10
Febuari 1958.
- Kecemburuan beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi yang mengakibatkan terbentuk-nya
dewan –dewan daerah yang mendukung gerakan daerah yang bertujuan untuk mengambil kekuasan
pemerintah di daerah:
o Dewan Banten di Sumatera Barat pimpinan Kol. Achmad Husein
o Dewan Gajah di Sumatera Utara pimpinan Kol. Simbolon
o Dewan Garuda di Sumatera Selatan pimpinan Letkol. Barlian
o Dewan Manguni di Sulawesi Utara pimpinan Kol. Ventje Samual
- Tindakan yang dilakukan:
o Menyerbu pemerintah pusat saat terjadi pergolakan politik dan ketidakstabilan.
o Melakukan pertemuan tanggal 9 Januari 1958 di Kota Sungai Dareng, Sumatera Barat tentang
pembentukan pemerintahan baru dan beberapa hal yang berhubungan dengan perekonomian.
Pertemuan ini dihadiri oleh Letkol. Achmad Husein, Letkol. Samual, Kol. Simbolon, Kol. Dachlan
Djambek, Kol. Zulkifli Lubis (dari kalangan militer) dan M. Natsir, Syarif Usman, Burhanuddin
Harahap, Syafirudin Prawiranegara (dari kalangan sipil).
o Pertemuan tanggal 10 Febuari 1958 di Kota Padang pimpinan Kol. Achmad Husein dan mengeluarkan
ultimatum:
i. Dalam waktu 5x24 jam Kabinet Djuanda harus menyerahkan mandatnya kepada Presiden.
ii. Menugaskan presiden agar Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hameng-kubuwono IX untuk
membentuk Zaken Kabinet.
iii. Meminta presiden agar kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden Konstitusional.
o Kol. Achmad Husein memproklamirkan berdirinya PRRI tanggal 15 Febuari 1958, Syafruddin
Prawiranegara sebagai Perdana Menteri, dan didukung Letkol. D. J. Somba bersama sekolompok
masyarakat Indonesia Timur.
- Upaya penumpasan:
o Sidang Dewan Menteri tanggal 11 Febuari 1958 di Jakarta untuk menolak ultimatum PRRI dan
memecat secara tidak hormat kalangan militer yang terlibat.
o Kepala staff AD, Mayjend. A. H. Nasution tanggal 12 Febuari 1958 membekukan Komando Daerah
Militer Sumatera Tengah untuk dibawah pengawasan AD.
o Melakukan operasi militer gabungan:
i. Operasi Tegas pimpinan Letkol. Kaharuddin Nasution di Pekanbaru, Riau.
ii. Operasi 17 Agustus pimpinan Kol. Ahmad Yani di Kota Padang dan Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
iii. Operasi Saptamarga pimpinan brigjend. Djatikusuma di Sumatera Utara.
iv. Operasi sadar pimpinan Kol. Ibnu Sutowo di Sumatera Selatan.
o Achmad Husein dan tokoh-tokoh lainnya menyerahkan diri tanggal 29 mei 1961.
b. Pemberontakan Piagam Perjuangan Semesta (Permesta) pimpinan Letkol. Ventje Samual di
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang sama dengan
pemberontakan PRRI.
- Tindakan Permesta pada tanggal 15 Febuari 1958 memproklamasikan berdirinya gerakan separatis
yang bernama “Piagam Pergerakan Rakyat Semesta (Permesta)”.
- Upaya penumpasan dengan operasi militer Komando Operasi Merdeka pimpinan Letkol. Rukminto
Hendradiningrat.
o Operasi Saptamarga I pimpinan Letkol. Soemarsono di Sulawesi Utara bagian tengah.
o Operasi Saptamarga II pimpinan Letkol. Agus Prasmono.
o Operasi Saptamarga III pimpinan Letkol. Magenda
o Operasi Saptamarga IV piminan Letkol. Rukminto Hendradiningrat.
o Operasi Mena I pimpinan Letko. Pieters dengan sasaran Jailolo, Ternate.
o Operasi Mena II pimpinan Letkol. KKO Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai, Halmahera
Utara.
Berbagai siasat PKI dalam merencanakan pemberontakan dan pengkhianatan terhadap bangsa
Indonesia.
- Kegiatan di bidang politik:
o Menghasut presiden soekarno untuk membubarkan Partai Murba lawan politik PKI
o Menghasut rakyat Indonesia agar melawan PKI
o Melakukan aksi amuk massa dan demonstrasi dengan dalil meningkatkan kesejahteraan rakyat
o Melakukan serangan secara politik dan kekerasan terhadap kelompok yang anti-komunis
o Membuat isu/kontroversi tentang adanya Dewan Jendral yang berasal dari perwira AD
o Mengusulkan agar dibentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari kaum buruh dan tani yang
dipersenjatai
o Mengusulkan kepada presiden agar membentuk Kabinet Nasakom agar PKI mendapatkan kursi
dalam Kabinet Dwikora
- Kegiatan di bidang sosial budaya
o Melarang semua kegiatan yang berbau neo-iperialisme/kolonialisme
o Mempengaruhi dan menguasai kegiatan sosial melalui organisasi Pemuda Rakyat dan Gerakan Wanita
Indonesia (Gerwani)
o Membentuk organisasi Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lenkra) untuk menyebarkan ajaran komunis
serta mengecam penerbitan buku-buku, majalah, dan pemutaran film yang memiliki unsur budaya
neo-imperialisme dan kolonialisme
o Menghasut rakyat Boyolali (Jawa Tengah) dan Bandar Betsy (Sumatera Utara) untuk merampas tanah
milik orang lain untuk dibagikan kepada Barisan Tani Indonesia (BTI)
3. Pemberontakan G30S – PKI di berbagai daerah di Indonesia dan upaya penumpasannya
a. Di Jogjakarta dan Jawa tengah yang diawali dengan pembentukan Dewan Revolusi di Jogjakarta
yang diketuai oleh Mayor Mulyono (Kepala Seksi Korem 072). Pada tanggal 1 Oktober 1965 para
pemberontak menculik dan membunuh Kol. Katamso Dharmokusumo (Kepala Korem 072) dan
Letkol. Sugiona (Kepala Staf Korem 072).
b. Di Surakarta (JawaTengah) yang didukung oleh beberapa perwira dan anggota Brigade Infantri
IV serta didukung Oetomo Ramelan (Walikota).
c. Di Wonogiri (Jawa Tengah) diawali dengan pembentukan Dewan Revolusi ynag diketuai Bupati
Wonogiri dan didukung Komando Distrik Militer setempat.
d. Di Semarang (Jawa Tengah) yang dipelopori oleh Kol. Sahirman (Asisten Intelijen Komandan
VII?Diponegoro) dengan melakukan aksi penguasaan stasiun radio RRI dan mengumumkan
pembentukan G30S – PKI.
Penumpasan pemberontakan G30S – PKI di jakarta dan berbagai daerah
Oleh karena pimpinan di angkatan darat telah gugur, maka pucuk pimpinan AD berada di tangan
Mayjend. Soeharto (Panglima Komando Strategis Angkatan Darat/Kostrad). Upaya penumpasan
G30S – PKI dilakukan secara hati-hati karena sulit diketahui mana yang lawan dan kawan.
Hal-hal yang dapat diidentifikasi berdasarkan laporan dan keadaan lapangan:
1. Penculikan dan pembunuhan terhadap para jendral sebagai upaya perebutan kekuasaan pemerintah.
2. Pimpinan angkatan udara membantu usaha tersebut.
3. Pasukan Bataylon 454/Para Divisi Diponegoro dan Batalyon 530/Para divisi Brawijaya yang berda
di Lapangan Banteng dalam rangka ulang tahun ABRI 5 Oktober 1965 berdiri di pihak yang
melakukan perlawanan.
Penumpasan G30S – PKI di Jawa Tengah dipimpin oleh Brigjend. Surjosupeno (Pangdam
VII/Diponegoro) dengan melakukan operasi militer:
- Operasi Merapi di Jawa Tengah pimpinan Kol. Sarwo Edhie Wibowo.
- Operasi Trisula di Blitar (Jawa Timur) pimpinan Kol. M. Yassin dan Kol. Wetermin.
Beberapa tokoh PKI (Nyono, Utomo Ramelan, Kumaruzaman, Kol. Sahirman, Kol. Latif dan mayor
Mulyono) berhasil ditangkap dan diadili oleh mahkamah militer luar biasa (Mahmilub). Sedangakan
ketua PKI D.N. Aidit berhasil ditembak mati oleh di Surakarta dan Letkol. Untung Sutopo
tertangkap di Tegal pada tanggal 11 Oktober 1965.
Di balik kesuksesan pembangunan di depan, Orde Baru menyimpan beberapa kelemahan. Selama
masa pemerintahan Soeharto, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur. Korupsi
besar yang pertama terjadi tahun 1970-an ketika Pertamina dipegang Ibnu Sutowo. Praktik korupsi
menggurita hingga kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada tahun 1998. Rasa
ketidakadilan mencuat ketika kroni-kroni Soeharto yang diduga bermasalah menduduki jabatan
menteri Kabinet Pembangunan VII. Kasus-kasus korupsi tidak pernah mendapat penyelesaian hukum
secara adil.
Pembangunan Indonesia berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan
ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Bahkan, antara pusat dan daerah terjadi kesenjangan
pembangunan karena sebagian besar kekayaan daerah disedot ke pusat. Akhirnya, muncul rasa tidak
puas di berbagai daerah, seperti di Aceh dan Papua. Di luar Jawa terjadi kecemburuan sosial antara
penduduk lokal dengan pendatang (transmigran) yang memperoleh tunjangan pemerintah.
Penghasilan yang tidak merata semakin memperparah kesenjangan sosial.
Pemerintah mengedepankan pendekatan keamanan dalam bidang sosial dan politik. Pemerintah
melarang kritik dan demonstrasi. Oposisi diharamkan rezim Orde Baru . Kebebasan pers dibatasi
dan diwarnai pemberedelan koran maupun majalah. Untuk menjaga keamanan atau mengatasi
kelompok separatis, pemerintah memakai kekerasan bersenjata. Misalnya, program ”Penembakan
Misterius” (Petrus) atau Daerah Operasi Militer (DOM). Kelemahan tersebut mencapai puncak pada
tahun 1997–1998.
a. Dari Krisis Ekonomi ke Krisis Multidimensi (Segala Bidang)
Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997. Krisis moneter dan keuangan yang semula
terjadi di Thailand pada bulan Juli 1997 merembet ke Indonesia. Hal ini diperburuk dengan kemarau
terburuk dalam lima puluh tahun terakhir. Dari beberapa negara Asia, Indonesia mengalami krisis
paling parah. Solusi yang disarankan IMF justru memperparah krisis. IMF memerintahkan
penutupan enam belas bank swasta nasional pada 1 November 1997. Hal ini memicu kebangkrutan
bank dan negara. BPK menemukan penyimpangan dana sebesar Rp138 triliun atas penggunaan dana
BLBI oleh ke-48 bank tersebut. Saat itu pemerintah menyalurkan BLBI sekitar Rp700 triliun. Ini
dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi krisis. Sampai bulan
Desember 1998, BI menyalurkan BLBI sebesar Rp147,7 triliun kepada 48 bank.
Krisis ekonomi mengakibatkan rakyat menderita. Pengangguran melimpah dan harga kebutuhan
pokok melambung. Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai daerah. Daya beli
masyarakat menurun. Bahkan, hingga bulan Januari 1998 rupiah menembus angka Rp17.000,00 per
dolar AS. Masyarakat menukarkan rupiah dengan dolar. Pemerintah mengeluarkan ”Gerakan Cinta
Rupiah”, tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan. Krisis moneter tersebut telah berkembang
menjadi krisis multidimensi. Krisis ini ditandai adanya keterpurukan di segala bidang kehidupan
bangsa. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin menurun. Pemerintah kurang peka
dalam menyelesaikan krisis dan kesulitan hidup rakyat. Kabinet Pembangunan VII yang disusun
Soeharto ternyata sebagian besar diisi oleh kroni dan tidak berdasarkan keahliannya. Kondisi itulah
yang melatarbelakangi munculnya gerakan reformasi.
b. Gerakan Reformasi
Munculnya gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi
bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di berbagai
daerah. Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan
jalan keluar. Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain suksesi
kepemimpinan nasional, amendemen UUD 1945, pemberantasan KKN, penghapusan dwifungsi
ABRI, penegakan supremasi hukum, dan pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama gerakan
reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Berikut ini kronologi beberapa peristiwa
penting selama gerakan reformasi yang memuncak pada tahun 1998.
1) Demonstrasi Mahasiswa
Desakan atas pelaksanaan reformasi dalam kehidupan nasional dilakukan mahasiswa dan kelompok
proreformasi. Pada tanggal 7 Mei 1998 terjadi demonstrasi mahasiswa di Universitas Jayabaya,
Jakarta. Demonstrasi ini berakhir bentrok dengan aparat dan mengakibatkan 52 mahasiswa terluka.
Sehari kemudian pada tanggal 8 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa terjadi di Yogyakarta (UGM dan
sekitarnya). Demonstrasi ini juga berakhir bentrok dengan aparat dan menewaskan seorang
mahasiswa bernama Mozes Gatotkaca. Dalam kondisi ini, Presiden Soeharto berangkat ke Mesir
tanggal 9 Mei 1998 untuk menghadiri sidang G 15.
2) Peristiwa Trisakti
Tuntutan agar Presiden Soeharto mundur semakin kencang disuarakan mahasiswa di berbagai
tempat. Tidak jarang hal ini mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan. Pada tanggal 12 Mei
1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru aparat keamanan saat
demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka adalah Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan
Lesmana, dan Hafidhin Royan. Peristiwa Trisakti mengundang simpati tokoh reformasi dan
mahasiswa Indonesia.
Organisasi internasional merupakan suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat
internasional secara sukarela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan menciptakan perdamaian
dunia dalam tata hubungan internasional. Pada dasarnya organisasi internasional memiliki dua arti,
yaitu dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, organisasi internasional meliputi organisasi
publik (public international organization), organisasi privat ,organisasi subregional, organisasi
regional,serta organisasi yang bersifat universal (organization of universal character). Sedangkan
dalam arti sempit organisasi internasional hanya yang bersifat publik saja. Jika didalam publik maka
Negara ikut campur dalam segala kegiatannya dan dapat pula menjadi anggota. Namun jika yang
bersifat privasi, maka Negara tidak termasuk menjadi anggota, karena biasanya dijalankan per
individu. Ada banyak pendapat tentang pengertian organisasi internasional.
Menurut DW. Bowett organisasi internasional sama dengan organisasi yang bersifat tetap atau
permanen, dan lebih kearah multilateral didasarkan pada suatu traktat. Hal ini dikarenakan atas unsur
tertentu.
Menurut Maryam Green organisasi internasional itu dibentuk dari perjanjian yang telah disepakati
oleh beberapa negara yang telah menjadi anggota.
Menurut Boer Mauna organisasi internasional merupakan perhimpunan beberapa negara yang telah
merdeka dan berdaulat dan bertujuan untuk mendapatkan kepentingan yang diinginkan dari
perhimpunan organisasi tersebut.
4. Pendapat J.Pariere
J.Pariere berpendapat bahwa organisasi internasional adalah organisasi yang dibebntuk melalui
perjanjian tertulis dan terdapatpaling sedikit tiga negara, meski sudah terdapat beberapa organisasi
yang sudah ada. Atau dapat disimpulkan bahwa organisasi tersebut terjadi karena perjanjian
internasional.
5. Menurut pasal 57 Piagam PBB, “Organisasi Internasional adalah organisasi yang dibentuk
berdasarkan persetujuan antar pemerintah atau antar negara (an international organization is on
organization established by intergovernmental or interstate agreement) “.
Untuk standarisasi organisasi atau yang biasa dikenal dengan ISO iallah badan yang menetapkan
sebuah standar organisasi yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil dari badan standardisasi nasional
setiap negara. ISO menetapkan standar untuk bidang komersil dan industri. ISO didirikan pada
tanggal 23 februari 1947. Tujuan dibentuknya ISO adalah untuk menetapkan standar internasional.
Pada awalnya lembaga inni bernama IOS, namun tidak dipake lagi karena dalam bahasa yunani IOS
berarti equal atau sama. Meskipun ISO merupakan organisasi Non-pemerintah, namun sering
digunakan sebagai hukum untuk menyetujui standar nasional yang digunakan.Organisasi
MACAM-MACAM ORGANISASI INTERNASIONAL
1. NATO (North Atlantic Treaty Organizations)
NATO adalah organisasi kerja sama regional yang dititikberatkan pada pertahanan dan keamanan.
NATO dibentuk tanggal 4 april 1949 di brussel, belgia. NATO didirikan akibat semakin meluasnya
pengaruh Uni Soviet atau paham komunis di Eropa Barat serta memuncaknya ketegangan dan
persaingan negara superpower Amerika Serikat dan Uni Soviet sebelum berakhimya Perang Dunia
II. Tujuan didirikanya NATO adalah memebela negara anggota yang diserang, dengan prinsip satu
anggota diserang berarti menyerang seluruh anggota NATO, membantu menjaga ketertiban dan
perdamaian dunia, sserta membantu menyelesaikan masalah politik dan militer.
WHO adalah salah satu lembaga PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum
internasional. WHO berdiri pada tanggal 7 april 1948 di Jenewa, Swiss. WHO didirikan dengan
tujuan agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan dengan
tugas utama membasmi penyakit menular yang telah menyebar luas.
Unicef didirikan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang kepada
anak-anak dan ibunya di negara berkembang. Unicef didirikan pada 11 desember 1946.
4. UNESCO
Didirikan pada tahun 1945. Dalam Artikel 1 dari konstitusi UNESCO “UNESCO merupakan
organisasi PBB yang didirikan untuk mendukung perdamaian dan keamanan dengan
mempromosikan kerja sama antar negara melalui ilmu pengetahuan,pendidikan dan budaya dalam
rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, HAM, peraturan
hukum, dan kebebasan hakiki”.
UNCHR adalah komisi hak asasi manusia yang merupakan bagian dari PBB. Lemabaga ini
menangani tentang hak asasi manusia.
OPEC didirikan pada tanggal 14 september 1960 di bagdad, Irak. Tujuan didirikannya OPEC adalah
menentukan harga minyak bumi di pasaran internasional, menentukan jumlah produksi minyak bumi
dari OPEC serta kuota produksi minyak bumi dari setiap anggota.
DAMPAK KERJASAMA EKONOMI
INTERNASIONAL BAGI INDONESIA
DAMPAK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BAGI INDONESIA
Dengan semakin luasnya perdagangan internasional, maka dampaknya terhadap aktivitas
pembangunan suatu negara juga semakin besar. Dari berbagai kerja sama ekonomi yang diikuti
Indonesia, ada yang membawa dampak positif, ada juga yang negatif.
1) Dampak Positif :
Meningkatkan nilai perdagangan.
Meningkatkan pendapatan negara dari ekspor dan devisa.
Memperkuat posisi dan daya tawar di kancah internasional.
Memperluas pasar bagi produk dalam negeri.
Meningkatkan produktifitas.
Menjalin hubungan dagang yang adil dan transparan.
Meningkatkan kegiatan investasi dalam negeri.
Membuka lapangan pekerjaan.
Menghilangkan hambatan perdagangan internasional.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi dari negara lain.