Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENYEHATAN UDARA
“METODE PENYERAPAN SETEMPAT”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : NOVITA SARI
ULUWIYAH ATTAMIMI
NOVITA WAEL
M.NUR LAUNURU
IDRUS LAUNURU
ROSITA TUTUPOHO
KIKI CAMELIA WALLY
NURLIA RUBESSY
ALFIAN R PARERA
SOLEMAN LAURIKA
AKMALIA TEHUAYO
TINGKAT : II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................

Daftar isi ........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian...........................................................................................................
B. Kualitas fisik udara..............................................................................................
C. Kualitas kimia udara............................................................................................
D. Kualitas mikrobiologi udara.................................................................................
E. Kualitas ventilasi.................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulam........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “metode penyerapan
setempat” tepat waktu.
Makalah ini selain penulis susun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah penyehatan
udara, sekaligus sebagai sumber bacaan dan refrensi guna lebih mengetahui
tentang penyehatan udara.
Penulis sadar bahwa makalah yang dibuat ini belum sempurna, untuk itu
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadikan
perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya serta ,dalam pemberian
informasi yang lebih baik lagi, dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya. Semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang.
Demikianlah yang dapat di tulis penulis berharap supaya makalah yang telah di buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Ambon, 18 Septemberr 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Kualitas dari udara yang telah
berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara yang sudah
tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen
kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia maupun makhluk
hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup
untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja
(Fardiaz, 1992).
Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78% Nitrogen, 20%
Oksigen; 0,93% Argon; 0,03% Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne),
Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat
mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas.
Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta
perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas
ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi,
dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang
terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara
yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan
disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi
kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau
angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Oleh sebab itu, dalam makalah
berikut akan dibahas mengenai penyehatan udara dari sumber melalui penyerapan
setempat.

B. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari penyehatan udara
2. Mengetahui sumber dan zat pencemar udara
3. Mengetahui media/ zat yang dapat digunakan sebagai penyerapan setempat sebagai
upaya untuk penyehatan udara
4. Mengetahui mekanisme penyerapan dari media/zat yang disebutkan
5. Mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan jika tidak ada penyerapan setempat
6. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan setempat
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penyerapan setempat
8. Mengetahui efekrivitas dari penyerapan setempat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyehatan Udara dari Sumber melalui Penyerapan Setempat


Penyehatan udara melalui sumber dengan metode penyerapan setempat ialaH kegiatan
atau usaha untuk mengurangi jumlah polutan diudara dengan menggunakan penyerapan di
satu tempat dan sumber pencemarnya yang bergerak.
Contohnya, tumbuhan yang merupakan penyangga yang baik terhadap pencemaran udara.
Tumbuhan dapat difungsikan sebagai penyerap dan digunakan sebagai ruang terbuka hijau
(seperti yang ada di Surabaya) untuk mengurangi jumlah polusi udara yang sebagian besar
bersumber dari kendaraan bermotor dan kegiatan produksi. Namun, dalam pembuatan ruang
terbuka hijau sebagai media penyerapan setempat harus disesuaikan dengan kemampuan
tumbuhanperuntukkantumbuhantersebut karena setiap tumbuhan mempunyai karakteristik
yang berbeda dalam mengabsorpsi gas-gas tertentu di udara.

B. Macam Sumber dan Zat Pencemar Udara


Secara umum terdapat dua sumber pencemar udara, yaitu:
1) Pencemaran akibat sumber alamiah, seperti letusan gunung berapi.
2) Pencemaran akibat kegiatan manusia, seperti yang berasal dari transportasi, emisi
pabrik, dan lain-lain.
Sekarang ini, sebanyak kurang lebih 70% pencemaran udara di Indonesia disebabkan oleh
emisi kendaraan bermotor yang mengeluarkan zat-zat berbahaya yang mana dapat
menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber
bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri, dan rumah tangga. Sedangkan,
sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan transportasi laut.
Menurut Wardhana (1984), di dunia dikenal zat pencemar udara utama yang berasal
darikegiatan manusia berupa gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil dan industri.
Berikut adalah penjelasan tentang komponen-komponen pencemar udara :
a. Karbon Monoksida (CO)
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai
perkotaan. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan
bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran
yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin
yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk
meminimalkan emisi CO. Strategi penurunan kadar karbon monoksida akan
tergantung pada pengendalian emisi seperti penggunaan bahan katalis yang
mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan
bahan bakar terbaru yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
b. Oksida Sulfur (SOx)
Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu
kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SO x emisi.
Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini jika bereaksi di atmosfer akan
membentuk zat asam.
c. Nitrogen Oksida (NOx)
Menurut Schlesinger and William (1991), bahwa kira-kira 90% dari emisi NOx
disebabkan proses thermal NOx,. Setelah bereaksi dengan atmosfer zat ini
membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian
terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang
tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon
rendah atau smog kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian
besar kota di dunia.
d. Hidrokarbon (HC)
Pada mesin, emisis Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber.
Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas
silinder adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC pada bahan
bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit
dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO).

C. Media/Zat yang dapat Digunakan sebagai Penyerapan Setempat


Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan
gas. Dasar pengembangan yang dilakukan salah satunya adalah absobrsi atau
penyerapan. Pilihan metode tersebut didasarkan atas berbagai faktor, misalnya jenis
bahan pencemar, komposisi, konsentrasi, kecepatan polutan udara, daya racun polutan,
berat jenis, reaktivitas dan kondisi lingkungan. Berikut ini merupakan media yang dapat
digunakan untuk menyerap zat-zat pencemar sebagai upaya penyehatan udara:
1. Absorbsi Melalui Benda Mati
a. Menara Isi
Menara berbentuk silinder tegak diisi dengan butiran-butiran pengisi untuk
memperluas permukaan kontak. Cairan mengalir melalui butiran sementara gas
dapat mengalir searah atau berlawanan arah dengan cairan penyerap.Butiran
pengisi dapat dibuat dari bahan plastik atau karbon dengan dimensi 2,5 s/d 5 cm.
b. Menara semprot
Menara semprot menggunakan cairan penyerap yang disemburkan ke
dalam menara, dan cairan ini mudah bereaksi dengan gas, seperti gas klor. Yang
penting gas mudah larut ke dalam cairan. Gas masuk dari bagian samping
bawah silinder, sementara butiran cairan masuk dari samping silinder bagian
tengah. Gas dan butiran padat akan larut bersama cairan penyerap dan turun ke
bawah, sementara gas bersih keluar melalui saluran pembuangan bagian atas.
c. Penyerapan dengan Tarikan Cairan
Alat ini berfungsi untuk menarik partikel dari buangan gas. Cairan penyerap
dibangkitkan agar terjadi kontak dengan partikel sehingga terjadi ikatan partikel
dengan cairan. Sementara gas terbuang melalui lubang pembuangan atas.
d. Penyemprot Siklon
Alat ini berupa silinder tegak dimana di bagian bawahnya terdapat alat
penyemprot. Gas masuk ke dalam silinder melalui saluran yang berbentuk
tangensial. Aliran gas yang berjalan mengelilingi cairan akan menabrak butiran
cairan sehingga terjadi penyerapan.

e. Absorbsi Mekanis
Alat ini diisi cairan penyerp yang diputar dengan kipas. Gas kotor masuk ke
dalam cairan. Reaksi antara cairan dan gas berlangsung dengan cukup baik.
Gas dan partikel yang mudah bereaksi dengan air akan tinggal bersama cairan
sementara gas yang keluar sudah bersih.
f. Absorbsi oleh Benda Padat
Disini zat padat dikontakkan dengan gas buang sehingga gas itu akan terikat
pada bahan padat. Penyerapan ini dapat berlangsung baik secara fisika maupun
kimia. Penyerapan secara fisika merupakan kondensasi gas pada permukaan
zat padat, sedangkan penyerapan secara kimia berupa reaksi yang membentuk
molekul/senyawa baru.
2. Absorbsi Melalui Benda Hidup (Tanaman)
Menurut Iwan (2011) karakter umum tanaman yang mempunyai kemampuan
tinggi menyerap polutan indoor maupun outdoor, secara umum serupa. Tanaman
memiliki tajuk rimbun, tidak gugur daun, tanamannya tinggi. Karakter khusus
tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi mengurangi polutan, yaitu memiliki
bulu halus, permukaan daun kasar, daun bersisik, tepi daun bergerigi, daun jarum,
daun yang permukaannya bersifat lengket, yang efektif untuk menyerap polutan. Ciri
spesifik pada tanaman sansevieria diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan
cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan).
Bunga Matahari dan Kersen mempunyai kemampuan menyerap debu lebih tinggi
dibanding daun dengan permukaan halus. Selain tanaman tersebut, menurut
Krisantini (2008) ada juga tanaman lain yaitu tanaman puring. Selain ketiga bunga
tersebut juga terdapat beberapa tanaman yang mampu menyerap debu.Tanaman-
tanaman tersebut adalah tanaman yang terdapat pada tabel di berikut ini :
Tabel 1. Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Meyerap Debu
3
Nama Tanaman Kemampuan Menyerap Debu (g/m )
Asam Keranji 76,3
Trengguli 48
Kembang Merak 46,3
Sonokeling 41,6
Mindi 37,5
Sengon 34,6
Jambu Air 34,1

Berikut adalah klasifikasi tanaman yangmempunyai kemampuan untuk mereduksi


pencemar udara, antara lain :
1) Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap CO
Kemampuan Menyerap CO
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
(ppm/hari)
1. Puring Codiaeum interuptum 125 ppm/hari
2. Tanaman Kacang Merah Phaseolus vulgaris 12-120 ppm/hari
3. Sirih Belanda Epipremnum Aureum 113 ppm/hari
4. Angsana Pterocarpus indicus 109 ppm/hari

2) Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap CO2


Kemampuan Menyerap CO2
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
(kg/pohon/tahun)
1. Trembesi Samanea saman 28.448,39
2. Cassia Cassia sp 5.295,47
3. Kenanga Canangium odoratum 756,59
4. Pingku Dysoxylum excelsum 720,49
5. Beringin Ficus benyamina 535,90
6. Krey payung Fellicium decipiens 404,83
7. Matoa Pornetia pinnata 329,76
8. Mahoni Swettiana mahagoni 295,73
Adenanthera
9. Saga 221,18
pavoniana
10. Bungkur Lagerstroema speciosa 160,14

3) Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap NO2 pada Tanaman Semak


Kemampuan Menyerap NO2
No. Nama Lokal Nama Latin
(µg/g)
1. Lolipop merah Jacobina carnea 100,02
2. Kihujan Malphigia sp. 93,28
3. Akalipa merah Acalypha wilkesiana 64,8
4. Lolipop kuning Pachystachys lutea 61,7
Nusa indah
5. Mussaendah erytrhophylla 53,53
merah
6. Daun mangkokan Notophanax scultellarium 46,07
7. Bougenvil merah Bougenvillea glabra 45,44
8. Kaca piring Gardenia augusta 45,29
9. Miana Coleus blumei 41,7
10. Hanjuang merah Cordilyne camara 36,34

4) Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap NO2 pada Tanaman Pohon


Kemampuan Menyerap NO2
No. Nama Lokal Nama Latin
(µg/g)
1. Dadap kuning Erythrina variegate 68,31
2. Kaliandra Caliandra surinamensis 41,01
3. Kayu putih Eucalyptus alba 23,65
4. Jambu biji Psidium guajava 30,8
5. Bambu jepang Bambusa vulgaris 25,33
6. Akasia Acacia auriculiformis 12,39
7. Lamtoro Laucaena glauca 12,2
8. Beringin karet Ficus elastic 8,86
9. Bungur Lagerstromia loudonii 6,13
10. Palem merah Cyrtostachys lakka 7,79

Selain yang telah disebutkan diatas, penelitian yang telah dilakukan antara NASA
dengan Asosiasi Kontraktor Lanslap Amerika (ALCA) membuktikan bahwa tanaman
hias sangat efisien untuk menyerap beberapa zat pencemar yang terdapat di udara
dalam ruang. Jenis tanaman tersebut diantaranya :
a. Jenis tanaman philodendron, laba-laba, dan pothos atau sirih Belanda dapat
menyerap zat pencemar jenis formaldehid.
b. Sedangkan tanaman berbunga seperti gerbera dan krisan sangat baik menyerap
gas-gas golongan benzena.
c. Palem bambu (Camaedorea seifritzii), mempunyai daun kecil panjang-panjang,
bergabung dalam pelepah yang panjang dan panjangnya bisa mencapai dua
meter.
d. Sri rejeki (Chinese avergreen/Aglaonema modestum), daunnya hijau berbelang-
belang putih, biasanya ditanam di dalam pot. Jenis yang berdaun lebih lebar biasa
disebut beras kutah di Jawa.
e. Gerbera (Gerbera jamesonii), merupakan jenis bunga potong yang memiliki aneka
warna.
f. Daun jagung (Dracaena marginata), bentuknya mirip daun jagung, pinggiran daun
hijau dengan warna kuning terang ditengahnya.
g. Pedang-pedangan (San seviria laurentii), daunnya mirip dengan pedang, warna
hijau dengan belang-belang kuning atau putih.

D. Mekanisme Penyerapan
1. Penyerapan melalui peralatan
Prinsip dari penyerapan (absorbsi) adalah pemisahan zat pencemar berbentuk
gas melalui suatu cairan penyerap yang tidak mudah menguap. Udara yang
mengandung zat pencemar dialirkan melalui cairan penyerap yang tidak mudah
menguap (misalnya, air) sehingga zat-zat tersebut terserap. Proses penyerapan
akan berlangsung dengan mudah apabila permukaan kontak cukup luas. Untuk itu
dilakukan dengan membentuk butiran cairan atau membentuk cairan yang
membuat gelembung-gelembung gas. Disamping itu perlu juga diperhatikan zat
pencemarnya, untuk kemudian ditentukan zat penyerapnya agar antara keduanya
dapat dengan cepat bereaksi; misalnya asam dengan alkohol.
2. Penyerapan melalui tanaman
Penyerapan zat pencemar udara oleh tanaman dilakukan melalui pori-pori
yang terdapat di permukaan daunnya dan dapat pula melalui akarnya.
Berikut merupakan contoh mekanisme penyerapan CO dan NO oleh tanaman:
1) Mekanisme penyerapan CO
Tanaman menyerap polutan dalam dua tahap,yaitu:
a. Tahap pertama (Proses penangkapan dan pemecahan)
Tanaman menangkap polutan melalui stomata. Polutan tersebut dipecah
menjadi ion. Ion diserap oleh jaringan. Begitu pula CO di udara, ditangkap
oleh tanaman melalui stomata. Kemudian dipecah menjadi ion C dan O,
dan diserap oleh jaringan yang mengandung pregnance glycoside.
b. Tahap kedua
Tanaman mengeluarkan oksigen melalui akar. Senyawa beracun keluar
dan menumpuk di jaringan akar kemudian dilepaskan. Peristiwa ini terjadi
pada proses transpirasi. CO yang sudah terpisah menjadi C dan O, jika ion
C bereaksi dengan senyawa H2O (air) maka dapat membentuk C6H12O6
(gula) dan O2 (oksigen).
Contohnya adalah tanaman sansiviera. Pada proses fotosintesis, klorofil
pada sansevieria berfungsi menyerap cahaya matahari, sehingga dengan
adanya cahaya matahari stomata dapat membuka dan CO di udara masuk
melalui stomata. Semakin tinggi pencahayaan, semakin banyak stomata
yang membuka, sehingga CO yang diserap semakin besar.
2) Mekanisme penyerapan NO
Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan
NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasal dari
pembakaran industri, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan
NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau
radiasi ultraviolet. Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan
tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein.
Pengubahan nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah
disebut amonifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam
mikroorganisme pada suhu dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya
pada tanah yang hangat dan lembab dan pH netral, NH4+ akan dioksidasi
menjadi nitrit (NO2) dan NO3- dalam beberapa hari setelah pembentukkannya
atau penambahannya sebagai pupuk disebut dengan nitrifikasi yang berguna
dalam menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan
mikroba tersebut. Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses
pembentukan N2, NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang
berlangsung di dalam tanah yang penetrasi O2- nya terbatas.
Nitrat sangat mudah larut dlm tanah sehingga cepat hilang karena proses
pembusukan. Taraf ketersediaan nitrogen dlm tanah tergantung pada
banyaknya bahan organik, populasi jasad renik, tingkat pembasuhan. Dlm
keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya
yg menentukan penyediaan nitrogen dlm tanah.
E. Dampak yang Ditimbulkan Jika Tidak Ada Penyerapan Setempat
Apabila tidak ada penyerapan setempat, pencemar udara dari berbagai sumber
seperti kendaraan bermotor dan industri, akan menimbulkan dampak negatif baik bagi
manusia maupun lingkungan. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
pencemar udara tersebut antara lain:
1. Dampak CO
a. Pengaruh CO terhadap tanaman
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian CO selama 1
sampai 3 minggu pada konsentrasi sampai 100 ppm tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap tanaman. Namun kemampuan fiksasi nitrogen
oleh bakteri bebas akan terhambat dengan pemberian CO selama 35 jam
pada konsentrasi 2000 ppm. Demikian pula kemampuan terhadap akar
tanamam juga terhambat dengan pemberian CO sebesar 100 ppm selama 1
bulan. Karena konsentrasi CO di udara jarang mencapai 100 ppm, meskipun
dalam waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanaman-tanaman
biasanya tidak terlihat secara nyata
b. Pengaruh CO terhadap manusia
Adanya kontak antara manusiadengan CO pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kematian sedangkan dalam konstrasi rendah seperti
asap kendaraan bermotor konsentrasi gas CO sekitar 10-15 ppm dapat
mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Adapun pengaruh beracun CO terhadap tubuh
terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di
dalam darah. Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membentuk
karboksihemoglobin. Apabila reaksi demikian terjadi, maka kemampuan
darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap
hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen terhadap
hemoglobin, akibatnya jika CO dan O2 terdapat bersama-sama di udara akan
terbentuk COHb yang jauh lebih banyak daripada O2Hb.Faktor penting yang
menentukan pengaruh CO terhadap tubuh manusia adalah konsentrasi
COHb yang terdapat di dalam darah.
Apabila COHb terhisap masuk ke paru-paru, mengakibatkan fungsi vital
darah, keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas
CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen
terganggu. Keracunan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan
berupa pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat:
menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskuler,
serangan jantung sampai pada kematian.

c. Pengaruh CO terhadap ekosistem dan lingkungan


Di udara, CO terdapat dalam jumlah yang sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm.
Di perkotaan dengan lalu lintas yang padat, konsentrasi gas CO antara 10-15
ppm. Gas CO dalam jumlah yang banyak (konsentrasi tinggi) dapat
menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan

2. Dampak Nitrogen Okside


a. Pengaruh NOx terhadap tumbuhan
Kandungan NOx di atmosfer akan mengakibatkan kerusakan tanaman
menurut percobaan dengan cara fumigasi tanaman-tanaman dengan NOx
menunjukkan terjadinya bintik-bintik pada daun jika digunakan konsentrasi
1.0 ppm, sedangkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (3.5 ppm atau
lebih) terjadi nekrois atau kerusakan tenunan daun (stoker dan seager, 1972)
b. Pengaruh NOx terhadap manusia
Gas nitrogen oksida ada dua macam, yaitu gas nitrogen monoksida
(NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua komponen tersebut
menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Pada
konsentrasi yang normal NO tidak mengakibatkan iritasi dan berbahaya,
tetapi pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami
oksidasi menjadi NO2 yang lebi beracun. NO2 bersifat racun terutama
terhadap paru-paru. Zat NOx setelah bereaksi dengan atmosfer akan
membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yaang dapat menembus
bagian terdalam paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi dengan NO2akan
membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan
kematian. Pada konsentrasi rendah gas NO2juga menyebabkan iritasi pada
mata yang meyebabkan mata perih dan berair.
c. Pengaruh Nox terhadap lingkungan
Pencemaran udara oleh gas Nox dapat menyebabkan timbulnya
Peroxy Acetil Nitrates (PAN). Campuran PAN bersama senyawa kimia
lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabur foto kimia
atau Photo Chemistry Smog yang sangat berdampak terhadap lingkungan
dan bersifat karsinogenik. Salah satu dampaknya terhadap lingkungan yaitu
akibat timbulnya asap tebal dapat menyebabkan terhentinya alat-alat
transportasi karena dikhawatirkan terjadi tabrakan.
3. Dampak Sulfur Oksida
a. Pengaruh SOx terhadap tanaman
Apabila tanaman kontak dengan SO2 pada konsentrasi tinggi dan waktu
yang sebentar mengakibatkan daun tanaman menjadi kering, warnanya
memucat dan sampai mati. Sedangkan kontak dengan SO2 pada konsentrasi
rendah dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan kronis yang ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi kuning pada daunya, karena
terhambatnya mekanismepembentukan khlorofil.
b. Pengaruh SOx terhadap manusia
Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan.
Pengaruh yang dapat ditimbulkan berupa gangguan sistem pernafasan,
karena gas SOx yang mudah menjadi asam menyerang selaput lendir pada
hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan yang lain sampai ke paru-paru.
Pada konsentrasi 1-2 ppm, bagi orang yang sensitif serangan gas SOx ini
menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena langsung. Namun bagi
orang yang cukup kebal akan terasa teriritasi pada konsentrasi 6 ppm dengan
waktu pemaparan singkat. Pemaparan dengan SOx lebih lama dapat
meyebabkan peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti oleh
kelumpuhan sistem pernafasan, kerusakan dinding ephitelium dan pada
akhirnya diikuti oleh kematian
c. Pengaruh SOx terhadap lingkungan
Suspensi asam di udara dapat terbawa turun ke tanah bersama air
hujan dan mengakibatkan air hujan bersifat asam. Dampak dari hujan asam
ini antara lain, mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman,
melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
4. Dampak HC
a. Pengaruh HC terhadap tanaman
Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo
Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena
selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksisitasnya akan
meningkat
b. Pengaruh HC terhadap manusia
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut plycyluc aromatic hidrocarbon (PAH)
yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini
masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker. Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan
manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
Konsentrasi Jenis HC (ppm) Dampak Kesehatan
Benzena (C6H6)
100 Iritasi membran mukosa
3000 Lemas setelah ½-1 jam
7500 Pengaruh sangat berbahaya setelah
pemaparan 1 jam
20000 Kematian setelah pemaparan 5-10 menit
Toluena (C7H8)
200 Pusing lemah dan berkunang-kungan
setelah pemaparan 8 jam
600 Kehilangan koordinasi bola ata terbalik
setelah pemaparan 8 jam

c. Pengaruh HC terhadap ekosistem dan lingkungan


Reaksi pembakaran hidrokarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan
panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan
(cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas
hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan
hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan
membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon
bereaksi dengan NO2 dan O2 menghasikan PAN.
5. Dampak partikel
a. Pengaruh partikel terhadap tanaman
Pengaruh partikel terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk
debunya, dimana debu tersebut jika bergabung dengan uap air atau air hujan
gerimis, membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun dan tidak dapat
tercuci dengan air hujan kecualidengan menggosoknya. Lapisan kerak
tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanaman karena
menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran CO 2
dengan atmosfer. Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.

b. Pengaruh partikel terhadap manusia


Polutan partikel masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem
pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama
terjadi pada sistem pernafasan.
Penyakit pneomokoniosis bermacam-macam tergantung dari jenis
partikel debu yang masuk ke dalam paru-paru, dan jenis yang sering dijumpai
di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi yatiu silikosis
yang disebabkan oleh pencemaran debu silika SiO2, asbestosis merupakan
pencemar debu atau serat asbes terutama dari magnesium silikat, bisinosis
penyakit yang disebabkan oleh debu kapas di udara, dan antrakosis adalah
penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara.

F. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Penyerapan Setempat


1. Penyerapan menggunakan alat
a. Desain alat. Desain alat akan mempengaruhi kecepatan penyerapan
diantaranya luasnya permukaan kontak.
2. Penyerapan melalui tanaman
Selain morfologi tanaman, proses fotosintesis sebagian besar juga mempengaruhi
penyerapan setempat melalui penyerapan. Faktor yang mempengaruhi
fotosintesis adalah sebagai berikut :
a. Konsentrasi polutan (CO2) di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara
maka laju fotosintesis semakin meningkat.
b. Klorofil. Semakin banyak jumlah klorofil maka proses fotosintesis berlangsung
semakin cepat. Banyaknya klorofil yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi
cahaya selama pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman yang tumbuh di
tempat gelap tidak memiliki klorofil. Selain itu semakin tua tanaman kualitas
klorofil semakin menurun.
c. Cahaya. Intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis
berlangsung dengan efisien.
d. Air. Ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan
bahan baku dalam proses ini.
e. Suhu. Semakin optimum 10-35oC akan meningkatkan laju fotosintesis. Namun
suhu yang terlalu tinggi >35oC akan menghentikan kerja enzim yang berperan
dalam fotosintesis.

G. Kelebihan dan Kekurangan Penyerapan Setempat


1. Penyerapan menggunakan alat
a. Kelebihan
1) Keadaan musim tidak merpengaruhi kerja alat penyerapan
2) Mampu menyerap berbagai zat polutan.
b. Kekurangan
1) Membutuhkan biaya mahal
2) Memerlukan perawatan dan kontrol khusus secara berkala
3) Memerlukan tenaga untuk menjalankan alat. Misalnya listrik, bahan bakar,
dan lain-lain.
2. Absorbsi melalui tanaman
a. Kelebihan
1) Bernilai ekonomis
2) Perawatan lebih mudah. Jenis tanaman misalnya sirih Belanda sangat
mudah berkembang biak, bisa ditanam dengan media tanah maupun air.
Sedangkan bunga krisan dan pedang-pedangan dapat tumbuh subur di
tanah dalam pot yang banyak sinar matahari; Tanaman daun jagung
dapat tumbuh subur di tanah kering. Jenis tanaman lain yang
perawatannya mudah adalah palem bambu, sri rejeki.
3) Dapat digunakan untuk penghias ruangan. Jenis tanaman sirih Belanda
selain cocok untuk tanaman meja, juga untuk pot besar disudut ruangan
maupun dibiarkan merambat dipotongan batang pohon yang diletakkan
dalam pot.
4) Fleksibel (dapat ditempatkan dimana pun), dapat diletakkan di dalam
rumah atau di dalam kantor.
b. Kekurangan
1) Musim dan umur tanaman mempengaruhi keefektifitasan tanaman.
Musim dan umur tanaman mempunyai pengaruh terhadap kemampuan
tanaman dalam menyerap polutan. Semakin tua umur tanaman maka
kemampuan fotosintesis tanaman tersebut juga berkurang. Pada musim
panas intensitas angin dan debu lebih banyak, sedangkan tanaman
memiliki batasan kemampuan penyerapan.
2) Tidak semua tanaman bisa menyerap polutan. Selain itu jenis polutan
yang dapat diserap oleh tanaman yang teridentifikasi mampu bersifat
absorben juga terbatas.
H. Keefektifan Penyerapan Setempat
Penyerapan setempat bisa dicontohkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Setiap kota sendiri harus memiliki 30% Ruang Terbuka Hijau (menurut Undang-
undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Sehingga bagi kota yang
belum memenuhi kriteria tersebut seyogianya melakukan penambahan ruang terbuka
hijau, dengan mempertimbangkan pemilihan jenis-jenis tanaman yang mempunyai
fungsi ganda, yaitu selain tanaman dapat memberikan O2, juga dapat mereduksi CO.]

Setiap orang memerlukan 0,5 kg oksigen (O2) per hari (leaflet Dinas Pertamanan
dan Pemakaman Bandung). Sedangkan sebuah pohon pelindung berguna untuk
memenuhi kebutuhan oksigen untuk 2 orang (Ahda Imran, 2002). Sehingga Ruang
Terbuka Hijau sebagai penyerapan setempatmerupakan salah satu solusi yang efektif
untuk mengurangi pencemar udara yang dihasilkan baik oleh kendaraan maupun
industri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Polusi atau pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik
oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat proses alam
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.

Penyehatan udara melalui sumber dengan metode penyerapan setempat: Kegiatan


atau usaha untuk mengurangi jumlah polutan diudara dengan menggunakan penyerapan
di satu tempat dan sumber pencemarnya yang bergerak.Sumber pencemar udara:
Pencemaran akibat sumber alamiah, seperti letusan gunung berapi; pencemaran akibat
kegiatan manusia, seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain

B. Saran

Pencemaran udara dapat memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup, semua
mahluk hidup maka kita mempunyai kewajiban untuk menjaga kebersihan udara agar tetap
bersih .maka jagalah alam ini supaya tetap bersih dari segala bentuk pencemaran udara .
Daftar Pustaka

Dita. 2018. Makalah Pu melalui peny Setempat. Online


(https://www.scribd.com/document/373304883/1-Makalah-Pu-Melalui-Peny-
Setempat-Klp-A) di akses pada 18 September 2019
Heryana, endra. 2013. Makalah pencemaran udara. online
(https://www.academia.edu/30686730/Makalah_pencemaran_udara) di akses
pada 18 September 2019

Anda mungkin juga menyukai