Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pembuatan Pupuk Phonska IV PT. Petrokimia Gresik”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pilihan Petrokimia II
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Ir. Wahyuningsih M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Proses Industri Kimia II yang telah membimbing dan memberikan
dasar pengetahuan sebagai bekal kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, terdapat banyak kesalahan baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, demi tercapainya makalah yang jauh lebih sempurna dari
pembuatan makalah yang sekarang telah penulis susun, untuk waktu yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri maupun bagi pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Petrokimia gresik merupakan salah satu pemasok pupuk terbesar di Indonesia.
Berbagai produk pupuk unggulan telah dipasarkan ke berbagai pulau di Indonesia untuk
mendukung pertumbuhan pertanian di Indonesia. PT. Petrokimia Gresik diresmikan pada
tahun 10 juli 1972 oleh pemerintah. PT.Petrokimia gresik menempati lahan seluas 450 hektar
di kabupaten gresik, Provinsi Jawa Timur.
PT. Petrokimia Gresik memiliki berbagai unit produksi pupuk. Salah satunya adalah unit
PHONSKA IV yang mulai berproduksi secara komersil pada tahun 2009. Pupuk Phonska
sendiri merupakan salah satu pupuk majemuk produksi PT. Petrokimia Indonesia. Merupakan
pupuk yang cocok dengan kondisi tanah indonesia.
1. Untuk mengetahui bahan – bahan yang digunakan pada pembuatan pupuk PHONSKA
2. Mengetahui dan memahami proses pembuatan pupuk PHONSKA pada Unit PHONSKA
di PT. Petrokimia Gresik
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pupuk Phonska atau dikenal pula dengan sebutan pupuk majemuk NPK merupakan jenis
pupuk yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik. Pupuk phonska ini biasanya dikemas dalam
kemasan karung dengan isi bersih 20 kg dan 50 kg. Bentuk pupuk phonska berupa butiran -
butiran (granul) dengan warna merah muda. Pupuk Phonska bersifat higroskopis. Sifat tersebut
membuatnya mudah larut di dalam air sehingga dapat dengan cepat diserap tanaman bersamaan
ketika tanaman menyerap air.
Pupuk phonska mengandung tiga unsur hara utama yaitu N,P,K. Pupuk Phonska menjadi pupuk
NPK yang paling sering digunakan petani-petani di Indonesia, terlebih di pulau Jawa dan
Sumatera. Selain harganya yang ekonomis, yakni diecer dengan harga Rp. 1.800 per kg, pasokan
pupuk ini juga cukup lancar. Terlebih harga eceran tersebut sudah disubsidi oleh
pemerintah. Pupuk NPK Phonska juga dapat menjadi alternatif pupuk KCl yang ketersediaanya
cukup sulit ditemukan di Indonesia.
2. Urea
Urea diperoleh dari pabrik urea yang ada di departemen produksi I
Rumus molekul : CO(NH2 )2
Nitrogen : 46 %
Berat molekul : 60,07 gr/mol
Sifat fisik : berbentuk kristal warna putih
Titik leleh : 132.7℃
Titik didih : terdekomposisi
Ukuran butir : US mesh -6 + 18 (1-3, 35 mm)
Kadar air : 0.5 %
Fungsi : sebagai bahan koreksi penambah Nitrogen pada pupuk Phonska
3. Ammonium sulfat ( ZA)
ZA diperoleh dari pabrik Amonium Sulfat yang ada di departemen produksi I dan II
Rumus molekul : (NH4)2SO4
Nitrogen : 21%
Kadar air : 1%
Berat Molekul : 132.6 gr/mol
Sifat fisik : bewarna cokelat, granul berwarna abu-abu sampai putih
Titik leleh : >280 ℃
Ukuran : US mesh 10 (600μm)
Fungsi : sebagai bahan koreksi penambah Nitrogen dan Sulfat
Transportasi yang digunakan untuk pengangkutan bahan baku padat dari gudang
penyimpanan ke pabrik dilakukan dengan bantuan sistem conveyor yakni menggunakan belt
dan elevator. Bahan padat urea, KCI, dan ZA diumpankan ke dalam raw material hopper
mengunakan payloader. Setelah dari raw material hopper, Urea, KCl, dan ZA kemudian
diangkut menggunakan belt conveyor dan bucket elevator yang berada di dekat gudang
penyimpanan.
5
Di dalam pabrik Phonska IV bahan baku Urea, KCI dan ZA dimasukkan ke shuttle belt
conveyor yang dilengkapi dengan dozometer. Dozometer ini akan membagi bahan baku
tersebut ke bin untuk KCl, bin untuk Urea dan bin untuk ZA. Bin yang diletakkan terdekat
dengan bucket elevator adalah bin yang digunakan untuk menampung urea karena sifat urea
yang higroskopis.
Di bawah masing – masing bin KCI, urea, dan ZA juga dipasang belt conveyor feeder yang
dilengkapi dengan weigher, pengaturannya dengan variasi kecepatan conveyor secara otomatis,
yang akan menyesuaikan rate pengumpanan bahan padat yang diinginkan. Indikasi
pengumpanan rate dan totalizer dari bahan padat dilihat dan dikendalikan lewat Distributed
Control System (DCS) di Control Room.
Level bahan baku yang ada di dalam bin dikendalikan oleh berat dan level. Bila ketinggian
bahan baku di dalam bin terlalu tinggi, maka high level switch akan menyebabkan interlock
untuk stop pada system pengumpanan bahan baku yang berhubungan dengan gudang
penyimpanan, sehingga operator pay loader akan menghentikan sistem pengumpanan. Bahan
baku padat dari belt conveyor feeder akan dikumpulkan di belt conveyor. Semua material
padatan dari conveyor ini akan masuk ke bucket elevator.
6
2. Asam Fosfat
Asam fosfat diperoleh dari pabrik, yakni dari departemen produksi III serta dari impor.
Kadar P2 O5 : 50%
Kadar padatan : 4%
Suhu : 33℃
Fungsi : sebagai sumber utama fosfor dalam pupuk phonska dan pengikat
amoniak menjadi ammonium fosfat
3. Asam Sulfat
Asam sulfat diperoleh dari pabrik Asam sulfat yang ada di depatemen produksi III dan dari
PT.Smelting
Rumus molekul : H2 SO4
Kadar H2 SO4 : 98%
Berat molekul : 98.08 gr/mol
Suhu : 33℃
Sifat fisik : cairan tidak berwarna dan berbau seperti besi
Fungsi : sebagai bahan pengikat amoniak menjadi ammonium sulfat
Bahan baku cair yang diumpankan adalah amonia, asam sulfat dan asam fosfat. Amonia
yang diumpankan harus dalam fase cair, pada suhu -12°C, kemudian dipanaskan terlebih dahulu
dalam ammonia heater hingga dicapai suhu -5°C dan didistribusikan tetap dalam fase cair ke
tangki pre-neutralizer. Perpipaan amonia dilengkapi dengan safety valve sebagai pengaman jika
terjadi kenaikan tekanan, karena tekanan amonia naik dengan cepat akibat kenaikan suhu.
Jumlah amonia yang masuk ke pre-neutralizer diukur dengan totalizer. Aliran ke pre-
neutralizer dikontrol melalui DCS dengan FCV (Control Valve).
7
Asam fosfat dari utilitas diumpankan kedalam pre-neutralizer dan diukur menggunakan
magnetic type flowmeters. Selain itu asam fosfat juga didistribusikan ke granulator pre-
scrubber. Pabrik juga dilengkapi dengan sistem pengumpanan asam sulfat dari utilitas. Semua
aliran diukur dengan menggunakan magnetic type flowmeter. Asam sulfat distribusikan ke pre-
neutralizer melalui FCV-343 dan granulator pre-scrubber melalui FCV-347.
1. Coating Oil
Jenis coating oil yang digunakan di pabrik phonska sudah berwujud cairan bernama tamol.
Jumlah coating oil yang digunakan setiap hari adalah 17.500 liter/hari. Fungsi dari coating oil
ialah sebagai bahan penempel untuk coating powder ke produk granul.
2. Coating Powder
Jenis coating powder yang digunakan adalah zeloit, sebanyak 3.7 ton/hari. Coating powder
ini digunakan sebagai pelapis pada produk yang dihasilkan pupuk phonska bersifat higroskopis.
3. Pigmen
Jumlah pigmen yang digunakan setiap hari 12.3 ton/hari. Pigmen ini digunakan sebagai
pewarna produk pupuk phonska.
Semua bahan baku padat dan bahan pembantu padat disimpan didalam gudang (storage),
sedangkan bahan baku cair dan bahan pembantu cair ditampung dalam tangki penyimpanan.
Penanganan bahan tersebut dilakukan oleh bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi II
B Departemen Produksi II B.
Reaksi Pembentukan ZA
2NH3(l) + H2SO4 (l) (NH4)2SO4(l)
8
Amonia As.sulfat Ammonium Sulfat
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi yang bersifat eksotermis. Suhu slurry yang didapat
dari pre neutralizer 26-R-303 berkisar antara 115oC-125oC, dengan kandungan kadar air pada
slurry mencapai 11%−18%. Slurry yang terbentuk didistribusikan langsung menuju granulator
22−M−361, dengan menggunakan pompa 26−P−303A/B. Umumnya untuk meningkatkan hasil
reaksi, level pre neutralizer harus berada sekitar 60%−70%. Uap yang dihasilkan dari pre
neutralizer 26-R-303 dihisap ke granulator pre scrubber 22−D−311 A/B secara bersamaan
dengan gas−gas dari granulator 22−M−361. Pre neutralizer juga dilengkapi dengan ducting
untuk hisapan gas yang terjadi.
9
angsur ukuran granul bertambah. Granul bertambah padat karena adanya tumbukan pada
dinding granulator secara terus-menerus sehingga akan dihasilkan granul sesuai ukuran yang
diinginkan. Adanya spray slurry ke granulator akan melapisi granul sehingga granul menjadi
keras dan tidak mudah pecah.
Granulasi ini merupakan proses utama dalam pembuatan Phonska granular akibat terjadi
reaksi kimia dan fisis antara berbagai bahan baku yang berbeda karakteristiknya. Asam sulfat
diumpankan melalui nozzle di dalam granulator dan Ammonia diumpankan melalui sparger
yang memiliki jenis plough share yang dipasang di dasar granulator, sehingga ammonia yang
terbawa ke dalam scrubber dapat diminimalkan. Reaksi yang terjadi di dalam granulator:
Gas, uap dan debu granulator dihisap, dialirkan menuju ke granulator pre scrubber 22-
D-311A/B, melalui ducting di outlet granulator, dimana akan bergabung dengan gas dari pre
neutralizer. Padatan yang keluar dari granulator memiliki kandungan kadar air normal 2%-3%
dan diumpankan secara gravitasi ke dalam dryer. Chute yang menghubungkan antara dryer
dengan granulator harus dipasang dengan kemiringan 70o agar tidak terjadi penumpukan
produk pada dindingnya.
10
3. Produk Drying, Screning dan Grinding
Dryer 22-M-362 berbentuk rotary drum yang berputar dengan kecepatan 3 rpm. Dryer
ini akan mengeringkan padatan keluaran granulator hingga kadar airnya mencapai 1%-1,5%
menggunakan udara pengering dengan aliran searah. Udara panas ini berasal dari coal furnace
& burner 22-B-301 yang menggunakan bahan bakar batu bara.
Drum dryer juga dilengkapi dengan grizzly (pemisah bongkahan) untuk menghancurkan
gumpalan yang dapat menyumbat aliran keluaran dryer menuju elevator 22-M-302. Udara yang
keluar dari dryer mengandung sejumlah amonia yang lepas dari produk, debu, dan air yang
teruapkan dari produk saat dikeringkan. Udara akan dimasukkan ke dalam cyclone 22-D-322
untuk memisahkan sebagian besar partikel yang terbawa gas. Cyclone ini dilengkapi dengan
rantai pembersih dan small vibrator (elektrik) untuk mencegah penumpukan di dinding cyclone.
Debu yang tertangkap selanjutnya masuk ke dust collector dan kembali ke recycle product
melalui recycle belt conveyor 22-M-304. Setelah proses pemisahan partikulat, gas dihisap ke
dalam dryer scrubber 22-D-302 oleh hisapan dryer fan 22-C-302.
Dibawah dryer terdapat lump crusher 22-Q-302 untuk menghancurkan butiran yang
berukuran besar keluaran dari dryer. Produk kering diumpankan ke dryer elevator 22-M-302,
dan kemudian dialirkan ke dua buah screen feeder 22-M-328 A/B, yang mendistribusikan
produk ke empat buah screen 22-F-301 A/B/C/D, dimana produk oversize dan undersize
dipisahkan dari produk yang memenuhi syarat mutu. Produk butiran besar tertahan di atas dan
secara gravitasi masuk kedalam crusher 22-Q-301 A/B/C/D untuk dikecilkan ukurannya.
Produk yang telah dihancurkan oleh crusher jatuh ke recycle belt conveyor 22-M-304,
sedangkan produk undersize dari screen 22-F-301 A/B/C/D langsung jatuh secara gravitasi ke
dalam recycle belt conveyor 22-M-304. Produk yang memenuhi syarat mutu (onsize) dari
screen 22-F-301 A/B/C/D mengalir ke screen product conveyor 22-M-303. Dari conveyor ini
produk diumpankan ke product feeder 22-M-310.
Sebagian produk onsize dari screen product conveyor selalu overflow, kemudian
dikembalikan bersama-sama material recycle di 22-M-304 untuk mempertahankan kondisi
proses dan kelangsungan proses granulasi. Keluaran dari recycle conveyor 22-M-304
dimasukkan ke dalam recycle elevator 22-M-305 yang menampung semua aliran recycle
bersama-sama dengan bahan baku padat yang akan diumpankan kedalam granulator.
11
Recycle belt conveyor 22-M-304 akan mengumpulkan:
Produk keluaran cooler dimasukkan ke final product elevator 22-M-308, yang kemudian
akan dikirim ke coater 26-M-364 tipe rotary drum dimana produk akan dilapisi dengan coating
powder dan coating oil serta ditambahkan pigmen untuk memberi warna produk. Sebelum
masuk ke coater, produk terlebih dahulu diayak dalam polishing screen 26-F-302 untuk
memisahkan produk apabila masih ada yang berukuran undersize untuk kemudian
dikembalikan ke recycle conveyor 22-M-304. Pelapisan diperlukan karena sifat higroskopis
dari produk yang dapat mempercepat proses caking. Coating powder yang telah dicampur
dengan pigmen kemudian dimasukkan ke coater dengan screw feeder 26-M-368
Pabrik dilengkapi dengan sistem scrubbing dan peralatan dedusting dengan tujuan
membersihkan gas buang dan menangkap unsur hara untuk di recycle. Sistem scrubbing ini
terdiri dari 3 tahap yaitu :
12
a. Tahap Pencucian Pertama
Pencucian tahap pertama menggunakan alat yang dinamakan granulator pre-scrubber
22-D-311, untuk mencuci gas yang mengalir dari granulator 22-M-361 dan Pre-neutralizer
26-R-303. Larutan penyerap /scrubber liquor menggunakan larutan H3PO4. Granulator pre
scrubber terdiri dari ventury scrubber dan cyclonic tower. Alat ini dilengkapi dengan sprayer
pada pipa sebelum memasuki scrubber dengan tujuan untuk menjaga pipa tetap bersih,
pencucian awal, dan membasahi gas untuk mencapai kondisi jenuh. Sisi dasar cyclonic tower
merupakan tangki penampung larutan dan larutan disirkulasikan menggunakan pompa. Gas
yang telah di spray yang masih mengandung amonia dan partikel lain yang masih bisa
digunakan untuk proses akan dikembalikan ke tangki Pre-Neutralizer.
b. Tahap Pencucian Kedua
Pencucian tahap kedua termasuk 3 unit scrubber dengan dilengkapi sprayer. Alat yang
digunakan adalah :
Dryer Scrubber 22-D-302 A/B, untuk mencuci gas yang berasal dari dryer cyclone 22-D-
322 dan dihisap oleh dryer fan 22-C-302.
Granulator scrubber untuk mencuci gas yang berasal dari Granulator Pre-scrubber 22-
D-311 A/B yang dihisap oleh granulator scrubber fan 22-C-301.
Dust scrubber untuk mencuci gas yang berasal dari dust cyclone 22-D-323 yang dihisap
dengan dust fan 22-C-303.
Semua scrubber ini terdiri dari Ventury scrubber dan Cyclonic tower. Pada ventury
scrubber, gas akan di spray oleh air spray yang berasal dari scrubber seal tank yang akan
disirkulasikan terus menerus menggunakan pompa. Selanjutnya gas yang telah di spray akan
masuk ke cyclonic tower yang dilengkapi dengan demister untuk menyaring gas yang akan
keluar menuju Tail Gas Scrubber 26-D-312.
14
Gambar 1. Diagram Blok Proses Pembuatan Phonska
15
BAB III
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Pupuk Phonska merupakan pupuk majemuk yang di produksi
oleh PT. Petrokimia Gresik. Dimana, pupuk ini merupakan
pupuk yang sering digunakan oleh petani dikarenakan
harganya yang ekonomis. Pupuk phonska memiliki warna
merah muda dan berbentuk granul serta bersifat higroskopis
sehingga dapat dengan mudah di serap tanaman. Pupuk
phonska banyak didistribusikan di pulau Jawa dan Sumatra.
Proses pembuatan pupuk phonska terdiri dari pereaksi
(reaction) dan pencampuran (mixing). Dimana bahan
bakunya terdiri dari 2 jenis yaitu padat dan cair. Bahan baku
padat yakni KCl, Urea, dan ZA sedangkan untuk bahan baku
cair terdiri dari Ammonia,Asam Sulfat, dan Asam Fosfat.
Sedangkan untuk bahan baku pembantu yakni terdiri dari
coating oil, coating powder dan pigmen yang nantinya
berfungsi untuk mencegah produk menjadi caking atau
mengeras, serta untuk menghasilkan produk sesuai warnanya.
DAFTAR PUSTAKA
Smith, R., 1995. Chemical Process Design, McGraw Hill Inc., Singapore.
Anonim , 2005. Operating Manual RFO Plant, Incro SA Spain - PT Petrokimia Gresik.
17
Anonim, 2008. Materi Training Six Sigma PT Petrokimia Gresik
pembuatan-pupuk-phonska-npk.html
Setyanto,Arif.dkk.2009. Optimasi Struktur Proses dan Penerapan Metodologi Six Sigmma di Unit NPK
phonska.html
18