Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNOLOGI PUPUK

“PUPUK ZA”

Dosen Pengampu :
Dr. Said Zul Amraini, ST., MT

Disusun Oleh :
Kelompok VII

Ahmad Fajar Fathuroji 1907111215


Dwi Handayani 1907156038
Muhammad Adam 2007110699
Nabellia 1907113699

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pupuk ZA

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang mengandung amonium sulfat yang
dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA
adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, Zwavelzure Ammoniak. Wujud pupuk ini butiran
kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap
air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air
sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang
terkena aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan pada tanah alkalin. Dibandingkan pupuk
lain, seperti amonium nitrat dan urea, pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen
sehingga meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha
pertanian, tetapi memberi keuntungan masuknya hara utama lainnya, belerang. Dalam
budidaya tebu, ZA adalah pupuk yang wajib diberikan karena tidak memberi efek penurunan
kadar gula (rendemen), berbeda dari pemberian urea saja.

2.2 Sejarah Pupuk ZA

Di Indonesia, pabrik yang memproduksi pupuk ZA yaitu hanya PT Petrokimia Gresik.


PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI yang bernanung di bawah Holding Company
PT Pupuk Indonesia. Nama Petrokimia berasal dari kata “Petroleum Chemical”
disingkat menjadi “Petrochemical”, yaitu bahan-bahan kimia yang dibuat dari
minyak bumi dan gas.

PT Petrokimia Gresik resmi berdiri pada tanggal 10 Juli 1972, yang memproduksi
pupuk urea, ZA, SP-36, Phonska, DAP, NPK, ZK, Petroganik, KCL, Rock Phosphate, TSP
dan industri kimia lainnya. Perusahaan ini berlokasi di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa
Timur, dengan kepemilikan saham PT Pupuk Indonesia (Persero) 99,99% dan Yayasan
Petrokimia Gresik 0,01%.

Pada saat ini, PT Petrokimia Gresik terbagi dalam tiga unit produksi, yaitu
Departemen Produksi I (Pabrik Pupuk Nitrogen), Departemen Produksi II (Pabrik Pupuk
Phospat), dan Departemen Produksi III (Pabrik Asam Phospat). Namun, departemen
produksi yang memproduksi Pupuk ZA adalah Departemen Produksi I dan Departemen
Produksi III.

1. Pabrik Pupuk ZA I (Departemen Produksi I)


Mulai beroperasi pada tahun 1972. Kapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun.
Bahan baku berupa gas amoniak dan asam sulfat.
2. Pabrik Pupuk ZA II (Departemen Produksi III)
Mulai beroperasi pada tahun 1984. Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton/tahun.
Bahan baku berupa gypsum dan amoniak cair, dimana gypsum diperoleh dari hasil
samping proses pembuatan asam phospat.
3. Pabrik Pupuk ZA III (Departemen Produksi I)
Mulai beroperasi pada tahun 1986. Kapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun.
Bahan baku berupa gas amoniak dan asam sulfat.

2.3 Kegunaan dan Aplikasi Pupuk ZA

Secara umum petani menggunakan pupuk ZA untuk memperbaiki tanah yang


defisiensi unsur sulfur atau belerang karena kandungan unsur nitrogen dalam pupuk ZA hanya
setengah dari kandungan nitrogen pupuk urea. Ketersediaan sulfur di tanah biasanya tidak
mencukupi kebutuhan tanaman karena sulfur berasal dari bahan yang sudah terdekomposisi,
sehingga penambahan pupuk ZA diperlukan untuk menyuburkan tanah.

Adapun manfaat pupuk ZA, antara lain :

1. Memberikan unsur hara langsung ke tanaman.


2. Memperbaiki klorofil daun.
3. Sulfur memperbaiki kualitas tanah yang alkalis.
4. Memperbaiki defisiensi nitrogen dan sulfur.
5. Memperbaiki imunitas tanaman.
6. Meningkatkan produktivitas tanaman.
7. Membantu pertumbuhan tunas.
8. Memperbaiki kandungan nutrisi pada hasil.
9. Memperbaiki aroma tanaman karena sulfur mengandung minyak.
Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua
jenis tanaman. Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan. Pupuk ZA
dapat dicampur dengan pupuk yang lain.

2.4 Komposisi dan Kandungan pupuk ZA

Pupuk ZA atau disebut Ammonium Sulfat adalah salah satu pestisida anorganik yang
dirancang untuk memberikan tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Selain itu,
pupuk ZA merupakan salah satu jenis herbisida organik yang dapat membunuh gulma
dibandingan jenis pupuk yang lain.

Bahan baku utama pembuatan dari pupuk ZA ini adalah : Amonia(NH 3), Asam Sulfat
(H2SO4), Gypsum, Karbondioksida (CO2). Kandungan pupuk ZA sebesar 21% unsur nitrogen
dan 24% unsur sulfur. Dalam hal ini, peran nitrogen dalam pupuk ZA adalah membuat bagian
tanaman menjadi lebih hijau dan segar dalam proses fotosintesis, mempercepat pertumbuhan
tanaman dan menambah kandungan protein pada hasil panen. Berikut gambar kemasan pupuk
ZA dan klasifikasi kandungan didalamnya.

2.5 Proses Pembuatan Pupuk ZA

Industri petrokimia terdiri dari beberapa unit produksi pupuk, dimana antara satu dgn
lainnya saling terkait, disini akan dijelaskan tentang pabrik pupuk ZA/Ammonium Sulfat
((NH4)2SO4).

Pabrik pupuk Zwavelzure Ammonia (ZA) ini menggunakan proses Carbonation dan
secara garis besar dibagi menjadi :

1. Carbonation

Peralatan utamanya adalah Carbonation Tower berfungsi untuk pembuatan Ammonium


Carbonat/Carbonat Liquor. Gas CO2 suhunya diturunkan didalam Chiller sisi Tube
sedangkan Ammonia Cair masuk sisi Shell. Gas Amoniak selanjutnya masuk Carbonation
Tower yang sebelumnya dipanaskan lebih lanjut pada Ammonia Superheater sedangkan CO2
ditekan atas diserap oleh Scrubber Liquor dan yang tak terserap dialirkan ke Reaksi dan
Penyerapan Gas.

2. Reaksi dan penyerapan gas


Peralatan utamanya adalah Reaction Vessel berpengaduk tempat bereaksinya
Ammonium Carbonat dengan Phosfor Gypsum membentuk Reaction Magma (slurry) dan Gas
Srubber menyerap gas NH3 dan CO2 yang lolos di Carbonation, Reaction, Filtration &
Neutralization. Gypsum masuk ke atas Reaktor melalui Vortex Mixer dicampur dengan
Carbonat Liquor sedangkan Reaktor berikutnya dari bawah Reaktor slurry dikirim ke Filtrasi.
Gas-gas yang mengandung NH3 dan CO2 masuk bawah Scrubber dikontakkan CO2
kondensat dari atas dan Scrubber Liquor selanjutnya dikirim ke Carbonation Tower sedangkan
sisa gas yang terserap dibuang ke atmosfer melalui Stack.

3. Filtrasi

Dalam tahapan ini tidak ada reaksi yang ada pemisahan larutan ZA dengan padatan
kapur dan kapur yang masih terikut larutan akan diendapkan di bejana pengendap kapur
(Chalk Settler). Pada Primary Filter larutan ZA dari Reaktor terakhir dipisahkan filtrat (Strong
Liquor) sebagai produk filter dan Cake yang akan dilarutkan dengan Weak Liquor untuk
diumpankan ke Secondary Filter. Sedangkan pada Secondary Filter terjadi proses pemisahan
Cake (kapur) dengan filtratnya berupa Weak Liquor yang dipakai sebagai pelarut Cake Filtrat
pertama dan untuk pencuci Cake serta pencuci kain pada filter pertama. Strong Liquor dari
Primary Filter masih mengandung solid maka diendapkan dulu dalam Settler sampai terjadi
pengendapan pada dasar Settler sebagai sludge dan overflow - nya merupakan produk Strong
Liquor untuk dikirim ke Liquor Storage Tank.

4. Netralisasi
Pada tahapan ini kelebihan NH3 dan Ammonium Carbonat dinetralkan dengan Asam
Sulfat menjadi ZA tambahan, sedangkan CO2 terlepas . Reaksi yang terjadi :

Hasil dari reaksi-reaksi tersebut membentuk Ammonium Sulfat tambahan yang


selanjutnya dengan pompa dikirim ke Evaporator dan gas CO2 yang lepas dihisap dengan
Blower untuk dibawa ke Scrubber.
5. Evaporasi dan pendiginan produk
Pada tahapan ini kristal ZA basah dari Centrifuge dikeringkan serta didinginkan di
Rotary Dryer dan ditambah Anti Cacking / Armoflo I sedangkan pengeringan dengan panas
yang berasal dari pembakaran LSFO. Kristal basah dikeringkan dengan hembusan udara panas
dari Furnace pada bagian Drying sedangkan dibagian Cooler, kristal didinginkan dengan udara
dari Cooler Air Feed Fan. Produk kristal selanjutnya dikirim ke pengantongan atau Bulk
Storage.
6. Penampungan Produk
Produk ZA kering yang keluar dari Dryer dengan Bucket Elevator dikirim ke bagian
Hopper dan diangkut dengan Belt Conveyor menuju bagian pengantongan untuk selanjutnya
dilakukan pengepakan.
SUMBER : Fauziah Mita F “PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM SULFAT
DARI KARBON DIOKSIDA, AMONIA, DAN KALSIUM SULFAT DENGAN PROSES MERSEBURG KAPASITAS
200.000 TON/TAHUN” (digilib.uns.ac.id)

A. Process Flow Diagram Pupuk ZA (Ammonium Sulfat)

B. Perhitungan Ekonomi Pupuk ZA


1. Dasar Perhitungan

Kapasitas produksi : 200.000 ton/tahun

Satu tahun operasi : 330 hari

Pabrik didirikan : 2017

Harga bahan baku :

 Amonia : US $ 120 / ton


 Karbondioksida : US $ 50 / ton

 Gipsum : US $ 33 / ton

2. Penentuan Total Capital Investment (TCI)


Asumsi dan ketentuan yang digunakan dalam analisa ekonomi :
a. Pembangunan fisik pabrik akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan pabrik dapat
beroperasi secara komersial pada awal tahun 2017.
b. Proses yang dijalankan adalah proses kontinyu.
c. Kapasitas produksi adalah 200.000 ton/tahun.
d. Jumlah hari kerja adalah 330 hari per tahun.
e. Shut down pabrik dilaksanakan selama 30 hari dalam satu tahun untuk perbaikan alat-
alat pabrik.
f. Modal kerja yang diperhitungkan selama 1 bulan.
g. Umur alat-alat pabrik diperkirakan 7 tahun (kecuali alat-aat tertentu (umur pompa dan
tangki adalah 5 tahun).
h. Nilai rongsokan (Salvage Value) adalah nol.
i. Situasi pasar, biaya dan lain-lain diperkirakan stabil selama pabrik
beroperasi.
j. Upah buruh asing U$ 8,5 per man hour.
k. Upah buruh local Rp 20.000,00 per man hour.
l. Satu man hour asing sama dengan dua man hour Indonesia.
m. Kurs rupiah yang dipakai Rp 9.512,00.
n. Semua produk amonium sulfat serta produk samping habis terjual.

3. Hasil Perhitungan

1. Fixed Capital Invesment (FCI)

No Jenis US $

1 Purchase equipment cost 8.630.748,22

2 Instalasi 1.605.493,83

3 Pemipaan 1.154.861,68

4 Instrumentasi 1.648.624,68

5 Isolasi 321.044,79

6 Listrik 751.046,48

7 Bangunan 1.842.864,39

8 Tanah dan perbaikan 1.718.156,93

9 Utilitas 1.704.995,10

Physical plant cost 19.377.836,09

Engineering &
10 3.875.567,22
construction

Direct plant cost 23.253.403,31

11 Contractor’s fee 930.136,13


12 Contingency 2.325.340,33

Fixed Capital Invesment (FCI) 26.508.879,78

2. Working Capital Invesment (WCI)

No Jenis US $

1 Raw material inventory 2.196.101,40

2 Inprocess inventory 1.430.781,36

3 Product inventory 2.430.781,36

4 Extended credit 3.918.495,30

5 Available cash 2.861.562,72

Working Capital Invesment 13.268.503,49

3. Total Capital Invesment (TCI)

TCI = FCI + WCI

= US $ 26.508.879,78 + US $ 13.268.503,49

= US $ 39.777.383,26

4. Direct Manufacturing Cost (DMC)

No Jenis US $

1 Harga Bbahan Baku 22.065.590,25


2 Gaji Pegawai 348.191,76

3 Supervisi 51.934,40

4 Maintenance 1.590.532,79

5 Plant Supplies 238.579,92

6 Royalty & Patent 431.034,48

7 Utilitas 565.974,94

Direct Manufacturing Cost 25.091.775,46

5. Indirect Manufacturing Cost (IMC)

No Jenis US $

1 Payroll Overhead 26.114,38

2 Laboratory 17.409,59

3 Plant Overhead 87.047,94

4 Packing & Shipping 6.465.517,24

Indirect Manufacturing Cost 6.596.089,15

6. Fixed Manufacturing Cost (FMC)

No Jenis US $
1 Depresiasi 2.120.710,38

2 Property Tax 265.088,80

3 Asuransi 265.088,80

Fixed Manufacturing Cost 2.650.887,98

7. Total Manufacturing Cost (TMC)

TMC = DMC + IMC + FMC

= US $ 25.091.775,46 + US $ 6.596.089,15 + US $ 2.650.887,98

= US $ 34.338.752,58

8. General Expense (GE)

No Jenis US $

1 Administrasi 122.298,15

2 Sales 862.068,97

3 Research 862.068,97

4 Finance 1.657.859,76

General Expense (GE) 3.504.295,84

9. Total Production Cost (TPC)

TPC = TMC + GE

= US $ 34.338.752,58 + US $ 3.504.295,84

= US $ 37.843.048,42

Anda mungkin juga menyukai