3.1
akan dipenuhi oleh solusi masalah tersebut dan juga batasanya. Dalam memulai
perancangan membutuhkan
ada. Dari bahan baku batubara yang sedang dikembangakan yaitu batubara yang
diproduksi dipalimanan mempunyai spesifikasi tertentu, dimana batubara berupa
campuran antara batubara dengan kadar air 15%, bagas tebu dengan kadar air
10% dan kapur dengan perbandingan 70:19:5 %. Bahan baku ini merupakan
bahan baku yang akan digunakan dalam perancangan mesin pembuat briket
batubara, karena disamping kadar air rendah, mudah dinyalakan, juga emisi
yang dikeluarkan masih dibawah ambang batas dan sangat ekonomis sebagai
bahan bakar industri maupun rumah tangga.
Dalam perancangan mesin pembuat briket ini juga kuat tekan briket yang
2
kan dihasilkan adalah sekitar 60 100 kg /cm , harga ersebut merupakan hasil
dari pengujian dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral.
Setelah kita mengetahui informasi tentang briket batubara yang akan kita
buat, maka selanjutnya kita membuat spesifikasi perancangan, yang dapat dilihat
pada tabel 3.1 spesifikasi perancangan dari mesin cetak batu bara
No
1
Penggolong
an
Geometri
K/ H
H
Persyaratan
-
Kinematika
K
K
Gaya
K
H
Energi
Material
K
H
Produksi
atau
pembuatan
Operasi dan K
perawatan
H
(1)
Jumlah dan K
bentuk
produk yang H
dapat
dihasilkan
3.2
3.2.1
mencari
prinsip-prinsip
pemecahan
masalah
yang
cocok
untuk
pada satu siklus terdiri dari pemasukan bahan baku, proses cetakan dan
proses pengeluaran
Dari data diatas dapat direduksi lagi dengan cara mengubah data kuantitatif
menjadi data kualitatif dan bersifat umum, maka disederhanakan lagi mejadi :
-
mekanisme pada satu siklus terdiri dari pemasukan bahan baku proses
cetak dan proses pengeluaran produk.
mekanik.
3.2.2
E listrik
Bahan baku
Mesin pencetak
briket batu bara
Briket batubara
(1)
yaitu antara lain mekanisme pemasukan bahan baku, mekanisme pencetakan dan
mekanisme pengeluaran.
Bahan baku akan dimasukan kedalam tempat pemasukan, dengan mekanisme
pemasukan bahan baku dimasukan kedalam cetakan kemudian dicetak, lalu
dengan mekanisme pengeluaran hasil cetakan dikeluarkan berupa briket batu
bara.
Elistrik
Ubah
energi
kerja
poros
Mekanisme
pemasukan
Bahan baku
Batu
Bara
Tempat
pemasukan
bahan baku
Mekanisme
pencetakan
Cetakan
Mekanisme
pengeluaran
briket batu
bara
Keluaran
briket batu
bara
Briket
Ubah
energi
menjadi
kerja poros
Elistrik
Mekanisme
pemasukan,
pencetakan dan
pengeluaran
briket
Bahan baku
Em Simpan
El
Ubah
energi
Redusi
torsi
dan
kec.put
Mekanisme
penumbuk
cetakan
Bahan
Baku
Ubah poros
mejadi
tegak lurus
Ubah kecepatan
putaran menjadi
terputus-putus
Cetak
briket
El
Ubah
Em
Reduksi
torsi dan
kec.
putar
Ubah
arah
putar
cetakan
Mekanisme pencetak
Bahan
Baku
briket
Cetak
El
Reduksi
kecepatan
cetakan
Reduksi torsi
Ubah
Em dan kec.
putaran
Mekanisme
pencetak
Mekanisme
cetakan
Bahan
Baku
briket
cetak
El
Ubah
Em
Reduksi
torsi dan
kec. putaran
Ubah kec
cetakan
Simpan energi
Mekanisme
penumbuk
cetakan
Bahan
Mekanisme
cetakan
Baku
briket
cetak
ubah input energi listrik tersebut menjadi energi mekanik (kerja poros)
3.2.3
Prinsip
pem.mas
Sub fungsi
Ubah
1
E.listrik
E.mekanik
N
o
Motor
AC/induksi
Motor
sinkron
Motor DC
Ubah torsi
dan kec.
2 Putaran
Roda gigi
Roda gigi
miring
roda gigi
cacing
Simpan
energi
Dengan
roda gila
Dengan
pegas
Dengan E.
potensial
Ubah
kedudukan
4 poros (tegak
lurus)
Roda gigi
cacing
Roda gigi
kerucut
Roda gigi
spiral
Ubah kec
putaran agar
5 terputusputus
Dengan
roda gigi
Roda
geneva
Rachet
Ubah arah
penumbuk
Dengan
roda gigi
Puli dan
sabuk
Rantai dan
sproket
Mekanisme
penumbuk
Mekanisme
engkol torak
Mekanisme
cetakan
berputar
Mekanisme
pencetak
berupa roda
Mekanisme
cetakan
Cetakan
berputar
Cetakan
kompeyer
Cetakan
dinding
silinder
Puli
dan
sabuk
Rantai
dan
sproket
3.2.4
Prinsip
pem.mas
Sub fungsi
1 Ubah
E.listrik
E.mekanik
N
o
Ubah torsi
dan kec.
2 Putaran
Simpan
energi
Ubah
kedudukan
4 poros (tegak
lurus)
Ubah kec
putaran agar
5 terputusputus
Ubah arah
penumbuk
Mekanisme
penumbuk
Mekanisme
cetakan
5 6 7 8
1 2 3 4 11 12 9 10
3.2.5
3.2.6
Variasi I
Variasi II
Variasi III
Variasi IV
3.2.7
0,5
mudah dibuat
0,3
0,5
0,15
Jumlah komponen
sedikit
komponen standar
0,3
0,1
0,25
mudah dirakit
0,2
0,1
0,3
variasi cetakan
0,4
0,4
cetakan mudahan dibuat
0,4
0,1
hemat energi
0,25
0,025
hemat ruangan
0,25
0,025
carakteristik operasi
0,1
0,1
mudah dirawat
0,25
0,025
aman
0,25
0,025
0,075
(1)
0,075
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
11
Kriteria
Evaluasi
Kemudahan
memperoleh
bahan
Kemudahan
dibuat
Jumlah
komponen
sedikit
Kemudahan
komponen
standar
Mudah
dirakit
Banyak
variasi
cetakan
Cetakan
mudah ganti
Banyak
jumlah
briket
Hemat
Energi
Mudah
dirawat
Aman
Hemat
ruangan
OWV
Bobot
(W)
Varian 1
(1)
Varian 2
Varian 3
Varian 4
VW
VW
VW
W VW
0,075
0,375
0,375
0,375
5 0,375
0,15
0,75
0,75
0,75
0,75
0,075
0,375
0,3
0.3
0,3
0,1
0,5
0,4
0,5
0,5
0,1
0,5
0,4
0,4
0,4
0,25
1,25
1,25
0,1
0,3
0,4
0,5
0,5
0,05
0,3
0,25
0,2
0,2
0,025
0,125
0,125
0,125
5 0,125
0,025
0,125
0,125
0,125
5 0,125
0,025
0,125
0,125
0,125
5 0,125
0,025
0,125
0,1
0,1
5 0,125
4,55
4,575
4,475
4,35
Maka dari hasil evaluasi berdasarkan bobot kriteria (OWV) varian 4 yang paling
besar, maka varian 4 merupakan varian yang dipilih dalam perancangan, dengan
mekanisme seperti gambar 3.7 sebagai berikut :
3.3
Perancangan wujud
Setelah perancangan konsep diatas kemudian selanjutnya perancangan
3.4
Perhitungan kinematik
Pada mesin pembuat briket ini, perhitungan kinematika dilakukan pada
3.4.1
r3
2
2
r2
O2
(a)
imajiner
B
r3
rB
A
r2
B
Real
O2
(b)
Gambar 3.8 Penyederhanaan mekanisme penumbuk
Keterangan gambar :
r2
r3
rB
i 3
cosB = cos 90 = 0
i.sinB = i.sin 90 = i
maka
i.rB = r2 (cos 2 + i.sin 2 ) + r3 (cos 3 + i.sin 3 )
Arah Real
0 = r2 cos 2 + r3 cos 3
Arah imajiner
rB = r2 sin 2 + r3 sin 3
r
1
3 = cos 2cos 2
r3
[derajat].(3.1)
( ) (
) (
d rB
d r2 + r3
d r2 e 2 + 3r e
=
VB =
=
dt
dt
dt
i 3
V B = r2 .
d 2
d 3
i
i
.i.e 2 + 3r .
.i.e 2
dt
dt
0 = r2 2 sin 2 r3 3 sin 3
Arah imajiner
V B = r2 2 cos 2 + r3 3 cos 3
Persamaan kecepatan sudut batang 3 dari persamaan real :
[rad/s](4.3)
r sin 2
3 = 2 2
r3 sin 3
Persamaan kecepatan linier slider dari persamaan imajiner :
V B = r2 2 cos 2 + r3 3 cos
[cm/s](4.4)
3
3i
d e
i 2
AB = r2 2
i
i
dt
d 3 e
+ r3 i
d2 ( r2 i i.e )
+
dt
)
3 d 3( r i.e
dt
i 3
dt
AB = (r
2
2
i 2
i 3
) +(r33 i.e
+ r3 3 2 e i 3 )
i
cos 3
Arah imajiner
AB = r2 22 sin + r cos
2
3 3
3
r3 3
sin 3
[rad/s ](4.5)
r2
= 15 cm
r3
= 86 cm
Kedudukan batang 3
r
1
3 = cos 2cos 2
r
3
15
Kedudukan slider
rB = r2 sin 2 + r3 sin 3
3 =
Percepatan batang 3
3 =
3 =
r2 2 2 cos2
2 cos3
3
r3 sin 3
sin 3
2
(0,548) 2 cos
15. cos
90
90
=0
sin 90
86 sin 90
Percepatan slider
AB = r2 22 sin + r cos
2
3 3
3
r3 3
2
sin 3
sehingga didapat grafik posisi , kecepatan dan percepatan yang dapat dilihat pada
lampiran.
3.4.2
Vektor posisi
r5 = r4 + r1
r5e
i 5
= r4 e
i 4
+ r1 e 1 .(4.6)
Arah real :
r5 cos 5 = r4 cos 4 + r1 cos 1
dimana cos 1 = cos 0 = 1, maka
r5 cos 5 = r4 cos 4 + r1
Arah imajiner :
r5 sin 5 = r4 sin 4 + r1 sin 1
dimana sin1 = sin 0 =0, maka
r5 =
r4 sin 4
sin 5
(a)
C
r5
r4
5
(b)
imajiner
C
r5
r4
O5
r1
(c)
Gambar 3.9 Mekanisme Geneva
O4
real
5 = tan
r4 cos 4 + r1
karena pada mekanisme Geneva ini r1 = r4 2 maka
sin
1
5 = tan
cos 4 +
[rad]..(4.7)
Vector kecepatan
d r4 d r1
d r5 d r4 + r1
+
= dt
=
dt
dt
dt
i 5
i 5
+r
5
dt
V
e
5
5
i 5
d r4 e
dt
d 5
ie
i 5
d 4
r
dt
+ r ie
5
i 4
d r1
=0
dt
= r ie
4
ie
i 4
dt
i 4
....(4.9)
arah real :
V5 cos 5 r5 5 sin 5 = r4 4 sin 4
V5 =
r 5 5 sin 5 r4 4 sin 4
cos 5
arah imajiner :
r5 5 sin 5 4r 4 sin 4
[cm/s]...(4.11)
cos 5
Vektor percepatan
i 5
+ V ie
5
i 5
A5 e i 5 + 2V
5
5
ie
+ V ie
5
i 5
i 5
+ r5 5
ie
i 5
+ ie i 5 + r
5 5
5
2
5
r5 2 e i 5 = r4 42 e i 4
5
i 2e = r i 2e
4
i 4
Arah Real:
A5 cos 5 2V5 2 sin 5 r5 5 sin 5
r5 5
A5 =
A5 = 2V5
cos 5 = r4 4 cos 4
cos5 4 r24
2
4
cos
4
cos 4
cos
5
A5 = (2V5
+ r5 5) tan 5 + r55 2 r4
2
4
cos 4
cos
5
Arah Imajiner
A5 sin 5 + 2V5 2 cos 5 + r5 5 cos 5
r5 5
sin 5 = r4 2 sin 4
4
r4
= 10 cm
o
= ta.n
= tan
= 135
5
cos + 2
cos 45 + 2
4
Kedudukan batang 5
r5 =
r4 sin 4
10.sin 45
=
= 10cm
sin 5
sin 45
Kecepatan Sudut 5
r cos(
) 4
5
5 = 4 4
=
r5
10. . cos(45
135)
10
=0
Kecepatan linier 5
V5 = 5 .rD 5 = 0.10 = 0
V54 =
r 5 5 sin 5 r4 4 sin 4
cos 5
V54 =
Percepatan sudut 5
r sin( 4 5 ) 2V
54
5 5 = 4 4
r5
10. .sin(45 135)
5 =
2.31,42.0
10
= 9,87rad / s
Perrcepatan Relatif 5
+ r ) tan
2
2 cos 4
A = (2V
+r r
5
4 4
54
5 5
5 5
5
5 5
cos
2
2 cos 45
A54 = (2.31,42.0 + 10.9,87) tan135 + 10.0 10.
= 0 cos135
sehingga didapat grafik posisi , kecepatan dan percepatan yang dapat dilihat pada
lampiran.
3.5
Perhitungan Dinamik
Dalam analisis dinamik mesin pencetak batubara yang terbagi dalam tiga
Pada penumbuk
34
14 i 5
=0
0 atau180 sehingga arah imajiner F14 tidak ada. Arah real dan imajiner seperti
dibawah ini :
Arah real :
F04 cos( 4 + ) + F34 cos 4 + F14 cos 5 = 0
(a)
(d)
(b)
(c)
Arah imajiner:
F04 sin( 4 + ) + F34 sin 4 = 0
dari persamaan imajiner diperoleh F34 :
F34 =
F04 sin( 4 + )
sin 4
pada persamaan diatas terdapat tiga variable yang belum yaitu 4, 4dan F04, 4
akan sama dengan 3 karena sejajar dengan batang 3, F04 dapat dihitung dengan
persamaan F04 = M 4 Ag 4 dimana Ag4 =AB yang didapat dari analisis percepatan ,
dan 4 dapat dicari dari persamaan percepatan pada titik B yang telah dibahas
pada analisis kinematik yaitu :
2
r 2 sin 2 r3
3 sin 3 + r3 3 cos 3
)
4 = tan 1 ( 2 22
2
r2 2 cos 2 r3 cos 3 r3 3 sin 3
3
Pada batang 3
03
(e
i ( 3 + )
)=0
Arah real
F23 cos 3 + F43 cos 4 + F03 cos( 3 + ) = 0
F23 cos 3 = F43 cos 4 F03 cos( 3 + )
arah imajiner
F23 sin 3 + F43 sin 4 + F03 sin( 3 + ) = 0
F23 sin 3 = F43 sin 4 F03 sin( 3 + )
pada persamaan diatas terdapat tiga variable yang belum diketahui yaitu 4, F03
dan 3 sehingga kita membutuhkan persamaan tambahan, yaitu 4= 3, F03 dapat
dihitung dengan F03 = M 3 Ag 3 dengan jarak offset e3 = I 3 3 / F03 dan besar Ag3
dan arahnya 3 dapat dihitung dengan analisis bilangan komplek yaitu :
r P = r2
e
i 2
+ rg 3
e
i 3
V P = r ie i 2 +
2 2r
i
ie
g3
A P = A g 3 = r222 2 i 2 + r i 3 + r 2 i2 i 3
g3 3
g3 3
e
e
i
e
sehingga
Ag 3 real = r2 22 cos r sin r
2
g3 3
3
g
3
3
cos 3
sin 3
besarnya Ag3:
Ag 3 = ( A imajiner)2 + ( A real 2)
g3
g3
arahnya
A imajiner
3 = tan1 gA3
g3
real
setelah variabel telah diketahui maka besar F23 dapat dicari dengan:
2
r2 =15 cm r3
= 86 cm rg3
= 35 cm M3
= 8,3 kg
M4 = 25,5 kg
2
I3 = M3.r3 = 8,3 .0,35 =1,016 kg m2
o
Kita ambil jika 2 = 260 = 4,54 rad, maka akan diperoleh data-data hasil
perhitungan analisis kinematika :
o
Pada penumbuk
o Besar gaya inersia penumbuk
F04 = M 4 Ag 4 = 25,5 kg.1,215 m /2 = 30,98 N
s
o besar sudut 4
2
r 2 sin 2 r3
3 sin 3 + r3 3 cos 3
)
4 = tan 1 ( 2 22
2
r2 2 cos 2 r3 cos 3 r3 3 sin 3
3
2
2
1 15.(2 ) sin 260 86.1,327 sin 87,87 + 86.1,404 cos 87,87
= 270 o
= tan
2
2
4
15.(2 ) cos 260 86.1,327 cos 87,87 86.1,404 sin 87,87
o gaya F34
F34 =
F04 sin( 4
sin 4
+)
=
+)
= 31,00 N
Pada batang 3
o Besar Ag3 dan arahnya 3
Ag 3 real = r2 22 cos r sin r
2
g3 3
3
g
3
3
cos 3
3
3
sin 3
2
2
Ag 3 = ( A imajiner) + ( A real)
g3
g3
=
A imajiner
3 = tan1 gA3
= tan 1 89,9 = 5,49o
g3
real
570,9
F23 sin 3
F23 cos 3
2
2
(12,5) + (32,03) = 33,62 N
32,62
= 2,61 maka
12,5
3.6
watt
Perhitungan Flywheel
Seperti telah diketahui bahwa salah satu fungsi flyweel untuk menyimpan
energi dan kemudian digunakan untuk suatu kerja pada saat tertentu sehingga
masukan daya yang digunakan akan lebih kecil dibandingkan tidak dengan
flyweel, maka perhitungan flyweel ini disamping untuk menentukan dimensi
flyweel juga daya yang dibutuhkan untuk proses pencetakan biket batu bara.
Untuk menghitung besaran diatas kita perlu data-data yang diambil dari
hasil analisis kinematika yaitu
-
Kecepatan pada posisi tersebut adalah V78 = 38,622 cm/s dan V71 = 0
sehingga kecepatan rata- rata dapat dihitung yaitu
V + V 55
38,622 + 0
V = 62
=
= 19,311 cm / s
2
2
x
7
=
= 0,36 s , dimana
19,311
V
waktu satu siklus adalah ts = 2 s. maka dapat dihitung besaran besaran berikut :
Gaya yang dibutuhkan pada saat proses pencetakan adalah
F = P.A
luas cetakan perancangan harus tidak lebih dari 100 cm2 dan tekanan
yang di perbolehkan antara 60-100 kg/cm2 (diambil 80 kg/cm2) sehingga
2
F
atau didekati
x
x
0,07 m
= 78480 N .
= 2746,8 Nm
2
2
energi tersebut berarti energi yang harus disuplay Flyweel pada saat
pencetakan (selama 0,36 detik) dan motor harus mengembalikan lagi ke
flyweel selama satu siklus (2 detik).
detik
yaitu
N=
Wk
ts
2746,8 Nm
= 1373,4 Watt
2s
Gaya
g
f
b
h
c
t
waktu [s]
ts
daya ini merupakan daya yang dibutuhkan untuk proses pencetakan
dengan menggunakan FlyWeel untuk satu siklus.
Daya rata-rata yang harus disuplay motor selama proses
pencetakan
(tanpa Flyweel) yaitu
N=
Wk
t
2746,8 Nm
0,36s
= 7630Watt
0.36s
= 494,425 Nm
2s
yaitu
= (1
1373,4
) 100 = 82%
7630
Berat flyweel
Kecepatan putar pada pencetak adalah 2 rps atau rad/s, jika
perbandingan transmisi adalah 6 dan diameter rata-rata Flyweel adalah
dm = 0,5 m maka kecepatannya adalah
fw = i = rad / s 6 = 6 rad / dan
s
V fw = wf rfw = 6 rad / s 0,5 = 4,71 m / s
jika = 0,1 maka
Berat Flyweel adalah
E.g
W = 2 = 22.E.g 2
V V1 V2
W =
2252,38.9,81
= 9960,22 N
2
4,71 .0,1
Berat flyweel sesungguhnya 90% dari berat Flyweel total, 10% bagian
flyweel merupakan jeruji dan hub,sehingga berat Flyweel adalah
W fw = 9960,22 N 0,9 = 8964,2 N
Jika baja cor mempunyai berat jenis = 0,176 N/cm dan h = tinggi rim , b=
lebar rim maka :
W fw
8964,2 N
b.h =
=
= 324,4 cm2
.d m 0,176N / cm3 . 50cm
jika
b = 20 cm, maka
h = 16,2 cm
sehingga
662
338
162
3.7
3.7.1
tersebut kurang efektif jika dilakukan untuk beberapa posisi, sehingga penulis
akan menggunakan secara matematik.
4
g4
M4
M3
2
g3
A
O2
Link 4
F14
M4
dimana 4 = 3-90
F34
4=3
4
F34
M4
F14
Dimana besar = tan 1
= tan 1
N
N
Dapat dicari besarnya F34 dengan aturan sinus yaitu
= M 4 sin( + 90)
F34
sin(90 4 )
Link 3
F43
F23
4 =3
M3
M3
F23
3
F43
M
3 = sin 1
F43
.sin(90
+ )
3
Link 2
F12
h
2
3
h
F23
2
2
r2
F32
Sehingga besar h adalah :
h = r2 .sin 2 = r2 .sin( 3 2 )
dan besar gaya F32 =F23
sehingga torsi pada link 2 dapat dicari :
T2 = F32 .h
Contoh perhitungan
o
Sudut 3
1 M
1 8,3
.sin(90 + 90) = 0
3 = sin 3 .sin(90 + 3 ) = sin
17,9
F23
sudut 3
o
3 = 3 - 3 = 90 0 = 90
Jarak gaya
h = r2 .sin 2 = r2 .sin( 3 2 ) = 15.sin(90 90)
=0
[cm]
besar Torsi
T2 = F32 .h = 135,8 . 0 = 0 [kg cm]
3.7.2
T .2. .n
0.2. .30
=
= 0 [kW]
1000x60x102 1000x60x102
r4
5
Pada Pin
F56
P
5
5
Gaya P merupakan gaya gesekan yamg terjadi antara cetakan dan dasar
cetakan yang besarnya telah dihitung pada sub bab gaya gesek, sedangkan F56
adalah gaya tekan yang diakibatkan gaya normal P, sehingga akan diteruskan
gaya F= pada batang 4.
Besarnya F56 adalah F56 =
P
1 N
1
dimana besar = tan
= tan
cos
N
Pada batang 4
F64
5
r4
h
4
F14
Dimana besar F64 sama dengan F56 sehingga besar jarak h dapat diketahui:
h = r4 .sin( 4 5 )
sehimgga torsi yang terjadi adalah
T = F64 h
dan daya yang dibutuhkan
N =
T .2. .n
1000x60x102
o
T
12,26
=
= 296,13N
rD 0,0414
N=
T .2. .n
29,6 x10 .2. .30
=
= 0,91 kW
1000x60x102
1000x60x102
besarnya daya yang diserap setiap posisi dapat dilihat pada lampiran
3.8
3.8.1
komponen yang secara langsung terjadi kontak seperti bentalan luncur, pada
komponen yang memakai bantalan peluru kerugian daya dianggap sangat kecil
sekali
sehingga
dapat
kita
abaikan.
Komponen-komponen
yang
kita
perhitungkan yaitu gesekan pada bantalan luncur poros slider, poros engkol,
poros 1 dan bidang kontak antara meja dengan cetakan, gesekan ini diasumsikan
terjadi secara kontinyu dan besarnya tetap.
3.8.2
Daya Total
Daya total yang dihasilkan merupakan daya yang dibutuhkan motor
statik.
2=60 , 4=345 adalah 50,32 rad/s , maka dapat dihitung daya yang
digunakan yaitu
N=
.
E
s
I
s
Daya [HP]
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Te ta 2 [de r
ajat]
Torsi [kg.m]
200
40
0.00
Te ta 2 [de rajat]
Filename:
3 Perancangan Mesin pencetak Briket Batubara
Directory:
C:\Documents and Settings\tito\My Documents
Template:
C:\Documents and Settings\tito\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
BAB III
Subject:
Author:
TITO SHANTIKA
Keywords:
Comments:
Creation Date:
12/10/2014 6:47:00 AM
Change Number:
4
Last Saved On:
12/10/2014 10:08:00 AM
Last Saved By:
tito
Total Editing Time: 2 Minutes
Last Printed On:
12/10/2014 10:09:00 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 50
Number of Words:
4,953 (approx.)
Number of Characters: 28,236 (approx.)