Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

ANALISA RANCANGAN

4.1 Fungsi Keseluruhan


Yang dimaksud dengan struktur fungsi adalah rangkaian dari beberapa
fungsi keseluruhan dan mempunyai hubungan antara masukan (input) yang
diinginkan.Struktur fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk aliran energi, material
dan sinyal dengan menggunakan diagram blok.
Fungsi keseluruhan dibuat setelah kita menentukan tugas dari bagian yang
dirancang secara keseluruhan yang menjalankan tugas secara terperinci. Tahap
pertama yang dibuat adalah proses kerja mulai dari biji jagung yang siap ditanam
sampai biji jagung yang sudah tertanam. Hubungan antara masukan (input) dan
keluaran (output) yang diinginkan.
Struktur fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk aliran energi, material dan
sinyal yang menggunakan diagram blok. Dalam pengertian fungsi terdiri dari
unsur berikut :
1. Fungsi Keseluruhan
2. Struktur Fungsi

Gambar 4.1 Fungsi Keseluruhan

21
22

4.2 Struktur Fungsi

Gambar 4.2 StruktuGambar 4.2 Struktur Fungsi

Keterangan:
Ei : Energi dari motor
Mi : Biji jagung siap tanam
Mo : biji jagung yang sudah tertanam
Si : Sinyal masuk (biji jagung masuk corong)

4.3 Skema Kombinasi Pemecahan Masalah dan Prinsip Solusi


4.3.1 Morfologi Chart

Peta Morfologi (Morphological Chart) dapat membantu para perancang


produk untuk mengidentifikasikan kombinasi-kombinasi baru dari elemen atau
komponen produk. Morfologi (morphology) berarti studi mengenai bentuk
(shape/form). Analisis morfologi (morphological analysis) adalah usaha yang
sistematis untuk menganalisis bentuk-bentuk produk. Sedangkan peta morfologi
(morphological chart) adalah rangkuman dari analisis tersebut.
Peta ini dapat menyusun secara lengkap elemen-elemen, komponen, atau
sub solusi yang dapat dikombinasikan untuk mendapatkan solusi. Solusi yang
didapat dari kombinasi yang mungkin dilakukan dapat merupakan solusi yang
telah ada, atau variasi yang sama sekali baru.
23

Tabel 4.1 Morfologi Chart

Tabel 4.1

KETERANGAN :
KONSEP 1
KONSEP 2
KONSEP 3

Dari hasil kombinasi prinsip yang terdapat pada table di atas dihasilkan
varian-varian sebagai berikut :
KONSEP 1 = 2.1 ; 1.2 ; 2.1
KONSEP 2 = 1.1 ; 1.1 ; 1.1
KONSEP 3 = 2.2 ; 2.1 ; 1.2

4.3.2 Pembuatan Konsep Varian


Dalam pembuatan konsep varian kita harus memperhatikan segi
teknik dan ekonominya. Konsep varian dapat dibuat berdasarkan data-data di
bawah ini:
1. Sketsa dari berbagai varian yang akan dibuat yang nantinya diberi penilaian
2. Perhitungan secara matematis terhadap gaya-gaya yang bekerja pada mesin

3. Analisa lebih jauh untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari konsep
4. Pengujian dengan cara software ataupun pembuatan prototipe dari mesin

24

Tabel 4.2 Daftar Spesifikasi Mesin Penanam Jagung

NO. D/W ASPEK


1. GEOMETRI
D Panjang 100 cm
D Lebar 50 cm
D Tinggi 120 cm
2. ENERGI
-Motor 12 VDC dengan gearbox
D -RPM 200 , Torsi 70 N.cm
-Øshaft 10 mm , panjang 45 mm
W Sumber energi dari Accu MF 12V
3. MATERIAL
D Frame menggunakan besi holo
D Roda utama menggunakan PVC
D Material tahan korosi
W Sparepart Mudah didapatkan
4. ERGONOMI
Tinggi mesin disesuaikan dengan tinggi rata-rata
D orang Indonesia(155-175 cm)
D Mesin dapat diatur ketinggiannya
5. KEAMANAN
D Konstruksi Kokoh
D Komponen kelistrikan dan Gear motor ditutup
6. PRODUKSI
D Kapasitas penanaman 3-4 biji perlubang
W Sistem operasi mesin semi otomatis
7. MOBILITAS
D Mudah dipindahkan dan disimpan
8. PERAWATAN
D Waktu perawatan cepat
D Perawatan mudah dilakukan
25
Gambar 4.3 Rancangan Varian 1

26
Gambar 4.4 Rancangan Varian 2

27
Gambar 4.5 Rancangan Varian 3

28
4.4 Kriteria Pembobotan Evaluasi

Gambar 4.6 Kriteria Pembobotan

29
Tabel 4.3 Pembobotan Varian 1

Tabel 4.4 Pembobotan Varian 2

30
Tabel 4.5 Pembobotan Varian 3

Tabel 4.6 Skala Nilai

31
4.5

Perhitungan Perencanaan Mesin


4.5.1 Perencanaan Daya Motor

Kebutuhan daya adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk


menggerakan alat. Besarnya kebutuhan daya dipengaruhi oleh berat alat,
koefisien gesek ban dengan tanah, tahanan guling roda/ban.

1. Gaya gesek pada roda putar utama


Gaya gesek dalam bentuk (N) dapat diperoleh dari beban total (N)
dikalikan dengan koefisien gesek (µ).kemudian dapat dicari koefisien gesek
dengan menggunakan grafik koefisien rolling resistance.

Gambar 4.7 Koefisien Rolling Resistance


Untuk melakukan perhitungan massa total diperlukan data sebagai berikut:

32
- Massa satu buah rangka = 11 kg
- Massa beban maksimal = 23 kg
(data diatas didapat dari perhitungan berat benda pada software CAD)
Massa total = massa rangka + massa beban maksimal
= 11 + 23
= 34 kg

Koefisien gesek (Fs) dapat di hitung dengan rumus :


Fs = W × µ
=m×g×µ
= 34 kg × 9,81 m/s² × 0,012
= 4,002 N

2. Tahanan Guling
Tahanan guling akan bereaksi pada beban alat sehingga timbul tahanan
guling, nilai rata-rata tahanan guling dapat dilihat pada Tabel 4.7 rolling
resistance coefficient.

Tabel 4.7 Rolling Resistance Coefficient

33
Tahanan guling (Fr) dapat di hitung dengan rumus :
Fr = Crr × W
= Crr × m × g
= 0,05 × 34 kg × 9,81 m/ s²
= 16.677 N

3. Beban Total
Beban total adalah penjumlahan antara gaya gesek (Fs) ditambah dengan
tahan guling (Fr)

Beban Total (F) dapat dihitung dengan rumus :


F = Fs + Fr
= 4.002 N + 16.677 N
= 20.679 N

Daya motor yang diinginkan diperoleh dengan mengalikan beban total (F)
dengan kecepatan (V).Kecepatan diperoleh dari asumsi yang diinginkan.Untuk
mesin penanam jagung,kecepatan yang diinginkan adalah 3km/jam,kecepatan
disesuaikan dari putaran roda utama yang berhubungan dengan pembagi jumlah
dari biji jagung perlubang.

Daya motor yang diinginkan dapat dihitung dengan rumus :


P=F×v
= 20.679 N × 3 km/jam
3 X 1000
= 20.679 N × m/s
3600
= 20.679 N × 0.833
= 17.225 watt
Jadi, daya yang dibutuhkan untuk mesin penanam jagung adalah 17.225
Watt.

4.5.2 Perencanaan Sistem Transmisi

Desain kelengkapan transmisi pada mesin penanam jagung dapat dilihat


pada Gambar 4.8 menunjukkan desain rantai, Gambar 4.9 menunjukkan gambar
desain sprocket.

Gambar 4.8 Desain Rantai

34
Gambar 4.9 Desain Sprocket

Perencanaan sistem transmisi mesin penanam jagung ini meliputi


perhitungan beban total yang mampu digerakkan oleh rantai dan perhitungan
panjang rantai yang digunakan pada mesin penanam jagung.

1. Menghitung Beban Total Pada Rantai


Mesin penanam jagung ini memiliki 4 sprocket, yaitu sprocket penggerak
pada motor ke roda utama(TK1), sprocket penggerak pada motor ke roda
penopang(TK2), sprocket roda utama(TB1), dan sprocket roda penopang(TB2).
Maka didapat data sebagai berikut :
Jumlah sprocket kecil rantai 1(TK1) = 14
Jumlah sprocket besar rantai 1(TB1) = 25
Jumlah sprocket kecil rantai 2(TK2) = 14
Jumlah sprocket kecil rantai 2(TB2) = 14
Putaran mesin (N1) = 200 rpm
Pitch (p) = 12.70 mm
Jarak antara poros mesin dan poros roda utama = 314 mm
Jarak antara poros mesin dan poros roda penopang = 120 mm

A. Velocity ratio untuk rantai 1


Kecepatan Putar (N1) pada sprocket (TB1), TB1 = 25
Velocity Ratio untuk rantai 1 dapat dihitung dengan rumus:
Nk 1+ Tk 1
Nb1=
Tb 1
200+14
¿
25
= 8.56 rpm
B. Kecepatan rata-rata rantai 1 saat beroperasi
Kecepatan rata-rata rantai 1 saat beroperasi dapat dihitung dengan rumus:

35
Tk 1 X P X Nk 1
V 1=
60 X 1000

14 X 12.7 X 200
V 1=
60 X 1000
= 0.6 m/s
C. Breaking load untuk rantai 1
Kekuatan putus rantai / kekuatan maksimal gaya yang mampu
diterima rantai dapat dihitung dengan rumus :
WB = 106 x p²
= 106 x 12,7²
= 17096.74 N

Diketahui bahwa mesin ini menggunaka satu motor untuk menggerakkan roda
utama dan roda penopang,maka putaran mesin sama (Nk1 = Nk2)

D. Velocity ratio untuk rantai 2


Kecepatan Putar (N1) pada sprocket (TB1), TB2 = 14
Velocity Ratio untuk rantai 1 dapat dihitung dengan rumus:
Nk 2+Tk 2
Nb 1=
Tb 2
200+14
¿
25
= 8.56 rpm

E. Kecepatan rata-rata rantai 2 saat beroperasi


Kecepatan rata-rata rantai 1 saat beroperasi dapat dihitung dengan rumus:
Tk 2 X P X Nk 2
V 1=
60 X 1000

14 X 12.7 X 200
V 1=
60 X 1000
= 0.6 m/s

F. Breaking load untuk rantai 2


Kekuatan putus rantai / kekuatan maksimal gaya yang mampu
diterima rantai dapat dihitung dengan rumus :
WB = 106 x p²
= 106 x 12,7²
= 17096.74 N

G. Daya maksimal yang ditransmisikan oleh rantai


Untuk menentukan daya maksimal yang ditransmisikan oleh rantai
terlebih dahulu menentukan Service factor.
36
Service factor :
a. Beban (k1) - 1 untuk beban konstan.
- 1,25 untuk beban variable dengan guncangan ringan.
- 1.5 untuk beban guncangan berat.
b. Pelumasan (k2) - 0,8 untuk pelumasan terus menerus.
- 1untuk pelumasan menurun.
- 1.5 untuk pelumasan berkala.
c. Pemakaian (k3) - 1 untuk pemakaian selama 8 jam per hari.
- 1,25 selama 16 jam per hari.
- 1.5 untuk pemakaian terus menerus.
Maka diasumsikan :
Ks = k1 x k2 x k3
= 1.25 x 1.5 x 1
= 1.875
Maka daya maksimal yang ditransmisikan dapat dihitung dengan rumus :
N = 7.8 (dari tabel)
Wb x V
P=
n x Ks

17096.74 x 0.6
¿
7.8 x 1.875

10258.044
¿
14.625
¿ 701.4 Watt

H. Beban total yang diterima oleh rantai


Menghitung beban total yang diterima oleh rantai dengan menjumlah
Semua gaya yang bertitik tumpu pada rantai dapat dihitung dengan rumus :

P
W=
V
701.4
¿
0.6
= 1169 N (tanpa beban)
Beban rangka :
m satu buah rangka = 11 kg
W satu buah rangka =mxg
= 11 kg x 10 m/s²
= 110 N
Beban maksimal daya angkut :
m maksimal daya angkut = 15 kg
(berat biji jagung 1pcs = ±0.3 gram , 15 kg = 50000 biji jagung)
W maksimal daya angkut = m x g
= 15 kg x 10 m/s²
= 150 N
37

Jadi beban total adalah :


= W + W satu rangka + W maksimal daya angkut
= 1169 N + 110 N + 150 N
= 1429 N

Maka, transmisi rantai ini AMAN menahan beban 1429 N , karena tidak
melebihi breaking load sebesar 17096 N.

4.6 Detail Perancangan Mesin

Gambar 4.10 Mesin Penanam Biji Jagung

38
Gambar 4.11 Nama Part Mesin

39
Gambar 4.12 Penggaruk Tanah

40
Gambar 4.13 Pipa Corong Biji Jagung

41
Gambar 4.14 Roda Penopang

42
Gambar 4.15 Perata Tanah

43
4.7 Penjelasan Fungsi Rancangan
4.7.1 Rancangan Sistem Jalur Biji Dari Penampungan Menuju Roda
Utama

6
4.7.2 Rancangan Sistem Pada Pembagi Biji Jagung dan Penggaruk Tanah

9
44

4.7.3 Rancangan Sistem Motor,Transmisi dan Roda Penggerak

Anda mungkin juga menyukai