Anda di halaman 1dari 46

1

UJI HIPOTESIS
SAMPEL GANDA
SUMBER:
PRINSIP-PRINSIP STATISTIK UNTUK TEKNIK DAN SAINS, HARINALDI, 2005.
1. UJI HIPOTESIS VARIANS DENGAN SAMPEL
2
GANDA
3 1.1. KONSEP DASAR
 Banyak persoalan teknik seringkali ingin mengetahui apakah suatu karakteristik yang diamati dari
dua populasi serupa atau berbeda.
 Seorang ahli pompa ingin mengetahui apakah kapasitas dan tinggi tekan sebuah pompa minyak yang
diuji dengan posisi instalasi pipa vertical sama dengan hasil pengujian secara horizontal.
 Apakah daya tahan fan buatan pabrik A lebih lama dibanding dengan fan buatan pabrik B.

 Tujuan dari hipotesis sampel ganda adalah untuk mengetahui nilai relative dari parameter-
parameter yang ditinjau (bukan nilai mutlak dari parameter).
4

Untuk memperoleh hasil yang berguna, uji hipotesis sampel ganda harus memenuhi asumsi
sbb.:
• Data dari kedua populasi yang diambil sebagai sampel harus terdistribusi normal.
• Sumber data pada populasi pertama harus independen terhadap sumber data populasi
kedua.
5 1.2. PROSEDUR UJI DUA VARIANS:

• Dalam uji dua varians ini, sampel (s2) digunakan untuk mengambil kesimpulan mengenai
varians populasi ().
• Jadi dalam uji ini diambil sampel acak dari dua populasi, dihitung varians data dari
masing-masing sampel, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk membandingkan
varians populasi.
6
1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

Dalam uji dua varians hipotesis nolnya adalah tidak ada perbedaan
variabilitas pada kedua populasi. Sedangkan hipotesis alternatifnya
adalah terdapat perbedaan berarti antara varians-varians kedua
populasi. Jadi:
Ho:
H1:
7

2. Pemilihan tingkat kepentingan/tingkat keberartian/tingkat signifikansi =


• Tingkat kepentingan menyatakan suatu tingkat resiko melakukan kesalahan
dengan menolak hipotesis nol. Dengan kata lain, tingkat kepentingan
menunjukkan probabilitas maksimum yang ditetapkan untuk mengambil
resiko terjadinya kesalahan tipe-1.
• Dalam prakteknya tingkat kepentingan yang biasa digunakan adalah 0,05 dan
0,01. Jadi dengan mengatakan bahwa hipotesis telah ditolak dengan tingkat
kepentingan 0,05 artinya keputusan itu bisa salah dengan probabilitas 0,05.
8

3. Penentuan Distribusi Pengujian yang Digunakan.

Dalam uji dua varians ini yang digunakan adalah distribusi F yang
merupakan suatu distribusi sampling dengan sifat-sifat sebagai
berikut:
 Distribusi F adalah distribusi sampling untuk variabel s12 / s22 (rasio varians sampel).
 Seluruh nilai F > 0.
 Tidak simetris.
 Terdapat perbedaan bentuk distribusi yang tergantung pada jumlah sampelnya serta banyaknya
pengamatan dalam sampel-sampel tersebut.
9

Nilai-nilai dari distribusi F telah disajikan dalam table (terlampir), dalam


bentuk F

 Tingkat kepentingan, ;
 Derajat kebebasan (degree of freedom = df) untuk sampel yang digunakan sebagai pembilang dalam
rasio uji s12 / s22 
( df1 = 1 = n1 – 1 )
 Derajat kebebasan (degree of freedom = df) untuk sampel yang digunakan sebagai penyebut dalam rasio
uji s12 / s22 
( df2 = 2 = n2– 1 )
10
11
12

Sampel dengan varians yang terbesar dinyatakan sebagai sampel 1, dan selalu dijadikan sebagai
pembilang dalam rasio uji.

Jika hipotesis alternative adalah H1 : s12 s22, maka dilakukan uji dua ujung.

Jika hendak dilakukan uji satu ujung, maka yang paling mudah dilakukan adalah menyatakan
hipotesis alternative sebagai
H1 : s12 > s22
13

4. Pendefinisian daerah-daerah Penolakan atau Kritis.

5. Pernyataan Aturan Keputusan

6. Perhitungan Rasio Uji (RU): RUF = Ftest = s12 / s22

7. Pengambilan Keputusan secara Statistik


14
CONTOH:

Untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan peredam suara pada suatu kendaraan
dengan dua jenis bahan yang berbeda A dan B, dilakukan suatu eksperimen
pengukuran kebisingan. Tujuan eksperimen ingin mengetahui apakah ada perbedaan
dari kedua bahan tersebut. Diasumsikan masing-masing bahan mengikuti distribusi
normal. Untuk menguji hal tersebut bahan A dipasang pada 8 kendaraan, dan bahan
B dipasang pada 9 kendaraan lain yang sejenis. Setelah diuji ternyata bahan A
memberikan pengurangan kebisingan sebesar 41, 43, 60, 56, 85, 79, 51, 49 (dB),
sedangkan bahan B memberikan pengurangan kebisingan sebesar 73, 67, 83, 70, 66,
68, 92, 76, 59 (dB). Apa kesimpulan yang bisa diambil?
15
16
17
18
2. UJI HIPOTESIS MEAN DENGAN SAMPEL GANDA
2.1. Klasifikasi
Dalam uji hipotesis mean dengan sampel ganda, asumsi bahwa kedua populasi terdistribusi secara
normal tetap digunakan.
Prosedur umum untuk uji ini:
• Uji t – pasangan untuk populasi yang saling tergantung.
• Uji z – untuk populasi yang independen dan jika varians-varians populasi diketahui, atau jika
kedua sampel ukurannya > 30.
• Uji t sampel ukuran kecil untuk populasi yang independen jika uji F nya menunjukkan
• Uji t sampel ukuran kecil untuk populasi yang independen jika uji F nya menunjukkan
19
2.2. UJI T – PASANGAN UNTUK POPULASI SALING TERGANTUNG
Populasi yang ditinjau sebelum dan sesudah mendapatkan perlakukan, misal kemampuan matematik
sebelum les dan sesudah les.
1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Alternatif
Ho:
H1: uji dua ujung
 uji satu ujung
2. Pemilihan tingkat kepentingan (α)
3. Penentuan distribusi pengujian yang digunakan  dist-t.
4. Pendefinisian daerah kritis  dist-t dengan df = n-1, n = banyaknya pasangan data.
20

5. Pernyataan aturan keputusan


6. Perhitungan Rasio Uji (RUt)

Rut = t test =

=  d = perbedaan nilai pasangan

7. Pengambilan keputusan.
21
22
CONTOH 10-2:
• Seorang insinyur informatika sedang mengevaluasi suatu program baru pengolahan basis data. Suatu sampel
yang terdiri dari 8 orang operator computer diambil dan kemudian waktu pengolahan data (x) dalam jam
dicatat, didapatkan data spt table di bawah: Operator Program Program Perbedaan (d-dbar) (d-dbar)2
Baru (x1) lama (x2) (d=x1-x2)

A 85 80 5 3 9

B 84 88 -4 -6 36

C 80 76 4 2 4

D 93 90 3 1 1

E 83 74 9 7 49

F 71 70 1 -1 1

G 79 81 -2 -4 16

H 83 83 0 -2 4

16 0 120
23
24
2.3-UJI Z UNTUK POPULASI YANG INDEPENDEN

• Digunakan bila:
 Sampel diambil dari dua populasi yang independen dan berdistribusi normal
 Deviasi standar dua populasi σ1 dan σ2 diketahui, atau ukuran masing-masing sampel n > 30

• Prosedur uji hipotesisnya:


1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Ho : µ1 = µ2
H1: µ1 ǂ µ2  uji 2 ujung
µ1 > µ2  uji 1 ujung
µ1 < µ2  uji 1 ujung
25

2. Pemilihan tingkat kepentingan, α


3. Penentuan distribusi pengujian – Distrbusi Z
4. Pendefinisian daerah-daerah penolakan atau kritis
5. Pernyataan aturan keputusan
6. Perhitungan rasio uji (RU)
7. Pengambilan leputusan secara statistic.

Perhitungan rasio uji, adalah sebagai berikut:


26
27
CONTOH:

• Pengujian terhadap dua jenis system antena dari dua pemasok. Suatu sampel acak 35 system
antena dari pemasok pertama dan 32 system antena dari pemasok kedua diuji. Rata-rata waktu
kegagalan dari system antenna pemasok pertama = 2800 hari, dan pemasok kedua 2750 hari.
Informasi awal diketahui bahwa simpangan baku antena pemasok pertama 200 jam, pemasok
kedua 180 jam. Dengan tingkat kepentingan 0,05 apakah ada perbedaan daya tahan kedua system
antena tersebut?
28
29
CONTOH:

• Seorang pimpinan kamar dagang di kota A berpromosi untuk menari investor baru. Dia
mengatakan bahwa upah buruh di kotanya lebih murah dibanding daerah lain. Seorang direktur
perusahaan yang tertarik dengan promosi tersebut melakukan penyelidikan untuk membuktikan
pernyataan pimpinan kd tsb. Suatu sampel random terdiri dari 60 pekerja di kota A diambil dan
didapati bahwa upah rata-rata per harinya adalah 9,75 ribu rupiah dg deviasi standar 2 ribu.
Sedangkan dari sampel random dari daerah lain sebnyak 50 pekerja didapat informasi bahwa rata-
rata upah per hari adalah 10,25 ribu dengan simpangan baku 1,25 ribu. Dengan tingkat signifikansi
0,01 apakah direktur perusahaan akan berinvestasi di kota A?
30
31 2.4. UJI T – SAMPEL KECIL UNTUK POPULASI YANG
INDEPENDEN JIKA UJI F NYA

Digunakan bila:
 Populasi independen dan distribusi normal.
 Standar deviasi populasi tidak diketahui.
 Ukuran sampel n1 dan n2 kecil < 30.
 Uji F pada varians menunjukkan bahwa

Rasio Uji :
32
33
CONTOH:

Agen persewaan genset mengatakan kepada sebuah perusahaan yang berminat menyewa sejumlah
unit genset bahwa rata-rata biaya sewa genset berdaya 10 kW sama saja di sector A dan B di kota
tersebut. Untuk menguji klaim tersebut, perusahaan tersebut memilih secara random sampel dari
beberapa tempat persewaan genset. Di sector A ternyata dengan 10 data diperoleh rata-rata biaya
sewa per genset Rp 595.000 dan deviasi standarnya Rp 65.000.sedangkan di sector B dengan 12 data
diperoleh rata-rata biaya sewa per genset Rp 580.000 dengansimpangan baku Rp. 32.000. Apa yang
bisa disimpulkan atas klaim tersebut dengan tingkat kepentingan 0,05?
34
35
2.4. UJI T SAMPEL UKURAN KECIL UNTUK POPULASI YANG
INDEPENDEN JIKA UJI F NYA MENUNJUKKAN

36

Uji ini digunakan bila:


 Populasi independen dan distribusi normal
 Deviasi standar populasi tidak diketahui.
 Ukuran sampel n1 dan n2 kecil < 30
 Uji F pada varians menunjukkan

Rasio uji :

Derajat kebebasan : df = n1 + n2 - 2
37
38
CONTOH

• Untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan peredam suara pada suatu kendaraan dengan dua
jenis bahan yang berbeda A dan B, dilakukan suatu eksperimen pengukuran kebisingan. Tujuan
eksperimen ingin mengetahui apakah ada perbedaan dari kedua bahan tersebut. Diasumsikan
masing-masing bahan mengikuti distribusi normal. Untuk menguji hal tersebut bahan A dipasang
pada 8 kendaraan, dan bahan B dipasang pada 9 kendaraan lain yang sejenis. Stelah diuji ternyata
bahan A memberikan pengurangan kebisingan sebesar 41, 43, 60, 56, 85, 79, 51, 49 (dB),
sedangkan bahan B memberikan pengurangan kebisingan sebesar 73, 67, 83, 70, 66, 68, 92, 76, 59
(dB). Apa kesimpulan yang bisa diambill?
39
40
3. UJI HIPOTESIS PROPORSI DENGAN SAMPEL GANDA

• Tujuan uji hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang berarti secara
statistic antara persentase dua populasi dengan menggunakan data sampel.
• Asumsi:
 Kedua sampel dari dua populasi yang saling independen.
 Ukuran sampel harus cukup besar. Masing-masing sampel np > 500 dan juga n (1-p) > 500
41

• Prosedur Uji Dua Proporsi:


• Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alaternatif
• Pemilihan Tingkat Kepentingan
• Penentuan Distribusi Pengujian  digunakan Dist. Z
• Pendefinisian Daerah-daerah Penolakan atau Kritis
• Pernyataan Aturan keputusan
• Perhitungan Rasio Uji
• Pengambilan keputusan secara statistik
42
43
CONTOH:
Seorang insinyur mesin mengasumsikan bahwa baut buatan dalam negeri sama kuatnya dengan
buatan luar negeri. Suatu sampel acak dari 36 baut buatan dalam negeri menunjukkan hanya 12 saja
yang memenuhi kekuatan yang disyaratkan, sedangkan dari 50 baut buatan luar negeri terdapat 18
baut yang memenuhi persyaratan. Tentukanlah validitas asumsi insinyur mesin tersebut dengan
tingkat kepentingan 0,05.
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai