Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS VARIANS DUA ARAH - TANPA INTERAKSI (TWO WAY-ANOVA)

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai uji analisis ragam satu arah yaitu satu perbedaan kriteria. Biasanya
ANOVA digunakan terutama pada rancangan percobaan (Design of Experiment - DOE) yang memiliki implikasi
pengambilan keputusan untuk menggunakan teknlogi baru, prosedur-prosedur baru ataupun kebijakan-kebijakan
baru. (Nanti kita akan bahas mengenai DOE dan aplikasinya pada MINITAB).

Sebagai contoh dalam perusahaan industri yang akan merancang produk baru, tentu dibutuhkan beberapa kali
percobaan sehingga menghasilkan suatu produk baru yang memiliki kualitas yang baik dn memberikan keuntungan
pada perusahaan. Biasanya dalam Six Sigma menggunakan ANOVA untuk DOE. Pada prinsipnya pemakaian ANOVA
atau sering disebut uji F yaitu dalam pengujian hipotesis dimana mean dari kelompok bagian sangat berbeda maka
variasi kombinasi dari seluruh kelompok jauh lebih besar dari variansi masing-masing kelompok bagian.

Berikut kita akan lanjutkan analisis ragam dua arah. Pada analisis ragam dua arah yaitu membandingkan perbedaan
rata-rata antara kelompok yang telah dibagi dua variabel independen (disebut faktor). ANOVA dua arah terbagi atas
dua yaitu ANOVA dua arah dengan interaksi dan ANOVA dua arah tanpa interaksi. pengujian ANOVA dua arah tanpa
interaksi merupakan pengujian hipotesis beda tiga rata-rara atau lebih dengan dua faktor yang berpengaruh dan
interaksi antara kedua faktor tersebut ditiadakan. Tujuannya adalah untuk menguji apakah ada pengaruh dan
berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan. Atau bunyi hipotesisnya adalah tidak ada perbedaan k
mean (k>2) pada perlakuan pertama; tidak ada perbedaan k mean (k>2) pada perlakuan kedua; dan tidak ada efek
interaksi antara perlakuan pertama dan kedua.

Adapun contoh kasus ANOVA dua arah adalah :

1. Ingin mengetahui pengaruh dari tingkat harga dan tingkat distribusi terhadap keinginan pelanggan membeli
barang A (harga : sangat mahal, mahal, murah dan distribusi: sangat lancar, lancar dan tidak lancar).
2. Apakah tingkat pendidikan : bukan sarjana, sarjana muda dan sarjana serta tingkat umur (<35, 35-55, >55)
mempengaruhi tingkat konsumsi sejenis minuman tertentu?

Adapun langkah-langkah yang dapat kita lakukan adalah :

1. Uji asumsi data


kenormalan data, independen data dan homoskedastisitas.Sampel berasal dari kelompok yang independen berarti
pada saat pengambilan sampel yang dilakukan secara acak terhadap beberapa kelompok dengan nilai suatu
kelompok tidak bergantung pada nilai dari kelompok lainnya. Data masing-masing kelompok harus berdistribusi
normal dan variansi antar kelompok harus homogen dapat kita uji dengan menggunakan uji kenormalan dan uji
homoskedastisitas (akan dibahas pada artikel berikutnya). Jika asumsi tidak dipenuhi maka data harus
ditransformasi dan apabila masih tidak memenuhi maka ganti dengan uji nonparametrik.

2. Membuat tabel pengamatan. Jika kita punya kriteria pertama disebut sebagai blok sebanyak r dan kriteria kedua
disebut sebagai perlakuan sebanyak k, maka dapat kita susun tabel sebagai berikut :
Tabel Pengamatan
3. Melakukan perhitungan. Dalam hal ini perhitungan hampir sama dengan ANOVA satu arah.
yaitu menghitung berbagai jumlah kuadrat, yaitu :

JKT = JKB + JKK + JKG

Dimana:
Jumlah Kuadrat Total :

Jumlah Kuadrat Kolom

Jumlah Kuadrat Baris

Jumlah Kuadrat Galat (error)

4. Merumuskan hipotesis
Dalam ANOVA dua arah terdapat dua kasus yang akan diuji : mean semua perlakuan (kolom) dan mean semua blok
(baris).
a. Membandingkan mean semua perlakuan (kolom)
Hipotesis Uji :
Ho : Semua rata-rata perlakuan (kolom) adalah sama
Ha : Ada rata-rata perlakuan (kolom) yang berbeda

b. Membandingkan mean semua blok (baris)


Hipotesis Uji :
Ho : Semua rata-rata blok (baris) adalah sama
Ha : Ada rata-rata blok (baris) yang berbeda

5. Menentukan taraf signifikansi


Biasanya kita menggunakan alpha 5% yang artinya terdapat sekitar 5 dari 100 peluang bahwa kita akan menolak
hipotesis yang seharusnya kita terima atau melakukan kesalahan.

6. Membuat hasil perhitungan ke dalam tabel ANOVA dan menentukan F tabel


Tabel ANOVA

7. Menentukan wilayah kritis atau kriteria pengujian


Daerah kritis disesuaikan dengan F-tabel dan derajat bebas. Untuk menentukan derajat bebas terdiri dari :

 df baris = (r-1)
 df kolom = (k-1)
 df galat = (r-1)(k-1)
 df total = (rk-1)

Mencari F-tabel terbagi atas dua, yaitu :

 Rata-rata baris = F-tabel dengan (alpha; df baris; df galat)


 Rata-rata kolom = F-tabel dengan (alpha; df kolom; df galat)

Mencari wilayah kritis atau daerah pengujian yaitu mencari batas wilayah penolakan Ho atau penerimaan Ho, yaitu
:
Ho ditolak jika F-hitung > F-tabel

Wilayah Kritis F

8. Keputusan
9. Membuat kesimpulan
Kesimpulan disesuaikan dengan hipotesis.
CONTOH TWO WAY ANOVA
Seorang konsultan mesin dari perusahaan penyalur atau DEALER kendaraan diminta untuk mengkaji apakah ada
perbedaan rata-rata efisiensi pemakaian BBM (kilometer/liter) antara tiga merek mobil. Disamping itu, ia diminta
juga untuk mengkaji apakah ada perbedaan rata-rata efisiensi pemakaian BBM yang disebabkan oleh kapasitas
mesin. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan konsultan tersebut diperoleh data sebagai berikut :

Berikut tahap ANOVA 2 arah :


1. Uji Asumsi Data.
Dalam hal ini kita anggap sudah memenuhi asumsi, karena langkah uji asumsi data sama dengan sebelumnya.
Namun uji asumsi ini wajib dilakukan agar analisis ANOVA yang diperoleh memiliki keakuratan yang baik.

2. Tabel Pengamatan

3. Melakukan Perhitungan

jumlah baris (r) = 2


jumlah kolom (k) = 3
T.. = 66
T1. = 32
T2. = 34
T.1 = 21
T.2 = 23
T.3 = 22
df (baris) = r-1 = 2-1 = 1
df (kolom) = k-1 = 3-1 =2
df (galat) = (r-1)(k-1) = 1*2 = 2
df (total) = (2*3 - 1) = 5

4. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis Uji untuk Kolom :
Ho : Rata-rata efisiensi pemakaian BBM ketiga merek mobil tersebut adalah sama
Ha : Rata-rata efisiensi pemakaian BBM ketiga merek mobil tersebut adalah berbeda

Hipotesis Uji untuk Kolom :


Ho : Rata-rata efisiensi pemakaian BBM kedua kapasitas mesin mobil tersebut adalah sama
Ha : Rata-rata efisiensi pemakaian BBM kedua kapasitas mesin mobil tersebut adalah berbeda

5. Menentukan Tarf Signifikansi


Kita pilih nilai signifikansi alpha 5%.

6. Membuat Hasil Perhitungan kedalam Tabel ANOVA dan Menentukan F-Tabel

7. Menentukan Wilayah Kritis atau Kriteria Pengujian


Mencari nilai F-tabel untuk:
Baris : F-tabel = F(5%; 1; 2) = 18,513
Kolom : F-tabel = F(5%; 2; 2) = 19,000

8. Keputusan
Baris : F-hitung = 4 < F-tabel = 18,513. Ho diterima
Kolom : F-Hitung = 3 < F-tabel = 19,000. Ho diterima

9. Kesimpulan
Tidak ada perbedaan nyata rata-rata efisiensi pemakaian BBM terhadap ketiga merek mobil tersebut.
Tidak ada perbedaan nyata rata-rata efisiensi pemakaian BBM terhadap kedua kapasitas mesin tersebut.

-Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat : Arti dan Interpretasi. Rineka Cipta. Jakarta.

-Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai