Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UMUM

APLIKASI HEAT EXCHANGER PADA PERTAMINA RU III

Pada dunia industri banyak sekali terjadi perpindahan panas pada proses.
Perpindahan panas tersebut dapat terjadi dengan bantuan peralatan penukar panas.
Peralatan penukar panas tersebut dinamakan heat exchanger. Heat exchanger
adalah suatu peralatan penukar panas antar dua fluida yang berbeda temperatur
dan panasnya. Satu fluida memberikan panas, sedangkan yang lainnya menerima
panas. Kebutuhan fluida pada suhu tertentu merupakan tuntutan spesifikasi desain
proses. Pada saat ini akan dijelaskan tentang industri migas dan petrokimia. Crude
oil tersebut dialirkan secara kontinu dari tangki yang suhunya 40°C.
Sebelum ini difraksionasi menjadi beberapa komponen produk, terlebih
dahulu harus dikurangi kadar garam dan kandungan air di dalamnya hingga
konsentrasi tertentu. Pemisahan ini dilakukan pada desalter yang berdasarkan
sifat fisik crude akan efektif dan optimum pada suhu sekitar 145 °C.
Bila kurang akan menghasilkan pemisahan yang kurang baik dan bila berlebihan
akan membuang energi . Selanjutnya aliran crude akan difraksionator
dimana suhu inlet dijaga pada 350°C. Setelah difraksionasi, produk-produk akan
dikirimkan ke unit-unit proses selanjutnya atau ke dikirimkan langsung ke tangki.
Suhu penyimpanan di tangki tidak boleh melebihi 40°C. Gambaran
proses tadi menunjukkan bagaimana perlunya suatu alat penukar
panas, baik untuk menaikkan (dari 40°C ke 145°C) atau menurunkan suhu
fluida. Syarat minimum terjadinya pertukaran panas adalah terdapatnya
dua aliran media dengan suhu yang berbeda. Salah satunya sebagai penyuplai
panas, sedangkan lainnya sebagai penerima panas. Sewaktu melepaskan panasnya,
penyuplai panas akan kehilangan panasnya atau akan menjadi lebih ringan, begitu
juga sebaliknya si penerima panas akan mendapatkan tambahan panas pula.
Secara logika setelah proses perpindahan panas, suhu akhir penyuplai
panas tidak akan lebih kecil dari suhu awal penerima panas. Begitu juga
sebaliknya, media perpindahan panas antar kedua fluida (penyuplai atau penerima
panas) umumnya berupa tube atau pipa. Dalam konteks ini perpindahan panas
secara langsung tidak dibahas, contoh jenis ini adalah cooling tower. Penyuplai
panas untuk heat excanger dapat berupa fluida proses itu sendiri atau
media khusus penyuplai panas seperti steam atau media dari hasil pembakaran
(fuel burning). Sedangkan penerima panas dapat berupa media fluida proses yang
diinginkan atau menggunakan media khusus pengambilan panas seperti air
pendingin (cooling water) atau udara dari fan. Proses perpindahan panas
berlangsung dengan salah satu, dua, atau semua dari prinsip konduksi, konveksi,
dan radiasi. Beberapa jenis peralatan heat exchanger yaitu :

1. Heat Exchanger

Kedua sisi aliran merupakan fluida proses dan keduanya tidak mengalami
perubahan fase, umumnya adalah fase cair. Heat exchanger berfungsi sebagai alat
penukar panas antara minyak mentah yang akan masuk ke furnace dengan residu
yang akan masuk ke cooler sehingga panas yang terkandung dalam residu dapat
dimanfaatkan untuk menaikkan suhu minyak mentah dan beban furnace menjadi
lebih ringan. Jenis heat exchanger yang digunakan adalah shell and tube heat
exchanger yang berjumlah tiga buah dan disusun secara seri.
1.1 Prinsip Kerja Heat Exchanger
Prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua
fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara :
1.1.1. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang terjadi yaitu melalui interfase/penghubung antara kedua fluida. Contohnya
yaitu terjadi aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible
(tidak dapat bercampur), gas dan liquid, dan partikel padat kombinasi pada fluida.
1.1.2. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding
pemisah diantara fluida tersebut. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir
pada dinding yang memisahkannya. Sewaktu melepaskan panasnya, penyuplai
panas akan kehilangan panasnya atau akan menjadi lebih ringan, begitu juga
sebaliknya si penerima panas akan mendapatkan tambahan panas juga. Syarat
minimum terjadinya pertukaran panas adalah terdapatnya dua aliran
media dengan suhu yang berbeda. Salah satunya sebagai penyuplai panas,
sedangkan lainnya sebagai penerima panas.
1.2 Komponen-komponen Heat Exchanger
Sheel and tube exchangers adalah jenis heat exchangers yang paling
umum dan paling murah untuk digunakan di pabrik. Kerugian yang paling sering
ditemukan adalah tekanan panas antara shell dan tube, yang mana cenderung
terjadi penyusutan shell.
1.2.1. Shell
Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tube yang akan
ditempatkan di dalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar
atau pelat logam yang dirol. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana
didapat tube bundle. Untuk temperatur yang sangat tinggi kadang-kadang shell
dibagi menjadi dua untuk disambungkan dengan sambungan ekspansi tersebut.
1.2.2. Tube
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang
mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan
dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu
bahan pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja. Susunan dari tube ini dibuat
berdasarkan pertimbangan untuk mendapatkan jumlah pipa yang banyak atau
untuk kemudahan perawatan (pembersihan permukaan pipa). Suhu penyimpanan
di tube tidak boleh melebihi 40°C. Gambaran proses tadi menunjukkan
bagaimana perlunya suatu alat penukar panas, baik untuk menaikkan
suhu atau menurunkan suhu fluida. Syarat minimum terjadinya pertukaran
panas adalah terdapatnya dua aliran media dengan suhu yang berbeda.
Salah satunya sebagai penyuplai panas, sedangkan lainnya sebagai penerima
panas Adapun beberapa tipe susunan tube dapat dilihat dengan jelas pada gambar
dibawah ini :
Gambar 1. Tipe susunan tube
(Sumber : Fajariansyah, 2012 )

1.2.3 Tube Sheet


Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang
disebut tube bundle. Heat excanger dengan tube lurus pada umumnya
menggunakan dua buah tube sheet. Sedangkan pada tube tipe U menggunakan
satu buah tube sheet yang berfungsi untuk menyatukan tube-tube menjadi
beberapa tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side dengan shell side.
1.2.4 Sekat (Baffle)
Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini
antara lain adalah untuk penahan dari tube bundle, untuk mengurangi atau
menambah terjadinya getaran, serta untuk mengarahkan aliran fluida yang berada
di dalam tube. Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan
di bagian paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak
antara baffle yang satu dengan lainnya tetap disebut dengan tie rods.
1.3 Jenis-Jenis Heat Exchanger
1.3.1. Fixed Tube Sheet
Merupakan jenis shell and tube heat exchanger yang terdiri dari tube
bundle yang dipasang sejajar dengan shell dan kedua tube sheet menyatu dengan
shell. Kelemahan pada tipe ini fixed tube sheet ini adalah terjadi kesulitan pada
penggantian tube dan pembersihan shell nya, sehingga pemeliharaannya lebih
sulit, karena tube bundle tidak dapat dikeluarkan sehingga sulit untuk dibersihkan.
1.3.2. Floating Tube Sheet
Merupakan heat exchanger yang dirancang dengan salah satu tipe tube
sheet nya mengambang, sehingga tube bundle dapat bergerak di dalam shell jika
terjadi pemuaian karena perubahan suhu. Tipe ini banyak digunakan dalam
industri migas karena pemeliharaannya lebih mudah dibandingkan fixed tube
sheet, karena tube-bundle dapat dikeluarkan, dan dapat juga digunakan pada
operasi dengan perbedaan temperatur antara shell dan tube side di atas 200oF.
1.3.3. U tube/U bundle
Jenis ini hanya mempunyai 1 buah tube sheet, dimana tube dibuat
berbentuk U yang ujung-ujungnya disatukan pada tube sheet sehingga biaya yang
dibutuhkan paling murah di antara shell and tube heat exchanger yang lain. Tube
bundle dapat dikeluarkan dari shell nya setelah channel head nya dilepas. Tipe ini
juga dapat digunakan pada tekanan tinggi dan beda temperatur yang tinggi.
Masalah yang sering terjadi pada heat exchanger ini adalah terjadinya erosi pada
bagian dalam bengkokan tube yang disebabkan oleh kecepatan aliran dan tekanan
di dalam tube, untuk itu fluida yang mengalir di dalam tube side haruslah fluida
yang tidak mengandung partikel-partikel padat atau zat pengotor yang lainnya.

2. Cooler

Cooler merupakan peralatan tabung yang digunakan untuk mendinginkan


liquid yang panas sampai suhu tertentu yang dikehendaki. Satu sisi aliran
merupakan fluida proses yang akan didinginkan tanpa perubahan fase. Media
pendinginan adalah dari sarana sistem utilitas. Sistem utilitas tersebut terdiri dari
air pendingin atau udara (tanpa perubahan fase). Cooler berfungsi untuk
menurunkan temperatur atau mendinginkan produk-produk minyak yang keluar
dari kolom fraksionasi, kolom stripper, heat exchanger maupun condensor
dengan air sebagai media pendingin sampai suhu yang dikehendaki tanpa adanya
perubahan fase. Media pemanas juga berasal dari sistem utilitas. Sistem utilitas
tersebut seperti steam bila panasnya adalah panas sensibel ataupun panas laten.

3. Condensor
Condensor adalah peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu dari
uap atau vapor sampai ke suhu cair dengan menyerahkan panasnya kepada fluida
yang lain. Salah satu aliran merupakan fluida (uap) kolom destilasi atau
fraksionasi. Media pendingin adalah dari sarana atau sistem utilitas seperti air
pendingin (tanpa perubahan fase). Condensor berfungsi untuk mengembunkan
uap yang keluar dari puncak kolom fraksionasi. Di dalam condensor terjadi
perubahan fase yaitu fase uap ke fase cair tapi tidak terjadi perubahan volume
(volume tetap). Perubahan fase tersebut terjadi dengan bantuan air sebagai media
pendingin yang melewati tube sedangkan uap fraksi ringan melewati shell.

4. Reboiler

Reboiler yaitu peralatan yang digunakan untuk memproduksi uap dari


liquid. Salah satu sisi dari aliran merupakan fluida (cair) proses yang akan
diuapkan sebagian, biasanya dari bagian bawah atau bottom pada peralatan
destilasi maupun stripper. Media pemanas yang digunakan adalah dari sarana
utilitas seperti steam jika panasnya tersebut adalah panas sensibel dan panas laten.
setelah proses perpindahan panas, suhu akhir penyuplai panas tidak akan lebih
kecil dari suhu awal penerima panas. Begitu juga sebaliknya, media perpindahan
panas antar kedua fluida (penyuplai atau penerima panas) umumnya berupa tube.

6. Evaporator

Evaporator adalah peralatan yang digunakan untuk menguapkan fluida


cair dengan menggunakan steam atau pemanas lainnya. Evaporator berfungsi
sebagai alat pemisah antara fraksi berat yang tercampur di dalam minyak mentah
dengan cara penguapan yang sebelumnya telah mendapat pemanasan di dalam
furnace. Fraksi ringan disini berbentuk uap dan fraksi beratnya berbentuk cair.
Fase uap akan keluar melalui bagian puncak evaporator sebagai campuran
minyak bumi sedangkan fase cair keluar melalui bagian dasar evaporator sebagai
residu. Contohnya evaporator di kilang Pusdiklat Migas Cepu terdapat satu buah
dan terpasang vertikal. Untuk memudahkan pemisahan dengan cara penguapan
maka dapat disuntikkan steam dari bagian bawah evaporator. Penyuntikkan steam
ini berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial dari komponen-komponen
penyusun hidrokarbon sehingga penguapannya menjadi lebih mudah dan efisien.
7. Double Pipe Exchanger

Double pipe exchanger adalah suatu peralatan penukar panas yang


tersusun dari tube atau pipa ganda secara konsentris satu berdiameter lebih kecil
dari lainnya (tube di dalam tube). Umumnya double pipe exchanger berbentuk
hairpin (dua kaki yang dihubungkan), tapi juga ada jenis lainnya seperti multitube
hairpin. Double pipe exchanger adalah termasuk alternatif heat exchanger yang
murah karena konstruksinya dapat dirangkai dengan pipa-pipa yang standar.
Karena konfigurasinya, heat exchanger ini dapat mengatasi fluida
bertekanan tinggi pada sisi tube sehingga potensi bocor rendah tidak seperti shell
and tube yang membutuhkan pertisi untuk pass-stream yang membutuhkan
gasket. Selain itu double pipe exchanger mudah untuk dibersihkan, dibandingkan
heat exchanger jenis lain. Alat ini mempunyai pendekatan suhu counter-current
yang murni. Salah satu kekurangannya adalah rendahnya area permukaan
perpindahan panas. Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell
sendiri-sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger
ini dibentuk menjadi U. Pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan
dalam memindahkan panasnya, maka bagian diluar pipa dapat diberi sirip-sirip.
Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar, dan lain sebagainya.
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu
yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (annulus tube). Penukar
kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam
susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa.
Gambar 2. Alat penukar kalor jenis double tube
(Sumber : Arfindo, 2015)

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang


tinggi, dan karena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat
kecil, mudah dibersihkan pada bagian fitting, Fleksibel dalam berbagai aplikasi
dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur
sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop sesuai dengan keperluan,
mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi design
mudah dibuat dan akurat. Sedangkan kelemahannya terletak pada kapasitas
perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang
membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan biasanya digunakan
untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.

10. Airfin Cooler

Airfin cooler adalah suatu alat pendingin fluida proses dengan


menggunakan udara yang dialirkan menggunakan fan. Pertimbangan pemilihan
heat exchanger jenis ini adalah murah dibandingkan harus menggunakan shell
and tube exchanger. Perbandingan harus secara keseluruhan, karena dengan
membangun airfin cooler maka fasilitas pelengkap lain tidak diperlukan.
Sedangkan penggunaan shell and tube, berarti harus menyiapkan sarana air
pendingin dalam jumlah besar, yang berarti penambahan secara bahan kimia.
Sistem perpipaan dengan instrumentasi dan kontrolnya, pompa, dan lain-lain.
Secara ekonomis, bila area memungkinkan maka instalasi airfin cooler jauh lebih
baik. Karena itu membutuhkan tambahan suplai listrik untuk power fan.
Selain itu kualitas udara relatif jauh lebih bersih dari air pendingin,
sehingga biaya maintenance untuk pembersihan jauh berkurang. Airfin cooler
terdiri dari serangkaian tube bundle, dimana masing-masing tube diberi lilitan
spiral (fin). Udara sebagai media pendingan dihembuskan dengan fan yang
digerakkan oleh motor listrik. Posisi fan dapat diatas (induced) tube bundle atau
dibawah (forced) tube bundle. Dalam aplikasinya, airfin cooler banyak digunakan
sebagai cooler dan condensor (top vapour strean distillation column). Lokasi
airfin cooler harus cukup luas agar udara dapat bersirkulasi dengan baik, dan
umumnya airfin cooler dapat diletakkan diatas rak pipa atau pipe-rack.
DAFTAR PUSTAKA

Fajariansyah. 2012. Heat Exchanger. (Online) : www.scribd.com.2009.Jenis-


Jenis. (Diakses pada tanggal 17 September 2016).
Kuppan, T . 1985. Heat Exchanger Design Handbook. NewYork: Marcell Dekker.
Nazali. Heat Exhanger Tipe Kontak Langsung.(Online):
http://www.prosesindustri.com/2015/05/heat-exchanger-tipe-kontak-
lansung.html. (Diakses pada tanggal 12 Senptember 2016)
Ony. Prinsip Kerja Heta Exchanger. (Online) : http://artikel-
teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-bagian-
1. (Diakses pada tanggal 17 September 2016)
Saputra, Arfindo. 2015. Perpindahan Panas Pada Industri Migas.
www.scribd.com.2009.Aplikasi. (Diakses pada tanggal 17 September 2016).
Thamrin, Hasan. 2012. Perpindahan Panas Pada Industri Migas dan Petrokimia.
(Online) : www.google.com.2008.Aplikasi. (Diakses pada tanggal 17
September 2016).

Anda mungkin juga menyukai