Anda di halaman 1dari 2

0

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Setiap industri kimia membutuhkan air, baik sebagai reaktan maupun

sebagai suplai untuk air umpan ketel. Pada proses di industri, keberadaan air
sangat vital. Hal itu disebabkan kebutuhan air di industri meliputi air proses, air
pendingin, air umpan ketel, air domestik, dan air hidran. Berdasarkan klasifikasi
jenis air di industri, air pendingin merupakan salah satu air yang disediakan dalam
jumlah besar, yaitu seratus persen dengan 10-20% allowance.
Pada industri kimia dan pembangkit listrik, air pendingin dibutuhkan
sebagai media pertukaran panas antara suatu fluida panas dengan fluida dingin.
Air pendingin biasa digunakan sebagai media pendingin pada proses pertukaran
panas. Pada proses pertukaran panas, temperatur air pendingin akan meningkat
karena terdapat panas yang mengalir dari fluida panas ke air pendingin. Proses
pertukaran panas dari fluida panas ke fluida dingin berlangsung pada suatu
peralatan yang disebut Heat Exchanger (HE). Heat Exchanger merupakan suatu
peralatan, dimana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang dengan
temperatur lebih tinggi kepada fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Air pendingin yang telah digunakan sebagai media penyerap panas tidak
dapat langsung diumpankan ke proses lain. Hal ini dikarenakan, air dengan
temperatur tinggi berpotensi menimbulkan scaling dan fouling pada peralatan
industri. Oleh karena itu, air pendingin tersebut harus diolah terlebih dahulu
sebelum diumpankan kembali pada peralatan. Air tersebut diolah kembali hingga
temperatur air pendingin mendekati temperatur awal. Proses pengolahan air
pendingin agar kembali pada temperatur semula membutuhkan peralatan yang
disebut Cooling Tower.
Aplikasi teknologi cooling tower sangat penting pada setiap industri dalam
rangka pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi. Pada suatu proses pabrik,
fluida pendingin adalah kebutuhan yang sangat vital. Hal ini disebabkan air
digunakan sebagai media pendingin yang membutuhkan treatment khusus agar

dapat kembali ke kondisi semula. Oleh karena itu pemahaman tentang prinsip
kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan.
1.2.

Manfaat

1) Dengan diketahui hubungan antara kecepatan udara terhadap approach to wet


bulb dan presure drop, maka dapat diaplikasikan pada peralatan cooling
tower secara lebih efisien.
2) Dapat mengetahui spesifik volume udara dari psychometric chart untuk
menentukan kecepatan alir udara.
3) Dapat mempelajari prinsip kerja cooling tower secara termodinamika.
1.3.

Tujuan

1) Mengetahui prinsip dan cara kerja Cooling Tower Apparatus.


2) Mengetahui perhitungan pada Cooling Tower Apparatus.
3) Mengetahui Aplikasi dari Cooling Tower.
1.4.

Permasalahan

1) Bagaimanakah pengaruh flowrate udara terhadap temperatur air keluar?


2) Bagaimanakah pengaruh kecepatan udara terhadap pressure drop melalui
packing dan approach to wet bulb?
3) Bagaimanakah cara menentukan spesifik volume untuk menentukan
kecepatan alir udara melalui psychometric chart?

Anda mungkin juga menyukai