Anda di halaman 1dari 5

Nama:Regina cahyani putri (27)

Kls:x IPA 6

Teks Eksemplum
Pengertian Teks Eksemplum
Teks eksemplum adalah teks cerita yang menceritakan tentang perilaku atau tokoh dari
sebuah cerita. Ceritanya diawali dengan pengenalan tokoh, setelah itu membahas peristiwa
apa saja yang dilalui oleh tokoh, dan diakhiri dengan interpretasi dari dalam diri tokoh
tersebut.

Teks eksemplum termasuk kedalam karya sastra yang isinya menjelaskan tentang
pengalaman hidup seseorang. Berawal dari sebuah peristiwa yang dialami oleh tokoh dan
kemudian dari peristiwa tersebut terdapat hikmah yang dapat diambil. Tujuannya agar tidak
melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari.

Ciri-Ciri Teks Eksemplum


Teks eksemplum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Berisi tentang suatu peristiwa yang tidak di inginkan oleh tokoh.


2. Mempunyai nuansa naratif.
3. Pada umumnya menceritakan tentang pengalaman pribadi seseorang.
4. Terdapat perubahan perilaku pada tokoh untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Struktur Teks Eksemplum


Berikut adalah penjelasan tentang struktur teks eksemplum :

 Abstrak, adalah inti dari suatu peristiwa sebagai pengantar yang menggambarkan
peristiwa yang akan diceritakan.
 Orientasi, adalah bagian awal dari teks eksemplum, biasanya berisi tentang
pengenalan tokoh.
 Insiden, adalah bagian yang menjelaskan tentang kejadian-kejadian yang dialami oleh
tokoh. Biasanya tokoh mendapatkan suatu permasalahan atau persoalan.
 Interpretasi, adalah bagian yang menjelaskan tentang pesan moral, evaluasi, dan
akibat yang timbul karena tindakan tokoh. Interpretasi hampir sama dengan koda yang
terdapat pada struktur teks anekdot.
 Koda, adalah bagian penutup dalam cerita.

Unsur Kebahasaan Teks Eksemplum

 Kalimat yang dipakai adalah kalimat kompleks.


 Memakai verba (kata kerja)
 Memakai kata rujukan.
 Memakai konjungsi (kata hubung)

Jenis Teks Eksemplum


Teks eksemplum ada dua jenis, yaitu teks eksemplum fiksi dan nonfiksi.

 Teks Eksemplum Fiksi

Teks Eksemplum Fiksi adalah jenis teks eksemplum yang bersumber pada cerita rakyat, fabel
maupun legenda yang sifatnya rekaan dan belum tentu benar terjadi. Akan tetapi, masyarakat
tradisional masih meyakini kebenarannya.

 Eksemplum Nonfiksi

Pengertian Teks Eksemplum Nonfiksi adalah jenis teks eksemplum yang bercerita mengenai
pengalaman hidup yang tak terduga berdasarkan kisah nyata yang bersumber dari penulis teks
maupun orang lain.

Karakteristik Teks Eksemplum


1. Berisi peristiwa atau kejadian yang tidak sering terjadi.
2. Menimbulkan penyesalan bagi tokoh.
3. Menghadirkan diri penulis kedalam interpretasi dan koda.
4. Mengandung nilai-nilai yang disarankan oleh peristiwa.

Contoh Teks Eksemplum dan Strukturnya

Putri Tangguk

Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada


seorang perempuan tua yang
mempunyai huma. Humanya tidak
begitu luas, hanya seluas tangguk
penangkap ikan, tetapi hasilnya
melimpah ruah. Putri Tangguk nama
perempuan itu. Ia memiliki tujuh orang anak.

Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang tentang masa
depan keluarganya. Ketika itu, ketujuh anak mereka sudah tidur dengan pulas. “Wahai
Kakanda”, kata Putri Tangguk kepada suaminya sambil menghela napas panjang. “Kita telah
bekerja terus-menerus dan tidak henti-henti menuai padi. Hamba merasa sangat lelah. Anak-
anak kita pun tidak terurus lagi. Lihatlah anak-anak kita yang tidak pernah lagi berdandan.
“Ya,” jawab suaminya sambil duduk! Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma
lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh. Hujan yang turun malam itu sangat lebat
membuat suasana tempat tinggal Putri Tangguk semakin sunyi.

Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan
suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi. Pekerjaan itu biasa mereka lakukan setiap pagi
demi memenuhi kebutuhan keluarga. Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin
sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anak-
anaknya ada juga yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu tampak kesal.

“Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk menyumpah. “Hari ini kita tidak perlu lama bekerja.
Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan ini sebagai pengganti pasir. Besok kita masih dapat
menuai padi,” kata Putri Tangguk sambil menggerutu. Hari itu mereka cepat kembali ke
rumah. Padi yang sudah tertuai, mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Mereka berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi.

Keesokan malam anak Putri Tangguk terbangun dan menangis meminta nasi untuk makan.
Putri Tangguk pergi ke dapur untuk mengambil nasi. Ketika tutup periuk dibuka, Putri
Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung
yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi. Ia sangat terkejut ketika melihat lumbung
itu kosong. Dengan setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbung yang lain. Ia semakin
terkejut karena di dalam ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak ada sebutir beras atau
padi pun. Setelah menyampaikan apa yang ditemuinya itu kepada suaminya, Putri Tangguk
dan suaminya bergegas berangkat menuju huma.

mereka. Akan tetapi, mereka sangat terkejut karena tidak sebatang padi pun ada di huma
mereka. Dalam keadaan sedih, Putri Tangguk pulang ke rumah. Kesedihannya semakin
bertambah ketika mendengar tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Putri Tangguk jatuh
miskin akibat kesombongannya dengan menabur dan membuang-buang padi semaunya di
jalan yang dilewatinya.

Sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, manusia tidak boleh sombong dan angkuh.
Manusia tidak boleh menghambur- hamburkan kekayaannya karena semuanya merupakan
anugerah dan titipan Sang Pencipta. Putri Tangguk yang pada mulanya sangat kaya jatuh
miskin karena kesombongan dan keangkuhannya. Ia tidak mensyukuri kekayaan yang telah
diberikan Tuhan kepadanya.

No. Struktur Teks Kalimat dalam Teks


Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang
perempuan tua yang mempunyai huma. Humanya
tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap
1 Orientasi
ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah. Putri
Tangguk nama perempuan itu. Ia memiliki tujuh
orang anak.
2 Insiden Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya
sedang berbincang-bincang tentang masa depan
keluarganya. Ketika itu, ketujuh anak mereka
sudah tidur dengan pulas. “Wahai Kakanda”, kata
Putri Tangguk kepada suaminya sambil menghela
napas panjang. “Kita telah bekerja terus-menerus
dan tidak henti-henti menuai padi. Hamba merasa
sangat lelah. Anak-anak kita pun tidak terurus lagi.
Lihatlah anak- anak kita yang tidak pernah lagi
berdandan. “Ya,” jawab suaminya sambil duduk!
Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan
berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah
penuh. Hujan yang turun malam itu sangat lebat
membuat suasana tempat tinggal Putri Tangguk
semakin sunyi.

Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak


menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya
pergi ke sawah untuk menuai padi. Pekerjaan itu
biasa mereka lakukan setiap pagi demi memenuhi
kebutuhan keluarga. Jalan menuju huma yang
mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk
beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir.
Bahkan, anak-anaknya ada juga yang terjatuh.
Perempuan setengah baya itu tampak kesal.
“Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk
menyumpah. “Hari ini kita tidak perlu lama
bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan
ini sebagai pengganti pasir. Besok kita masih dapat
menuai padi,” kata Putri Tangguk sambil
menggerutu. Hari itu mereka cepat kembali ke
rumah. Padi yang sudah tertuai, mereka taburkan
di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka
berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin
lagi.

Keesokan malam anak Putri Tangguk terbangun


dan menangis meminta nasi untuk makan. Putri
Tangguk pergi ke dapur untuk mengambil nasi.
Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut
karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia
berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk
menyimpan beras dan padi. Ia sangat terkejut
ketika melihat lumbung itu kosong. Dengan
setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbung
yang lain. Ia semakin terkejut karena di dalam
ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak ada
sebutir beras atau padi pun. Setelah
menyampaikan apa yang ditemuinya itu kepada
suaminya, Putri Tangguk dan suaminya bergegas
berangkat menuju huma mereka. Akan tetapi,
mereka sangat terkejut karena tidak sebatang padi
pun ada di huma mereka. Dalam keadaan sedih,
Putri Tangguk pulang ke rumah. Kesedihannya
semakin bertambah ketika mendengar tangisan
anak-anaknya yang kelaparan. Putri Tangguk jatuh
miskin akibat kesombongannya dengan menabur
dan membuang-buang padi semaunya di jalan
yang dilewatinya.
Sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, manusia
tidak boleh sombong dan angkuh. Manusia tidak
boleh menghambur-hamburkan kekayaannya
karena semuanya merupakan anugerah dan titipan
3 Interpretasi
Sang Pencipta. Putri Tangguk yang pada mulanya
sangat kaya jatuh miskin karena kesombongan dan
keangkuhannya. Ia tidak mensyukuri kekayaan
yang telah diberikan Tuhan kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai