Anda di halaman 1dari 6

1

Nama : Aulia Agisna Rahmatika

A. Judul Penelitian
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan
Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII2
SMP Negeri 3 Pekanbaru

B. Latar belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi antar siswa, guru, dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran hendaknya dirancang secara
interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa (Permendikbud No.103 tahun 2014). Matematika merupakan
salah satu bidang studi yang menduduki peran penting dalam pendidikan, hal ini
dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah yang lebih banyak dibandingkan
pelajaran lainnya. Pembelajaran matematika yang ada di sekolah sangat erat
kaitannya dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
pembelajaran matematika, siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah-
masalah yang mengandung konsep matematika dengan kemampuan dan
pengetahuan yang dimilikinya.
Tujuan pembelajaran matematika sesuai kurikulum 2013 yaitu siswa
diharapkan dapat: (1) memahami konsep matematika; (2) menggunakan pola
sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi
berdasarkan fenomena atau data yang ada; (3) menggunakan penalaran pada
sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun
menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks
matematika maupun di luar matematika (kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi);
(4) mengkomunikasikan gagasan; (5) memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya; (6) melakukan
kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan matematika; (7)
2

menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan


kegiatan-kegiatan matematik (Permendikbud No.58 tahun 2014).
Ketercapaian tujuan pembelajaran matematika ini dapat dilihat dari tingkat
keberhasilan dan ketuntasan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa.
Mengenai ketuntasan hasil belajar, Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan.
Oleh karena itu, setiap siswa pada satuan pendidikan harus mencapai KKM yang
telah ditetapkan oleh satuan pendidikan. Permendikbud No. 23 Tahun 2016
menuliskan bahwa ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
kompetensi siswa secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui ketercapaian KKM dari hasil belajar matematika siswa
kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru, peneliti mengumpulkan data nilai ulangan
harian matematika kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru. Berdasarkan data
tersebut diperoleh bahwa dari 35 siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru
hanya terdapat 14 orang siswa yang mencapai KKM pada KD 3.9 ‘’Membedakan
dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus,
balok, prisma, dan limas)’’. Namun peneliti tidak memperoleh data untuk KD 4.9
‘’Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima dan limas), serta gabungannya.’’
Karena guru matematika kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru tersebut tidak
melakukan penilaian pada KD 4.9 ‘’Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima
dan limas), serta gabungannya.’’. Berdasarkan informasi tersebut, terlihat bahwa
hasil belajar siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru masih rendah, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang belum mencapai KKM yang telah
ditetapkan sekolah dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM,
sehingga terdapat kesenjangan antara hasil belajar yang diharapkan dengan hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa. Untuk mengetahui penyebab rendahnya
hasil belajar matematika siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru, peneliti
3

melakukan wawancara terhadap guru matematika dan siswa kelas VIII2 SMP
Negeri 3 Pekanbaru dan melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika
di kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru.
Berdasarkan hasil wawancara guru matematika kelas VIII2 SMP Negeri 3
Pekanbaru, peneliti memperoleh informasi bahwa : 1). siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran, siswa tersebut tertarik terhadap materi pembelajaran
yang diajarkan sehingga ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada siswa
yang mau bertanya. 2). siswa hanya mampu mengerjakan soal dengan model yang
sama dengan yang dicontohkan guru, siswa tidak dapat menjawab atau
menyelesaikan soal yang berbentuk masalah atau kontekstual yang diberikan oleh
guru. 3). dan terjadi kesenjangan hasil belajar antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Oleh sebab itu peneliti
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika di kelas VIII2
SMP Negeri 3 Pekanbaru.
Dari kegiatan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika yang
dilakukan siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru didapatkan fakta bahwa pada
saat proses pembelajaran siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru, di antaranya ada yang mengobrol dan bermain dengan teman sebangku,
ada yang mengerjakan tugas lain selain pelajaran matematika, dan ada siswa yang
mengantuk saat proses pembelajaran berlangsung.. Proses pembelajaran hanya
didominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi, karena ketika guru memberikan
soal latihan, hanya siswa yang berkemampuan tinggi saja yang maju kedepan kelas
untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sedangkan yang lainnya hanya
menyalin yang dikerjakan oleh temannya.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap siswa kelas VII2 SMP Negeri 3
Pekanbaru tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
mengetahui permasalahan yang dialami dalam pembelajaran matematika. Peneliti
memperoleh informasi bahwa : 1) pada proses pembelajaran guru tidak
menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran. 2). guru hanya menggunakan
metode ceramah, proses pembelajaran masih berpusat pada guru, dan model
4

pembelajaran yang digunakan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran tidak


bervariasi. 2). guru tidak pernah menggunakan LKPD, pernah menggunakan
pembelajaran kelompok namun tidak fungsional. 3). guru tidak pernah
memberikan contoh soal yang kontekstual, dan guru jarang memberikan aplikasi
materi pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mengurangi minat belajar siswa karena menganggap matematika tidak ada
penerapannya di kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan upaya perbaikan
proses pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa agar terlibat aktif untuk
membangun pengetahuannya dan mampu menyelesaikan masalah yang diberikan.
Upaya yang dimaksud adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa, untuk
mengontruksi pengetahuannya melalui masalah-masalah nyata yang mereka alami
di lingkungannya. Dengan cara ini, akan memberikan kemudahan bagi siswa
untuk memahami materi yang disajikan guru karena mereka menghadapi masalah
di sekelilingnya, sehingga mereka akan termotivasi untuk menyelesaikannya.
Model pembelajaran yang dipandang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
dengan mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya
dan permasalahan nyata yang mereka alami adalah dengan menggunakan model
Problem Bassed Learning.
Permendikbud No. 58 Tahun 2014 menyatakan bahwa pembelajaran yang
menggunakan masalah (Problem Bassed Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langka awal untuk
mendapatkan pengetahuan baru. Menurut McHarg (dalam Alimul Muniroh, 2015)
PBL sebagai model pembelajaran berusaha menyuguhkan berbagai situasi
bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat difungsikan
dalam melakukan penyelidikan. Penerapan PBL diharapkan dapat membantu guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan upaya untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII 2
SMP Negeri 3 Pekanbaru tahun pelajaran 2019/2020 pada KD 3.9 ‘’Membedakan
5

dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus,
balok, prisma, dan limas)’’ dan KD 4.9 ‘’Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima
dan limas), serta gabungannya’’.
Peneliti memilih KD tersebut karena materi pembelajaran tersebut banyak di
temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk menentukan kapasitas air
dalam bak mandi berbentuk kubus menggunakan volume kubus, dan menentukan
ukuran kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kotak kado berbentuk
balok dengan rumus luas permukaan balok, dan sebagainya. Sehingga peneliti
merasa perlu meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3
Pekanbaru pada materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan penerapan model
Problem Bassed Learning.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah : Apakah penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru pada materi
Bangun Ruang Sisi Datar

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII2 SMP Negeri 3
Pekanbaru pada materi Bangun Ruang Sisi Datar melalui penerapan model
Problem Based Learning (PBL).

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat membuat
siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII 2
SMP Negeri 3 Pekanbaru .
6

2. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika dan sebagai salah satu
upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika di VIII2 SMP
Negeri 3 Pekanbaru.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam rangka memperbaiki mutu
pembelajaran matematika, sehingga meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas SMP Negeri 3 Pekanbaru.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman peneliti dalam pelaksanaan Problem Based Learning.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional berguna untuk mengurangi kesalahan pemahaman dan
perbedaan penafsiran terhadap variable yang digunakan. Beberapa definisi
operasional tentang variable-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL) adalah
suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai sumber
belajar sehingga siswa dilatih untuk berfikir tingkat tinggi dan
mengembangkan kepribadian siswa lewat masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun langkah dari model pembelajaran PBL yaitu: (1)
Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, (3) Membimbing penyelidikan madiri dan berkelompok, (4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Analisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah.
2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dicapai atau dikuasai
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar yang
dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa
di kelas VIII2 SMP Negeri 3 Pekanbaru tahun ajaran 2019/2020 dalam
bentuk skor dari hasil tes pengetahuan dan keterampilan setelah melalui
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai