Kegiatan pengelolaan Logistik OAT yang dimulai dari
1. Pengertian perencanaan, permintaan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. 2. Tujuan Sebagai acuan pengelolaan OAT. Surat Keputusan Penaggung jawab Kepala Puskesmas Manembo 3. Kebijakan Nomor tentang Kebijakan Pengelolaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) 1. Pedoman Pengelolaan Obat Puskesmas, Dirjen kefarmasian & Alkes Tahun 2010 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 4. Referensi tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tubercolusis - Obat TB (OAT) 5. Alat dan Bahan - Kartu stok - Laporan Obat Harian 6. Prosedur / 1. Petugas farmasi melakukan perencanaan kebutuhan OAT Langkah- selama setahun untuk pemakaian tahun yang akan datang langkah berkoordinasi dengan pemegang program Tb dan anggota Tim DOTS lainnya, kemudian memasukkan ke dalam Rencana Kebutuhan Obat (RKO) yang diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 2. Petugas farmasi melakukan permintaan OAT rutin berdasarkan kebutuhan per bulan kepada Instalasi Farmasi Kabupaten Minahasa. 3. Petugas farmasi melakukan penerimaan OAT saat dilakukan pendistribusian obat dan sediaan farmasi lainnya oleh IFK Minahasa. 4. Petugas farmasi melakukan penyimpanan OAT pada rak khusus disertai pengisian kartu stok. 5. Petugas farmasi melakukan pendistribusian OAT berdasarkan resep untuk pasien TB disertai etiket dan pengisian kartu stok, serta melakukan penyerahan OAT dengan informasi penggunaan OAT. 6. Petugas farmasi membuat laporan harian penggunaan OAT untuk laporan bulanan. 7. Petugas farmasi melakukan pengelolaan terhadap OAT yang rusak dan kadaluarsa dengan melakukan pengembalian ke IFK. 8. Petugas farmasi melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan OAT bersama Tim DOTS setiap bulan dan disampaikan di Lokmin Bulanan Puskesmas. Petugas farmasi melakukan perencanaan kebutuhan OAT selama setahun untuk pemakaian tahun yang akan datang berkoordinasi dengan pemegang program Tb dan anggota Tim DOTS lainnya, kemudian memasukkan ke dalam Rencana Kebutuhan Obat (RKO) yang diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa.
Petugas farmasi melakukan permintaan OAT rutin
berdasarkan kebutuhan per bulan kepada Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Minahasa.
Petugas farmasi melakukan penerimaan OAT
saat dilakukan pendistribusian obat dan sediaan farmasi lainnya oleh IFK Minahasa. .
Petugas farmasi melakukan penyimpanan OAT
pada rak khusus disertai pengisian kartu stok. 7. Diagram Alir .
.Petugas farmasi melakukan pendistribusian OAT
berdasarkan resep untuk pasien TB disertai etiket dan pengisian kartu stok, serta melakukan penyerahan OAT dengan informasi penggunaan OAT.
Petugas farmasi membuat laporan harian
penggunaan OAT untuk laporan bulanan.
Petugas farmasi melakukan pengelolaan terhadap OAT
yang rusak dan kadaluarsa dengan melakukan pengembalian ke IFK.
Petugas farmasi melakukan monitoring
dan evaluasi penggunaan OAT bersama Tim DOTS setiap bulan dan disampaikan di Lokmin Bulanan Puskesmas. . 1. Ruang farmasi 8. Unit Terkait 1. Laporan Obat harian 9. Dokumen 2. Buku Catatan Obat Rusak/Kadaluarsa Terkait 3. Kartu stok