Anda di halaman 1dari 4

PENGELOLAAN OBAT ANTI

TUBERKULOSIS (OAT)
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. Hendri E. Pandelaki


MANEMBO NIP. 1975061720080331003

Kegiatan pengelolaan Logistik OAT yang dimulai dari


1. Pengertian perencanaan, permintaan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan, dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
2. Tujuan Sebagai acuan pengelolaan OAT.
Surat Keputusan Penaggung jawab Kepala Puskesmas
3. Kebijakan Manembo Nomor tentang Kebijakan Pengelolaan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT)
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
74 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian
di Puskesmas
4. Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tubercolusis
3. Pedoman Pengelolaan Obat Puskesmas, Dirjen
kefarmasian & Alkes Tahun 2010
- Obat TB (OAT)
5. Alat dan - Kartu stok
Bahan - Laporan Obat Harian
- LPLPO
6. Prosedur / 1. Petugas farmasi melakukan perencanaan kebutuhan
Langkah- OAT selama setahun untuk pemakaian tahun yang
langkah akan datang berkoordinasi dengan pemegang program
Tb dan anggota Tim DOTS lainnya, kemudian
memasukkan ke dalam Rencana Kebutuhan Obat (RKO)
yang diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin.
2. Petugas farmasi melakukan permintaan OAT rutin
berdasarkan kebutuhan per bulan melalui LPLPO
kepada Instalasi Farmasi Kota (IFK) Banjarmasin.
3. Petugas farmasi melakukan penerimaan OAT saat
dilakukan pendistribusian obat dan sediaan farmasi
lainnya oleh IFK Banjarmasin.
4. Petugas farmasi melakukan penyimpanan OAT pada rak
khusus disertai pengisian kartu stok.
5. Petugas farmasi melakukan pendistribusian OAT
berdasarkan resep untuk pasien TB disertai etiket dan
pengisian kartu stok, serta melakukan penyerahan OAT
dengan informasi penggunaan OAT.
6. Petugas farmasi membuat laporan harian penggunaan
OAT dan LPLPO untuk laporan bulanan.
7. Petugas farmasi melakukan pengelolaan terhadap OAT
yang rusak dan kadaluarsa dengan melakukan
pengembalian ke IFK.
8. Petugas farmasi melakukan monitoring dan evaluasi
penggunaan OAT bersama Tim DOTS setiap bulan dan
disampaikan di Lokmin Bulanan Puskesmas.
Petugas farmasi melakukan perencanaan
kebutuhan OAT selama setahun untuk
pemakaian tahun yang akan datang
berkoordinasi dengan pemegang program
Tb dan anggota Tim DOTS lainnya,
kemudian memasukkan ke dalam
Rencana Kebutuhan Obat (RKO) yang
diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin.

Petugas farmasi melakukan permintaan OAT rutin


berdasarkan kebutuhan per bulan melalui LPLPO
kepada Instalasi Farmasi Kota (IFK) Banjarmasin.

Petugas farmasi melakukan penerimaan OAT


saat dilakukan pendistribusian obat dan
sediaan farmasi lainnya oleh IFK Banjarmasin.
.

Petugas farmasi melakukan penyimpanan OAT


pada rak khusus disertai pengisian kartu stok.
7. Diagram .
Alir
.Petugas farmasi melakukan pendistribusian
OAT berdasarkan resep untuk pasien TB
disertai etiket dan pengisian kartu stok, serta
melakukan penyerahan OAT dengan
informasi penggunaan OAT.

Petugas farmasi membuat laporan harian


penggunaan OAT dan LPLPO untuk laporan
bulanan.

Petugas farmasi melakukan pengelolaan terhadap


OAT yang rusak dan kadaluarsa dengan
melakukan pengembalian ke IFK.

Petugas farmasi melakukan monitoring


dan evaluasi penggunaan OAT bersama
Tim DOTS setiap bulan dan disampaikan
di Lokmin Bulanan Puskesmas.
.

1. Ruang farmasi
8. Unit Terkait
9. Dokumen 1. LPLPO
Terkait 2. Laporan Obat harian
3. Buku Catatan Obat Rusak/Kadaluarsa
4. Kartu stok
stampel

stampel (TERKENDALI) stampel

(ASLI) atau (KEDALUARSA)

(TIDAK TERKENDALI)

Anda mungkin juga menyukai