Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Menjelang hari hepatitis sedunia yang jatuh pada tanggal 28 juli , Indonesia masih menghadapi
kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di kabupaten pacitan , jawa timur . hingga pertengahan juli
2019 jumlah kasus mencapai 1.102 orang . Hepatitis A merupakan penyakit menular yang di
pengaruhi oleh hygiene sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) . tulisan ini
mengkaji tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan KLB hepatitis A. beberapa tantangan
antara lain pencarian sumber virus secara komprehensif , vaksinasi hepatitis A yang belum
menjadi program wajib pemerintah , bencana kekeringan serta kurangnya kesadaran masyarakat
terkait PHBS. Dalam menghadapi tantangan tersebut perlu melibatkan berbagai stakeholder dan
institusi serta partisipasi masyarakat . di sisi lain , perlu adanya muatan materi terkait promosi
kesehatan yang meliputi advokasi , dukungan social serta pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan wabah penyakit menular yang diatur dalam revisi Undang – Undang no 4 tahun
1984 tentang wabah penyakit menular yang sudah masuk ke dalam prolegnas prioritas tahun
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan sidang World Health Assembly Ke -63 pada tanggal 20 Mei 2010 , Indonesia
Bersama brasil dan kolombia mencetuskan hepatitis menjadi salah satu agenda prioritas
kesehatan dan menetapkan setiap tanggal 28 juli sebagai hari Hepatitis Sedunia (Kemenkes go.id
12 September 2013) . Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang cukup serius baik di negara
berkembang maupun negara maju . Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi
penyakit hepatitis yang cukup tinggi . berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada
tahun 2018 sebesar 0,39% penduduk Indonesia menderita hepatitis . kondisi ini menurun tiga
kali lipat di bandingkan tahun 2013 (1,2%) . walau secara nasional telah terjadi penurunan ,
namun masih di temukan KLB hepatitis A di daerah seperti yang terjadi di Kabupaten Pacitan.
Pemerintah Kabupaten Pacitan menetapkan KLB hepatitis A sejak 25 juni 2019 . penetapan
tersebut di karenakan jumlah kasus semakin bertambah dan jumlahnya lebih dari dua kali dari
rata-rata jumlah kejadian normal. Hingga pertengahan juli 2019 , jumlah kasus hepatitis A
mencapai 1,102 orang . jumlah tersebut tersebar di Sembilan Kecamatan di antaranya Sudimoro
(583) , Sukorejo (116) , Ngadirojo (192) , Wonokarto (63) , Tulakan (73) , Bubakan (29) ,
Arjosari (34) , Tegalombo (6) , dan Ketrowonoyo (6) (cnnindonesia. com, 9 Juli 2019; Media
Indonesia,2 Juli 2019).
Kondisi tersebut menimbulkan dampak yang signifikan baik secara kesehatan , social maupun
ekonomi . salah satu contoh dampak yang terjadi di sisi ekonomi adalah sebanyak 3.000 orang
membatalkan kunjungan nya ke daerah Pacitan karena adanya KLB Hepatitis A . hal ini dapat
menurunkan pendapatan daerah karena berkurangnya wisatawan yang berkunjung
(bangsaonline.com, 14 Juli 2019)
KLB Hepatitis A di Jawa Timur terutama di kabupaten Pacitan bukan pertama kalinya terjadi .
data kementerian kesehatan tahun 2014 , menyebutkan KLB Hepatitis A pernah terjadi
sepanjang tahun 2013 di provinsi jawa timur dengan jumlah kasus sebanyak 287 kasus yang
meliputi beberapa kabupaten termasuk Pacitan (Kecamatan Ngadirojo) , di mana kasus nya
berjumlah 66 kasus yang sebagian besar adalah siswa sekolah . kejadian hepatitis yang berulang
tentu menjadi masalah tersendiri dan menjadi tantangan bagi pemerintah .
BAB II
PEMBAHASAN

Wabah hepatitis A menjangkiti pacitan , jawa timur . Dinas kesehatan Pacitan mencatat 824
orang menderita penyakit ini . Pemerintah kabupaten telah menyatakan status kejadian luar biasa
(KLB).’’ Sebenarnya hepatitis ini penyakit yang bisa sembuh sendiri asalkan istirahat , Hepatitis
A merupakan penyakit liver karena virus yang paling ringan ,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Pacitan , Eko Budiono,
Laporan awal temuan kasus di terima 14 juni 2019 . kala itu satu pasien dinyatakan
menderita hepatitis A , tubuhnya menguning. Keesokan harinya jumlah menderita ‘’… kami
ajukan statusnya menjadi KLB sejak 24 juni 2019 kemarin ,’’ jelas Bupati Pacitan, Indarto.
Dalam waktu kurang dari dua minggu jumlah penderita melonjak hingga 824 orang per 27 juni
2019 .’’ 824 ini artinya yang terduga, karena di temukan secara klinis saja dan epidemiologis
berdasarkan atas keluhan penderita ,’’ kata Eko kepada Tribun
Angka itu di dapat berdasarkan keluhan pasien yang memenuhi kriteria hepatitis A urine
berwarna gelap , kondisi fisik lemah , hilang nafsu makan , nyeri , perut tidak enak , dan demam.
Berdasarkan keluhan pasien dokter melakukan pemeriksaan klinis dan menemukan tanda-tanda
pembesaran hati . ‘’secara klinis kita duga dulu , itu hepatitis A. pastinya nanti harus melalui
pemeriksaan serologi.
Menurut Eko , hepatitis A menjangkiti warga di 8 dari 12 kecamatan yang ada di pacitan .
penderita terbanyak ada di kecamatan Sudimoro . dari 824 penderita hepatitis A , 80 di antaranya
di rawat di puskesmas dan rumah sakit. Sementara lainnya menjalani rawat jalan. Hepatitis A
adalah penyakit yang mudah menular . Wakil bupati pacitan , yudi sumbogo wabah satu ini salah
satunya di sebabkan oleh Sulitnya air bersih. selain itu , cuaca ekstrem juga berperan
memudahkan penularan virus.
Sebagai upaya penanggulangan hepatitis A , air bersih pun di bagikan bagi warga yang
kekurangan .

https ://beritagar.id/artikel/berita/klb-hepatitis-a-di-pacitan-824-orang-terdampak
BAB II
TINJAUAN MATERI

2.1 Definisi

Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai kausa,
termasuk infeksi virus atau pajana ke bahan – bahan toksik. Pada hepatitis virus, Peradangan hati
yang berkepanjangan atau berulang, yang biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat
menyebabkab sirosis, suatu keadaan berupa penggantian hepatosit yang rusak secara permanen
oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki kemampuan mengalami regenerasi, dan dalam keadaan
normal mengalami pertukaran sel yang bertahap. Apabila sebagian jaringan hati rusak, jaringan
yang rusak tersebut dapat diganti melalui peningkatan kecepatan pembelahan sel – sel yang
sehat. Tampaknya terdapat suatu faktor dalam darah yang bertanggung jawab mengatur
proliferasi sel hati, walaupun sifat dan mekanisme factor pengatur ini masih merupakan misteri.
Namun, seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki batas. Selain hepatosit, di antara
lempeng – lempeng hati juga ditemukan beberapa fibroblast ( sel jaringan ikat ) yang membentuk
jaringan penunjang bagi hati. Bila hati berulang – ulang terpajan ke bahan – bahan toksik,
misalnya alcohol, sedemikian seringnya, sehingga hepatosit baru tidak dapat beregenerasi cukup
cepat untuk mengganti sel – sel yang rusak, fibroblast yang kuat akan memanfaatkan situasi dan
melakukan proliferasi berlebihan. Tambahan jaringan ikat ini menyebabkan ruang untuk
pertumbuhan kembali hepatosit berkurang.

2.2 Jenis-jenis Hepatitis

Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-

fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi

hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa
inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi

adalah anak-anak dan dewasa muda.

Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan

seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat

injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien

dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan

pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan

pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala

klinis.

Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi

hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama

seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah

pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja

perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya

adalah selama 18-180 hari.

Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.

Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV

jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius

melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili,
resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa

inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis

fulminan, kegagalan hati, dan kematian

Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan

tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan

pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa

muda hingga pertengahan.

2.3 Tanda dan Gejala

Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis

hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis

hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan

bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya

terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti

teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.

Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis

A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis.

Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan

penyakitnya.

2.4 Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini

belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah

hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena

memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya

maupun komplikasinya.

Untuk memperkuat kekebalan yang telah ada, perlu diberi vaksinasi penguat. Caranya

bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun

kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu

diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.

Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai

sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang

kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan

pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk

laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga

menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.

2.5 . Cara Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan
sembuh dalam 1-2 bulan. Terapi hal yang dilakukan hanya untuk mengatasi gejala yang
ditimbulkan. Contohnya, pemberian parasetamol untuk penurun panas. Terapi harus mendukung
dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan gizi yang cukup. Tidak ada bukti yang baik bahwa
pembatasan lemak memiliki efek menguntungkan pada program penyakit. Telur, susu dan mentega
benar-benar dapat membantu memberikan asupan kalori yang baik. Minuman mengandung
alkohol tidak boleh dikonsumsi selama hepatitis akut karena efek hepatotoksik langsung dari
alkohol (WHO, 2010).

Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses
penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut :
1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh
dalam memerangi infeksi.
2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksi hepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi
nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses
penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam
tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta
alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Terdapat 824 orang menderita penyakit Hepatitis

Laporan awal : 14 juni 2019 terdapat satu pasien dinyatakan menderita hepatitis A , tubuhnya
menguning. Dalam waktu kurang dari dua minggu jumlah penderita melonjak hingga 824
orang per 27 juni 2019 . KELUHAN : urine berwarna gelap , kondisi fisik lemah , hilang nafsu
makan , nyeri , perut tidak enak dan demam.

Di 8 dari 12 kecamatan yang ada di pacitan penderita terbanyak ada di kecamatan Sudimoro.

Dari 824 penderita hepatitis A , 80 diantaranya di

Dirawat di puskesmas dan rumah sakit . sementara

Lainnya menjalani rawat jalan.


BAB IV

PEMBAHASAN SILABUS

Penyakit hepatitis A ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di
Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian
terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3% (Sanitoso, 2007).
Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis dengan 80% penderita berasal
dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis pada mahasiswa menunjukkan 56%
mahasiswa tersebut terbiasa makan di warung atau pedagang kuliner kaki lima dengan hygiene
sanitasi yang tidak baik (Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2003).

Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka 9.3% dari total
penduduk 237.6 juta jiwa. Di sumsel tahun 2007 dengan jumlah penduduk 7.019.964 jiwa,
prevalensi hepatitis A adalah 0.2-1.9%.

Pada umumnya orang yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau
penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati
yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga penderita ini haruslah
mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga penderita
tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute
parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak
mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori.

Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis karena apabila ada anggota keluarga menderita
penyakit yang sama, supaya anggota keluarga siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit
hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan
dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah
yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik
dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini
tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko
komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hepatitis Aadalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh
kotoran/tinja penderita,biasanya melalui makanan (fecal – oral), Hepatitis A paling ringan
dibanding hepatitis jenis lain.
2. Sifat umum Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121 o C selama 20 menit), dengan
dididihkan dalam airselama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt),
dengan panas kering (180 o C selama 1 jam), selama 3 hari pada 37 o C atau dengan khlorin
(10-15 ppm selama 30 menit).
3. Sebenararnya penyebab dari penyakit Hepatitis A paling banyak disebabkan olehzat kimia
bisa juga terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan terlalu sering memakan Bahan kimia
seperti obat obatan. Adapaun gejala dari hepatitis A terbagi atas 3 stadium yaitu : Fase
prodromal ( pendahuluan),Fase ikterik ( dengan gejala kuning ) dan Fase penyembuhan
(konvalesen).
4. Menurut WHO, ada beberapa cara untuk mencegah penularan hepatitis A, antara lain
:Secara Umum dan Secara khusus .
5. Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya
akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati
sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut :
Istirahat, Anti mual,dan Istirahatkan hati.

Saran

Kita harus memperhatikan kebersihan lingkungan,pergaulan sehari-hari,dan juga obat-obatan.


Karena dengan hal-hak yang kecil yang tidak kita perhatikan dapat menyebabkan hal-hal yang
tidak kita duga nantinya. Hepatitis A pun dapat diakibatkan dari hal yang sekacil semacam itu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmat, Asep S. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Gorontalo: UNG

Anderson, Clifford R. 2007. Petunjuk Modern kepada Kesehatan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Azis, Sriana. 2002. Kembali Sehat dengan Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Hincliff, Sue. 2000. Kamus Keperawatan Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. akarta: Media Aesculapius.

Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jakarta: EGC.

Speer, Kathleen M. 2005. Rencana Asuhan keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

James & Tim Horn. 2005.hepatitits virus dan HIV. Jakarta: Sprita

http://makalahhepatitis009.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai