Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol.XI, No.14/II/Puslit/Juli/2019

TANTANGAN DALAM PENANGGULANGAN


KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PENYAKIT HEPATITIS A DI PACITAN
13
Nur Sholikah Putri Suni

Abstrak
Menjelang Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada tanggal 28 Juli, Indonesia
masih menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) hepatitis A di Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur. Hingga pertengahan Juli 2019 jumlah kasus mencapai
1.102 orang. Hepatitis A merupakan penyakit menular yang dipengaruhi oleh
hygiene sanitasi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tulisan ini
mengkaji tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan KLB hepatitis A.
Beberapa tantangan antara lain pencarian sumber virus secara komprehensif,
vaksinasi hepatitis A yang belum menjadi program wajib pemerintah, bencana
kekeringan serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait PHBS. Dalam
menghadapi tantangan tersebut perlu melibatkan berbagai stakeholder dan
institusi serta partisipasi masyarakat. Di sisi lain, perlu adanya muatan materi
terkait promosi kesehatan yang meliputi advokasi, dukungan sosial serta
pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan wabah penyakit menular
yang diatur dalam revisi Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular yang sudah masuk ke dalam prolegnas prioritas tahun 2019.

Pendahuluan berkembang maupun negara


Berdasarkan sidang World maju. Indonesia merupakan salah
Health Assembly ke-63 pada tanggal satu negara dengan prevalensi
20 Mei 2010, Indonesia bersama penyakit hepatitis yang cukup
Brasil dan Kolombia mencetuskan tinggi. Berdasarkan data Riset
hepatitis menjadi salah satu agenda Kesehatan Dasar (Riskesdas),
prioritas kesehatan dan menetapkan pada tahun 2018 sebesar 0,39%
setiap tanggal 28 Juli sebagai Hari penduduk Indonesia menderita
PUSLIT BKD
Hepatitis Sedunia (kemenkes. hepatitis. Kondisi ini menurun
go.id, 12 September 2013). Hepatitis tiga kali lipat dibandingkan tahun
merupakan masalah kesehatan 2013 (1,2%). Walau secara nasional
yang cukup serius baik di negara telah terjadi penurunan, namun
masih ditemukan KLB hepatitis A tersendiri dan menjadi tantangan
di daerah seperti yang terjadi di bagi pemerintah. Tulisan ini akan
Kabupaten Pacitan. membahas tantangan dalam
Pemerintah Kabupaten penanggulangan KLB hepatitis A di
Pacitan menetapkan KLB hepatitis Pacitan.
A sejak 25 Juni 2019. Penetapan
tersebut dikarenakan jumlah kasus Epidemiologi Penyakit
semakin bertambah dan jumlahnya Hepatitis A
lebih dari dua kali dari rata-rata Penyakit hepatitis A
jumlah kejadian normal. Hingga merupakan infeksi hati yang
pertengahan Juli 2019, jumlah disebabkan oleh virus hepatitis A.
kasus hepatitis A mencapai 1.102 Virus ini dapat menyebar melalui
orang. Jumlah tersebut tersebar di makanan atau minuman yang
sembilan kecamatan di antaranya terkontaminasi kotoran manusia
Sudimoro (583), Sukorejo (116),
Ngadirojo (192), Wonokarto
secara fecal–oral. Salah satu faktor 14
penyebab hepatitis A adalah
(63), Tulakan (73), Bubakan (29), sumber air yang terkontaminasi,
Arjosari (34), Tegalombo (6) dan seperti yang terjadi di Pacitan.
Ketrowonoyo (6) (cnnindonesia. Sungai Kaligoro di Desa Sukorejo
com, 9 Juli 2019; Media Indonesia, 2 yang digunakan sebagai sumber
Juli 2019). mata air diduga sebagai penyebab
Kondisi tersebut menimbulkan penularan penyakit hepatitis A.
dampak yang signifikan baik secara Kondisi sungai tersebut kurang
kesehatan, sosial maupun ekonomi. layak untuk digunakan sebagai
Salah satu contoh dampak yang sumber air karena di sepanjang
terjadi dari sisi ekonomi adalah aliran sungai banyak terdapat
sebanyak 3.000 orang membatalkan limbah domestik. Faktor risiko
kunjungannya ke daerah Pacitan lainnya meliputi rendahnya kualitas
karena adanya KLB hepatitis A. Hal sanitasi lingkungan, kebiasaan
ini dapat menurunkan pendapatan makan bersama di satu tempat,
daerah karena berkurangnya saling tukar dan pemakaian alat
wisatawan yang berkunjung makan secara bersamaan serta
(bangsaonline.com, 14 Juli 2019). kebiasaan tidak mencuci tangan
KLB hepatitis A di Jawa Timur sebelum memegang makanan
terutama di Kabupaten Pacitan (personal hygine) (Aryana dkk, 2014;
bukan pertama kalinya terjadi. Harisma dkk, 2018; medcom.id, 14
Data Kementerian Kesehatan Juli 2019).
tahun 2014, menyebutkan bahwa Masa inkubasi hepatitis A
KLB hepatitis A pernah terjadi selama 18-50 hari dengan rata-rata
sepanjang tahun 2013 di Provinsi 28 hari. Gejala antara lain mual,
Jawa Timur dengan jumlah kasus muntah, nafsu makan berkurang,
sebanyak 287 kasus yang meliputi demam (suhu lebih dari 39c), dan
beberapa kabupaten termasuk lainnya. Selain itu, juga terjadi
Pacitan (Kecamatan Ngadirojo), di perubahan warna kulit, kuku dan
mana kasusnya berjumlah 66 kasus mata menjadi kuning serta urin
yang sebagian besar adalah siswa berwarna kuning kecoklatan.
sekolah. Kejadian hepatitis yang Hal ini disebabkan terganggunya
berulang tentu menjadi masalah metabolisme bilirubin yang
menyebabkan pengendapan. Hasil penderita meliputi penemuan
laboratorium terlihat naiknya SGOT kasus, pemeriksaan, pengobatan
dan SGPT (Arief, Sjamsul, 2009). dan perawatan. Penatalaksanaan
Gejala yang timbul dapat menjadi dilakukan di fasilitas pelayanan
berat dan menyebabkan kematian. kesehatan seperti rumah sakit
Akan tetapi, penyakit tersebut dan puskesmas. Bagi pasien yang
dapat sembuh apabila mengikuti sudah diizinkan pulang dari
pengobatan secara teratur. Dalam fasilitas pelayanan kesehatan harus
pengobatan hepatitis A tidak ada dilakukan pengecekan berkala
yang spesifik sehingga diutamakan supaya tidak menularkan ke
upaya pencegahannya terutama anggota keluarga.
yang berada di lingkungan Ketiga, pencegahan dan
endemisitas tinggi. pengebalan. Tindakan ini dilakukan
terhadap orang yang memiliki
15 Penanggulangan KLB Penyakit risiko terkena penyakit. Pencegahan
dan pengebalan yang cukup efektif
Hepatitis A
Berdasarkan Peraturan dilakukan dengan cara pemberian
Menteri Kesehatan RI No. 1501/ vaksin. Vaksinasi hepatitis A
Menkes/Per/X/2010 tentang mampu memberikan perlindungan
Jenis Penyakit Menular Tertentu selama 5-10 tahun. Vaksinasi
yang Dapat Menimbulkan Wabah dilakukan dua minggu sebelum
dan Upaya Penanggulanganya berkunjung ke daerah KLB (Media
dan Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia, 3 Juli 2019).
RI No. 53 Tahun 2015 tentang Keempat, pemusnahan
Penanggulangan Hepatitis Virus penyebab penyakit. Pemusnahan
disebutkan bahwa penanggulangan penyebab penyakit hepatitis A yaitu
KLB/wabah hepatitis A dapat dengan pemberian klorin untuk
dilakukan dengan lima cara, yaitu pengelolaan air bersih. Pemusnahan
pertama, penyelidikan epidemiologi penyebab penyakit termasuk
dan surveilans. Penyelidikan dalam pengendalian faktor risiko.
epidemiologi dilakukan untuk Pengendalian faktor risiko juga
mengetahui faktor penyebab KLB dapat dilakukan melalui mencuci
sehingga dapat memutus mata tangan menggunakan sabun,
rantai penularan dengan cepat, pengolahan makanan dengan
mengurangi terjadinya kasus benar, menyimpan makanan di
dan mencegah penyebaran ke suhu yang aman dan sesuai serta
daerah lain. Selain itu, penguatan menggunakan air bersih.
surveilans dilakukan secara Kelima, penyuluhan kepada
sistematis dan terus menerus masyarakat melalui promosi
untuk mengetahui perkembangan kesehatan. Promosi kesehatan
penyakit. Salah satu contoh yang proakif dilakukan oleh tenaga
sudah dilakukan di Kabupaten kesehatan untuk menekan kasus
Pacitan adalah didirikannya posko dengan cara sosialisasi dan
hingga dua kali masa inkubasi intervensi perubahan perilaku.
untuk mengamati perkembangan Promosi kesehatan bertujuan
penyakit (republika.co.id, 12 Juli memberikan pemahaman tentang
2019). Kedua, penatalaksanaan penyakit dan faktor risiko serta
PHBS di rumah tangga. Selain Tantangan di atas merupakan
promosi kesehatan, partisipasi beberapa kelemahan Undang-
masyarakat diperlukan sebagai Undang Nomor 4 Tahun 1984
agen perubahan dalam mencegah tentang Wabah Penyakit Menular.
terjadinya KLB. Partisipasi Dalam implementasinya,
masyarakat meliputi berperan undang-undang tersebut masih
aktif dalam penemuan suspek belum optimal dan kurang
kasus serta memelihara kesehatan dapat memenuhi kebutuhan
lingkungan. penanggulangan yang terjadi pada
masa sekarang. Penanggulangan
Tantangan dalam wabah perlu mencakup fase
Penanggulangan sebelum wabah (pencegahan), saat
Dalam penanggulangan terjadinya wabah dan pascawabah.
KLB, tantangan yang dihadapai Tindakan penanggulangan
yaitu pertama, penularan terjadi seharusnya sistematis, konsisten
dan berkesinambungan sehingga
16
tidak hanya dari makanan dan
minuman yang terkontaminasi, tidak terjadi kejadian berulang.
tetapi juga dari orang per orang. Undang-Undang Nomor
Oleh sebab itu, perlu adanya 4 Tahun 1984 tentang Wabah
investigasi kepadatan penduduk di Penyakit Menular belum
daerah tersebut selain penyelidikan mengatur secara detail tentang
makanan dan minuman. Kedua, penanggulangan dalam prespektif
program vaksinasi hepatitis A promosi kesehatan yang meliputi
belum menjadi program wajib di advokasi, dukungan sosial serta
Indonesia. Ketiga, musim kemarau pemberdayaan masyarakat.
menyebabkan kekeringan dan Promosi kesehatan diperlukan
berkurangnya debit air sehingga untuk peningkatan kesadaran
masyarakat setempat menggunakan dalam penanggulangan KLB.
air sungai yang sudah tercemar. Selain itu, strategi penanggulangan
Kondisi ini membuat penularan terletak pada sejauh mana
penyakit menjadi lebih cepat. keberhasilan pemerintah dalam
Keempat, kesadaran, pemahaman melakukan upaya pemberdayaan
dan pengetahuan PHBS masyarakat terhadap potensi yang ada di
masih kurang. Selain adanya masyarakat.
penyebab hepatitis A, air sungai Disisi lain, perilaku
tercemar bakteri E.coli. Padahal air memegang peranan penting
sungai digunakan untuk memasak, dalam determinan kesehatan
mandi dan mencuci. Keberadaan yaitu sebesar 60%. Perubahan
bakteri ¬E.coli ini menandakan perilaku tidak dapat berlangsung
bahwa masyarakat setempat secara cepat, diperlukan tahap
masih melakukan Buang Air demi tahap. Hal ini dikarenakan,
Besar Sembarang (BABS). Padahal perilaku dipengaruhi oleh nilai
berdasarkan laporan Sanitasi Total internal, lingkungan dan budaya.
Berbasis Masyarakat (STBM), sejak Perubahan perilaku dilakukan
2017 Pacitan dinyatakan bebas dari dengan berbagai strategi seperti
BABS di sungai (Media Indonesia, 2 advokasi, pemberdayaan dan
Juli 2019). dukungan sosial (Notoatmodjo,
2005). Pendekatan STBM dapat Referensi
dijadikan alternatif yang baik dalam Arief, S. (2009). “Hepatitis Virus”.
pembudayaan PHBS. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi Jilid l. Jakarta: Badan
Penutup Penerbit IDAI.
Menjelang Hari Hepatitis Aryana, dkk. (2014). “Faktor
Sedunia, masih ditemukan KLB Risiko Kejadian Luar Biasa
hepatitis A di daerah yaitu di Hepatitis A Di Sekolah Dasar
Kabupaten Pacitan dengan jumlah Negeri Selulung dan Blantih
kasus mencapai 1.102 orang. Faktor Kintamani”. Jurnal Ilmiah
penyebab KLB terkait pencemaran Kedokteran, Vol. 45, hal. 79-83.
sumber air serta rendahnya “Cegah Hepatitis A, Pemprov
PHBS. Beberapa tantangan dalam Jatim Bakal Bangun Jamban
penanggulangan yaitu pencarian di Pacitan”, https://www.
17 sumber virus secara komprehensif, medcom.id/nasional/daerah/
vaksinasi hepatitis A yang yKXG9DXk-cegah-hepatitis-a-
masih belum menjadi program pemprov-jatim-bakal-bangun-
wajib, bencana kekeringan yang jamban-di-pacitan, diakses 14
menyebabkan berkurangnya Juli 2019.
sumber air serta kurangnya Harisma, dkk. (2018). “Analisis
kesadaran masyarakat terkait PHBS. Kejadian Luar Biasa Hepatitis
Penanggulangan KLB A di SMA X Kabupaten
hepatitis A perlu dilakukan secara Lamongan Tahun 2018”. Jurnal
sustainable, melibatkan berbagai Berkala Epidemiologi, Vol. 6, No.
stakeholder dan institusi serta 2, hal. 112-121.
partisipasi masyarakat. Berkaitan “Ini Hasil Penyelidikan Hepatitis
dengan hal tersebut, salah satu A di Pacitan dan Trenggalek”,
RUU yang masuk dalam Prolegnas https://www.republika.
Prioritas tahun 2019 adalah RUU co.id/berita/nasional/
tentang Wabah Penyakit Menular politik/19/07/11/puhler409-
yang merupakan revisi dari ini-hasil-penyelidikan-
Undnag-Undang Nomor 4 Tahun hepatitis-a-di-pacitan-dan-
1984 tentang Wabah Penyakit trenggalek, diakses14 Juli 2019.
Menular. Dalam revisi tersebut Kementerian Kesehatan. (2014).
diperlukan materi pengaturan Laporan Riset Kesehatan Dasar
terkait promosi kesehatan yang 2013. Jakarta: Kemenkes.
meliputi advokasi, dukungan sosial, Kementerian Kesehatan. (2018).
serta pemberdayaan masyarakat Laporan Riset Kesehatan Dasar
dalam penanggulangan wabah 2017. Jakarta: Kemenkes.
penyakit menular. Selain itu, “Kemenkes Sebut Penderita
DPR RI khususnya Komisi IX, Hepatitis A di Pacitan 1.102
melalui fungsi pengawasan dapat orang”, https://www.
memantau penanggulangan KLB cnnindonesia.com/nasion
yang dilakukan pemerintah pusat al/20190709100031-20-410390/
dan daerah. kemenkes-sebut-penderita-
hepatitis-a-di-pacitan-1102-
orang, diakses 14 Juli 2019.
“Kemenkes Telusuri Penyebab KLB”, “Usai Wabah Hepatitis A,
Media Indonesia, 2 Juli 2019, hal. Ketua DPRD Pacitan Ajak
16. Masyarakat BantuGairahkan
“Musim Kemarau, Virus Hepatitis Kembali Wisata”,https://
A Mengintai”, Media Indonesia, 3 www.bangsaonline.com/
Juli 2019, hal. 16. berita/60142/usai-wabah-
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi hepatitis-a-ketua-dprd-pacitan-
Kesehatan Teori dan Aplikasi. ajak-masyarakat-bantu-
Jakarta:Rineka Cipta. gairahkan-kembali-wisata,
“Saatnya Peduli Hepatitis: Ketahui, diakses 14 Juli 2019.
Cegah dan Obati”,http://
www.kemkes.go.id/
development/site/jkn/index.
php?cid=2401&id=saatnya-
peduli-hepatitis--ketahui-cegah-
dan-obati.html, diakses 15 Juli
18
2019.

Nur Sholikah Putri Suni


nur.suni@dpr.go.id

Nur Sholikah Putri Suni, S.Gz, M.Epid, menyelesaikan Pendidikan S1Gizi Kesehatan
di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013 dan pendidikanS2 Epidemiologi di
Universitas Indonesia pada tahun 2016. Saat ini menjabatsebagai Peneliti Pertama di
Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI..

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai