Anda di halaman 1dari 4

INDEPENDEN SAMPLE T TEST

Langkah- langkah penentuan uji hipotesis:

No. Langkah Jawaban


1. Rumusan Masalah Apakah kadar haemoglobin pada siswa yang
tidak cacingan lebih baik daripada kadar
haemoglobin pada siswa yang cacingan?
2. Variabel Bebas Siswa SD
3. Skala variabel bebas Kategorik (Nominal)
4. Kategori variabel bebas a. Siswa SD yang tidak cacingan
b. Siswa SD yang cacingan
5. Variabel terikat Kadar haemoglobin
6. Skala variabel terikat Numerik (interval)
7. Jenis hipotesis Komparatif
8. Hipotesis 0 (Ho) Kadar haemoglobin siswa SD yang tidak
cacingan adalah kurang dari atau sama dengan
kadar haemoglobin siswa SD yang cacingan.
9. Hipotesis alternatif (Ha) Kadar haemoglobin siswa SD yang tidak
cacingan lebih besar daripada kadar
haemoglobin siswa SD yang cacingan.
10. Jumlah kelompok data 2 (dua) kelompok data:
a. Data kadar haemoglobin pada
kelompok siswa SD yang tidak
cacingan
b. Data kadar haemoglobin pada
kelompok siswa SD yang cacingan
11. Berpasangan/tidak Tidak berpasangan, karena subyek yang
berpasangan diukur kadar haemoglobinnya pada kelompok
siswa SD yang tidak cacingan dengan siswa
SD yang cacingan adalah subyek yang
berbeda.
12. Uji hipotesis yang sesuai:
Uji yang dapat digunakan adalah uji t tidak berpasangan (uji parametrik) jika
memenuhi syarat uji parametrik yaitu data terdistribusi normal.
Jika data tidak terdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah
uji alternatifnya yaitu uji mann whitney (uji non parametrik).

Interpretasi hasil uji normalitas data:

a. Karena jumlah sampel pada kelompok siswa SD yang tidak cacingan dan
kelompok siswa SD yang cacingan adalah lebih dari 50 maka uji
normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov.
b. Untuk kelompok siswa SD yang tidak cacingan p=0,013 (p>0,05)
dan kelompok siswa SD yang cacingan p=0,065 (p>0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kadar haemoglobin pada
kelompok siswa SD yang tidak cacingan dan kelompok siswa SD
yang cacingan adalah terdistribusi normal.
c. Karena distribusi data kedua kelompok adalah normal maka uji
hipotesis dua kelompok tidak berpasangan yang digunakan adalah
uji parametrik yaitu Uji t tidak berpasangan (Independent
Sample T test).

Interpretasi Hasil Uji Paired Sample Test :

Berdasarkan output yang dihasilkan menunjukkan bahwa kadar


haemoglobin pada kelompok siswa SD yang tidak cacingan rata-rata
sebesar 11.05 dan skor haemoglobin pada kelompok siswa SD yang
cacingan rata-rata sebesar 11.03.

Hipotesis:

Ho= Kadar haemoglobin pada kelompok siswa SD yang tidak


cacingan ≤ kadar haemoglobin pada kelompok siswa SD yang
cacingan
Ha= Kadar haemoglobin pada kelompok siswa SD yang tidak
cacingan > Kadar haemoglobin pada kelompok siswa SD yang
cacingan
 Pada uji t untuk 2 sampel independen, SPSS juga
melakukan uji hipotesis Levene’s Test untuk mengetahui
apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau
tidak terpenuhi.
Ho : Variansi kelompok Kadar
haemoglobin pada kelompok siswa
SD yang tidak cacingan = variansi
kelompok Kadar haemoglobin pada
kelompok siswa SD yang cacingan
Ha : Variansi kelompok Kadar
haemoglobin pada kelompok siswa
SD yang tidak cacingan ≠ variansi
kelompok Kadar haemoglobin pada
kelompok siswa SD yang cacingan
Dari hasil Levene’s Test, sig (2-tailed) = 0,857 yang lebih
besar dari α = 0,05. Sehingga Ho diterima.
 Dari hasil Levene’s test bahwa asumsi variansi kedua
kelompok adalah sama sehingga
 nilai t yang digunakan adalah t hitung = -0.060

 derajat kebebasan n1+n2 – 2 = 80 + 80 – 2 = 158

 sig (2 tailed) = 0,952

 Menggunakan nilai signifikansi

Uji yang dilakukan adalah uji 1 sisi (1-tailed) sehingga sig


(2-tailed) harus dibagi 2 menjadi 0.952/2 = 0.476

Karena sig = 0.476 lebih besar dari α = 0,05 maka Ho


diterima, Ha ditolak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Kadar haemoglobin siswa SD yang tidak cacingan adalah kurang
dari atau sama dengan kadar haemoglobin siswa SD yang
cacingan.

Anda mungkin juga menyukai