Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PENYAKIT BERBASIS

LINGKUNGAN

OLEH:
TUMBUR H. SIMANULLANG, SKM, M.Kes
A. PENGERTIAN

• Manajemen penyakit berbasis lingkungan


adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program
pemberantasan penyakit yang didasarkan
pada fakta, dengan melakukan intervensi pada
sumber penyakit, serta faktor risiko yang
berkenaan dengan proses timbulnya penyakit
yang dilakukan secara simultan dan
komprehensif dalam lingkungan.
• HL Blum, seorang pakar yang selama ini selalu
menjadi rujukan dan ’‘suhu’ kesehatan masyarakat,
melalui teorinya, berpendapat bahwa kesehatan
lingkungan dan perilaku manusia merupakan dua
faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap
status kesehatan masyarakat.
• Komponen perilaku dan komponen kesehatan
lingkungan ini merupakan dua faktor yang paling
memungkinkan untuk diintervensi, sehingga telah
menjadi kiblat berbagai tindakan promotif dan
preventif pada mayoritas masalah penyakit dan
masalah kesehatan.
• saat ini penyakit berbasis lingkungan masih
menjadi permasalahan kesehatan masyarakat
di Indonesia. ISPA dan diare yang merupakan
penyakit berbasis lingkungan selalu masuk
dalam 10 besar penyakt di hampir seluruh
Puskesmas di Indonesia, selain Malaria,
Demam Berdarah Dengue ( DBD ), Filariasis,
TB Paru, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan
dan Keluhan akibat Lingkungan Kerja yang
buruk.
• Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan
antra lain Penyakit disebabkan oleh faktor
lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat
yang masih rendah. Berdasarkan aspek sanitasi
tingginya angka penyakit berbasis lingkungan
banyak disebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan air bersih masyarakat, pemanfaatan
jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah,
air, dan udara karena limbah rumah tangga,
limbah industri, limbah pertanian, sarana
transportaasi, serta kondisi lingkungan fisik.
• Penyakit merupakan suatu kondisi patologis berupa
kelainan fungsi dan atau morfologi suatu organ
dan/atau jar tubuh.
• Sedangkan pengertian Lingkungan adalah segala
sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata,
abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi
interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut.
• Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi
patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu
organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia
dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki
potensi penyakit.
Untuk dapat melakukan upaya pengendalian
penyakit berbasis lingkungan, sangat penting
kita ketahui :
• karakteristik penyakit dan
• patogenesis suatu penyakit.
Faktor penyebab yang paling dominan karena
• lingkungan
• faktor perilaku.
• Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih
merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia
• kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih
80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan
balita.
Penyakit menular sebagai akibat dari semakin besarnya
tekanan bahaya kesehatan lingkungan
• air bersih dan jamban keluarga yang masih rendah,
• perumahan yang tidak sehat,
• pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan
kimia,
• penanganan sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat
kesehatan,
• vektor penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa,
ginjal, tikus dan lain-lain),
• pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang
pertanian, industri kecil dan sektor informal lainnya),
• bencana alam,
• serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
• kontribusi terbesar terhadap terciptanya
peningkatan derajat kesehatan seseorang
berasal dari kualitas kesehatan lingkungan
dibandingkan faktor yang lain
• Bahkan, lebih jauh menurut hasil penelitian
para ahli, ada korelasi yang sangat bermakna
antara kualitas kesehatan lingkungan dengan
kejadian penyakit menular maupun
penurunan produktivitas kerja
B. Masalah Penyakit Berbasis Lingkungan

• Hubungan interaktif antara manusia serta


perilakunya dengan komponen lingkungan
yang memiliki potensi bahaya penyakit, juga
dikenal sebagai proses kejadian penyakit
• Seharusnya dalam penanganan sesuatu
penyakit, baik penyakit menular maupun tidak
menular, manajemen penyakit yang paling
tepat diterapkan adalah manajemen berbasis
lingkungan.
• Mengingat faktor-faktor lingkungan sangat
dominan dalam proses kejadian suatu
penyakit, maka manajemen berbasis
lingkungan harus dilibatkan dalam upaya-
upaya pencegahan maupun pengendaliannya.
• Hasil studi Indonesia Sanitation Sector
Development Program (ISSDP) tahun 2006
menunjukkan 47% masyarakat masih
berperilaku buang air besar ke sungai, sawah,
kolam, kebun dan tempat terbuka.
Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di
Indonesia tahun 2006
• Perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah
setelah buang air besar 12%,
• setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum
makan 14%,
• sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum
menyiapkan makanan 6 %.
• Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku
pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan
99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum,
• tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung
Eschericia coli.
• Data angka kejadian diare nasional pada tahun
2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada
semua umur dan 16 provinsi mengalami
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case
Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52.
• Diare, yang merupakan
penyakit berbasis lingkungan, masih
merupakan pembunuh nomor satu untuk
kematian bayi di Indonesia dan menyumbang
42% dari penyebab kematian bayi usia 0 – 11
bulan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
2009, di Indonesia, sekitar 162 ribu balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita
setiap harinya.
• Hasil studi WHO (2007), memperlihatkan bahwa
intervensi lingkungan melalui modifikasi
lingkungan dapat menurunkan risiko penyakit
diare sampai dengan 94%. Modifikasi
lingkungan tersebut termasuk didalamnya
penyediaan air bersih menurunkan risiko 25%,
pemanfaatan jamban menurunkan risiko 32%,
pengolahan air minum tingkat rumah tangga
menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan
pakai sabun menurunkan risiko sebesar 45%.
Dampak yang ditimbulkan akibat penyakit
berbasis lingkungan ini meliputi
• kepanikan,
• kerugian ekonomi,
• menelan banyak korban,
• aspek politik,
• pariwisata dan lain sebagainya.
Penurunan kualitas lingkungan memiliki peran
terhadap terjadinya penyakit:
• diare,
• ISPA,
• malaria,
• schistosomiasis dan penyakit vektor lainnya,
• CPOD (PPOK), Penyakit Paru Obstruksi Kronis
• CVD,
• penyakit infeksi pada anak
Penyakit berbasis lingkungan
• Water borne deseases,
• Air borne deseases,
• Vector borne deseases,
• Food borne deseases
Faktor Yang Berpengaruh thd Penyakit
berbasis lingkungan
• Dukungan ekosistem sebagai habitat dari pelbagai
vektor,
• Peningkatan iklim global (global warming) yang
meningkatkan akselerasi perkembangbiakan nyamuk,
• Peningkatan kepadatan populasi penduduk yang
dijadikan hamparan kultur biakan bagi berbagai
macam penyakit serta dijadikan persemaian subur
bagi virus sekaligus sarana eksperimen rekayasa
genetika

Anda mungkin juga menyukai