Anda di halaman 1dari 34

DAMPAK KOMBINASI BISNIS (MERGER DAN AKUISISI)

TERHADAP PROFITABILITAS
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang di ampu oleh
Bapak Dr. Ikin Solikin, SE., M.Si, Ak., CA

Oleh:
Debby Belinda Salsabila 1606567
Fachrul Satria Robfilard 1607457
Granita Dwikania 1605982
Noval Hidayat 1600738

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KOTA BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori Akuntansi Akuntansi yang berjudul “Dampak Kombinasi Bisnis (Merger dan
Akuisisi) Terhadap Profitabilitas”. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Seseorang yang harus dijadikan
panutan umat manusia karena keteladanannya yang luar biasa.
Tak lupa penulis ucapkan kepada pihak yang telah memberikan sumbangan
berupa materinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Bandung, 13 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................3

2.1. Tujuan.....................................................................................................................................3

BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
2.1. Agency Theory (Teori Agensi)...............................................................................................5

2.2. Kombinasi Bisnis (PSAK 22).................................................................................................6

2.3. Merger...................................................................................................................................10

2.4. Akuisisi..................................................................................................................................12

2. 5. Proses Merger dan Akuisisi.................................................................................................12

BAB III............................................................................................................................................15
PEMBAHASAN..............................................................................................................................15
3.1. Analisis Profitabilitas............................................................................................................15
3.1.1. Return on Asset...........................................................................................................17
3.1.2. Return on Equity........................................................................................................17
3.1.3. Earning per Share.......................................................................................................17
3.2. Dampak Kombinasi Bisnis (Merger & Akuisisi) Terhadap ROA, ROE, dan
EPS PT. Lautan Luas Tbk. dan PT. Semen Indonesia Tbk.........................................................18

BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................................20
4.1. Simpulan................................................................................................................................20

4.2. Saran......................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................22
LAMPIRAN....................................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Orientasi diciptakannya perusahaan pada dasarnya yaitu untuk

memperoleh laba, yang dimana Profitabilitas atau kemampuan perusahaan

menghasilkan laba seringkali menjadi tolak ukur bagi sebuah kinerja

perusahaan. Dikarenakan oleh itu banyak perusahaan fokus pada usaha-

usaha untuk memaksimalkan memperoleh keuntungan, salah satunya

adalah dengan melakukan efisiensi pada sumberdaya, meningkatkan

produksi, maupun memperluas pangsa pasar.

Memperluas pangsa pasar ataupun menjaring banyaknya konsumen

dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang salah satunya adalah dengan

melakukan kombinasi bisnis dengan perusahan lain. Dengan melakukan

kombinasi bisnis perusahaan akan mendapatkan kemudahan dalam

menjalankan proses bisnisnya dengan mudah dikarenakan bertambahnya

jangkauan pemasaran perusahaan dari produk yang dihasilkan perusahaan

dikarenakan telah melakukan kombinasi bisnis dan diharapkan dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

Dalam melakukan kombinasi bisnis perusahaan dapat melakukan

merger dan akuisisi, yang dimana menurut (Sitanggang, 2013) Akuisisi

merupakan pengambilalihan suatu perusahaan lain dengan tetap

mempertahankan identitas dari perusahan yang diakuisisi. Dan sedangkan

Merger adalah proses penggabungan dua perusahan atau lebih menjadi

satu perusahaan, dimana perusahaan pengambil alih tetap memiliki


identitas, sedangkan perusahaan yang diambil alih menghentikan kegiatan

usahanya, dan meleburkan badan hukumnya.(Tampubolon, 2013) Secara

teori dengan melakukan kombinasi bisnis perusahaan dapat memperbaiki

kondisi dan kinerja perusahaan dikarenakan dengan kombinasi bisnis

perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha dengan skala yang luas,

sehingga keuntungan yang di hasilkan juga lebih besar bila dibandingkan

dengan perusahaan yang belum melakukan merger ataupun akuisisi.

Di Indonesia sendiri pada tahun 2018 (Agung Hidayat, 2018) banyak

perusahaan yang melakukan merger ataupun akuisisi yang terbaru datang

dari selesainya akuisisi saham PT Freeport Indonesia oleh PT Indonesia

Asahan Aluminium (Inalum). Perusahaan plat merah tersebut sah

mengantongi 51,23% saham Freeport dimana sebelumnya hanya punya

porsi 9,36% saja. Masih dari perusahaan plat merah, PT Semen Indonesia

Tbk (SMGR) resmi mengumumkan mengakuisisi 80,6% saham PT

Holcim Indonesia Tbk (SMCB) senilai US$ 917 juta atau sekitar Rp 13,47

triliun dari LafargeHolcim. Untuk membiayai akuisisi tersebut, SMGR

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan sejumlah bank asing

senilai US$ 1,28 miliar.

Seharusnya pasca proses kombinasi bisnis, kondisi keuangan

perusahaan seharusnya mengalami perubahan menjadi lebih baik ataupun

menjadi lebih buruk. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh

(Lesmana & Gunardi, 2012) dalam hasilnya menyatakan bahwa kinerja

keuangan pada perusahaan yang melakukan akuisisi tidak memberikan

peningkatan secara signifikan pada kinerja keuangannya. Sedangkan


menurut (Hasriani, 2018) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas pada

perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan

bahwa perbandingan antara laba bersih dengan total asset setiap tahun

menggambarkan tingkat profitabilitas yang baik. Dampak merger terhadap

profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) berdampak positif dan signifikan. Perbedaan signifikan dari tahun

pertama ke tahun selanjutnya menunjukkan peningkatan profitabilitas yang

semakin baik untuk perusahaan.

Hal ini berarti bahwa merger memperoleh sinergi yaitu melalui

penciptaan sinergi usaha demi peningkatan efisiensi perusahaan akan

memperoleh kemampuan atau kekuatan lebih dan nilai perusahaan setelah

merger yang lebih besar dari pada nilai perusahaan sebelum merger.

Sehingga dengan dari penelitian sebelumnya terdapat gap dalam penelitian

sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Dampak Kombinasi Bisnis (Merger dan Akuisisi) Terhadap Profitabilitas

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana dampak kombinasi bisnis (akuisisi & merger) terhadap

ROA, ROE, dan EPS PT. Lautan Luas Tbk?

2. Bagaimana dampak kombinasi bisnis (akuisisi & merger) terhadap

ROA, ROE, dan EPS PT. Semen Indonesia Tbk?

2.1. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui dampak kombinasi bisnis (akuisisi & merger)

terhadap ROA, ROE, dan EPS PT. Lautan Luas Tbk.

2. Untuk mengetahui dampak kombinasi bisnis (akuisisi & merger)

terhadap ROA, ROE, dan EPS PT. Semen Indonesia Tbk.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Agency Theory (Teori Agensi)

Darmawati (dalam Meisaroh, 2005) menyatakan bahwa “hubungan

keagenan adalah sebuah kontrak antara investor/pemilik (principal)

dengan manajer (agen)”. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya

pemisahaan antara kepemilikan (dipihak principal/investor/pemilik) dan

pengendalian (dipihak agent/manajer). Agency relationship didefinisikan

sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang (disebut owners atau

pemegang saham atau pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut agen

atau pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas

nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian wewenang

untuk mengambil keputusan.

Menurut Darmawati (dalam Meisaroh, 2005) ada tiga asumsi yang

melandasi teori keagenan yaitu :

1. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempuyai sifat

mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan rasional (bounded

rationality) dan tidak menyukai resiko.

2. Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara

anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya

asimetri informasi antara principal dan agent.

3. Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai

komoditi yang dapat dijualbelikan.


.2. Kombinasi Bisnis (PSAK 22)

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana

pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.

Transaksi yang kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya

(true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” juga

merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam

PSAK ini.

Terdapat tujuh macam metode yang diterapkan dalam kombinasi

bisnis untuk menerapkan enitas yang mencatat setiap kombinasi bisnis,

seperti :

1) Identifikasi pihak pengakuisisi.

2) Penentuan tanggal akuisisi.

3) Prinsip pengakuan.

4) Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian

dengan diskon.

5) Pedoman tambahan untuk menerapkan metode akuisisi untuk jenis

kombinasi bisnis tertentu.

6) Periode pengukuran.

7) Penentuan bagian dari transaksi kombinasi bisnis.

Umumnya, pihak pengakuisisi selanjutnya mengukur dan mencatat

aset yang diperoleh, lialibilitas yang diambil alih atau terjadi dan

instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis yang sesuai

dengan SAK. Hal ini menjadi pedoman akuntansi dan pengukuran yang

dilakukan serta instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis


seperti hak yang diperoleh kembali, lialibilitas kontinjensi yang diakui

pada tanggal akuisisi, aset indemnifikasi, dan imbalan kontinjensi. Di

dalam kombinasi bisnis terdapat pengungkapan oleh pihak pengakuisisi

yang menyatakan informasi yang memungkinkan pengguna laporan

keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi

bisnis yang terjadi selama periode pelaporan berjalan dan setelah akhir

periode pelaporan tetapi sebelum tanggal laporan keuangan diotorisasi

untuk terbit. Pihak pengakuisisi juga menyatakan informasi yang

memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak

keuangan dari penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan

yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode

tersebut atau periode pelaporan sebelumnya. Tanggal efektif dan ketentuan

transisi diterapkan secara prospektif untuk kombinasi bisnis yang tanggal

akuisisinya pada atau setelah awal periode tahun buku yang dimulai pada

atau setelah tanggal 1 januari 2011.

Kombinasi bisnis yang melibatkan entitas atau bisnis sepengendali

adalah kombinasi bisnis yang seluruh entitas atau binis yang bergabung

pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama. Sekelompok individu

dianggap sebagai pengendali suatu entitas jika sebagai hasil dari suatu

kesepakatan kontraktual dan suatu entitas mungkin dapat dikendalikan

oleh individu yang bertindak bersama berdasarkan kesepakatan

kontraktual. Identifikasi kombinasi mendefinisikan kombinasi bisnis

sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi


memperoleh pengendalian atas pihak diakuisisi dengan beberapa cara

seperti :

1) Dengan mengalihkan kas, setara kas atau aset lain

2) Dengan menimbulkan lialibilitas

3) Dengan memberikan lebih dari satu jenis imbalan

4) Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan

kontrak

Suatu kombinasi bisnis dirancang dengan berbagai acara tetapi tidak

terbatas pada :

1) Satu atau lebih bisnis menjadi entitas anak dari pihak pengakuisisi

2) Satu entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya

3) Seluruh entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya

4) Sekelompok pemilik sebelumnya dari salah satu entitas kombinasi

memperoleh pengendalian atas entitas kombinasi tersebut.

Suatu bisnis terdiri dari input, proses, dan output. Namun output tidak

disyaratkan untuk suatu rangkaian diintegrasikan agar dapat disebut

sebagai suatu bisnis. Tiga unsur bisnis :

1) Setiap sumber daya ekonomik yang memiliki kemampuan untuk

menghasilkan output.

2) Setiap sistem yang jika diterapkan terhadap input,memiliki

kemampuan untuk menghasilkan output.

3) Hasil input yang telah diproses yang memberi imbal hasil dalam

bentuk dividen.
Supaya mampu dilaksanakan dan dikelola, suatu rangkaian

diintegrasikan dari aktivitas dan aset  mensyaratkan dua unsur dasar yaitu

input dan proses yang diterapkan kepada input tersebut, yang secara

bersama-sama digunakan untuk menghasilkan output.

Sifat dari unsur-unsur suatu bisnis bervariasi berdasarkan industri dan

struktur operasi entitas. Bisnis yang sudah mapan memiliki berbagai jenis

input, proses, dan output yang berbeda-beda, sedangkan bisnis yang baru

memiliki input dan proses yang sedikit dan kadang hanya memiliki output

tunggal.

Kombinasi bisnis pada umumnya terjadi dengan kepemilikan hak

suara yang memberikan hak pengendalian. Kepemilikan hak suara

biasanya direalisasi dengan perolehan ekuitas entitas lain, Apabila entitas

mengakuisisi merupakan perusahaan publik, peraturan bapepam

masyarakat adanya pihak independen, yakni perusahaan penilai (appraisal

Company) untuk menilai kelayakan harga akuisisi berdasarkan nilai wajar

dari entitas target. Penilai independen akan melakukan penilaian

berdasarkan penilaian yang di Indonesia di sebut setandar penilaian

Indonesia (SPI).Pembiayaan jenis ini dilakukan dengan menerbitkan

saham baru atau mengeluarkan kembali saham treasuri atau

pembendaharaan yang diberikan kepada pemilik lama entitas target adapun

macam – macam metode Kombinasi Bisnis Yaitu :

1) Merger yaitu Merger adalah penggabungan perusahaan dengan jalan

kepemilikan langsung oleh suatu perusahaan terhadap harta milik dari

satu atau lebih perusahaan lain.


Pada cara ini perusahaan yang mengabil alih harta milik perusahaan

lain merupakan satu-satunya diantara perusahaan yang bergabung

tersebut untuk tetap mempertahankan identitas serta melanjutkan

usahanya. Sedangkan perusahaan lain yang menyerahkan harta

miliknya dibubarkan dan dengan demikian kehilangan statusnya

sebagai unit usaha yang terpisah.

2) Akuisisi yaitu apabila suatu perusahaan membeli hak milik entitas

lain, namun kedua entitas bisnis tersebut tetap beroperasi secara

terpisah.

.3. Merger

Menurut Kamaludin (dalam Triraharja, 2014) merger merupakan salah

satu jalan keluar untuk memperbaiki kinerja perusahaan secara

keseluruhan. Namun demikian sebelum merger dilakukan maka perlu

pertimbangan secara matang terutama dampak setelah merger terutama

dampak finansial secara keseluruhan. Sedangkan menurut Moin (dalam

Triraharja, 2014) adalah kesempatan dua atau lebih perusahaan untuk

bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup

sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau

bubar.

Sehingga, merger merupakan strategi yang diambil perusahaan dalam

menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan. Merger dapat

memberikan dampak terhadap perusahaan. Perusahaan melakukan merger

dapat memberikan dampak suatu sinergi, artinya hasil yang diperoleh dari
penggabungan harus lebih besar dibandingkan jika masing-masing

perusahaan beroperasi sendiri-sendiri.

Alasan perusahaan melakukan merger juga diungkapkan oleh Sudana

(dalam Triraharja, 2014) sebagai berikut:

1. Mencapai operasi yang ekonomis

Dua atau lebih perusahaan yang sejenis jika beroperasi sebagai entitas

yang terpisah, dalam memanfaatkan aset yang dimiliki masing-masing

perusahaan serinng kali akan kurang optimal, karena kapasitas aset

yang lebih besar dari kebutuhan masing-masing perusahaan.

Disamping itu banyak aset yang dimiliki oleh masing-masing

perusahaan bersifat duplikasi, dan jika perusahaan bergabung, aset

yang duplikasi tersebut dapat dikurangi.

2. Pertumbuhan

Penggabungan dua perusahaan atau lebih akan mempercepat

pertumbuhan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena intensitas

persaingan akan berkurang dan kempampuan perusahaan untuk

bersaing juga meningkat. Perusahaan dapat beroperasi secara lebih

efisien, sehingga harga produk yang dihasilkan bisa lebih murah.

3. Diversifikasi

Diversifikasi dapat dicapai melalui penggabungan dua atau lebih

perusahaan yang bergerak dalam industri yang berbeda. Tujuannya

adalah untuk mengurangi resiko. Hal ini bisa dicapai karena

perusahaan yang berada pada kelompok industri yang berbeda

memiliki karakteristik yang berbeda pula. Dengan penggabungan,


ketika satu perusahaan mengalami kerugian, perusahaan lain masih

memperoleh laba, sehingga secara keseluruhan variabilitas laba yang

diperoleh setelah penggabungan menjadi lebih stabil, atau resikonya

menjadi lebih kecil.

.4. Akuisisi

Menurut PSAK No. 22 mendefinisikan akuisisi adalah seuatu

penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi

(acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto operasi perusahaan yang

diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui

suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

Menurut Moin (dalam Meisaroh, 2005) mengemukakan bahwa

“akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikkan atau pengendalian atas

saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam

peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih tetap

eksis sebagai badan hukum yang terpisah”.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan tentang definisi akuisisi

dapat disimpulkan bahwa adalah pengambilalihan suatu perusahaan atas

saham atau aset, sementara perusahaan yang diambil alih tetap

menjalankan proses bisnisnya.

. 5.Proses Merger dan Akuisisi

Menurut Moin (dalam Meisaroh, 2005) pada prinsipnya merger dan

akusisi dilakukan berdasarkan kesepakatan atau persetujuan dari kedua

belah pihak tanpa adanya unsur pemaksaan dari salah satunya. Terdapat

beberapa tahapan dalam melakukan merger dan akusisi, diantaranya bisa


dipaparkan sebagai berikut:

1. Diawali dengan negosiasi terlebih dahulu antara kedua belah pihak

yang diwakili oleh manajemen atau direksi masing-masing

perusahaan.

2. Jika masing-masing direksi setuju, selanjutnya mereka membuat

rencana merger yang memuat tentang rancangan anggaran dasar

perusahaan hasil merger atau perusahaan yang diakuisisi, tata cara

penyelesaian pemegang saham yang menolak merger dan akuisisi,

dan estimasi selama proses merger atau akuisisi.

3. Masing-masing direksi membuat rancangan merger atau rancangan

akuisisi dan meminta persetujuan kepada dewan komisaris melalui

rapat umum pemegang saham (RUPS) masing-masing perusahaan.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan memiliki

aturan-aturan tersendiri berrkaitan dengan pengambilalihan ini.

4. Pihak-pihak yang terlibat dalam merger mulai mempersiapkan

dokumen- dokumen pendukung dalam rangka proses yuridis dan

operasional. Masing-masing pihak membentuk tim khusus untuk

menangani proses ini. Tim di pihak bidder biasanya melibatkan para

konsultan eksternal untuk membantu pada saat pramerger atau

akuisisi, proses pelaksanaan dan pasca merger dan akuisisi. Pada

tahap ini dilakukan due diligence atau uji tuntas untuk

mengidentifikasi dan menilai secara komprehensif dan mendalam

terhadap berbagai aspek perusahaan target seperti aspek keuangan,

produksi, pemasaran dan distribusi, sumber daya manusia, teknologi


operasi, hubungan dengan pihak supplier dan aspek legalitas.

5. Proses persetujuan merger dan akuisisi diakhiri dengan

penandatanganan naskah antara dua belah pihak yang bisa disebut

dengan closing.

6. Setelah selesai penandatangan, proses integrasi efektif dimulai.

2.1.6. Profitabilitas

Jorenza (dalam Minanari, 2018) menjelaskan bahwa profitabilitas

adalah “kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri”.

Munawir (dalam Meithasari, 2017), profitabilitas adalah “kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu”.

Sedangkan definisi profitabilitas menurut Brigham dan Houston (dalam

Meithasari, 2017) adalah “hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan

keputusan”.

Dari definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mencapai laba.

Profitabilitas dalam konteks merger dan akuisisi merupakan salah satu

dampak yang dihasilkan. Dengan melakukan penggabungan usaha akan

mendapatkan sinergi pada modal dan menghasilkan laba yang tinggi

dibandingkan perusahaan tidak saling bersinergi satu sama lain.


BAB III

PEMBAHASAN

.1. Analisis Profitabilitas

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau

perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset

dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio

profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau

keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang

memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai

dengan standar akuntansi keuangan.

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi

keuangan biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai

jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba

perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang

kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya

lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan.

Efektifitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang

dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat

dari unsur-unsur laporan keuangan. Semakin tinggi nilai rasio maka

kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai

yang tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi

yang bisa dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas. Rasio-rasio

profitabilitas memaparkan informasi yang pentingkan daripada rasio


periode sebelumnya dan rasio pencapaian pesaing. Dengan demikian,

analisis trend industri dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang berguna

tentang tingkat laba (profitabilitas) sebuah perusahaan. Rasio profitabilitas

mengungkapkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan

keputusan operasional yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan

di mana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau

kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis

– jenis akuntansi keuangan antara lain Margin Laba Kotor (Gross Profit

Margin), Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), Return on

Assets (ROA), Return on Equity (ROE),  Return on Sales (ROS), Return

on Capital Employed (ROCE), Return on Investment (ROI) dan Earning

Per Share (EPS).  Berikut ini jenis-jenis rasio profitabilitas

1. Margin Laba atas Penjualan (Gross profit margin)

2. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets/ROA)

3. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

4. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales/ROS)

5. Rasio Pengembalian Modal yang digunakan (Return on Capital

Employed/ROCE)

6. Rasio Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

7. Dividen Saham (Earning per Share/EPS)

Didalam penulisan ini penulis hanya akan menggunakan empat rasio

profitabilitas yaitu ROA, ROE, ROI, dan EPS dari keempat rasio tersebut

sudah dapat memproyeksikan tingkat profitabilitas dari suatu perusahaan.


3.1.1. Return on Asset

Tingkat Pengembalian Aset merupakan rasio profitabilitas untuk

menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait

sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam

mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.  Rumus Rasio

Pengembalian Aset sebagai berikut.

Laba Bersih
ROA = Total Aset

3.1.2. Return on Equity

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi

pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam

persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan terhadap

modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang

saham biasa dan pemegang saham preferen). Return on

equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya

(net worth) sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik

modal atau pemegang saham perusahaan.  ROE yaitu rentabilitas modal

sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity

sebagai berikut.

Laba Bersih setelah Pajak


ROE = 
Ekuitas Pemegang Saham

3.1.3. Earning per Share

Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat

kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk


perusahaan. Manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon

pemegang saham sangat memperhatikan earning per share karena menjadi

indikator keberhasilan perusahaan. Rumus earning per share sebagai

berikut.

Laba Bersih setelah Pajak−Dividen Saham Preferen


EPS = Jumlah Saham yang Beredar

.2. Dampak Kombinasi Bisnis (Merger & Akuisisi) Terhadap ROA, ROE,

dan EPS PT. Lautan Luas Tbk. dan PT. Semen Indonesia Tbk.

Berikut hasil dari penilaian terhadap ROA, ROE, dan EPS sebelum

dan sesudah kombinasi bisnis (merger dan akuisisi) pada PT. Lautan Luas

Tbk dan PT Semen Indonesia Tbk.

PT.Lautan Luas Tbk ( Merger )

2017 2018

ROA (%) ROE (%) EPS (%) ROA (%) ROE (%) EPS (%)

2,60 8,01 117 3,17 9,43 149

PT. Semen Indonesia Tbk ( Akuisisi )

2017 2018

ROA (%) ROE (%) EPS (%) ROA (%) ROE (%) EPS (%)

3,30 5,68 278 6,02 9,87 520

Dari tabel diatas dapat diketahui pada PT. Lautan Luas Tbk bahwa

rasio ROA, ROE, EPS perusahaan merger mengalami kenaikan. Dalam hal

ini dapat diartikan bahwa perusahaan merger memiliki kemampuan yang

baik dalam mendapatkan laba. Hal tersebut juga terjadi pada PT. Semen
Indonesia Tbk yang menunjukkan kenaikan rasio ROA, ROE, dan EPS.

Dalam hal ini dapat diartikan bahwa mengakuisisi memberikan dampak

yang baik terhadap kenaikan laba perusahaan.


BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Simpulan

Kombinasi bisnis merupakan penggabungan usaha yang umumnya

bertujuan untuk menghasilkan profit yang lebih baik daripada sebelum

terjadinya penggabungan usaha. Kombinasi terdiri dari merger dan

akuisisi. Merger merupakan penggabungan usaha, dimana dua atau lebih

perusahaan melebur menjadi perusahaan atau badan hukum yang baru.

Sementara akuisisi merupakan penggabungan usaha dengan cara

mengendalikan saham atau aset perusahaan lain.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak profitabilitas yang

dihasilkan setelah terjadinya kombinasi bisnis merger dan akuisisi.

Penilaian terhadap profitabilitas dilakukan menggunakan rasio Return on

Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS).

Hasil perhitungan rasio profitabilitas menunjukkan bahwa pada dua

perusahaan yang melakukan kombinasi bisnis yaitu PT.Lautan Luas Tbk

dan PT. Semen Indonesia Tbk dengan membandingkan rasio ROA, ROE,

dan EPS antara tahun 2016 dan 2017 mengalami kenaikan. Sehingga hal

ini mengartikan bahwa kombinasi bisnis merger maupun akuisisi

berdampak baik pada profit yang dihasilkan perusahaan.

4.2. Saran

Dengan tulisan ini kami berharap dapat menambah wawasan para

pembaca dan bisa menjadi sebuah literatur yang dapat berguna. Dan saran

dari penulis yaitu para pembaca ataupun peneliti selanjutnya dapt lebih
mengembangkan penelitian ini dan menjadikan penelitian ini sebagai saran

informasi dan wawasan pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Efektif Tahun


2019.
Agung Hidayat. (2018). Ini dia akuisisi jumbo selama tahun 2018. Retrieved
November 20, 2019, from Kontan.co.id website:
https://industri.kontan.co.id/news/ini-dia-akuisisi-jumbo-selama-tahun-2018

Hasriani. (2018). Analisis Dampak Merger terhadap Profitabilitas Pada


Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Idx).

Lesmana, F. J., & Gunardi, A. (2012). Perbedaan Kinerja Keuangan dan


Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Akuisisi di BEI. Trikonomika, 11(2),
195–211.

Meisaroh, T. (2005). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Keuangan.

Meithasari, R. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas.

Minanari. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Manajemen Laba dan Kebijakan


Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Profita, 11(1), 139–149.

Sitanggang. (2013). Manajemen keuangan perusahaan lanjutan. Jakarta: Mitra


Wacana Media.

Tampubolon, M. (2013). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Triraharja, A. (2014). Analisis Dampak Merger Terhadap Profitabilitas pada PT


Bank CIMB Niaga. Skripsi.
LAMPIRAN

Rasio Keuagan PT. Lautan Luas Tbk.

Rasio Keuangan PT. Semen Indonesia Tbk.


Informasi Saham PT. Lautan Luas Tbk.

Laporan Keuangan PT. Lautan Luas Tbk.


Laporan Keuangan PT. Semen Indonesia Tbk.

29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai