Anda di halaman 1dari 23

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PEMBIMBING

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Jasmina Syafe’i, S.E., M.Ak.CA.

UIN SUSKA RIAU


MATERI KAJIAN :
“KOMBINASI BISNIS”

Di susun oleh :
Sinta Vayendora (11870324190)
Sri Mustika Sari (11870324056)
Syarifah Nuraini (11870324037)

SEMESTER LIMA / LOKAL D

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF QASIM RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpah nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I dengan judul “
Kombinasi Bisnis”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu
Jasmina Syafe’i, S.E., M.Ak.CA. yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan I.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Selasa, 6 oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 KOMBINASI BISNIS...........................................................................................................................3
A. Defenisi Kombinasi Bisnis..............................................................................................................3
b. Tujuan Kombinasi Bisnis..................................................................................................................3
c. Pengembangan Bisnis......................................................................................................................4
d. Identifikasi Komunikasi Bisnis..........................................................................................................4
e. Aspek Etika Dalam Kombinasi Bisnis................................................................................................6
f. Jenis Komunikasi Bisnis....................................................................................................................6
g. Standard Akuntansi Kombinasi Bisnis..............................................................................................6
2.2 KOMBINASI BISNIS DAN PENGENDALIAN..............................................................................................8
a. Definisi.............................................................................................................................................8
b. Pengendalian...................................................................................................................................8
c.Alasan Kombinasi Bisnis......................................................................................................................10
2.3 AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS...........................................................................................................11
2.5 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN..........................................................................................................15
BAB III............................................................................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kombinasi bisnis/penggabungan usaha adalah suatu transaksi atau peristiwa lain di mana
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Kriteria-kriteria yang
termasuk pihak pengakuisisi, antara lain:

 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang mengalihkan kas atau aset
lainnya atau menimbulkan liabilitas.
 Pihak pengakuisisi biasanya entitas yang bergabung yang pemiliknya merupakan
kelompok usaha yang mempertahankan atau memperoleh porsi terbesar atas hak
suara pada entitas hasil penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang pemilik tunggal
atau kelompok pemilik terorganisasi dari entitas tersebut memiliki kepentingan suara
minoritas terbesar dalam entitas hasil penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang pemiliknya
mempunyai kemampuan untuk memilih atau menunjuk atau mengganti mayoritas
anggota organ pengatur entitas hasil penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung di mana manajemen
(sebelumnya) mendominasi manajemen entitas hasil penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang membayar
premium di atas nilai wajar sebelum kombinasi bisnis dari kepentingan ekuitas entitas
yang lainnya bergabung
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KOMBINASI BISNIS

A. Defenisi Kombinasi Bisnis


Kombinasi bisnis yaitu penggabungan antara beberapa entitas guna mendapatkan
keuntungan yang lebih besar di bandingkan ketika menjalankannya sendiri. Perusahaan
melakukan kombinasi bisnis dengan berbagai tujuan dan motivasi. motivasi umum dalam
melakukan kombinasi bisnis adalah ingin agar entitas tersebut menjadi lebih besar dan
berkembang. semakin besar perusahaan, investor akan memperoleh pengembalian investasi yang
semakin besar dari investasinya. beberapa motivasi spesifik kombinasi bisnis antara lain

 menjadikan entitas lebih besar


 menghindari pengambilan oleh entitas lain
 mensinergikan sumber daya yang dimiliki
 kompensasi yang diterima manajemen terkadang dikaitkan dengan ukuran
perusahaan
 meningkatkan kebanggaan entitas

a. Keuntungan Kombinasi Bisnis

Keuntungan akhir kombinasi bisnis adalah diperolehnya imbalan hasil yang lebih besar
kepada pemegang saham dibandingkan pada saat entitas belum melakukan kombinasi bisnis.
keuntungan kombinasi bisnis tercipta karena entitas mampu menghasilkan sinergi dalam
kombinasi bisnis tersebut sehingga jika nilai entitas sebelum bergabung 5 dan 3 maka hasil
kombinasi bisnis harus mampu menghasilkan lebih dari 8.

Proses kombinasi bisnis bersifat kompleks sehingga perlu kehati-hatian agar sinergi yang
diharapkan dapat tercapai.bertambahnya ukuran entitas akibat kombinasi bisnis dapat membuat
pengelolaan entitas menjadi lebih birokratis dan kompleks sehingga keputusan yang diambil
lambat sehingga entitas tidak dapat fleksibel menghadapi perubahan lingkungan. dalam beberapa
kasus sering terjadi kegagalan dari kombinasi bisnis sehingga pada akhirnya sinergi tidak dapat
diperoleh. bahkan seringkali akuisisi bisnis tidak mampu menghasilkan imbal hasil seperti yang
diharapkan.

b. Tujuan Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010,
meningkatkan relevansi, keandalan, daya banding informasi mengenai kombinasi bisnis dan
dampaknya antara lain :

 Mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan non
pengendali.
 Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian diskon.
 Menentukan jenis indformasi yang diungkapkan.

c. Pengembangan Bisnis

Kombinasi bisnis merupakan salah satu cara dalam melakukan pengermbangan usaha
sehingga menjadi lebih besar. Pengembangan bisnis dapat dilakukan secara internal maupun
eksternal. Pengembangan bisnis internal dapat dilakukan dengan pembentukan entitas baru
secara internal. Dalam rangka pengembangan bisnis entitas membentuk entitas anak melalui
penyetoran modal secara tunai. Tujuan pembentukan entitas baru tersebut biasanya untuk
membuka pasar yang lebih luas atau memperluas jaringan produksi. Misalnya entitas melakukan
ekspansi usaha ke Timor Leste. Untuk tujuan kemudahan bisnis dan pemenuhan regulasi di
negara tersebut perlu di dirikan perusahaan dengan bentuk hukum tersendiri.

Pembentukan entitas baru dapat juga dilakukan melalui mekanisme spin-off atau
pemisahan satu unit atau divisi perusahaan menjadi entitas anak tersendiri. Melalui mekanisme
spin-of. setoran modal dari entitas induk berupa aset dari divisi tersebut yang dipisahkan.
Tujuan pemisahan tersebut untuk fleksibilitas dalam menjalankan usaha, alasan regulasi
yang mengharuskan menjadi bentuk hukum terpisah atau karena tujuan perpajakan. Sebagai
contoh. Undang-Undang Migas tidak membolehkan usaha migas terintegrasi dari hulu dan hilir
dalam satu perusahaan. Untuk itu, Pertamina melakukan spin-off usaha hulu migas dengan
membentuk PT Pertamina Internasional Irak, PT Pertamina Internasional Malaysia Explorasi
and Production dan PT Pertamina Hulu Energi. Contoh lainnya misalnya pembentukan PT BNI
Syariah yang awalnya merupakan unit usaha syariah (UUS) dari PT BNI (Persero)

Bentuk pengembangan bisnis internal dapat juga dilakukan melalui kombinasi bisnis
internal atau sering disebut sebagai restrukturisasi entitas sepengendali. Kombinasi bisnis
dilakukan oleh anak yang dimiliki oleh itu entitas induk. Sebagai contoh PT A memiliki entitas
anak PT B dan PT C. Kombinasi bisnis d lakukan dengan menjual kepemilikan PT A pada
saham PT-C kepada PT B. Bentuk kombinasi bisnis tersebut merupakan contoh bentuk
retrukturisasi entitas sepengendali. Secara total tidak jerjadi perubahan kepemilikan, hanya
terjadi perubahan PT C yang awalnya entitas anak berubah menjadi entitas cucu.

Pengembangan bisnis secara eksternal dilakukan dengan membeli atau mengakuisisi


entitas lain di luar entitas. Pengembangan bisnis yang sebenarnya hanya terjadi jika terjadi
pengembangan bisnis secara eksternal, karena pengembangan ini benar-benar menjadikan
perusahaan menjadi bertambah besar. Pengembangan bisnis secara internal baru dapat
memperbesar bisnis jika setelah dibentuk entitas tersebut mampu berkembang dengan cepat.
Fokus pembahasan dalam bab ini adalah pengembangan binsis secara eksternal

d. Identifikasi Komunikasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010,
kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan
sebagai pihak pengakuisisi, diantaranya ;

 Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilitas.


 Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.
 Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
 Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.

e. Aspek Etika Dalam Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis mampu mengakselerasi pertumbuhan perusahaan sehingga dapat


berkembang jauh lebih cepat dibandingkan jika melakukan pertumbuhan secara alami mclalui
peningkatan produksi dan skala nsaha Kombinasi hisnis akan menjadikan perusahaan besar
sehingga struktur kepemilikannya menjadi rumit. Dalam beberapa kasus, kerumitan kepemilikan
dalam satu grup usahia dimanfaatkan untuk melakukan manajemen laba yang merugikan
pemegang saham dan selaruh stakcholder.

f. Jenis Komunikasi Bisnis

a. Strategi Bisnis

Kombinasi bisnis dapat dilhhat darı aspek strategi perusahaan. Perusahaan melakukan kombinasi

binis dalam rangka mengembangkan usahanya. Pengembangan usaha dapat dilakukan melalui

integrasi vertikal. horizontal, dan konglomerasi.

1. Integrasi vertikal adalah kombinasi bisnis dengan nmelakukan akuisisi entitas yang
memiliki hubungan pemasok atau distribusi. Dalam integrasi ini entitas dapat melakukan
akuisisi hilir dengan meakukan akuisisi pada jalur distribusi atau akuisisi hulu dengan
melakukan akuisisi pada jalur pemasok
Misalnya entitas produsen mie instan mengakuisisi entitas produsen gandum yang
merupakan bahan baku mic instan atau mengakuisisi entitas distribusi nie instan. Proses
ini disebut integrasi hulu. Namun dapat juga perusahaan melakukan integrası hilır dengan
mengakuisisi perusahaan ritel yang menjual produk mie instan menghasilkan produk
sejenis atau produk yang berkaitan. Misalnya entitas produsen mie instan mengakuisisi
entitas produsen kecap, saus, makanan kecil lainnya yang bahan bakunya sejenis dengan
mie instan.
2. Konglomerasi adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi entitas yang tidak
memilih hubungan dengan entitas. Hasil dari integrasi akan terbentuk perusahaan
konglomerat, yang grup usaha dengan berbagai produk yang dihasilkan dan begerak
dalam beberapa industri yang berbeda. Misal perusahaan mic instan mengakuisisi bank,
asuransi.
3. Bentuk Entitas. Jenis kombinasi bisnis dapat juga dibedakan tentang bagaimana bentuk
perusahaan sebelum sesudah melakukan kombinai bisnis. Berdasarkan bentuk hukum ini,
kombinasi bisnis di identifikasi atas perusahaan sebelumnya.

g. Standard Akuntansi Kombinasi Bisnis

Perkembangan PSAK 22 : kombinasi bisnis standar akuntansi untuk kombinasi bisnis saat
ini diatur dalam PSAK 22 revisi 2010 kombinasi bisnis yang telah mengalami penyesuaian pada
tahun 2014 sebelumnya. ketentuan kombinasi bisnis menggunakan PSAK 22 1994
penggabungan usaha terdapat perbedaan istilah dalam standar baru dibandingkan dengan standar
lama yaitu penggabungan usaha berubah menjadi kombinasi bisnis.

PSAK 22 penyesuaian 2014 penggabungan usaha hanya menggunakan metode pembelian


atau yang sekarang disebut metode akuisisi metode penyatuan kepentingan tidak diperkenankan
goodwill yang terjadi tidak lagi di instansi tetapi akan diturunkan nilainya sesuai dengan
ketentuan dalam PSAK 48 revisi 2013 penurunan nilai jika godwil negatif akan diakui sebagai
pendapatan pada tinggal tanggal akuisisi.

Restrukturisasi entitas sepengendalian atur khusus dalam PSAK 38 revisi 2012 kombinasi
bisnis entitas pengendalian adalah kombinasi bisnis yang semua entitas atau bisnis yang
bergabung pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama baik sebelum maupun sesudah
kombinasi bisnis. dan pengendaliannya tidak bersifat sementara. res tidak diatur secara khusus
dalam IFRS sehingga PSAK 38 merupakan PSAK yang disusun oleh dewan standar akuntansi
keuangan tanpa mengacu pada IFRS.
2.2 KOMBINASI BISNIS DAN PENGENDALIAN

a. Definisi

Pembelian entitas yang sudah ada untuk digabungkan dengan entitas yang sudah diartikan
sebagai proses mengkombinasikan bisnis sehingga transaksi ini dikenal dengan istilah business
combination atau pernah juga digunakan istilah penggabungan usaha PSAK 22 penyesuaian
2014. community business peristiwa di mana sebuah entitas memperoleh pengendalian atas
entitas lain PSAK 22 revisi 2010 mendefinisikan pengendalian sebagai kekuasaan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari
aktivitas entitas tersebut.

b. Pengendalian

Definisi pengendalian awalnya dijelaskan dalam PSAK 22 penyesuaian 2014 sebagai


kekuasaan untuk mengatur keuangan dan operasi entitas yang diakuisisi. namun definisi
pengendalian tersebut diganti dengan definisi pengendalian seiring terbitnya PSAK 65 laporan
keuangan konsolidasi dan PSAK penyesuaian 2014 kombinasi bisnis. investor mengendalikan
investasi ketika

 investor memiliki kekuasaan atas investasi


 investor terekspos atau memberi hak atas imbal hasil variabel keterlibatan dengan
investor lain
 investor memiliki kemampuan untuk mempengaruhi timbulnya hasil tersebut melalui
kekuasaannya atau investasi
 investor memiliki kekuasaan atau investasi ketika investor saat ini memiliki hak
berupa kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan. aktivitas relevan
adalah secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investasi.
 investor dikatakan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investasi ketika imbal hasil yang akan diterima investor atas
kedua tersebut dapat bervariasi tergantung dari kinerja investasi informasi investor
dapat positif negatif dan atau kombinasinya.
a) Bisnis
Adapun faktor – faktor lain yang menentukan suatu aktivitas merupakan bisnis atau tidak
yaitu :
 Aktivitas utama yang direncanakan telah di mulai
 Terdapat karyawan, kekayaan intelektual, serta input dan proses lainnya yang dapat
diterapkan pada input
 Sedang dijalankan rencana untuk memproduksi output
 Dapat diperoleh akses ke pelanggang yang akan membeli output dan lainnya.

b) Bentuk – Bentuk Kombinasi Bisnis

Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha

Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :

a. Penggabungan Horizontal, Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business


atau pasar yang sama.
b. Penggabungan Vertikal, Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya
penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
c. Konglomerasi Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak
dengan perusahaan komputer.

c.Alasan Kombinasi Bisnis

Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.
Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :

 Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai
manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi)
dan biaya penelitian dan pengembangan.

 Mengurangi risiko

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya,
akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.

 Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah
memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan
mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru.

 Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya

Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan
melakukan kombinasi bisnis.

 Memperoleh aset tidak berwujud

Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan,
database pelanggan dan lain-lain.

2.3 AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

Perusahaan mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi.


Metode akuisisi mensyaratkan:

a. Aset dan liabilitas(aset neto) yang diambil-alih dicatat sebesar nilai wajarnya.
b. Goodwill diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih besar dari nilai wajar aset
neto yang diambil-alih.
c. Laba akuisisi diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih rendah dari nilai
wajar aset neto yang diambil-alih. [Tidak boleh mengakui goodwill negatif)

PSAK 22 tentang Akuntansi Untuk kombinasi bisnis, menerapkan bahwa pembeli


memperhitungkan semua biaya perolehan sehubungan dengan aset bersih atau saham
perusahaan lain sebagai bagian dari harga beli.

Nilai “konsiderasi” yang diberikan ke pemilik perusahaan yang diakuisisi biasanya


merupakan bagian terbesar dari total biaya perolehan tetapi biaya lain juga dapat signifikan
jumlahnya.

Ada tiga jenis biaya yang dapat timbul dalam penggabungan usaha :

1. Biaya langsung (finder’s fee, biaya akuntansi, hukum dan penilaian)


2. Biaya pengeluaran efek (biaya pendaftaran, biaya audit)
3. Biaya tidak langsung dan umum (biaya gaji akuntan pegawai perusahaan
pengakuisisi.

Biaya terkait kombinasi bisnis

1. Biaya yang dikeluarkan acquirer dalam rangka kombinasi bisnis mencakup:


biaya makelar (finder’s fees) advis, hukum, akuntansi, penilaian dan biaya
profesional atau konsultasi lainnya;
2. biaya administrasi umum, termasuk biaya pada departemen akuisisi internal;
3. biaya penerbitan efek utang (obligasi) dan efek ekuitas (saham).
4. Acquirer mencatat biaya terkait kombinasi bisnis sebagai beban pada periode saat
biaya tersebut terjadi, kecuali biaya untuk menerbitkan efek utang dan efek ekuitas
diakui sebagai pengurang nilai wajar efek.
a. Kombinasi Bisnis (Marjer)

Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya


melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
------------- -----------
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000

Kombinasi bisnis dilakukan tanggal 31 Desember 2012, di mana PT A mengambilalih


aset dan liabilitas PT B. Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp135.000 dan
menerbitkan 500 lembar saham biasa, nilai nominal Rp1.000/lembar, nilai wajar
Rp1.500/lembar, untuk diserahkan kepada pemegang saham PT B.

Biaya terkait kombinasi bisnis yang dibayar oleh PT A adalah: biaya pencatatan saham
Rp20.000; serta biaya konsultan dan profesional Rp40.000.
Pencatatan oleh PT A (Acquirer)

 Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam rangka
kombinasi bisnis
Investasi pada PT B ....................................... 885.000
Kas ………………………………....... 135.000
Modal saham ...................................... 500.000
Tambahan modal disetor .................... 250.000
 Mencatat biaya-biaya kombinasi bisnis.
Biaya kombinasi bisnis ……………………… 40.000
Tambahan modal disetor ............................... 20.000
Kas ..................................................... 60.000
 Mencatat pengambil-alihan aset neto PT B.
Kas ...................................................................... 125.000
Aset lainnya ......................................................... 1.000.000
Goodwill ................................................... 110.000
Macam-macam liabilitas………........……... 350.000
Investasi pada PT B ……………................. 885.000
Perhitungan Goodwill :
Nilai wajar imbalan …………………………........…… 885.000
Nilai wajar aset neto …………………………... 775.000
Goodwill ......................................................... 110.000

Laporan posisi keuangan setelah kombinasi bisnis

PT A
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2012
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas ………………………………………………… …… Rp 405.000
Aset lainnya ………………………………...……………. 3.600.000
Goodwill……………………………………………......….. 110.000
Jumlah aset.................................................................... Rp 4.115.000

Macam-macam liabilitas ………………............…………Rp 850.000


Modal saham …………………………………………… 2.000.000
Tambahan modal disetor ………………......…………... 430.000
Saldo laba ……………………………………………...…. 835.000
Jumlah liabilitas dan ekuitas …………...........……….. Rp 4.115.000

b. Kombinasi bisnis Konsolidasi

Prosedur akuntansi kombinasi bisnis dengan bentuk “merjer” berlaku sama untuk kombinasi
bisnis dengan bentuk “Konsolidasi”

Kombinasi bisnis melalui akuisisi saham


Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi di mana suatu perusahaan memperoleh
pengendalian atas satu atau lebih perusahaan lain.

Pengendalian suatu perusahaan dapat diperoleh melalui pembelian >50% saham berhak
suara (saham biasa).

Saham yang diperoleh/dibeli dicatat ke akun “investasi saham” sebesar nilai wajar imbalan
yang diserahkan (consideration transferred).

Perusahaan pengakuisisi (acquirer) tidak perlu mencatat masing-masing aset dan liabilitas
dari perusahaan yang diakuisisi (acquiree).

Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya


melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:

Kombinasi Bisnis (Akuisisi Saham)


PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000

Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000


Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000

Pada tanggal 31 Desember 2012 PT A mengakuisisi 100 % saham beredar PT B, dan PT B


tidak dibubarkan Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp135.000 dan menerbitkan 500
lembar saham biasa, nilai nominal Rp1.000/lembar, nilai wajar Rp1.500/lembar, untuk
diserahkan kepada pemegang saham PT B.
Biaya akuisisi saham yang dibayar oleh PT A adalah: biaya pencatatan saham Rp20.000;
serta biaya konsultan dan profesional Rp40.000.
Pencatatan oleh PT A(acquirer)

Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam rangka akuisisi 100%
saham PT B
Investasi pada PT B .................................. 885.000
Kas ……………………….................. 135.000
Modal saham ...................................... 500.000
Tambahan modal disetor .................... 250.000
Mencatat biaya-biaya akuisisi saham :
Biaya akuisisi saham ....………........……… 40.000
Tambahan modal disetor ............................ 20.000
Kas .................................................... 60.000

 PT A tidak perlu mencatat aset dan liabilitas dari PT B, karena yang diakuisisi adalah
saham PT B, dan PT B tidak dibubarkan
 PT A menjadi induk perusahaan dari PT B, karena memiliki saham PT B lebih dari 50%
(dalam hal ini 100%).
 Pada kasus ini, tidak ada kepentingan non-pengendali (pemegang saham minoritas)
karena 100% saham PT B dimiliki oleh PT A. Kepentingan non-pengendali = 0%.

Goodwill yang timbul dari akuisisi saham 100%:


Nilai wajar imbalan yang diserahkan …………………….......… 885.000
Nilai wajar kepentingan non-pengendali : 0% x Rp775.000 ............. 0
Nilai agregat …………………………………………………....... 885.000
Nilai wajar aset neto : Rp 1.125.000 – Rp 350.0000 ….……….. 775.000
Goodwill dari akuisisi saham ……………………….......... ……. 110.000
Goodwill dapat juga dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan ………………..........………. 885.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh: 100% x Rp775.000 .............775.000
Goodwill dari akuisisi saham …………………….............……..…110.000
Goodwill dari akuisisi saham (Rp110.000) tidak perlu dicatat dalam akun tersendiri, karena
sudah termasuk dalam nilai tercatat investasi.
Goodwill Rp110.000 akan dilaporkan dalam akun tersendiri ketika laporan keuangan PT A
dikonsolidasikan dengan PT B.

c. Kombinasi Bisnis (Akuisisi) Bertahap

Dalam kombinasi bisnis secara bertahap, pengakuisisi:

 mengukur kembali kepentingan ekuitas sebelumnya pada nilai wajar;


 Mengakui keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi (jika ada).

1 Januari 2011: PT A membeli 15% saham PTB dengan harga Rp320.000.000.


Pencatatan oleh PT A:
Investasi saham PT B …………………. 320.000.000
Kas ........................................... 320.000.000

1 Januari 2012: PTA membeli lagi 60% saham PT dengan harga Rp1.200.000.000. Nilai wajar
aset neto PT B saat akuisisi Rp1.800.000.000.
Pencatatanoleh PT A:
Investasi saham PT B ………….. 1.200.000.000
Kas ....................................................... 1.200.000.000

Total kepemilikansaham menjadi 75%

 Nilai wajar saham PT B tanggal 1 Januari 2012: Rp1.200.000.000/60% =


Rp2.000.000.000.
 Kepemilikan lama (15%) dinilai kembali: 15% x Rp2.000.000.000 = Rp300.000.000,
sehingga ada penurunan nilai Rp20.000.000 (Rp320.000.000– Rp300.000.000)

Penyesuaian oleh PT A:
Rugi penurunan nilaiwajar investasi
saham PT B ……………………………...….. 20.000.000
Investasi saham PT B ……….............……….. 20.000.000
Nilai tercatat investasi saham PT B (75%) sekarang menjadi Rp1.500.000.000.
Goodwill atas investasi saham PT B adalah sebesar Rp150.000.000:
Nilai tercatat investasi saham PT B ................................. 1.500.000.000
Bagian nilai wajar ekuitas PT B: 75% x Rp1.800.000.000=1.350.000.000
Goodwill ............................................................................. 150.000.000
Reverse Acquisition

 Reverse acquisition terjadi jika entitas yang menerbitkan saham (pihak pengakuisisi
secara hukum) teridentifikasi sebagai pihak yang diakuisisi.
 Dalam reverse acquisition, pihak yang diakuisisi secara hukum menjadi pihak
pengakuisisi secara akuntansi.
 Pihak pengakuisisi secara akuntansi biasanya tidak memberikan imbalan kepada pihak
yang diakuisisi.
 Jika memenuhi kondisi reverse acquisition, maka entitas yang kepentingan ekuitasnya
diperoleh (pihak terakuisisi secara hukum) harus menjadi pihak pengakuisisi untuk tujuan
akuntansi.

2.4 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN KOMBINASI BISNIS

Penyajian

Pada bagian sebelumnya telah di bahas bahwa akuisisi terdiri dari 2 jenis yaitu akuisisi
asset bersih dan akuisisi saham. Pada akuisisi asset bersih (merger dan konsolidasi), seluruh
asset teridentifikasi dan lianilitas pihak yang diakuisisi langsung diakui secara individual
pada tanggal akuisisi oleh pihak pengakuisisi pada nilai wajarnya. Dengan demikian, asset
dan liabilitas pihak yang di akuisisi tersebut, termasuk goodwill yang timbulakan di
gabungkan dengan asset dan liabilitas pihak pengakuisisi yang di sajikan pada laporan
keuangan pihak pengakuisisi.

Sedangkan pada akuisisi saham, seluruh asset teridentifikasi dan liabilitas pihak yang
diakuisisi tidak langsung diakui secara individual padatanggal akuisisi oleh pihak
pengakuisisi. Pihak pengakuisisi hanya mengakui saldo investasise bagai representasi atas
asset dan liabilitas tersebut, termasuk goodwill yang timbul saat akuisisi.Pada akhir periode
pelaporan, jika memiliki pengendalian, pihak pengakuisisi akan mengonsolidasikan laporan
keuangannya dengan pihak yang diakuisisi sehingga asset dan liabilitas pihak akan disajikan
pada laporan keuangan konsolidasian

Pengungkapan

Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan


keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi
selama periode pelaporan berjalan atau setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal
penyelesaian laporan keuangan. Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari
penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan yang berhubungan dengan
kombinasi bisnis yang terjadi pada periode tersebut atau periode pelaporan sebelumnya. (B67)
Jika pengungkapan spesifik yang dipersyaratkan tidak mencapai tujuan pengungkapan, maka
pihak pengakuisisi mengungkapkan seluruh informasi tambahan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.

2.5 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Ketika sebuah entitas melakukan transasksi kombinasi bisnis, laporan keuangan entitas
tersebutakan berbeda dibandingkan dengan laporan keuangan entitas periode sebelumnya.
Jika kombinasi bisnis tersebut dilakukan dengan melakukan ekuisisi entitas lain dengan
ukuran yang signifikan maka akan terjadi perubahan material atas komponen laporan
keuangan .

Jika pembaca laporan keuangan ingin membandingkan laporan keuangan dari periode
sebelumnya, padahal entitas terseut melakukan aksi korporaksi kombinasi usaha, maka
analisis harus dilakukan dengan hati hati. Analisis biasanya akan memberikan perhatian besar
apakah kinetja usaha sebelum dan sesudah dilakukan kombinasi mengalami perubahan atau
tetap sama.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kombinasi bisnis/penggabungan usaha adalah suatu transaksi atau peristiwa lain di mana
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.

Kombinasi bisnis yaitu penggabungan antara beberapa entitas guna mendapatkan


keuntungan yang lebih besar di bandingkan ketika menjalankannya sendiri. Perusahaan
melakukan kombinasi bisnis dengan berbagai tujuan dan motivasi. motivasi umum dalam
melakukan kombinasi bisnis adalah ingin agar entitas tersebut menjadi lebih besar dan
berkembang. semakin besar perusahaan, investor akan memperoleh pengembalian investasi
yang semakin besar dari investasinya

Kombinasi bisnis merupakan salah satu cara dalam melakukan pengermbangan usaha
sehingga menjadi lebih besar. Pengembangan bisnis dapat dilakukan secara internal maupun
eksternal. Pengembangan bisnis internal dapat dilakukan dengan pembentukan entitas baru
secara internal.

3.2 Saran
Penulis menyadari tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan dari para pembaca yang bersifat membangun dan juga dari dosen agar kedepannya
menjadi lebih baik lagi.

Pemakalah juga mengarapkan bimbingan yang lebih dalam dari dosen pembimbing dalam
mata kuliah pengantar manajemen . mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
aber. Richard E.. Christensen, Theodore E.. Cottrell, David M. 2011. Advanced Financial

Accounting 9 Edition. Singapore: McGraw Hill.

Riker, Richard E.. Christensen. Theodore E. Cottrell, David M. 2014. Advanced Financial

Accounting. 10 Edition. New York: McGrawHill

Goodman, Peter S. 2010. China Ends Fixed-rate Currency". Jeter, Debra C dan Paul K.

Chaney, 2012 Advanced Accounting. 5" Edition. Wiley

PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk 2014. Laporan Keuangan nterim PT Garuda Indonesia

(Persero), 1bk. Maret 2014

PT Garuda lndonesia (Persero), Tbk. 2014. Laporan Keuangan Interim PT Garuda Indonesi

(Persero), Tbk. September 2014.PT Aneka Tambang, Tbk. 2013. Laporan Keuanga

Konsolidasian PT Aneka Tambang. Tbk Tahun 2013.

PT Astra International, Tbk. 2013. Laporan Keuangan Konsolidasian PT Astra Internation

Tbk. Tahun 2013

PTAsuransi Bintang Tbk. 2013. Laporan Keuangan Konsolidasian PT Asuransi Bintang, T

Tahun 2013.

https://www.academia.edu/32345238/KOMBINASI_BISNIS_PENGGABUNGAN_USAHA_pptx

www.academia.edu › KOMBINASI...

(DOC) KOMBINASI BISNIS | Wiralestari lestari - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai