Anda di halaman 1dari 19

Tugas Terstruktur: Dosen Pembimbing:

Sejarah Peradaban Islam Ahyar Abrar, S.E.Sy, M.Esy

UIN SUSKA RIAU


“Khalifah Utsman Ibn Affan”

Di Susun Oleh Kelompok 5 :

Mia Marlisa (11870324144)

Nova Syafitri (11870320353)

Sri Mustika Sari (11870324056)

Akuntansi s1 / Semester 3 / Lokal D

Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekanbaru

Th.2019
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah
dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang
“khalifah utsman bin affan”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat saya haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Pekan baru, September 26, 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iv
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan dan manfaat..................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Biografi dan Karakteristik Utsman Ibn Affan..................................................................4
2.2 Proses Pengangkatan Utsman Ibn Affan.................................................................................4
2.3 Peranan dan Karya Utsman Ibn Affan..............................................................................8
2.4 kepemimpinan Utsman Ibn Affan....................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................................13
Daftar pustaka...................................................................................................................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Utsman Ibn Affan adalah seorang sahabat yang sangat menyayangi Allah dan Rasulullah.
Hal ini terlihat dari ketaatannya menjalankan perintah Allah. Serta Utsman Ibn Affan adalah
khalifah ketiga. Ia dilahirkan 5 tahun lebih muda dari Rasulullah. Ia berasal dari marga
umayyah yang tak lain adalah keluarga besar Quraisy, ia masuk islam atas seruan Abu Bakar
Ash-Shiddiq. sebelum menjadi khalifah ia dikenal sebagai saudagar yang kaya dan
berkepribadian pemurah kepada sesame.

Selain itu, kekayaan yang dimilikinya tidaklah membuat ia lupa akan siapa dirinya
sehingga tak jarang ia menafkahkan kekayaannya untuk kemajuan agama islam, karena itulah
oleh Nabi S.A.W ia dikagumi akan kesederhanaan, kesalehan dan kedermawanan.

Semasa pemerintahan Abu bakar dan Umar hingga separuh masa pemerintahannya
Utsman, stabilitas umat mampu di kendalikan secara baik. kemunculan nabi palsu, orang-
orang murtad dan ingkar zakat di awal kewafatan Nabi mampu di atasi hingga memasuki
enam tahun kedua inilah ada tanda-tanda yang jelas terjadinya perpecahan.

Pengaruh keluarga mulai mendominasi keputusan yang di ambilnya. Ketetapan yang di


berlakukan sering bertentangan dengan hal-hal yang seharusnya di laksanakan dalam
pengendalian pemerintah. Diantaranya pemberhentian hampir semua gubernur yang di angkat
oleh khalifah Umar bin Khattab, yang kemudian di gantikan oleh para pejabat baru yang
masih terhitung kerabatnya. Akibat dari tindakan ini adalah munculnya kekecewaan,
ketidakpuasan, an kegelisahan di kalangan sebagian besar masyarakat. Keadaan ini semakim
memuncak, setelah para gubernur baru berlaki sewenang-wenang, seperti Abullah Ibn Sarah
di mesir. Kerusuhan ini mulai di manfaatkan oleh orang-orang atau kelompok tertentu yang
tidak bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah

1. Biografi dan karakteristik Utsman Ibn Affan ?


2. Bagaimana proses pengangkatan Utsman Ibn Affan menjadi khalifah?
3. Apa peranan dan karya Utsman Ibn Affan?

2
4. Seperti apa masa kepemimpinan Utsman Ibn Affan?

1.3 Tujuan dan manfaat


1. Tujuan makalah
a. untuk mengetahui biografi dan karakteristik dari utsman ibn affan
b. untuk memahami proses pengangkatan ustman ibn affan
c. untuk mengetahui peranan dan karya utsman ibn affan pada masa
pemerintahannya
d. untuk mengetahui seperti apa masa kepemimpinan salah satu khulafaurasyiddin
2. manfaat makalah
a. sebagai sumber pemahaman kita tentang masa kepemimpina Utsman Ibn Affan,
baik itu dari segi biogerafi, karakteristik nya. Serta mengetahui dalam memimpin
menjadi salah seorang khalifah yang di percaya oleh masyarakat arab pada masa
itu.
b. memperluas khazanah ilmu pengetahuan tentang khalifah utsman ibn affan
c. sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi dan Karakteristik Utsman Ibn Affan

Usman Ibn Affan di lahirkan pada 576 M di kota Thoif. Nama lengkapnya ialah Utsman
bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Utsman seorang saudagar yang berhasil karena
tekun, lemah lembut, dan pemurah. Utsman adalah saudagar yang kaya, dermawan, berbudi
luhur, bersikap jujur, dan teguh hati serta berprasangka halus. Dengan pribadi yang demikian
Utsman termasuk orang yang mempunyai kedudukan yang terhormat dan mulia di dalam
masyarakat Quraisy.

Sifat mulia Utsman meningkat setelah ia memeluk agama Islam, sewaktu Nabi
kekurangan dana dalam perang tabuk (9H/631M) melawan pasukan Byzantium (Romawi
timur). Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya (40.000 dirham), Umar bin Khattab
menyerahkan separuh hartanya, Asmi bin abdi menyumbangkan 70 goni kurma, Utsman bin
Affan menanggung 1/3 dari keseluruhan biaya pasukan itu dengan menyerahkan 90 ekor
kuda, serta uang tunai 1.000 dinar = 10.000 dirham. Utsman juga menyumbang 950 ekor unta
dan 50 begal serta 1.000 dirham dalam ekspedisi melawan Bizantum. Beliau membeli mata
air orang romawi seharga 20.000 dirham untuk diwaqafkan bagi kepentingan muslim.

Utsman bin Affan bukan hanya sekedar sahabat, melainkan juga menantu nabi. Beliau di
juluki Zun Nurain (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri secara berurutan setelah
salah satunya meninggal. Begitu istimewanya sosok beliau, hingga Rasulullah s.a.w pernah
bersabda : “Tiap-tiap Nabi mempunyai teman, dan Utsman adalah temanku di dalam syurga”

2.2 Proses Pengangkatan Utsman Ibn Affan

Sesudah Rasulullah berpulang ke-Rahmatullah, setelah 23 tahun kerasulannya pengaruh


Persia dan romawi di semenanjung sudah menyusut. Kemudian Abu Bakar terpilih dan
menjadi pengganti dan dia memerangi orang-orang yang murtad dari islam sampai mereka
kembali pada islam. Setelah itu kesatuan agama dan politik di semenanjung kembali lagi

4
tertib. Ketika itulah Abu Bakar mulai merintis kedaulatan islam dengan menyerbu irak dan
syam;1 tetapi ajal tidak dapat di tunda untuk menyelesaikan rencana yang sudah di mulainya.

Setelah Abu Bakar di gantikan oleh Umar dan ia meneruskan kebijakan Abu Bakar.
pasukan muslimin di semenanjung itu menerobos ke Kawasan kedua imperium Persia dan
romawi. Imperium Persia dapat di tumpas dan daerah terpenting kekuasaan romawi telah pula
berhasil di bebaskan. Berdirinya kedaulatan Islam di masa Umar itu selesai dengan
terbunuhnya Umar oleh 2 orang Persia berkomplot dan seorang lagi dari Nasrani hirah yaitu
Hormuzan, Abu lu’lu’ah, dan Jufainah.

Sejak Umar di tikam oleh Abu lu’lu’ah kaum muslim di cekam oleh rasa ketakutan,
khawatir akan nasib mereka sendiri kelak. Terpikir oleh mereka siapa yang akan
menggantikannya jika takdir Allah Umar meninggal.

Berbeda dengan umar, Utsman dalam proses menjadi khalifa melalui tahap yang cukup
panjang. Utsman dipilih atas kesepakatan dewan syura yang dibentuk oleh Umar. Hal ini
dikarenakan tidak ada yang lebih di unggulkan antara sahabat yang lain. Pada awalnya Umar
akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar yakni dengan
menunjuk salah satu sahabat untuk menjadi penggantinya, namun sahabat terlebih dahulu
wafat sebelum menjadi khalifah.

Seperti yang dituturkan oleh Amr bin Maimun bahwa ketika umat terjangkit wabah
penyakit, Umar ditanya: “Ya amirul mukminin, adakah anda telah memilih penggantimu?
Lantas siapakah itu?” Umar menjawab : “kalau saja Abu Ubaidah masih hidup, maka saya
akan menunjuknya sebagai khalifah. Ketika Allah mempertanyakannya, maka saya
mendengar Rasullah bersabda: “Sesungguhnya dia (Abu Ubaidah) adalah orang yang paling
terpercaya di antara umatku”. Jika masih ada salim budak dari Abu Hudzaifah, maka saya
akan memilihnya. Apabila tuhan menanyakan hal ini, maka saya telah mendengar Rasullah
bersabda:”Sesungguhnya Salim adalah orang yang paling cinta kepada Allah”.2

Ketika seorang pria menanyakan terhadap Umar mengapa ia tidak menunjuk anaknya
sendiri yakni Abdullah bin Umar menjadi penggantinya sebagai khalifah , maka Umar pun
marah dan mencukupkan dirinya saja dari kalangan keluarganya yang sebagai khalifah.3

1
Tindakan ini untuk membebaskan irak dari penjajah Persia dan syam dari penjajah romawi. -pnj
2
Al-Jazari, Al-Kamil fi Al-Tarikh, jilid II, (Libanon: Darul Kutub,1987), hlm:459
3
Al-Jazari, Loc. Cit.

5
Namun jika Umar tidak segera menentukan sikap siapa penggantinya, maka
kekhawatiran akan muncul kembali konflik yang pernah terjadi pada proses pengangkatan
Abu Bakar. Maka para sahabat mendesak Umar agar segera menentukan penggantinya. Umar
pun tidak bisa mengelak desakan tersebut. Hanya saja Umar tidak menunjuk secara langsung
penggantinya, akan tetapi Umar membuat tim formatur atau dikenal dengan dewan syuro.
Mereka adalah terdiri dari enam sahabat, yakni:

1. Utsman bin Affan


2. Ali bin Abi Thalib
3. Thalhah bin Ubaidillah
4. Zubair bin ‘Awwam
5. Sa’ad bin Abi Waqash
6. Abdurrahman bin Auf

Setelah menunjuk mereka, Umar memaparkan aturan main pemilihan tersebut: bila lima
atau empat orang bersepakat memilih satu orang dan satu atau dua orang tersebut
membangkang. Jika suara berimbang 3 berbanding 3, maka keputusan diserahkan kepada
Abdullah bin Umar, tapi kalau tidak disepakati, maka yang terjadi khalifah adalah pilihan
yang dipilih oleh Abdurrahman. Tapi jika masih juga tidak disetujui, maka penggal saja yang
membangkang. Umar bin Khattab mengambil tindakan ini sebagaimana yang telah dilakukan
oleh para pendahulunya yakni Abu Bakar dan Rasullah. Namun dengan cara yang berbeda.4

Dari keenam tokoh tersebut semuanya adalah kaum Muhajirin dan tidak ada satupun
dari kau Anshor. Hal ini didasarkan bahwa keenam sahabat tersebut adalah sahabat terbaik
dari sahabat yang lainnya. Keputusan ini diterima secara lapang dada oleh kaum Anshor dan
kaum Arab lainnya. Kepercayaan mereka terhadap Umar membuat mereka tetap patuh dan
taat atas apapun keputusan yang Umar lakukan, sampai menjelang wafat dan pergantian
khalifah selanjutnya.5

Zuhri menuturkan bahwa setelah Umar bin Khattab wafat, para ahli syura berkumpul,
maka Abdurrahman bin Auf berkata kepada hadirin:” Jika kalian bersedia maka akan saya
pilihkan untuk kalian dari golongan kalian, maka saya pasrahkan kepadanya”, dan miswar
berkata bahwa ia tidak menemukan seperti Abdurrahman, demi Allah tidak ada satupun dari

4
Muhammad Iqbal, Loc. Cit
5
Muhammad Hasan Hikal, Op.Cit. hlm:20

6
golongan Muhajirin dan Anshor, dan lainnya kecuali mereka bermusyawarah (istasyara)
pada malam itu.6

Pada saat itu, Thalhah sedang tidak ada di Madinah, maka Abdurrahman
menyarankan untuk salah satunya mundur dari pencalonan, agar jumlah menjadi ganjil.
Namun mereka tetap bersih kukuh dan tidak mau mengalah. Perdebatan ini dipicu oleh
ambisi ingin menguasai kekuatan islam. Karena sepeninggalan Umar, Islam telah mencapai
kegemilangannya dengan wilayah yang sangat luas dan kekayaan islam yang sangat
melimpah ruah. Selain dari pada itu, persoalan fanatisme kesukuan muncul kembali.
Persaingan antara kabilah Bani Hasyim dan Bani Umayah yang masing-masing
menginginkan kekhalifaan dari kelompoknya.7

Maka Abdurrahman sendiri yang mengalah dan mengundurkan diri, kemudian diikuti
oleh Zubair dan Sa”ad. Sehingga hanya tersisa Ali dan Utsman saja. Selanjutnya,
Abdurrahman yang dipercaya oleh Umar untuk memimpin syura tersebut berkeliling
kebeberapa sahabat Nabi dan masyarakat Madinah.8

Abdurrahman menanyakan kepada Utsman tentang siapa yang pantas untuk dijadikan
khalifah, kemudian ia menjawab Ali. Pertanyaan yang sama juga diajukan kepada Ali, Zubair
dan Sa’ad secara terpisah, kemudian mereka menjawab Utsman. Maka suara Utsman lebih
unggul dari pada Ali. Setelah itu, Abdurrahman mengumpulkan umat islam untuk membai’at
Utsman.9

Setelah selesai sholat Subuh, Abdurahman maju kedepan umat, ia mengucapkan


hamdalah dan berkata : “amma ba’du, orang-orang telah sepakat untuk memilih Utsman: “
Ya Utsman adakah kau siap menjalankan sesuai tuntun Al-Qur’an, Sunnatullah dan nabi serta
kedua khalifah sepeninggalnya? Utsman menjawab:” Ya”. Maka Ali mengangkat tangan
Utsman dan membai’atnya kemudian diikuti oleh umat islam yang hadir pada saat itu. 10
Utsman bin affan dibai’at pada tanggal 3 Muharam tahun 23 H/ 644 M.

Sementara itu, menurut Al-Jazari bahwa ahli syuro berkumpul pada waktu Ashar, dan
pada saat itu shuhaib yang mengumandangkan adzan. Kemudian Utsman bin Affan keluar
untuk melaksanakan sholat bersama umat islam, hal yang pertama kali ia lakukan adalah
6
Az-Zuhri, Al-Maghozi An-Nabawiyah (Damaskus:Darul Fikr, 1981), hlm:173
7
Muhammad Husain Haikal, Op. Cit. hlm:25
8
Khalid Muhamad Khalid, Utsman bin Affan Khalifah Penjunjung Al-Qur’an (Bandung: Mizania, 2014), hlm:
61-62
9
Muhammad Iqbal, Op. Cit., hlm: 74-75
10
Az-Zuhri, Loc. Cit.

7
menambahkan jatah sebanyak seratus dirham kepada masyarakat dan menyebarluaskan berita
tersebut ke berbagai pelosok. Setelah itu Utsman berkhutbah dihadapan masyarakat dengan
perasaan yang sangat sedih karena Utsman takut jika ia tidak mampu mengemban amanah
tersebut dengan baik. Dan masyarakat menerima bai’at terhadap Utsman. Dan mereka semua
mengharapkan, semoga Allah dengan karunian-Nya melimpahkan segala kemudahan
kepadanya.

Dengan demikian segalanya kembali seperti semula, dan orang pun sudah dalam
suasana kehidupan seperti biasa. Tiba saatnya sekarang Utsman untuk memulai memikul
tanggung jawab pemerintahan, mengemudikannya sesuai dengan bawaanya yang lemah
lembut, budi bahasanya yang halus dengan keimanan yang sungguh-sungguh dan pengabdian
yang semata-mata untuk kebaikan. Ia akan menghadapi situasi yang berbeda dengan situasi di
masa Umar dan di masa Abu Bakar, saat mereka masing-masing memikul tanggug jawab
kekhalifaan. Dalam menghadapi semua ini ia memerlukan warna kebijakan baru. Pada
mulanya Utsman memang jelas sekai berhasil baik. Kemuadian ia terhambat oleh usianya
yang sudah lanjut serta peristiwa-peristiwa yang sudah tak mampu lagi ia kendalikan. 11

2.3 Peranan dan Karya Utsman Ibn Affan

Masa kekhalifahan Utsman bin Affan merupakan masa yang paling makmur dan
sejahtera. Ada yang menyebutkan dalam ceritanya sampai rakyatnya melakuakan haji
berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya. Beliau
adalah khalifah yang pertama kali melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan
masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam
kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan
khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh
khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotthob biasanya mengadili suatu perkara di
masjid. Pada masa Utsman khutbah Idul fitri dan Idul adha didahulukan sebelum sholat.
Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada
waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan
pertanian. Pada masa Utsman juga, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama
kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang

11
Al-Jazari, Op. Cit., hlm:475

8
menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal
dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah.

Adapun prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain bagai
berikut12

1. Perluasan wilayah Islam

 Perlu diketahui bahwa setelah Kholifah Umar RA wafat ada beberapa daerah yang
membelot terhadap pemerintahan Islam. Sebagaimana yang di lakukan oleh Yazdigard yang
berusaha menghasut kembali masyarakat Persia agar melakukan perlawanan terhadap
penguasa Islam, akan tetapi pemerintah Islam berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan
sekaligus melanjutkan perluasan ke negeri – negeri Persi lainnya, sehingga beberapa kota
besar seperti Hisrof, Kabul, Turkistan jatuh pada kekuasaan Islam. Juga terdapat daerah lain
yang membelot dari pemerintahan Islam, seperti Khurosan dan Iskandaria, adapun Iskandaria
bermula dari kedatangan kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang
Iskandaria dengan mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan .
Panglima Abdullah bin Abi Sarroh yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada
kholifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima ‘Amru bin ‘ash yang telah di
berhentikan untuk menangani masalah di Iskandaria. Dan permohonan tersebut di kabulkan

Selain itu, khalifah Utsman bin ‘Affan juga mengutus Salman Robi’ah Al-Baini untuk
berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk Armenia. Perluasan Islam
memasuki Tunisia ( Afrika Utara ) di pimpin oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Zarrah, yang
mana Tunisia sudah lama sebelumnya di kuasai Romawi. Tidak hanya itu saja pada saat
Syiria bergubernurkan Mu’awiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan Cyprus. Dimasa
pemerintahan Utsman, negeri – negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara
lain : Barqoh, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian
Thabaristan bahkan telah melampui sungai Jihun ( Amu Daria ), negeri Balkh ( Baktaria )
Hara, Kabul, Gaznah di Turkistan.

2. Pembentukan Armada laut Islam

Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana Kholifah Utsman untuk
mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus melalui
12
Philip K Hitti, History Of The Arab (Jakarta: PT Serambi ilmu semesta, 2010)h. 230

9
lautan. Pada saat itu, Muawiyah, gubernur di Syiria harus menghadapi serangan angkatan laut
Romawi di daerah pesisir provinsinya. Untuk itu, ia mengajukan permohonan kepada
khalifah Utsman untuk membangun angkatan laut dan di kabulkan oleh kholifah. Itulah
pembangunan armada yang pertama dalam sejarah Dunia Islam.

Selain itu, keberangkatan pasukan ke Cyprus yang melalui lautan, juga ummat Islam
agar membangun armada angkatan laut. Pada saat itu pasukan di pimpin oleh Abdullah bin
Qusay Al-Harisi yang di tunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima angkatan laut. Di
samping itu, serangan yang di lakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui laut, juga
memaksa ummat Islam agar segera mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M,
bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penyerangan dari laut. Atas perintah
kholifah ‘Utsman, Amr bin Ash dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan
armada laut yang besar pada tahun 651 M di Mesir.

3. Kodifikasi al-Qur’an

Pemerintahan Islam semakin meluas, beberapa negara telah di taklukkan dan para Qori’
pun tersebar di berbagai daerah, sehingga perbedaan bacaan pun terjadi yang di akibatkan
berbedanya qiro’at dari qori’ yang sampai pada mereka. Sebagian kaum muslimin tidak
mempermasalahkan perbedaan tersebut, karena perbedaan-perbedaan tersebut di sandarkan
pada Rasul SAW. Sebagian yang lain khawatir akan menimbulkan keraguan pada generasi
berikutnya yang tidak langsung bertemu Rasul SAW.

Ketika terjadi peperangan di Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk Irak, Hudzaifah
melihat banyak perbedaan dalam bacaan al-Qur’an. Melihat hal tersebut beliau
melaporkannya kepada kholifah Utsman. Para sahabat khawatir kalau perbedaan tersebut
akan membawa perpecahan pada kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran
pertama yang telah di lakukan oleh kholifah Abu Bakar yang di simpan oleh istri Rosul
SAW, sayyidah Hafshoh RA. Dan menyatukan umat Islam dengan satu bacaan.

Selanjutnya Kholifah ‘Utsman mengirim surat pada Sayyidah Hafsoh agar


mengirimkan lembaran-lembaran yang bertuliskan al-Qur’an, kemudian Sayyidah Hafshoh
mengirimkannya kepada kholifah Utsma. Kholifah ‘Utsman memerintahkan para sahabat
antara lain ; Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair,  Sa’ad bin Al-‘Ash, dan Abdurrohman bin
Harits bin Hisyam,untuk menyalin mushaf . Kholifah ‘Utsman berpesan bila anda berbeda

10
pendapat tentang hal al-Qur’an maka tulislah dengan ucapan lisan Quraisy karena al-Qur’an
diturunkan di Quraisy. Setelah mereka menyalin ke dalam beberapa mushaf, kholifah
‘Utsman mengembalikan lembaran mushaf asli kepada Sayyidah Hafshoh.Selanjutnya ia
menyebarkan mushaf yang telah di salinnya ke seluruh daerah dan memerintahkan agar
semua bentuk lembaran mushaf yang lain di bakar. Mushaf ditulis sebanyak lima buah, empat
buah di kirimkan ke daerah-daerah Islam supaya di salin kembali , satu buah di simpan di
Madinah untuk Kholifah ‘Utsman sendiri dan mushaf ini di sebut mushaf al-Imam atau
mushaf ‘Utsmani.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah
Abu Bakar dan Kholifah ‘Utsman berbeda. Pengumpulan mushaf yang di lakukan oleh
Kholifah Abu Bakar dikarenakan danya kekhawatiran akan hilangnya al-Qur’an karena
banyak huffadz yang meninggal pada peperangan, sedangkan motif pengumpulan mushaf
oleh Kholifah ‘Utsman dikarenakan banyaknya perbedaan bacaan yang di khawatirkan
timbulnya perpecahan.

2.4 kepemimpinan Utsman Ibn Affan

Masa kekhalifahan Utsman Ibn Affan berlangsung selama kurang lebih 12 tahun.
Kurun waktu tersebut terbagi menjadi 2 priode, yaitu masa kejayaan dan masa kemunduran.

a. Masa kejayaan khalifah Utsman Ibn Affan :


1) meluasnya ekspansi islam hingga ke wilayah Afrika Utara yang di tandai oleh
perang ‘Zatis Sawari’ (peperangan tiang kapal) pada 625 M. Pada saat itulah di
bentuk angkatan laut atas usul Muawiyah bin Abu Sofyan
2) Ekspansi Islam, meliputi : Armenia, Tripoli, Thabaristan, Harah, Barkoh, Kabul,
Ghanzah dan Turkistan
3) Penumpasan pemberontakan-pemberontakan seperti di Khurasan dan Iskandariyah
4) Pembagian wilayah Islam menjadi 10 Propinsi yang di pimpin oleh seorang
Amir/Wali/Gubernur.
5) Kondifikasi dan penyusunan Al-Qur’an. Ini merupakan karya monumental pada
masa khalifah Utsman. Awalnya, banyak yang mengancam, namun hal ini tetap
dilakukan mengingat terjadinya perselisihan atau kesimpangsiuran terhadap
bacaan Al-Qur’an. Sebab, saat itu wilayah islam telah meluas, sehingga di

11
perlukan suatu kejelasan terhadap bacaan Al-Qur’an agar tidak terjadi kekeliruan
yang sangat meragukan.
6) Pembentukan dewan penyusunan Al-Qur’an. Ketuanya adalah Zaid bin Tsabit,
dengan anggota : Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Ash dan Abdurrab bin Harits.
tugas mereka adalah menyalin kembali lembaran-lembaran Al-Qur’an yang telah
menjadi buku (Al-Mushaf) untuk di gandakan sebanyak 5 buah. empat
diantaranya dikirim di mekah, Syiria, Basrah, dan Kufah. Sedang satu buah di
tinggal di Madinah, yang disebut Mushuf Usmani atau Mushah Al-Imami.
7) Perenovasian bangunan masjid nabawi di Madinah.
8) Pembangunan Gedung-gedung pengadilan yang semula merupakan masjid-
masjid.
b. Masa kemunduran khalifah Utsman Ibn Affan
1) Adanya nepotisme dalam pemerintahan. Ini dimulai sejak Utsman di angkat
menjadi khalifah. Beliau memiliki keterikatan dengan kepentingan orang-orang
Mekah, khususnya kaum Quraisy dari Bani Umayyah yang merupakan keluarga
dekatnya. Sehingga posisi-posisi tertentu dalam pemerintahannya di duduki oleh
anggota keluarga tersebut, tanpa melihat kompetensi.
2) Kebijakan-kebijakan khalifah Utsman dinilai lemah oleh rakyat. Apalagi di
tambah dengan adanya ketidakadilan akibat nepotisme yang terjadi di atas. Rakyat
merasa kecewa dan menuduh kerabat dekat khalifah memperoleh harta pribadi
dengan mengorbankan kekayaan umum dan tanah negara. Pada akhirnya, situasi
politik dan pemerintahan pun menjadi kacau.
3) Terjadi perlawanan ataupun pemeberontakan yang dilakukan oleh rakyat di
Kuffah dan Basrah serta Mesir. Mereka menuntut khalifah mendengarkan keluhan
mereka mengenai ketidakpuasan mereka terhadap gubernur diwilayah serta
kebijakan pemerintahannya yang dirasa tidak adil. Walaupun khalifah Utsman
berhasil memenuhi keinginan mereka, hal ini justru di manfaatkan oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga pada akhirnya konflik tersebut
tidak dapat di selesaikan dengan jalan damai.

Kekhalifahan Utsman Ibn Affan r.a pun berakhir ketika beliau terbunuh oleh
sekelompok pemberontak pada tahun 656 M.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Usman Ibn Affan di lahirkan pada 576 M di kota Thoif. Nama lengkapnya ialah Utsman
bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Utsman seorang saudagar yang berhasil karena
tekun, lemah lembut, dan pemurah. Utsman adalah saudagar yang kaya, dermawan, berbudi
luhur, bersikap jujur, dan teguh hati serta berprasangka halus.

Utsman merupakan salah satu anggota syuro yang di pilih oleh Umar Ibn Khattab untuk
di jadikan kandidat calon khalifah setelah nya. Setelah selesai sholat Subuh, Abdurahman
maju kedepan umat, ia mengucapkan hamdalah dan berkata :“amma ba’du, orang-orang telah
sepakat untuk memilih Utsman: “ Ya Utsman adakah kau siap menjalankan sesuai tuntun Al-
Qur’an, Sunnatullah dan nabi serta kedua khalifah sepeninggalnya? Utsman menjawab:” Ya”.
Maka Ali mengangkat tangan Utsman dan membai’atnya kemudian diikuti oleh umat islam
yang hadir pada saat itu. Utsman bin affan dibai’at pada tanggal 3 Muharam tahun 23 H/ 644
M.

Pada masa Utsman menjadi khalifah, utsman mengumpulkan Al-Qur’an dan di jadikan
bentuk mushaf. Pengumpulan mushaf oleh Kholifah Abu Bakar dan Kholifah ‘Utsman
berbeda. Pengumpulan mushaf yang di lakukan oleh Kholifah Abu Bakar dikarenakan adanya
kekhawatiran akan hilangnya al-Qur’an karena banyak huffadz yang meninggal pada
peperangan, sedangkan motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah ‘Utsman dikarenakan
banyaknya perbedaan bacaan yang di khawatirkan timbulnya perpecahan.

3.2 Saran

Sebagai umat muslim hendak nya kita mengetahui tentang masa kekhalifahan seusai
Rasulallah wafat, ketaqwaan dan keberanian yang di gambarkan oleh pemimpin umat muslim
pada masa khalifah patut di jadikan suri tauladan bagi pemuda pemudi khusus nya umat
Muslim. Tauhid dan iman dalam kehidupan sehari-hari patut di terapkan agar perbuatan kita
tidak melenceng dari semestinya. Sesuai dengan alquran dan Sunnah.

13
Alhamdulillah makalah ini selesai, namun layaknya sebuah karya biasa masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari teman-
teman dan dosen pembiming yang sifatnya membangun sangatlah kami harapan kan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat menjadi wawasan dan tambahan ilmu bagi kita
semua, serta kita termotivasi untuk lebih giat dan semangat dalam belajar dan menambah
wawasan.

14
Daftar pustaka

Asmal May, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Suska Press

Tindakan ini untuk membebaskan irak dari penjajah Persia dan syam dari penjajah romawi.
-pnj
Al-Jazari, Al-Kamil fi Al-Tarikh, jilid II, (Libanon: Darul Kutub,1987), hlm:459
Al-Jazari, Loc. Cit.
Az-Zuhri, Al-Maghozi An-Nabawiyah (Damaskus:Darul Fikr, 1981), hlm:173
Muhammad Husain Haikal, Op. Cit. hlm:25
Khalid Muhamad Khalid, Utsman bin Affan Khalifah Penjunjung Al-Qur’an (Bandung:
Mizania, 2014), hlm: 61-62
Muhammad Iqbal, Op. Cit., hlm: 74-75
Az-Zuhri, Loc. Cit.

15

Anda mungkin juga menyukai