Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
Disusun oleh:
Muhammad Raki Rabbani Hermaya
X-C
i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini, kami akan
membahas mengenai “MENGANALISIS PROSES PEMILIHAN KHULAFAUR RASYIDIN PADA
MASA USMAN BIN AFFAN”.
Makalah ini merupakan bagian dari tugas Sejarah Kebudayaan Islam yang
diberikan oleh Bapak Heri siswanto, S.Pd.I. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak. Dengan ucapan terima kasih yang tulus ini, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 17/1/2024
Muhammad Raki Rabbani Hermaya
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
A. Kesimpulan ....................................................................................... 4
B. Saran ................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pemilihan Khulafaur Rasyidin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
merupakan salah satu bab terpenting dalam sejarah Islam yang mencerminkan
kebijaksanaan, konsultasi kolektif, dan tantangan yang dihadapi umat Muslim
dalam menentukan pemimpin yang tepat.
Abu Bakar, sebagai Khalifah pertama, terpilih melalui proses konsultasi yang
dipandu oleh prinsip syura. Abu Bakar adalah sahabat dekat dan penasehat
terpercaya Nabi Muhammad. Pemilihannya mencerminkan kepercayaan umat
pada integritasnya dan kesanggupannya memimpin umat dengan bijaksana.
Selama kepemimpinannya, Abu Bakar menghadapi berbagai tantangan,
termasuk pemberontakan beberapa suku, namun kebijaksanaan dan
kepemimpinannya berhasil mempertahankan kesatuan umat.
Kemudian, Utsman bin Affan menjadi Khalifah ketiga setelah pemilihan melalui
syura. Kepemimpinan Utsman menciptakan keberhasilan dalam hal perluasan
wilayah Islam, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan ekonomi.
Namun, beberapa kebijakannya, terutama terkait penunjukan kerabatnya,
mendatangkan kritik dan ketidakpuasan di kalangan sebagian umat.
Pemilihannya mencerminkan kompleksitas dalam mengelola kepentingan dan
harapan umat yang beragam.
iv
Ali bin Abi Thalib, yang menjadi Khalifah keempat, menghadapi situasi yang
penuh kontroversi. Pemilihannya menjadi sumber perpecahan di antara umat
Islam, khususnya setelah terjadinya Pertempuran Siffin dan Tragedi Karbala. Ali
dipilih melalui konsultasi, tetapi perselisihan internal mengenai pembunuhan
Utsman dan masalah politik lainnya menciptakan ketegangan di kalangan umat
Islam. Ini menunjukkan bahwa pemilihan pemimpin tidak selalu menghasilkan
kesatuan, tetapi juga dapat menciptakan konflik internal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, berikut rumusan masalah yang
dapat di ambil.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, berikut adalah tujuan dari makalah
v
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah Khalifah Abu Bakar As-Shidiq melakukan usaha kodifikasi (pembukuan) Al-Qur'an dan
disimpan oleh salah satu istri Rasulullah saw. yaitu Hafsah binti Umar, putri dari Umar bin Khattab.
Khalifah Usman bin Affan melakukan pembaharuan, hal itu didasari adanya kekhawatiran Khalifah
Usman bin Affan kemungkinan terjadinya perbedaan metode pengajaran Al Qur'an terutama
perbedaan susunan surat-surat dan lafalnya karena wilayah kekuasaan Islam sudah sangat luas.
Sehingga di pelosok-pelosok daerah pemukiman Kaum Muslimin sulit tersentuh.
Ketika Rasulullah saw. masih hidup permasalahan terhadap perbedaan itu masih dalam pemantauan
beliau dan beliau memberi kemudahan agar Al Qur'an dihafal dengan cepat oleh kaum Muslimin.
Tetapi, seiring dengan semakin meluasnya kekuasaan Islam maka perbedaan dialek setiap daerah
sangat tampak. Contoh kekhawatiran itu dialami oleh seorang sahabat Huzaifah bin Yaman yang
menyaksikan perbedaan pendapat antara kaum Muslimin dan mereka bersikukuh bahwa pendapat
mereka adalah yang paling benar. Hal itu terjadi ketika kaum Muslimin menundukkan wilayah
Armenia dan Azerbaijan.
6
agar pemerintah menguasai lautan, disambut baik oleh Khalifah Usman bin Affan. Usul tersebut
dianggap rasional karena dengan menguasai lautan akan dapat menjaga keamanan secara umum.
Khalifah Usman bin Affan segera membentuk angkatan laut yang kuat. Kelak dengan kekuatan
angkatan laut tersebut sangat berperan dalam dakwah dan perkembangan Islam di seluruh dunia,
misalnya di negara-negara Eropa termasuk merambah juga ke Indonesia.
d. Perluasan Wilayah
Perluasan wilayah kekuasaan Islam pada pemerintahan Khalifah Usman bin Affan ini semakin
dioptimalkan. Hal itu terbukti dengan keberhasilan pasukan kaum Muslimin yang dikomandani oleh
Said bin Ash dan Huzaifah bin Yaman menundukkan Azerbaijan dan wilayah Armenia berhasil
dikuasai oleh pasukan yang dipimpin oleh Salam bin Robiah Al-Bahiy. Dengan keberhasilan
menundukkan Armenia maka menjadi angin segar bagi para penduduk karena mereka telah lama
menderita berada dalam cengkeraman pemerintahan Romawi sehingga mereka sangat berharap atas
kedatangan pasukan kaum Muslimin dan berada di bawah kekhalifahan Islam.
a. Merenovasi dan mempercantik masjid Nabawi di Madinah yang telah dibangun oleh Khalifah
Umar bin Khattab
b. Membuat mushaf yang standar untuk menghindari perselisihan pembelajaran Al-Qur'an kemudian
menggandakannya menjadi 5 mushaf. Salinan mushaf yang asli tersebut terkenal dangan nama
Mushaf Usmani atau Mushaf Al Imam. Sedang empat lainnya dikirim ke Mekkah, Syria, Basrah, dan
Kufah. Apabila ada salinan yang tidak sesuai dengan mushaf Al-Imam maka dianggap tidak
sah. Adapun panitia penggandaan diketuai oleh Zaid bin Tsabit, sedang para anggotanya terdiri dari:
3) Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam Alasan diadakannya penulisan dan penggandaan mushaf Al
Qur-an adalah:
1) Banyak para penghafal Qur-an (Khufad) yang gugur dalam berbagai pertempuran.
2) Semakin sulit memantau pembelajaran Al Quran karena kekuasaan Islam sangat luas, sehingga
masing-masing daerah memerlukan dasar hukum Al Qur-an agar menyamakan dialek dalam
membaca Al Quran
3) Agar ada acuan yang jelas bagi para Qori' di seluruh wilayah kekuasaan Islam apabila hendak
mencocokkan bacaan tentang Al Qur-an, jadi tidak harus pergi ke Madinah sebagai pusat
pemerintahan dan pusat kebudayaan Islam
7
c. Membentuk angkatan laut yang kuat atas usul Mu'awiyah bin Abu Sofyan yang menjabat
Gubernur di Damaskus, untuk menjaga keamanan wilayah kekuasaan Islam dari rongrongan pasukan
musuh, terutama dari pasukan Romawi yang masih berkeinginan menguasai Kota Iskandariah.
Pertempuran untuk mempertahankan Iskandariah antara pasukan Muslim dangan tentara Romawi
terkenal dengan Dzatus Sawari (pertempuran tiang kapal).
1) Armenia
Kaum Muslimin yang berdakwah di Armenia dipimpin oleh Salman bin Rabi- ah.
2) Afrika (Tunisia), Tripoli (sekarang Libia) yang dipimpin oleh Abdullah bin Sa- ad
4) Kepulauan Cyprus, dipimpin oleh Mu-awiyah bin Abu Sofyan yang kemudian merambah hingga ke
Konstatinopel, Turki, serta negeri-negeri Balkan (Yugoslavia dan Polandia).
Usman bin Affan menjadi khalifah selama 12 tahun. Diantara Khalifah yang lain beliau termasuk
memimpin cukup lama dan telah menorehkan prestasi dengan memajukan berbagai macam bidang.
Sifat yang rendah hati, dermawan, dan kelembutan hatinya justru dimanfaatkan oleh kaum
kerabatnya untuk turut menikmati jerih payah Khalifah Usman bin Affan antara lain turut menduduki
jabatan strategis di pemerintahan sehingga pada masa itu terkenal dengan Sistem famili (Family
System) atau istilah sekarang terkenal dengan nepotisme, namun hal ini oleh para sejarawan
dibantah. Keluarga Usman banyak menduduki jabatan strategis karena memang mereka layak dan
secara kebetulan keluaraga Usman adalah orang-orang yang pandai dan cerdas menjelang
berakhirnya kekuasaan Khalifah Usman bin Affan, ummat Islam diadu domba oleh seorang
BAB III
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Luth AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT. Beliau diutus kepada suatu
kaum yang bernama Sadom, dimana suka melakukan perbuatan maksiat dan kekejian.
Walaupun Nabi Luth sudah memberi peringatan untuk kembali ke jalan yang benar, mereka
tetap menolaknya sehingga Allah SWT memberi azab kepada mereka.
B. Saran
Untuk pembaca agar selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjauhi
larangan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, serta dapat mengambil hikmah dari
kejadian yang dialami oleh kaum Nabi Luth AS. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
wawasan terhadap pembaca tentang kisah Nabi Luth AS.
DAFTAR PUSTAKA
Bcex Pesantren, 2022. Kisah Nabi Luth As. Majalengka
9
Diambil dari : https://www.scribd.com/document/569809177/Makalah-Kisah-
Nabi-Luth-As
10