Anda di halaman 1dari 10

MENGANALISIS PROSES PEMILIHAN KHULAFAUR RASYIDIN PADA

MASA USMAN BIN AFFAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam

Disusun oleh:
Muhammad Raki Rabbani Hermaya
X-C

JL.HAJI JAELANI 3, RT.5/RW.1, PETUKANGAN UTARA, KEC. PESANGGRAHAN,DAERAH


KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 12260 2023
KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini, kami akan
membahas mengenai “MENGANALISIS PROSES PEMILIHAN KHULAFAUR RASYIDIN PADA
MASA USMAN BIN AFFAN”.

Makalah ini merupakan bagian dari tugas Sejarah Kebudayaan Islam yang
diberikan oleh Bapak Heri siswanto, S.Pd.I. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak. Dengan ucapan terima kasih yang tulus ini, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 17/1/2024
Muhammad Raki Rabbani Hermaya

DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................ 2


ii
A. Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaur
Rasyidin ................................................................... 2

B. Kondisi Islam .................................................................. 2

C. Peringatan Dari Nabi Luth AS ........................................................... 2

D. Azab Allah Ke Kaum Sadom ............................................................ 3

BAB II. PENUTUP ..................................................................................... 4

A. Kesimpulan ....................................................................................... 4

B. Saran ................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pemilihan Khulafaur Rasyidin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
merupakan salah satu bab terpenting dalam sejarah Islam yang mencerminkan
kebijaksanaan, konsultasi kolektif, dan tantangan yang dihadapi umat Muslim
dalam menentukan pemimpin yang tepat.

Abu Bakar, sebagai Khalifah pertama, terpilih melalui proses konsultasi yang
dipandu oleh prinsip syura. Abu Bakar adalah sahabat dekat dan penasehat
terpercaya Nabi Muhammad. Pemilihannya mencerminkan kepercayaan umat
pada integritasnya dan kesanggupannya memimpin umat dengan bijaksana.
Selama kepemimpinannya, Abu Bakar menghadapi berbagai tantangan,
termasuk pemberontakan beberapa suku, namun kebijaksanaan dan
kepemimpinannya berhasil mempertahankan kesatuan umat.

Kepemimpinan Umar bin Khattab sebagai Khalifah kedua menegaskan


pentingnya keadilan dan kebijakan tegas. Umar dikenal karena reformasi
ekonomi dan sosialnya yang progresif. Pemilihannya menunjukkan bahwa umat
menginginkan pemimpin yang tidak hanya adil tetapi juga mampu mengatasi
masalah sosial dan ekonomi. Selama masa kepemimpinannya, Islam meluas
hingga ke wilayah yang lebih jauh, menunjukkan efektivitasnya dalam memimpin
umat secara luas.

Kemudian, Utsman bin Affan menjadi Khalifah ketiga setelah pemilihan melalui
syura. Kepemimpinan Utsman menciptakan keberhasilan dalam hal perluasan
wilayah Islam, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan ekonomi.
Namun, beberapa kebijakannya, terutama terkait penunjukan kerabatnya,
mendatangkan kritik dan ketidakpuasan di kalangan sebagian umat.
Pemilihannya mencerminkan kompleksitas dalam mengelola kepentingan dan
harapan umat yang beragam.

iv
Ali bin Abi Thalib, yang menjadi Khalifah keempat, menghadapi situasi yang
penuh kontroversi. Pemilihannya menjadi sumber perpecahan di antara umat
Islam, khususnya setelah terjadinya Pertempuran Siffin dan Tragedi Karbala. Ali
dipilih melalui konsultasi, tetapi perselisihan internal mengenai pembunuhan
Utsman dan masalah politik lainnya menciptakan ketegangan di kalangan umat
Islam. Ini menunjukkan bahwa pemilihan pemimpin tidak selalu menghasilkan
kesatuan, tetapi juga dapat menciptakan konflik internal.

Secara keseluruhan, pemilihan Khulafaur Rasyidin menunjukkan betapa


pentingnya prinsip-prinsip konsultasi kolektif dalam menentukan kepemimpinan
Islam. Setiap pemilihan mencerminkan aspirasi umat pada masa itu,
mempertimbangkan kualitas kepemimpinan, keadilan, dan kemampuan untuk
menyelesaikan tantangan yang dihadapi umat. Meskipun setiap Khalifah
memiliki pencapaian dan kontribusi yang berbeda, keseluruhan periode
kepemimpinan Khulafaur Rasyidin membentuk dasar bagi prinsip syura dan
kepemimpinan adil dalam sejarah Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, berikut rumusan masalah yang
dapat di ambil.

1. Bagaimana proses Utsman Bin Affan dipilih sebagai khulafaur rasyidin?


2. Apa saja prestasi dari Utsman Bin Affan saat memimpin?
3. Bagaimana keadaan Islam di masa pimpinan Utsman Bin Affan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, berikut adalah tujuan dari makalah

1. Untuk mengetahui alasan dipilihnya Utsman Bin Affan sebagai khulafaur


rasyidin
2. Untuk mengetahui proses pemilihan khulafaur rasyidin
3. Untuk mengetahui keadaan Islam di masa pimpinan Utsman Bin Affan

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Utsman Bin Affan terpilih menjadi khalifah


Menjelang wafat, Khalifah Umar bin Khattab membentuk sebuah dewan yang membahas pengganti
beliau. Anggota dewan tersebut terdiri dari enam orang yang mempunyai kedudukan tinggi di
kalangan umat Islam kala itu, yaitu Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidilah, Zubair
bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Waqqas. Adapun pelaksanaan pemilihan dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat dan sangat demokratis. Apabila dalam pemilihan itu ternyata
terjadi suara seimbang, maka keputusan akhir berada pada ketua. Ternyata pemilihan yang berjalan
dengan lancar itu memilih Usman bin Afan agar menggantikan Khalifah Umar bin Khattab. Ketika itu
Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau wafat pada usia 82 tahun. Jadi kepemimpinan Usman
bin Afan berlangsung selama 12 tahun. Meski demikian beliau banyak mengukir prestasi.

B.Prestasi Utsman Bin Affan


a. Kodifikasi Mushaf Al-Qur'an

Setelah Khalifah Abu Bakar As-Shidiq melakukan usaha kodifikasi (pembukuan) Al-Qur'an dan
disimpan oleh salah satu istri Rasulullah saw. yaitu Hafsah binti Umar, putri dari Umar bin Khattab.
Khalifah Usman bin Affan melakukan pembaharuan, hal itu didasari adanya kekhawatiran Khalifah
Usman bin Affan kemungkinan terjadinya perbedaan metode pengajaran Al Qur'an terutama
perbedaan susunan surat-surat dan lafalnya karena wilayah kekuasaan Islam sudah sangat luas.
Sehingga di pelosok-pelosok daerah pemukiman Kaum Muslimin sulit tersentuh.

Ketika Rasulullah saw. masih hidup permasalahan terhadap perbedaan itu masih dalam pemantauan
beliau dan beliau memberi kemudahan agar Al Qur'an dihafal dengan cepat oleh kaum Muslimin.
Tetapi, seiring dengan semakin meluasnya kekuasaan Islam maka perbedaan dialek setiap daerah
sangat tampak. Contoh kekhawatiran itu dialami oleh seorang sahabat Huzaifah bin Yaman yang
menyaksikan perbedaan pendapat antara kaum Muslimin dan mereka bersikukuh bahwa pendapat
mereka adalah yang paling benar. Hal itu terjadi ketika kaum Muslimin menundukkan wilayah
Armenia dan Azerbaijan.

b. Renovasi Masjid Nabawi


Pembangunan Masjid Nabawi pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab, pada masa Khalifah
Usman bin Affan kemudian direnovasi dan diperluas oleh Khalifah Usman bin Affan. Renovasi itu
meliputi perluasan masjid dan keindahan corak sesuai dengan kebudayaan Islam ketika itu.

c. Pembentukan Angkatan Laut


Sebagaimana diketahui bahwa ketika Usman bin Affan menjadi Khalifah, daerah kekuasaaan Islam
merambah hingga Afrika, Cyprus, dan Konstantinopel. Daerah-daerah tersebut dikelilingi oleh lautan
luas. Maka atas usul dari Muawiyah bin Abu Sofyan yang ditunjuk menjadi gubernur Suriah ketika itu,

6
agar pemerintah menguasai lautan, disambut baik oleh Khalifah Usman bin Affan. Usul tersebut
dianggap rasional karena dengan menguasai lautan akan dapat menjaga keamanan secara umum.
Khalifah Usman bin Affan segera membentuk angkatan laut yang kuat. Kelak dengan kekuatan
angkatan laut tersebut sangat berperan dalam dakwah dan perkembangan Islam di seluruh dunia,
misalnya di negara-negara Eropa termasuk merambah juga ke Indonesia.

d. Perluasan Wilayah
Perluasan wilayah kekuasaan Islam pada pemerintahan Khalifah Usman bin Affan ini semakin
dioptimalkan. Hal itu terbukti dengan keberhasilan pasukan kaum Muslimin yang dikomandani oleh
Said bin Ash dan Huzaifah bin Yaman menundukkan Azerbaijan dan wilayah Armenia berhasil
dikuasai oleh pasukan yang dipimpin oleh Salam bin Robiah Al-Bahiy. Dengan keberhasilan
menundukkan Armenia maka menjadi angin segar bagi para penduduk karena mereka telah lama
menderita berada dalam cengkeraman pemerintahan Romawi sehingga mereka sangat berharap atas
kedatangan pasukan kaum Muslimin dan berada di bawah kekhalifahan Islam.

2. Jasa-Jasa Khalifah Usman Bin Affan

a. Merenovasi dan mempercantik masjid Nabawi di Madinah yang telah dibangun oleh Khalifah
Umar bin Khattab

b. Membuat mushaf yang standar untuk menghindari perselisihan pembelajaran Al-Qur'an kemudian
menggandakannya menjadi 5 mushaf. Salinan mushaf yang asli tersebut terkenal dangan nama
Mushaf Usmani atau Mushaf Al Imam. Sedang empat lainnya dikirim ke Mekkah, Syria, Basrah, dan
Kufah. Apabila ada salinan yang tidak sesuai dengan mushaf Al-Imam maka dianggap tidak
sah. Adapun panitia penggandaan diketuai oleh Zaid bin Tsabit, sedang para anggotanya terdiri dari:

1) Abdullah bin Zubair

2) Said bin Ash

3) Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam Alasan diadakannya penulisan dan penggandaan mushaf Al
Qur-an adalah:

1) Banyak para penghafal Qur-an (Khufad) yang gugur dalam berbagai pertempuran.

2) Semakin sulit memantau pembelajaran Al Quran karena kekuasaan Islam sangat luas, sehingga
masing-masing daerah memerlukan dasar hukum Al Qur-an agar menyamakan dialek dalam
membaca Al Quran

3) Agar ada acuan yang jelas bagi para Qori' di seluruh wilayah kekuasaan Islam apabila hendak
mencocokkan bacaan tentang Al Qur-an, jadi tidak harus pergi ke Madinah sebagai pusat
pemerintahan dan pusat kebudayaan Islam

7
c. Membentuk angkatan laut yang kuat atas usul Mu'awiyah bin Abu Sofyan yang menjabat
Gubernur di Damaskus, untuk menjaga keamanan wilayah kekuasaan Islam dari rongrongan pasukan
musuh, terutama dari pasukan Romawi yang masih berkeinginan menguasai Kota Iskandariah.
Pertempuran untuk mempertahankan Iskandariah antara pasukan Muslim dangan tentara Romawi
terkenal dengan Dzatus Sawari (pertempuran tiang kapal).

d. Memperluas kekuasaan Islam sampai ke berbagai wilayah, misalnya:

1) Armenia

Kaum Muslimin yang berdakwah di Armenia dipimpin oleh Salman bin Rabi- ah.

2) Afrika (Tunisia), Tripoli (sekarang Libia) yang dipimpin oleh Abdullah bin Sa- ad

3) Azerbaijan, dipimpin oleh Walid bin Uqbah

4) Kepulauan Cyprus, dipimpin oleh Mu-awiyah bin Abu Sofyan yang kemudian merambah hingga ke
Konstatinopel, Turki, serta negeri-negeri Balkan (Yugoslavia dan Polandia).

Usman bin Affan menjadi khalifah selama 12 tahun. Diantara Khalifah yang lain beliau termasuk
memimpin cukup lama dan telah menorehkan prestasi dengan memajukan berbagai macam bidang.
Sifat yang rendah hati, dermawan, dan kelembutan hatinya justru dimanfaatkan oleh kaum
kerabatnya untuk turut menikmati jerih payah Khalifah Usman bin Affan antara lain turut menduduki
jabatan strategis di pemerintahan sehingga pada masa itu terkenal dengan Sistem famili (Family
System) atau istilah sekarang terkenal dengan nepotisme, namun hal ini oleh para sejarawan
dibantah. Keluarga Usman banyak menduduki jabatan strategis karena memang mereka layak dan
secara kebetulan keluaraga Usman adalah orang-orang yang pandai dan cerdas menjelang
berakhirnya kekuasaan Khalifah Usman bin Affan, ummat Islam diadu domba oleh seorang

BAB III

8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Luth AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT. Beliau diutus kepada suatu
kaum yang bernama Sadom, dimana suka melakukan perbuatan maksiat dan kekejian.
Walaupun Nabi Luth sudah memberi peringatan untuk kembali ke jalan yang benar, mereka
tetap menolaknya sehingga Allah SWT memberi azab kepada mereka.

B. Saran
Untuk pembaca agar selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjauhi
larangan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, serta dapat mengambil hikmah dari
kejadian yang dialami oleh kaum Nabi Luth AS. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
wawasan terhadap pembaca tentang kisah Nabi Luth AS.

DAFTAR PUSTAKA
Bcex Pesantren, 2022. Kisah Nabi Luth As. Majalengka

9
Diambil dari : https://www.scribd.com/document/569809177/Makalah-Kisah-
Nabi-Luth-As

Bagus Indrawan, 2015. Kisah Nabi Luth A.S.

Diambil dari : https://www.academia.edu/18206806/Kisah_Nabi_luth_as

10

Anda mungkin juga menyukai