Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH DOSEN PENGAMPU

Sejarah Dakwah Musfichin

STUDI TENTANG
SEJARAH DAKWAH PADA MASA BANI ABBASIYAH

Oleh:
Kelompok 5
Ani Paujiah : 190104010110
Halimah : 190104010118
Riyani : 190104010256
Mutiara Indah : 190104010149
Taufikkurrahman : 190104010270

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
BANJARMASIN
2019/2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................


DAFTAR ISI ....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................
A. Sejarah kedudukan Bani Abbasiyah..................................
B. Kemajuan Bani Abbasiyah.................................................
C. Kemunduran Bani Abbasiyah............................................
BAB III PENUTUP .............................................................................. 
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, serta tak lupa
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah ini tentang sejarah
dakwah pada masa Bani Abbasiyah.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengtahuan kita tentang sejarah dakwah pada masa Bani Abbasiyah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, serta ulasan demi perbaikan demi makalah kami yang
akan dibuat berikutnya, mengingat bahwasanya tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami meminta
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami dalam membuat makalah ini.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Islam merupakan agama yang membawa peradaban. Dimulai dari sebelum Nabi
Muhammad dan kemudian pada masa Rasulullah Nabi Muhammad kemudian dilanjutkan
pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Saat itulah Islam mulai memberi pengaruh
pada dunia, karena pada khalifah sudah melakukan perluasan wilayah keluar daerah Arab.
Setelah masa Khulafaur Rasyidin muncllah daulah Bani Umayyah dan Abbasiyah.

Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat saat kepemimpinan Bani Abbasiyah.
Sehingga peradaban Islam memberi pengaruh yang besar ke pada dunia pada saat itu. Di
makalah ini akan kami paparkan bagaimana sejarah kedudukan Bani Abbasyiah, kemajuan,
dan kemunduran pada masa kepemimpinan Daulah Bani Abbasyiah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah kedudukan Bani Abbasiyah ?

2. Bagaimana kemajuan Bani Abbasiyah ?

3. Bagaimana kemunduran Bani Abbasiyah ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Sejarah kedudukan Bani Abbasiyah

2. Mengetahui Kemajuan Bani Abbasiyah

3. Mengetahui Kemunduran Bani Abbasiyah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kedudukan Bani Abbasiyah

Babak ke 3 dalam drama besar politik islam di buka oleh abu Al-Abbas (750-754) yang
berperan sebagai pelopor, dalam khotbah penobatannya yang di sampaikan setahun sebelum
nya di masjid kuffah . Khalifah abbassyiah per 1 itu menyebut dirinya as saffih, penumpah darah
yang menjadi julukan yang bertanda buruk karena dinasti yang baru, mengisyaratkan bahwa
mereka lebih mementingkan kekuatan di dalam menjalankan kebijakannya . As-syaffah menjadi
pendiri dinasti arab islam ke 3 setelah khulafaur rasyidin dan dinasti umayah yang sangat besar
dan berusia lama dari 750 M-1258 M.

Bani Abbasiyah pertama kali didirikan oleh Abdullah as-safa ibn ali bin abdullah al-abbas
atau yang disingkat dengan Abu Abbas As-Saffah pada tahun 132 H/750 M. Dinamakan Bani
Abbasiyah karena para pengganti dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan abbas yang tak
lain adalah paman Nabi Muhammad saw. Pemerintahan Abbasiyah melanjutkan pemerintahan
Bani umayyah yang telah hancur di Damaskus. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti terpanjang,
berkisar antara 750-1258 M. Awal kekuasaan Dinasti Abbasiyah ditandai dengan
pembangkangan Bani Umayyah di Andalusia.

As syaffah meninggal (754-775 M) karena penyakit cacar air ketika berusia 30 an dan
akhirnya saudaranya yang jadi penerusnya, Abu Jaffar (754-775) Yang mendapatkan julukan al-
manshur khilafah terbesar dinasti abbasiyah meskipun bukan seorang muslim yang saleh. As
saffah yang benar-benar membangun dinasti baru ini. Seluruh khilafah pada masa ini yang
berjumlah 35 orang berasal dari garis keturunannya.

Dapat disimpulkan bahwa pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas as-Saffah dan Abu
Ja’far Al-Manshur, sedangkan masa kejayaan dinasti ini berada pada fase 8 khalifah berikut :

 Al-Mahdi (775-785 M)
 Al-Hadi (775-786 M)
 Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
 Al-Amin (809-813 M)
 Al-Makmun (813-833 M)
 Al-Multasim (833-842 M)

5
 Al-Watsid (842-847 M)
 Al-Mitawakkil (847-861 M)

B. KEMAJUAN BANI ABBASIYAH


Pada periode pertama Bani Abbasiyah mengalami kemajuan. Namun kekuasaan pada
masa Abu Al-Abbas ,pendiri Dinasti ini tidak bertahan lama yaitu 750-754 M. Oleh karena itu
pada tahun 762 M, abu Jaffar Al-Mansur yang berperan penting dalam pemerintahan
Abbasiyah, memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi
ke Baghdad dekat dengan Ctesiphon, bekas Ibukota Persia. Oleh karena itu ibukota
pemerintahan Dinasti Abbasiyah berada di tengah-tengah bangsa persia. Popularitas Daulah
Abbasiyah mencapai puncak keemasannya pada masa khalifah Harun Al-Rasyid dan
puteranya Al-Ma’mum.
Adapun periode-periode khilafah Bani Abbasiyah dibagi menjadi 5 dengan adakalanya
mencapai masa pendirian, masa kemajuan dan masa kemunduran, pada periode masing-
masing.

Masa kejayaan umat islam sebagai pusat dunia dalam aspek peradaban. Kemajuan itu
hampir mencakup berbagai aspek kehidupan , yaitu:

a. Adminitratif pemerintahan dengan biro-bironya


b. Sistem organisasi militer
c. Administrasi wilayah pemerintahan
d. Pertanian, perdagangan, dan industri
e. Islamisasi pemeintahan
f. Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi, historiografi, filsafat
islam, teologi, hukum, fiqh, dan etika islam, sastra, seni dan penerjemahan.
g. Pendidikan , kesenian, arsitektur, meliputi pendidikan dasar (kuttab) menengah, dan
perguruan tinggi, perpustakaan dan toko buku , media tulis, seni rupa, seni musik,
arsitek.

1. Biro-Biro Pemerintahan Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah , abbasiyah memiliki kantor pengawas ( Dewan Az-Zimani) yang


pertama kali di perkenalkan oleh mahdi, di depan korespondensi/ kantor arsip (Dewan At-
Tawqi) yang menangani semua surat resmi , dokumen politik serta intruksi dan ketetapan
khilafah, dewan penyelidik keluhan, departemen kepolisian dan pos. Dewan penyelidik

6
keluhan ( Dewan An-Nazhar Fi Al-Mazhalini) adalah sejenis pengadilan tingkat banding /
pengadilan tinggi untuk administratif dan politik. Al-Muhtadi (869-870) adalah khilafah
terakhir yang memelihara kebiasaan tersebut.

2. Sistem Militer

Terorganisasi dengan baik, berdisiplin dengan tinggi , serta mendapat pelatihan dan
pengajaran secara reguler , pasukan pengawal khalifah (hams) mungkin merupakan satu-
satunya pasukan tetap yang masing-masing mengepalai sekelompok pasukan. Pasukan tetap
(jund) yamg bertugas aktif di sebut murtaziqah (pasukan yang dibayar secara berkala oleh
pemerintah). Unit pasukan lainnya di sebut Muta thawwi’ah (sukarela).

3.Wilayah Pemerintahan

Pembagian wilayah kerajaan umayah kedalam provinsi di pimpin oleh , seorang


gubernur (Tunggal/ a’mil) . Provinsi dinasti abbasiyah mengalami perubahan dari masa - ke
masa , dan klasifikasi politik juga tidak selalu terkait klasifikasi geografis. Berikut ini provinsi-
provinsi utama pada masa awal kekhalifahan Baghdad :

1. Afrika Disebelah barat gurun Libya bersama dengan Sisilia.


2. Mesir
3. Suriah dan Palestina yang terkadang di pisah kan .
4. Hijaz dan Yamamah ( arab tengah )
5. Arab selatan dan Yaman.
6. Bahrain dan Oman , dengan Basharah dan Irak sebagai ibukota nya .
7. Sawad / Irak (mesopotomia bawah) , dengan kota utamanya setelah Baghdad , yaitu
Kufah dan Wash
8. Jazirah ( yaitu kawasan Assyiria kuno, bukan semenanjung arab) dengan ibu kota mosul
9. Azerbaijan , dengan kota-kota besarnya , seperti ardobil, Tibriz dan Maraghah .
10. Jibal (perbukitan , media kuno ), dikenal dengan Irak Ajami ( iraknya orang persia)
dengan kota utamanya adalah romadan.

4.Perdagangan Dan Industri

Sumber arab paling awal yang menyinggung tentang hubungan Maritim, Arab dan
Persia dengan India dan Cina berasal dari laporan perjalanan Sulaiman At-Tajir dan para
pedagang musim lainnya pada abad ke-3 Hijriah. Tulang punggung perdagangan ini adalh
Sutra, kontribusi terbesar orang cina kepada dunia barat. Jalur ini menyusuri Samarkand dan

7
Turkistan cina . pertengahan abad ke-8 telah dilakukan pertukaran duta. Cina abad itu, kata
Amir Al-Muminin di ucapkan dengan Hanni Mo Mo Ni oleh Al-Abbas , khalifah Dinasti
Abbasiyah pertama, A Bo Lo Ba dan Harun , A Lun. Pada mada khalfah- khalifah itu di kenal
dengan sebutan Ta Syim dan kemudian Hui Hui ( Pengikut Muhammad ).

Laut hitam juga tidak bisa mendukung perdagangan singkat melalui jalur darat ke
utara dengan orang yang tinggal di kawasan Vaida. Karna jarak yang dekat dengan pusat
kota persia dan kota-kota makmur di Samarkand dan Bukhara, laut kaspia menjadi titik
pertempuran dagang yang favorit. Seorang pemilik Penggilingan dan Bashrah dan Baghdad
yang tidak berpendidikan mampu berderma untuk orang miskin sebesar seratus dinar per
hari. Dan kemudian diangkat oleh Al- Mu’tashim menjadi wazirnya.

Sebuah pusat industri di Baghdad yang namanya di ambil dari nama seorang
pangeran umayyah , Attab, memberi merek kain buatannya dengan attabi yang pertama kali
dibuat disana pada abad ke-12. Kain tersebut di tiru oleh perajin Arab di Spanyol , dan
terkenal di Prancis , Italia , dan negara Eropa lainnya dengan naman tabi. Istilah tersebut
kemudian berubah menjadi tabby, yang merujuk pada seekor kucing yang unik dan
berwarna.

5.Perkembangan Bidang Pertanian

Bidang pertanian maju pesat pada awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah karena
pusast pemerintahannya berada di daerah yang sangat subur, di tepian sungai yang dikenal
dengan nama Sawad. Daerah rendah di lembah Tigris-Efrat, yang merupakan daerah terkaya
setelah Mesir dan dipandang sebagai surga Aden, mendapat perhatian khusus dari
pemerinth pusat . ada 113 kanal besar pertama, yang di sebut Nahr ‘Isa setelah di gali
kembali oleh keluarga Al-Manshur , menghubungkan aliran sungai Efrat di anbar sebelah
barat laut dengan Sungai Tigrid di Baghdad. Salah satu cabang Nahr ‘Isa adalah Sharah. Kanal
kedua adalah Sharshar , kanal ketiga adalah Nahr Al-Malik (sungai Raja). Kanal lainnya
Dujayi( sungai yang lebih kecil dari Dijah, Tigris) , yang awalnya menghubungkan Tigris
dengan Efrat , semakin dangkal pda abad ke-10 , dan nama itu kemudian menjadi nama
Kanal Batu berbentuk oval , yang merupakan cabang dari sungai Tigris di bawah kadisiyah
dan membuat beberapa cabang lain sebelum akhirnya bertemu kembali dengan sunagi
Tigris. Kanal lainnya yang kurang penting adalah Nahr Ash-Shilah yang di gali di wash oleh
Mahdi sejak masa Babilonia.

8
Tanaman asli irak terdiri atas gandum, padi, kurma, wijen, kapas, dan rami. Daerah
yang sangat subur berada di bantaran tepian sungai ke selatan, sawaid, yang menumbuhkan
berbagai jenis buah dan sayuran , yang tumbuh di daerah panas maupun dingin.
Kacang,jeruk, terong, tebu, dan beragam bunga , seperti bunga mawar dan violet juga
tumbuh subur.

6.Islamisasi Masyarakat

Proses konvensi secara normal berjalan lebih gradual, damai , dan bersifat pasti.
Agar mendapat prestise sosial dan pengaruh politik, serta menikmati kebebasan dan
keamanan yang lebih besar. Penduduk persia baru beralih ke agama islam pda abad ketiga
setelah wilayah tu di kuasai isla. Sebelumnya meeka menganut zoroaster.

7.Bidang Kedokteran

Dari tulisan Ibn Maskawayh , kita mendapatkan sebuah risalah sistematik. Berbahasa
Arab paling tua tentang optlamologi. Belakangan ini, sebuah buku berjudul Al-Asyr Magalat
Fi Al- Ayhn ( sepuluh risalah tentang mata) yang di anggap sebagai karya muridnya, Hunaya
Ibn Ishaq, telah di terbitkan dalam bahasa inggris sebagai buu teks tentang optamologi
paling awal yang kita miliki.

Ali Ibn Al-Abbas (Haiy Abbas , W. 994) yang awalnya menganut ajara zoroaster ,
sebagaiman terlihat dari namanya , Al-Majusi, dikenal sebagai penulis buku Al-Kitab Al-
Maliki (buku raja, liberrigius) , yang ia tulis untuk Raja Buwayni, Adnud Ad-Dawlah Fanna
Khusraw, yang pemerintah antara 949 hingga 983. Karya ini yang di sebut juga Kamil Ash-
Shind ‘Ab Ath-Thibbiyah , sebuah “Kamus penting yang meliputi pengetahuan dan praktik
kedokteran”.

Nama paling terkenal dalam catatan kedokteran arab setelah Ar-Razi adalah Ibn Sina
(Avicenna, yang masuk ke bahsa latin melalui bahasa Ibrani, Aven Sina,980-1037. Yang
disebut oleh orang Arab ebagai Asy-Syaikh Ar-Ra’s “pemimpin” (orang terpelajar) dan
pangeran (para pejabat) Ar-Razi lebih menguasai kedokteran darpada In Sina , sedangkan Ibn
Sina lebi menguasai filsafat daripda Ar-Razi.

Di antara karya-karya ilmiahnya , dua buku yang paling unggul adalah Asy-Syifa
(buku tentang penyembuhan ) , sebuah buku ensiklopedia filsafat yang di dasarkan atas

9
tradisi Aristotelian yang telah di pengaruhi oleh neo- platonisme dan teologi islam, serta Al-
Qanua Fi Ath-Thibb , yang merupakan kodifikasi pemikiran kedokteran Yunani-Arab.

8.Pendidikan,Perpustakaan, dan Toko Buku

Pendidikan islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi tingkatannya adalah
Bait Al-Hikmah (Rumah Kebijakan) yang di dirikan oleh Al-Ma’mun (830M) di Baghdad, ibu
kota negara selain berfungsi sebagai biro penerjemahan , lembaga ini juga di kenal sebagai
pusat kajian akademis dan perpustakaan umum, serta memilih sebuah observatorium.
Observatorium yang banyak bermunculan juga berfungsi sebagai pusat-pusat pembelajaran
astronomi. Fungsinya sama dengan rumah sakit , yang pada awal kemunculannya sekaligus
berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran. Akademi islam pertama yang menyediakan
berbagai kebutuhan fisik untuk mahasiswanya , dan menjadi model bagi pembangunan
akademi-akademi lainnya adalah Nizhamiyyah yang didirikan pada tahun 1065-1067 oleh
Nizham Al-Mulk, seorang menteri dari persia pada kekhalifahan Bani Saljuk, Sultan Aip
Arslan , dan Maliksyah, yang juga merupakan penyokong Umar Al-Khayyam.

Perpustakaan (Khizanat Al-Kutub) dibangun di syiraz oelh penguasa Buawaini, Adud


Ad-Dawlah (977-982) yang semua buku-bukunya disusun di atas lemari, di daftar dalam
katalog, dan diatur dengan baik oleh staf administrasi yang berjaga bergiliran .

Al-Ya’qub meriwayatkan pada masanya (sekitar 891). Ibu kota negara diramaikan
oleh lebih dari seratus tko buku yang berderet di satu ruang jalan yang sama.

C. KEMUNDURAN DINASTI ABBASIYAH

Faktor-faktor Penyebab Kemunduran

a. Faktor Intern
1) Kemewahan Hidup di Kalangan Penguasa
Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang di
capai Dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa
untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok.

2). Perebutan Kekuasaan Antara Keluarga Bani Abbasiyah

Perebutan kekuasaan dimulai sejak masa Al-Ma’mun dengan Al-Amin. Di


tambah dengan masuk nya unsur Turki dan Parsia.

10
3). Konflik Keagamaan

Sejak terjadinya konflik antara Muawiyah dan Ali yang berakhir dengan
lahirnya tiga kelompok umat: pengikut muawiyah, syi’ah , dan Khawarij,ketiga
kelompok ini senantiasa berpengaruh.

a. Faktor Ekstern

1). Banyaknya pemberontakan

Banyaknya daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah, akibat


kebijakan yang lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan
kebudayaan islam, secara real, daerah-daerah itu berada di bawah
kekuasaan gubernur-gubernur yang bersangkutan. Akibatnya , provinsi-
provinsi tersebut banyak yang melepaskan diri dari genggaman penguasa
bani abbas. Adapun cara provinsi melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad
adalah: pertama , seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan
dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti daulah umayyah di
spanyol dan idris di maroko . kedua, seorang yang ditunjukkan menjadi
gubernur oleh khalifah , kedudukannya semakin bertambah kuat, kemudian
melepaskan diri , seperti daulah Aglabiyah di Tunisia dan Thahir di Kurasan.

2). Dominasi Bangsa Turki

Sejak abad ke-9 , kekuatan militer Abbasiyah mulai mengalami


kemunduran. Gantinya, para penguasa Abbasiyah memperkerjakan orang-
orang profesional di bidang kemiliteran , khusus nya tentara turki ,
kemudian mengangkatnya menjadi panglima-panglima pengangkatan
anggota militer inilah , dalam perkembangan selamanya, yang mengancam
kekuasaan khalifah.

3).Hadirnya tentara Mogol dibawah pimpinan Hungu Khan dan menguasai kota
Baghdad

11
BAB III

PENUTUP

SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini.

Penulis menyadari jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail
dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
di pertanggungjawabkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya , maka dapatlah di tarik kesimpulan-kesimpulan


berikut :

1. Dinasti Abbasiyah melanjutkan kekuasaan bani umayyah. Dinamakan Abbasiyah, karena


para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi
Muhammad SAW.
2. Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah , umat islam banyak mengalami kemajuan
yang sangat pesat , diantaranya dalam bidang administrasi, agama, sosial, ilmu
pengetahuan, dan pemerintah.
3. Kemunduran dinasti abbasiyah disebabkan oleh banyak faktor , baik yang sifatnya
internal maupun yang sifatnya eksternal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Su’ud, Abu. 2003. Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ummatin, khoiro. 2015. Sejarah Islam dan Budaya Lokal Kearifan Islam atas Tradisi Masyarakat.
Yogyakarta: Kalimedia.

Supriyadi, edi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

13

Anda mungkin juga menyukai