Finance Management
CAPITAL STRUCTURE
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Kelompok
mata kuliah Manajemen Keuangan
Disusun Oleh :
Kelompok 4 Kelas Manajemen 2C
1. Ifan (Nim.20210510262)
2. Lela Meitha Ekasari (Nim.20210510136)
3. Pitri Widiasari (Nim.20210510044)
UNIVERSITAS KUNINGAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Kelompok dengan Topik Pembahasan
“Capital Structure” atau Struktur Modal dalam Perusahaan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas Kelompok mata kuliah Manajemen Keuangan
dengan Dosen Pengampu Bapak Yasir Maulana S.E., M.SM. di Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kuningan.
Kami harap, semoga hasil makalah ini dapat sesuai dengan syarat dan ketentuan penilaian, serta
bermanfaat dan memberikan pengetahuan positif bagi kelompok kami khususnya, dan kita semua
umumnya.
Capital Structure i
DAFTAR ISI
COVER
C. TUJUAN .........................................................................................................................................1
Capital Structure ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Struktur modal memiliki pengaruh langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Pengaturan
modal yang baik dapat membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya.
Keuntungan penggunaan hutang bagi perusahaan adalah bunga yang dibayarkan atas hutang
akan menjadi sebagai pengurang pajak, sedangkan deviden yang dibayarkan atas saham bukan
merupakan pengurang pajak. Pengembalian atas hutang jumlahnya tetap, sehingga pemegang saham
tidak menerima laba perusahaan ketika perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar.
Kelemahan dari penggunaan hutang bagi perusahaan adalah jika perusahaan menggunakan
hutang dalam jumlah besar maka akan meningkatkan resiko perusahaan yang dapat meningkatkan
biaya utang.
Maka dari itu terdapat struktur modal yang mengatur dan mendukung posisi keuangan
perusahaan tersebut berikut komponen-komponen yang ada di dalam nya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan struktur modal dan bagaimana konsepnya?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi struktur modal?
3. Apa fungsi dan tujuan dari struktur modal?
4. Apa saja teori yang mendukung struktur modal?
C. TUJUAN
Mampu mengetahui, memahami dan menguasai materi Struktur Modal mulai dari definisi
tentang Struktur Modal, faktor-faktor yang memengaruhinya, fungsi dan tujuannya hingga teori-teori
yang mendukung Struktur Modal itu sendiri.
Capital Structure 1
BAB 2 PEMBAHASAN
Pengertian lainnya, struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal
sendiri dengan modal asing. Dalam pengertian ini, modal sendiri adalah ditahan dan kepemilikan
perusahaan, sedangkan modal asing berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
Modal asing atau jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang,
umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk
membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan
modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen hutang jangka panjang ini
terdiri dari :
b. Obligasi (bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa
perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu
tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan
aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.
Capital Structure 2
Obligasi berdasarkan jenisnya:
- Obligasi bunga tetap (fixed rate bond)
Obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu obligasi tersebut (di
Indonesia biasanya berjangka waktu lima tahun). Bunga yang dibayarkan mungkin
dilakukan setahun sekali, tetapi bisa juga dilakukan setiap semester (6 bulan).
- Obligasi konversi
Sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa yaitu memberikan coupon yang tetap
memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki
keunikan yaitu dapat ditukarkan dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu
tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.
Modal asing/hutang jangka panjang dilain pihak, merupakan sumber dna bagi perusahaan
yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan
ringannya syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan
memperluas bagi perusahaan untuk memberdayagunakan sumber dana yang berasal dari modal
asing/hutang jangka penjang tersebut. Meskipun demikian hutang tetap harus dibayar kembali
pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat
itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Dengan
demikian, seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dna bunganya, maka
kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya. Oleh
karena itu, kegagalan untuk membayar kembali hutang atau bunganya akan mengakibatkan para
pemilik perusahaan kehilangan kontrol terhadap sebagian atau seluruhnya dana/pinjaman dan
bunganya. Karena segala macam bentuk ditanamkan didalam perusahaan selalu dihadapkan pada
resiko kerugian.
Capital Structure 3
2. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam
dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber
intern maupun sumber ekstern. Sumber intern didapat dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan sedangkan sumber ekstern berasal dari pemilik perusahaan. Komponen modal sendiri
terdiri dari :
a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dala suatu Perseroan Terbatas
(PT), dimana modal saham terdiri dari :
- Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh
investor, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung
segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.
- Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen dibentuk kompenen modal sendiri dengan hutang jangka panjang.
b. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai deviden.
c. Cadangan
Cadangan disini dimaksud sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau 14 atau dari tahun yang berjalan
(Reserve taht are surplus). Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri.
Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah :
- Cadangan ekspansi
- Cadangan modal kerja
- Cadangan selisih kurs
- Cadangan umum untuk menampung hal-hal atau kejadian yang tidak diduga sebelumnya
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan
untuk risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak
memerlukan adanya jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan
maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor.
Oleh karena itu tiap-tiap perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan
untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Capital Structure 4
C. FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUCTURE MODAL
1. Growth rate
Pertumbuhan penjualan masa depan. Apabila pertumbuhan perusahaan selalu meningkat,
maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang cukup besar, sehingga perusahaan akan
mengurangi hutangnya, bahkan bisa tidak menggunakan hutang dalam operasi perusahaan. Tetapi
sebaliknya apabila perusahaan tingkat pertumbuhannya kecil, bahkan tidak ada pertumbuhan, maka
kemungkinan perusahaan menggunakan hutang akan lebih besar.
2. Sales stability
Stabilitas penjualan. Apabila penjualan perusahaan stabil meningkat, maka perusahaan
dengan sendirinya memperoleh dana yang cukup besar, sehingga perusahaan akan mengurangi
hutangnya, bahkan bisa tidak menggunakan hutang dalam operasi perusahaan. Tetapi sebaliknya
apabila penjualan perusahaan stabil turun, maka perusahaan akan berkurangnya dana yang
diperoleh, sehingga perusahaan akan menambah hutangnya untuk keperluan operasi perusahaan.
3. Asset structur
Struktur aktiva. Kalau perusahaan mempunyai permodalan LANATE sendiri cukup besar,
maka perusahaan tidak memerlukan pinjaman, tetapi sebaliknya kalau permodalan perusahaan
kecil, maka perusahaan memerlukan pinjaman.
4. Management attitudes
Sifat manajemen. Dalam melakukan operasi perusahaan, manajemen ada yang bersifat
berani menanggung risiko dan ada pula yang bersifat tidak menyukai risiko (risk everse).
Manajemen berani dalam hal ini, manajemen selalu bertindak agresif, ingin dalam kegiatan operasi
perusahaan selalu besar, sehingga perusahaan menginginkan permodalan yang besar, yang
mengakibatkan manajemen berani melakukan pinjaman atau berhutang. Sebaliknya manajemen
yang tidak menyukai risiko, manajemen tidak berani melakukan pinjaman, sehingga kegiatan
operasi perusahaan dilakukan seperti apa yang terjadi.
5. Market conditions
Keadaan pasar modal. Pasar modal yang mudah untuk mendapatkan dana, berupa
pinjaman, maka perusahaan juga dengan mudah mendapatkan pinjaman yang cukup besar, begitu
pula sebaliknya.
6. Taxes
Pajak. Tingkat pajak yang cukup besar, perusahaan akan berusaha melakukan pinjaman
yang cukup besar pula, karena perusahaan beranggapan dengan adanya hutang, perusahaan akan
membayar bunga juga yang cukup besar sehingga akan mengurangi laba perusahaan yang akan
Capital Structure 5
dikenakan pajak. Begitu pula sebaliknya kalau tingkat pajak cukup kecil, perusahaan tidak akan
melakukan pinjaman yang besar.
Tidak hanya itu, pengaturan modal ini memiliki fungsi untuk perusahaan, di antaranya:
3. Maksimalisasi pengembalian
Dengan struktur modal yang baik maka akan membantu meningkatkan laba perusahaan.
Sehingga perusahaan bisa melakukan pengembalian yang lebih tinggikepada pemegang saham
yaitu peningkatan pendapatan per saham.
Kegiatan ini juga bisa dilakukan dengan mekanisme perdagangan pada ekuitas
yangmengacu pada peningkatan proporsi modal hutang di dalam struktur modal yangmerupakan
sumber modal termurah.
Capital Structure 6
utang. Hal tersebut dikarenakan ketika pendapatan sedang buruk,solvabilitas akan terganggu
untuk pembayaran bunga wajib kepada pemasok utang.
6. Fleksibilitas
Struktur modal perusahaan yang sehat mampu menyediakan ruang untuk ekspansiatau
pengurangan modal utang. Sehingga bisa sesuai dengan kondisi yang berubah penyesuaian modal
dapat dilakukan.g)
Capital Structure 7
3. Pendekatan Tradisional ( Tradisional Approach)
Pendekatan ini banyak dianut oleh para praktisi dan para akademisi. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami
perubahan, sehingga baik Kd maupun Ke relatif konstan. Setelah leverage atau rasio utang tertentu
biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat
Peningkatan biaya modal sendiri akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar daripada
penurunan biaya karena penggunaan utang yang lebih murah. ▪ Akibatnya biaya modal rata-rata
tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu,
pada mula-mula nilai perusahaan meningkat, dan akan menurun sebagai akibat penggunaan utang
yang semakin besar.
Menurut pendekatan ini, terdapat struktur modal yang optimal untuk setiap perusahaan
yang terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya
modal rata-rata tertimbang minimum.
EBIT EBIT
Vl = Vu = =
WACC KsU
Dimana:
Capital Structure 8
perusahaan yang menggunakan 100% modal sendiri.
Perlu ditambahkan
Dimana:
V=D+S
V = nilai perusahaan
D = utang (debt)
S = modalsendir
2) Dalil 2
Dimana:
KsL = keuntugna yang di isyaratkan pada modal sendiri atau biaya modal sendiri
pada levered firm.
KsU = Biaya modal sendiri pada Unleverd firm
(D/S) = hutang dibagi modal sendiri
Kd = biaya hutang
Dapat disimpulkan: jika penggunaan hutang bertambah ( D bertamnah besar), biaya modal
sendiri (KL) juga bertambah besar. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut: jika hutang yang
digunakan bertambah, risiko perusahaan juga bertambah sehingga biaya modal sendiri atau
keuntungan yang disyaratkan pada modal sendiri juga bertambah.
D D
Wd = =
D+S V
S S
Wd = =
D+D V
Capital Structure 9
Asumsi T = 0, Maka
Dimana
CONTOH SOAL
Perusahaan a dan b sama persis kecuali bahwa kedua perusahaan a tidak menggunakan hutang
dan perusahaan h mempunyai hutang 100jt dengan bunga 10%, asumsikan bahwa semua asumsi
MM terpenuhi, tidak ada pajak EBIT perusahaan 40jt dan biaya modal sendiri perusahaan A20%.
Hitunglah :
jawab:
a. Vu = = = 200jt
*Jdi nilai kedua perusahaan tsb menurut teori mm tanpa pajak adalah 200jt
b. Ks = 20% , Kd = 10%
KsL = KsU + (KsU - Kd) (D/S)
KsL = (20%-10%)(100jt/100jt ) = 30%
Catatan : D = hutang = 100jt,
Capital Structure 10
S = Modal sendiri = Vl – D = 200jt- 100jt = 100jt
Vl = 200jt atau sama dengan Vu karena menurut mm tanpa pajak Vl=Vu
*jadi biaya modal sendiri untuk kedua perusahaan adalah A=20%, H=30%
c. WACC (perusahaan H)
Wacc = ws.Ksl=wd.kd
= . KL + . Kd
= ( ) ( )
= 0,2 = 20%
*jadi biaya modal tertimbangnya adalah 20%
Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan hutang (leverage) akan
meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi
pembayaran pajak (a tax-deductible expense).
1) Dalil 1
Dimana:
VL = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang (Levered firm).
Vu = Nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered firm).
T = Pajak (tax rate)
D = Hutang (debt)
Nilai perusahaan yang sama sekali tidak menggunakan hutang sama dengan nilai modal
sendiri perusahaan tersebut (S).
Capital Structure 11
2) Dalil 2
Dimana:
KsL = Keuntungan yang disyaratkan pada modal sendiri pada Leverd Firm.
KsU = Keuntungan yang disyaratkan pada modal sendiri pada unlead firm
Kd = B iaya Hutang
T = Pajak
D = Hutang perusahaan
S = Modal Sendiri
CONTOH SOAL
Melanjutkan soal yang diatas semua data sama kecuali asumsi tidak ada pajak. Asumsikan
baru perusahaan dikenai pajak 20%. Hitunglah :
a. Brp nilai kedua perusahaan menurut teori mm tanpa pajak
b. Brp biaya modal tertimbang untuk kedua perusahaan
c. Brp biaya modal tertimbang
Jawab :
( )
a. Vu =
( )
=
= 160jt
Vl = Vu. T, D
= 160(0,2)(100)
= 180jt
Catatan: Vu = perusahaan A, Vl = perusahaan H
Capital Structure 12
Catatan = Vl = 180jt, D = 100jt, maka perusahaan yang menggunakan hutang adalah vl – d
=s = 180jt-100jt= 80jt. Biaya modal sediri untuk A= 20%, H=30%
c. Ku = ( )
= ( )
= 0,05 + 0,133
= 0,183 = 18,3%
*jadi biaya modal tertimbangnya adalah 18,3%
3. Model Miller
Tahun 1976, Miller menyajikan suatu teori struktur modal yang juga meliputi pajak untuk
penghasilan pribadi. Pajak pribadi ini adalah: 1) pajak penghasilan dari saham (Ts), dan 2) pajak
penghasilan dari obligasi (Td).
VL = Vu + T.D
Dimana:
(1-Tc) (1-Ts)
T = 1 - D
(1-Td)
Sehingga:
(1-Tc) (1-Ts)
Vl = Vu + [ ] D
(1-Td)
Dimana:
Jika tidak ada pajak, maka T, = T, = T₁ = 0, model Miller akan menjadi MM – Tanpa
Pajak yaitu VL = Vu
Jika tidak ada pajak pribadi, maka T, = Ta = Model Miller akan menjadi MM- Dengan
Pajak yaitu V₁ = V +T.D
Capital Structure 13
Keuntungan dari penggunaan hutang pada Model Miller tergantung pada Tc, Ts, Td danD.
Karena pajak pada capital gains suatu saham biasanya dibayar belakangan atau tertunda
(pajak dibayar setelah saham terjual), pada umumnya Ts< td.
Kelemahan utama Model Miller dan Modigliani Miller adalah mengabaikan faktor yang
disebut sebagai: 1) Financial Distress, 2) Agency costs.
Financial Distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
terancam bangkrut. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka akan timbul biaya
kebangkrutan (Bankruptcy Cost) yang disebabkan oleh: keterpaksaan menjual aktiva dibawah
harga pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual,
dsb. Brankeruptcy Cost ini termasuk Direct cost of financial distress".
Selain itu, ancaman akan terjadinya financial distress juga merupakan biaya kerena
manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan dari pada membuat
keputusan perusahaan yang baik. Ini termasuk "Inderect cost of finansial distress.
Agency Costs atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perrusahaan
menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham)
dam kreditor. Biaya keagenan muncul dari problem keagenan (agency problem) seperti
diterangkan pada bab I. Jika perusahaan menggunakan hutang, ada kemungkinan pemilik
perusahaan menggunakan hutang, ada kemung kinan pemilik perusahaan melakukan tindakan
yang merugikan kreditor. Misalnya perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek berisiko
tinggi. Ini jelas merugikan kreditor.
Karena menerima yang tetap (bunga hutang) berapapun keuntungan perusahaan. Ini tidak
sesuai dengan konsep Jika risiko bertambah, keuntungan juga harus bertambah. Untuk
menghindan kerugian semacam ini, kreditor melin- dungi din dengan perjanjian- perjanjian pada
saat penandatanganan pemberian kredit (covenant). Covenant ini mengurangi kebebasan
perusahaan dalam membuat keputusan. Selain itu perusahaan harus dimonitor untuk menjamin
Capital Structure 14
bahwa cove- naut ditaati. Biaya untuk monitor ini dibebankan pada perusahaan dalam bentuk
bunga hutang yang lebih tinggi. Jadi agency costs terdiri dari:
5. Model trade of
Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan
berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari
tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)” (p.81). Biaya
kesulitan keuangan (Financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau
reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya
kredibilitas suatu perusahaan.
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa
faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial
distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai
imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika
penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan
keuangan (costs of financial distress).
Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka
trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur
modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha
mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang
tersebut akan mengurangi pajak.
Dalam kenyataannya jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Donaldson (1961)
melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan di Amerika Serikat.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi cenderung rasio hutangnya rendah. Hal ini berlawanan dengan pendapat trade-off theory.
Trade-off theory tidak dapat menjelaskan korelasi negatif antara tingkat profitabilitas dan rasio
hutang.
Dengan biaya kebangkrutan yang besar, proposisi MM dengan pajak bisa dimodifikasi sebagai
berikut:
Capital Structure 15
VL = VU + PV penghematan pajak – PV biaya Kebangkrutan
Dengan memasukkan biaya, persamaan nilai perusahaan di atas bisa diperluas sebagai berikut:
Awal dekade 1960-an, Gordon Donaldson dari Harvard University mengajukan teori
tentang informasi yang tidak simetris. Asymetric information adalah kondisi dimana suatu pihak
memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asym- metric information,
manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal.
Dengan mengkombinasikan teori Trade-off dan teori Asymmetric Information kita dapat
menyimpulkan perilaku perusahan sebagai berikut:
1. Penggunaan hutang memberikan keuntungan karena adanya pengurangan pem- bayaran pajak
akibat bunga hutang. Oleh karena itu perusahaan sabaiknya menggunakan hutang dalam
struktru modal mereka.
2. Namun demikian, financial distress dan agency costs membatasi penggunaan hutang. Lewat
dari suatu titik tertentu, biaya tersebut menutup keuntungan penggunaan hutang.
3. Karena adanya asymmetric information, perusahaan cenderung memelihara kemungkinan
berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang baik tanpa
harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang turun akibat "bad signaling"
Capital Structure 16
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal ditahan dan kepemilikan
perusahaan dengan modal asing yang berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
Struktur modal memiliki pengaruh langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Pengaturan
modal yang baik dapat membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya. Maka dari itu terdapat struktur
modal yang mengatur dan mendukung posisi keuangan perusahaantersebut.
Struktur Modal adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini
membuktikan bahwa dalam industri jasa konstruksi, keputusan manajemen dalam menentukan struktur
modal, baik dalam pendanaan utang maupun modal sendiri, sangat berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Capital Structure 17
DAFTAR PUSTAKA
Entrepreneur, J. (t.thn.). Struktur Modal Perusahaan : Pengertian, Faktor dan Teori. Dipetik October 15,
2022, dari www.jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-faktor-teori-struktur-modal-
perusahaan/
Lathifa, D. (2021, December 9). Pengertian, Fungsi, dan Teori Struktur Modal Pada Perusahaan.
Dipetik October 15, 2022, dari www.online-pajak.com: https://www.online-pajak.com/tentang-
efiling/struktur-modal-perusahaan