Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Etika Bisnis Islam Dr. H. Mawardi, S. Ag, M. Si

MAKALAH
TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS;
KESEJAHTERAAN SOSIAL SECARA UMUM

Kelompok 10:
Muhammad Fikri 11820512911
Lutfi Muhammad 11820511089

6G

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya  sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah Statistik dengan judul “Penyajian Data”.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau. Kami
menulis makalah ini untuk membantu mahasiswa supaya lebih  memahami mata
kuliah khususnya mengenai Penyajian Data.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan


pikiran dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu dengan terbuka
dan senang hati kami menerima kritik dan saran dari semua pihak.

Pekanbaru,
31 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.2 Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II ISI................................................................................................................3
2.1 Tanggung Jawab Sosial.............................................................................3
2.2 Tanggung Jawab Dalam Sosial Dalam Pandangan Islam.........................4
2.3 Praktik Tanggung Jawab Sosial Bisnis Dalam Perspektif Islam...............7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika Bisnis merupakan sesuatu wujud etika terapan
ataupun etika profesi yang menekuni prinsip- prinsip etis serta
moral ataupun masalah- masalah etika yang timbul dalam area
bisnis. Ini berlaku buat seluruh aspek sikap bisnis serta relevan
dengan sikap orang serta organisasi bisnis secara totalitas. Etika
Terapan merupakan bidang etika yang berhubungan dengan
pertanyaan- pertanyaan etis dalam bermacam bidang semacam
kedokteran, metode, hukum serta etika bisnis. Etika bisnis bisa
jadi sesuatu disiplin ilmu baik normatif ataupun deskriptif.
Selaku aplikasi industri serta spesialisasi karir, bidang ini paling
utama normatif. Cakupan serta kuantitas etika bisnis
mencerminkan derajat yang usahanya dikira berlawanan dengan
nilai- nilai sosial non- ekonomi.. Selaku contoh, hari ini web
industri yang sangat besar membagikan tekanan pada komitmen
buat mempromosikan nilai- nilai sosial non- ekonomi di dasar
bermacam pos (misalnya kode etik, tanggung jawab sosial).
Dalam sebagian permasalahan, industri wajib merumuskan
kembali nilai- nilai inti mereka dalam pertimbangan etika bisnis.

Tanggung jawab Sosial Industri ataupun Corporate


Social Responsibility( CSR) merupakan sesuatu konsep kalau
organisasi, spesialnya industri mempunyai sesuatu tanggung
jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas serta area dalam seluruh aspek operasional industri.
CSR berhubungan erat dengan" pembangunan berkepanjangan",
di mana terdapat argumentasi kalau sesuatu industri dalam

1
melakukan aktivitasnya wajib mendasarkan keputusannya tidak
semata bersumber pada aspek keuangan, misalnya keuntungan
ataupun deviden melainkan pula wajib bersumber pada
konsekuensi sosial serta area buat dikala ini ataupun buat jangka
panjang. Etika bisnis serta tanggung jawab sosial industri. ialah
2 kasus yang kerap kali kurang dicermati oleh para pelakon
bisnis sebab itu dalam postingan ini hendak dibahas gimana
ikatan etika bisnis dengan tanggung jawab sosial industri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa maksud dari tanggung jawab sosial dari bisnis
menurut Islam?.
2. Apa tujuan tanggung jawab sosial dari bisnis tersebut
menurut Islam?.
3. Apa praktek tanggung jawab sosial dari bisnis dalam
pandangan Islam?.

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk memahami tanggung jawab sosial dari bisnis.
2. Untuk memahami tujuan tanggung jawab sosial dari
bisnis tersebut menurut Islam.
3. Untuk memahami praktek tanggung jawab sosial dari
bisnis dalam pandangan Islam.

2
BAB II

ISI

2.1 Tanggung Jawab Sosial


Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility
( berikutnya dalam postingan ini diucap CSR merupakan sesuatu konsep
kalau organisasi, spesialnya( tetapi bukan cuma) industri merupakan
mempunyai bermacam wujud tanggung jawab terhadap segala pemangku
kepentingannya, yang antara lain merupakan konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas serta area dalam seluruh aspek operasional
industri yang mencakup aspek ekonomi, social, serta area.
Oleh sebab itu CSR berhubungan erat dengan“ pembangunan
berkepanjangan”, dimana sesuatu organisasi, paling utama industri, dalam
melakukan aktivitasnya wajib mendasarkan keputusannya tidak semata
bersumber pada akibatnya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkatan
keuntungan ataupun deviden, melainkan pula wajib menimbang akibat
sosial serta area yang mencuat dari keputusan itu, baik buat jangka pendek
ataupun jangka yang lebih panjang. Dengan penafsiran tersebut, CSR bisa
dikatakan selaku donasi industri terhadap tujuan pembangunan
berkepanjangan dengan metode manajemen akibat terhadap pemangku
segala kepentingannya1.
CSR suatu industri berkenaan dengan etika bisnis. Disini ada
tanggung jawab moral industri baik terhadap karyawan industri serta
warga disekitar industri. Oleh sebab itu berkaitan pula dengan moralitas,
ialah selaku standar untuk orang ataupun sekelompok menimpa benar serta
salah, baik serta kurang baik. Karena etika ialah tata metode yang menguji
standar moral seorang ataupun standar moral warga.

1
K. Bertens, “Pengantar Etika Bisnis”, (Yogyakarta : Kanisus, 2000), h. 238.

3
2.2 Tanggung Jawab Dalam Sosial Dalam Pandangan Islam
Tanggung jawab sosial dalam Islam tidaklah ialah masalah asing.
Tanggung jawab sosial telah mulai terdapat serta dipraktekkan semenjak
14 abad yang silam. Ulasan menimpa tanggung jawab sosial sangat kerap
disebutkan dalam Al- Quran. Al- Quran senantiasa menghubungkan antara
kesuksesan berbisnis serta perkembangan ekonomi yang dipengaruhi oleh
moral para pengusaha dalam melaksanakan bisnis. Cocok dengan firman
Allah SWT:

َ ِ‫اس ْال ُم ْستَقِي ۗ ِْم ٰذل‬


‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن‬ ِ َ‫َواَوْ فُوا ْال َكي َْل اِ َذا ِك ْلتُ ْم َو ِزنُوْ ا بِ ْالقِ ْسط‬
‫تَْأ ِو ْياًل‬

"Dan sempurnakanlah timbangan apabila kamu menakar dan


timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya." (QS. al-Isra, [17): 35)

Atensi Islam terhadap keuntungan bisnis tidak mengabaikan aspek-


aspek moral dalam menggapai keuntungan tersebut. Perihal ini menun-
jukkan kalau dalam Islam ada ikatan yang sangat erat antara ekonomi serta
moral, kedua- duanya suatu yang tidak boleh dipisahkan. Atensi aspek
moral dalam bisnis pula ditegaskan Rasulullah 2. Rasulullah SAW sudah
bersabda dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Malik ibn Anas, ialah:

"Seorang buruh/pekerja (lelaki atau perempuan) berhak paling


sedikit memperoleh makanan dan pakaian yang baik dengan ukuran yang
layak dan tidak dibebani dengan pekerjaan yang di luar batas
kemampuannya." (HR. Malik, 795: 980)

2
Yusuf Muhammad Yasir, “Islamic Corporate Social Responbility”, (Depok: Kencana, 2017), h.
43

4
Dari Hadis di atas bisa disimpulkan kalau upah minimum mestilah
upah yang membolehkan seseorang buruh ataupun pekerja buat
mendapatkan santapan serta baju yang baik serta layak dalam jumlah yang
lumayan buat dirinya serta keluarganya tanpa wajib bekerja dengan keras.
Dimensi ini ditatap oleh sahabat- sahabat Nabi selaku batasan minimum
buat mempertahankan dimensi spiritual warga Islam( Muhammad Sayyid
Yusuf, 2008: 151
Ada pula terhadap area alam dekat, Allah SWT berfirman yang
bermaksud:
َ ‫ض لِي ُۡف ِس َد فِ ۡيهَا َوي ُۡهلِكَ ۡال َح ۡـر‬ ‫اۡل‬ ٰ
ؕ‌‫ث َوالنَّ ۡس َل‬ ِ ‫َواِ َذا ت ََولّى َس ٰعى ِفى ا َ ۡر‬
‫َوهّٰللا ُ اَل يُ ِحب ُّۡالفَ َسا َد‬
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak. Dan Allah SWT tidak menyukai kebinasaan. (QS al-Baqarah, 2:
205)
Ayat ini menggambarkan secara nyata gimana Islam memberi- kan
atensi lebih buat kelestarian alam dekat. Seluruh usaha, baik bisnis
ataupun bukan wajib melindungi kelestarian alam dekat selamanya. Pada
sisi kebajikan sosial, Islam sangat menyarankan derma kepada orang-
orang yang membutuhkan serta kurang sanggup dalam berupaya lewat
sadaqah serta pinjaman kebajikan( qard hasan). Allah SWT berfirman
yang bermaksud:.

‫فَاتَّقُوا هّٰللا َ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم َوا ْس َمعُوْ ا َواَ ِط ْيعُوْ ا َواَ ْنفِقُوْ ا خَ ْيرًا اِّل َ ْنفُ ِس ُك ۗ ْم َو َم ْن‬
ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ق ُش َّح نَ ْف ِس ٖه فَا‬
َ ْ‫يُّو‬
“Dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan
barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung”. (QS. al-Taghabun, [64]: 16)

5
a. Ayat ini pula menarangkan tanggung jawab seseorang
Muslim buat membantu sesamanya lewat sumbangan serta
derma kebajikan dan seluruh watak kikir sangat dibenci
dalam Islam.
Bersumber pada sebagian realitas di atas menampilkan sep
tanggung jawab sosial serta konsep keadilan sudah lama terdapat dalam
Islam, bersamaan dengan kedatangan Islam vang dibawa oleh Rasulullah
SAW. Rasulullah SAW melakukan tanggung jawab sosial serta
menghasilkan keadilan bersumber pada petunjuk Al- Quran. Di samping
itu, perbuatan Rasulullah SAW dalam pelaksanaan konsep tanggung jawab
sosial serta keadilan dalam warga, jadi sumber referensi untuk generasi
sehabis wafatnya Rasulullah SAW, dia berperan selaku as- Sunnah
Rasulullah. Kedua- dua konsep Al- Quran serta as- Sunnah berjalan
dengan harmoni serta menghasilkan keadilan yang seutuhnya. Prinsip-
prinsip tanggung jawab sosial yang sudah digariskan dalam Al- Quran
serta as- Sunnah wajib dijadikan pedoman untuk kehidupan kalangan
Muslimin dalam bermacam aktivitas tercantum dalam bisnis Islam.
Zakat maupun CSR keduanya mempunyai tujuan akhir yang sama
ialah usaha buat menciptakan kesejahteraan sosial dalam warga( Ekawati,
2004). Di samping industri berupaya mencapai keuntungan buat pemegang
saham namun pula melindungi serta meningkatkan sumber energi ekonomi
warga, menaungi isu- isu kerja sama yang baik, keselamatan kerja,
sumbangan kebajikan, berguna secara sosial, serta menghindari kegiatan
beresiko. Perihal ini dicoba buat mencari keridhaan dari Allah
SWT( Asyraf Wajdi Dusuki, 2008: 22).
Paradigma takwa pula melahirkan kepahaman yang mendalam ter-
hadap manajemen serta pengembangan pembangunan mesti dikelola cocok
dengan nilai- nilai syariah. Paradigma takwa ini hendak melahirkan
konsep penerapan CSR yang tertumpu pada melindungi martabat manu-
sia, kebebasan berupaya, keadilan serta pengakuan hak orang, keperca-
yaan serta tanggung jawab ( Asyraf Wajdi Dusuki, 2008: 15- 17). Arti

6
syariah merupakan satu sistem yang mengendalikan etika serta norma
yang melingkupi segala aspek kehidupan manusia, antara lain termasuknya
kehidupan individu, sosial, politik, ekonomi, serta intelektual3.

2.3 Praktik Tanggung Jawab Sosial Bisnis Dalam Perspektif Islam


Terdapat kesepakatan luas mengenai fitur utama praktik Tanggung
Jawab Sosial Bisnis Dalam Perspektif Islam, sebagai berikut4:

a. Hak Asasi Manusia

‫ ال تع ِّذبوا‬:‫ لنهي رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬،‫لو كنت أنا لم أحرقهم‬
‫ من ب َّدل دينه‬:‫ لقول رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬،‫ ولقتلتهم‬.‫بعذاب هللا‬
‫فاقتلوه‬

”Aku telah membuat penindasan secara tidak sah untukku dan


untukmu, jadi jangan melakukan penindasan satu sama lain.” (HR.
Muslim )
b. Sumber Daya Manusia
“Karyawanmu adalah saudara-saudaramu yang kamu Allah
berikan kewenangan atasnya. Jika seseorang memiliki saudara laki-laki
di bawah kekuasaannya, dia harus memberinya makan seperti apa yang
dimakannya dan pakaian seperti apa yang dipakainya. Kamu tidak
boleh membebani dia dengan apa yang tidak dapat ditanggungnya, dan
jika kamu melakukannya, bantulah ia dalam pekerjaannya.”
(HR.Muslim)

c. Lingkungan

‫ض بَ ْع َد اِصْ اَل ِحهَا َوا ْد ُعوْ هُ خَ وْ فًا َّوطَ َمع ًۗا اِ َّن‬ ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِس ُدوْ ا فِى ااْل َر‬
َ‫َرحْ َمتَ هّٰللا ِ قَ ِريْبٌ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِ ْين‬

3
Ibid, h. 47
4
Djakfar Muhammad, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2007). h.
45-48.

7
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al A’raf:56)
d. Filantropi

َ ْ‫فَاتَّقُوا هّٰللا َ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم َوا ْس َمعُوْ ا َواَ ِط ْيعُوْ ا َواَ ْنفِقُوْ ا خَ ْيرًا اِّل َ ْنفُ ِس ُك ۗ ْم َو َم ْن يُّو‬
‫ق‬
ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ُش َّح نَ ْف ِس ٖه فَا‬

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut


kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah; dan nafkahkanlah
nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-
orang yang beruntung.” (QS At Taghabun.:16)

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility
berikutnya dalam postingan ini diucap CSR merupakan sesuatu konsep
kalau organisasi, spesialnya industri merupakan mempunyai bermacam
wujud tanggung jawab terhadap segala pemangku kepentingannya, yang
antara lain merupakan konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas
serta area dalam seluruh aspek operasional industri yang mencakup aspek
ekonomi,politik, sosial,dsb.
Atensi Islam terhadap keuntungan bisnis tidak mengabaikan aspek-
aspek moral dalam menggapai keuntungan tersebut. Perihal ini menun-
jukkan kalau dalam Islam ada ikatan yang sangat erat antara ekonomi serta
moral, kedua- duanya suatu yang tidak boleh dipisahkan. Atensi aspek
moral dalam bisnis pula ditegaskan Rasulullah.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna.maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk
masa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Djakfar, M. (2007). "Etika Bisnis dalam Perspektif Islam". Malang: UIN Malang Press.

K. Bertens, “. E. (2000). “Pengantar Etika Bisnis”. Yogyakarta: Kanius.

Yusuf Muhammad Yasir, “. C. (2017). “Islamic Corporate Social Responbility”. Depok:


Kencana.

10

Anda mungkin juga menyukai