Anda di halaman 1dari 18

STUDI KELAYAKAN BISNIS ISLAM

Aspek Budaya dan Psikologi


(Dosen Pengampu: Dr. Hansen Ruslani, S.Th.I., M.Sh)

Oleh :
Dewi Sinta Ritonga (501190064)
Meysi Anggraini (501190044)
Nisa Gistia Ningsih (501190057)
Rizky Amalia HM Ardana (501190042)
Kelas 5B

Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Suthan Thaha Syaifudin Jambi

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i

Daftar Isi....................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2

C. Tujuan Makalah................................................................................................ 2

BAB II Pembahasan......................................................................................................

A. Aspek Budaya dalam Studi Kelayakan Bisnis Islam........................................

1. Aspek Budaya.............................................................................................

2. Tujuan Aspek Budaya.................................................................................

3. Dampak Aspek Budaya pada Usaha/Bisnis................................................

B. Aspek Psikologi dalam Studi Kelayakan Bisnis Islam.....................................

1. Aspek Psikologi..........................................................................................

2. Tujuan Aspek Psikologi..............................................................................

3. Dampak Aspek Psikologi pada Usaha/Bisnis.............................................

BAB III Penutup...........................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................

B. Saran ................................................................................................................

Daftar Pustaka...............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi kelayakan sudah banyak diketahui masyarakat, terutama orang-
orang yang bergerak di bidang bisnis dan urusan. Berbagai jenis peluang dan
peluang yang ada dalam dunia usaha memerlukan penilaian sejauh mana usaha
atau peluang tersebut dapat memberikan manfaat jika diusahakan bagi calon
pengusaha.
Bahkan studi kelayakan sering disebut studi kelayakan yang
mempertimbangkan untuk membuat keputusan, untuk menerima gagasan
tentang perusahaan atau proyek yang direncanakan atau untuk menolaknya.
Pengertian berjasa dalam penilaian sebagai studi kelayakan berarti kemungkinan
suatu ide usaha atau proyek yang akan dijalankan membawa manfaat, baik dari
segi manfaat ekonomi maupun dari segi manfaat sosial. Sebagai ide bisnis atau
proyek dalam hal manfaat sosial, tidak selalu menggambarkan kelayakan dalam
hal manfaat ekonomi dan sebaliknya, hal ini tergantung pada penilaian yang
dilakukan.
Proyek yang dinilai dari segi manfaat sosial pada umumnya adalah
proyek yang manfaatnya diperhitungkan atau dinilai dari segi manfaat yang
diberikan proyek terhadap pembangunan ekonomi masyarakat secara
keseluruhan. Aset perusahaan atau proyek yang dinilai dari segi keuntungan
finansial adalah aset yang dinilai dari segi investasi atau modal yang disediakan
untuk melaksanakan kegiatan atau proyek.
Kalaupun sudah dilakukan identifikasi, tidak menutup kemungkinan
perusahaan atau proyek akan menemui kendala dan resiko kehilangan apa yang
diharapkan. Apalagi jika tidak dilakukan identifikasi kelayakan. Selain itu,
identifikasi dapat memberikan prediksi dan meminimalkan hambatan yang akan
muncul di kemudian hari.

1
Ketidakpastian di masa depan merupakan hal yang harus menjadi
pertimbangan dalam menjalankan bisnis atau proyek yang akan dilaksanakan.
Bidang ekonomi, hukum, sosial dan politik, serta perubahan budaya dan
lingkungan, serta tren masyarakat, selalu berubah dan tidak pasti. Seiring dengan
studi kelayakan bisnis, setidaknya ada beberapa pedoman dan indikasi bisnis
atau proyek yang akan dilakukan oleh calon pengusaha.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aspek budaya dan psikologi dalam Studi
Kelayakan Bisnis Islam?
2. Apa tujuan aspek budaya dan aspek psikologi dalam Studi Kelayakan Bisnis
Islam?
3. Apakah aspek budaya dan psikologi memiliki dampak pada suatu
usaha/bisnis?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi aspek budaya dan psikolpgi dalam Studi
Kelayakan Bisnis Islam.
2. Untuk mengetahui tujuan aspek budaya dan aspek psikologi dalam Studi
Kelayakan Bisnis Islam.
3. Untuk mengetahui dampak apa saja yang memengaruhi suatu usaha/bisnis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Budaya dalam Studi Kelayakan Bisnis Islam


1. Pengertian Aspek Budaya
Aspek budaya dalam studi kelayakan bisnis islam adalah sesuatu yang
harus diperhatikan yaitu meliputi agama, kepercayaan, adat istiadat, dan
kebiasaan masyarakat setempat. Meskipun secara ekonomi dan finansial pasti
akan memberikan dampak positif bagi daerah yang akan didirikan suatu bisnis,
akan tetapi tidak sedikit masyarakat setempat menentangnya. prinsip- prinsip
budaya yang menjadi etika dalam kelayakan bisnis Islam antara lain:
Pertama, jujur dalam takaran (quantity). Jujur dalam takaran ini sangat
penting untuk diperhatikan dengan penyampaian keadaan yang sebenar-
benarnya. Masalah kejujuran menjadi kunci sebuah kesuksesan pelaku bisnis
menurut Islam. Tetapi beretika budaya daam bisnis secara modern juga sangat
menekankan pada prinsip kejujuran termasuk dalam takaran atau timbangan.
Kejujuran merupakan pondasi dasar bagi kegiatan bisnis dalam jangka panjang.
Kedua, menjual barang yang baik mutunya (quality). Dalam sebuah
kegiatan bisnis sesorang harus transparan terhadap barang-barang yang dijualnya
sehingga tidak ada cacat etis dalam sebuah perdagangan seperti
ketidaktransparannya mutu produk yang dijual. Hal tersebut berarti
mengabaikan tanggung jawab moral dalam dunia bisnis. Tanggung yang
sesungguhnya adalah yang mampu menjaga keseimbangan (balance) antara tata
cara memperoleh keuntungan (profit) dan mematuhi beberapa norma baik
hukum, etika, atau adat.
Ketiga, dilarang menggunakan sumpah (al-qasm). Seseorang yang
menyajikan produknya dengan sedemikian rupa yang tidak sesuai dengan
faktanya. Penjual melakukan hal tersebut agar menjadi daya tarik pembeli
bahwa barang yang dijualnya memiliki kualitas yang bagus.

3
Di dalam kegiatan Ekonomi atau bisnis Islam juga mengajarkan kita
tentang kesederhanaan diantaranya kesederhanaan dalam melakukan kegiatan
ekonomi misalnya perilaku konsumsi. Hal ini selain mengandung pesan ajaran
Islam yang bersifat mutlak untuk kita lakukan, juga memiliki makna sosial yaitu
sikap tepo seliro atau tenggang rasa dengan sesama yang merupakan salah satu
karakter dan budaya bangsa kita.
Dalam kehidupan masyarakat, bisa jadi ada sebagian orang yang belebih
dari sisi kemampuan ekonomi, tetapi mungkin juga masih banyak yang
kekurangan atau belum berkecukupan dalam aspek ekonomi, sehingga islam
mengajarkan nilai kesederhanaan dalam hidup (termasuk dalam perilaku
konosumsi) sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju
kepada kehidupan yang baik dan seimbang.
Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya
yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan
Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang
yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga
Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di
masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta
mempertinggi derajat kemanusiaan.
Berdasarkan deskripsi singkat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
mendakwahkan, mengembangkan dan memasyarakatkan ekonomi Islam secara
khusus di negara kita, mengandung dua fungsi yaitu pelaksanaan tugas kita
sebagai umat Islam dalam menerapkan Islam secara kaaffah, dan fungsi yang
kedua yaitu sebagai upaya kita untuk terus menjaga dan melestarikan budaya
dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai kekayaan bangsa.

2. Tujuan Aspek Budaya


Aspek budaya perusahaan menjadi penting karena dapat mendukung
tujuan bisnis dari suatu perusahaan. Hal ini yang kemudian menjadi tujuan

4
utama dari aspek budaya perusahaan. Lewat suatu budaya perusahaan tertentu,
bisnis dan operasional bisnis secara internal dapat berjalan dengan sinergis dan
kolaboratif. Adanya budaya perusahaan juga dapat membuat karyawan tertarik
dan memiliki sense of belonging terhadap perusahaan. Hal ini akan mendorong
retensi karyawan dan perolehan bakat baru dari mereka.
Bagi perusahaan yang berfokus pada inovasi, memupuk budaya inovasi
dapat menjadi penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif
sehubungan dengan paten atau bentuk kekayaan intelektual lainnya. Budaya
perusahaan dapat berperan dalam memasarkan nilai-nilai perusahaan kepada
pelanggan dan masyarakat luas. Dengan itu, budaya perusahaan berfungsi
sebagai faktor pendukung hubungan masyarakat atau publik. Aspek budaya juga
merujuk kepada Kepuasan konsumen. Sehingga membuat konsumen memiliki
keinginan dan rencana pembelian kembali pada suatu produk.
Kebutuhan terpenuhi adanya lapangan pekerjaan kesempatan bagi tenaga
kerja yang memiliki daya yang mumpuni dan sesuai dengan skill. Pemerataan
tenaga kerjadanya bisnis baru atau terciptanya lapangan pekerjaan, maka akan
ada pemerataan kesempatan kerja. Tingkat pendapatan penduduk meningkat.
Terjadinya pertumbuhan penduduk. Jika suatu wilayah dibangun bisnis dan
terdapat tenaga kerja dari luar wilayah, akibatnya terjadi pertumbuhan
penduduk.
Warisan budaya bisnis yang dikembangkan disuatu wilayah secara
otomatis mengangkat warisan budaya karena bertambahnya penduduk yang
dapat mengikuti acara adat istiadat. Terjadinya kerjasama antar bisnis, pengaruh
proyek atau bisnis tersebut terhadap bisnis industri dan yang lainnya, seperti
mensupply bahan atau menjadi pasar bagi bisnis dari perusahaan lainnya.

3. Dampak Aspek Budaya pada Usaha/Bisnis


Seperti yang kita ketahui budaya sangat berdampak ke-semua fungsi
bisnis misalnya dalam pemasaran karena keberagaman sikap dan nilai dapat

5
menghambat perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama
disemua pasar.
Begitu juga dengan manajemen sumber daya manusia budaya nasioanal
dan internasional yang merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para
menejer dalam kegiatan produksi dan keuangan. Salah satu tantangan utama
dalam melakukan bisnis internasional adalah untuk menyesuaikan secara efektif
terkait perbedaan budaya dimana dalam melakukan penyesuaian membutuhkan
pemahaman pemahaman dari keragaman budaya, persepsi, dan nilai. Dalam
kenyataannya, budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan
dunia bisnis baik dalam skala nasional maupun internasional. Disini bisnis
internasioal agar dapat menyesuiakan diri dengan budaya lain yaitu dengan
mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut kemudian melibatkannya
dengan bisnis mereka sehingga dapat beradaptasi.
Kebudayaan akan memengaruhi keputusan pengambilan kebijakan bagi
kepentingan masyarakat terkait masalah peraturan dalam menjalankan bisnis
internasioanl dengan harapan dapat melindungi warisan kebudayaan yang
berlaku dalam perdagangan antar Negara.
Dibawah ini terdapat dampak positif dan negatif budaya dalam bisnis.
Dampak positif budaya dalam bisnis antara lain sebagai berikut:
a. Menuntun masyarakat berpikir modern.
b. Menuntun masyarakat memahami keberagaman budaya di dunia
(multikularisme dunia).
c. Menumbuhkan sikap toleransi antar masyarakat akibat adanya rasa saling
ketergantungan baik ketergantungan pekerjaan maupun pendidikan.
d. Mempercepat perubahan pola kehidupan suatu bangsa.
e. Terjadinya peregeseran nilai kehidupan dalam masyarakat.
f. Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
g. Memicu sikap kreatif dan inovatif dikalangan masyarakat luas agar dapat
bersaing di ranah global.

6
h. Mudah mendapatkan barang-barang import dari luar negeri dengan harga
terjangkau bagi para pembisnis.
i. Bertambahnya jenis lapangan pekerjaan akibat adanya investasi asing dari
luar negeri.
j. Terbukanya kesempatan bekerja diluar negeri.
k. Terbukanya kerjasama antar pembisnis luar negeri.

Dampak negatif budaya dalam bisnis antara lain sebagai berikut;


a. Masuk nya Budaya barat dan akuluturasi.
b. Kesulitan pengendalian dan seleksi budaya asing yang tidak sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia.
c. Mudahnya memperoleh barang-barang illegal, seperti barang-barang
pornografi dan narkoba.
d. Pudarnya rasa kebersamaan menjadi kehidupan individualis.
e. Makin meningkatnya budaya kekerasan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
f. Pasar nasional akan dikuasai barang-barang import.
g. Memicu konsumerisme atau gaya hidup tidak hemat di masyarakat.
h. Masuknya tenaga kerja asing yang mendominasi tenaga kerja lokal.
i. Matinya usaha-usaha lokal karena penjulan barang dari luar negeri.

B. Aspek Psikologi dalam Studi Kelayakan Bisnis Islam


1. Pengertian Aspek Psikologi
Wirausaha sering diartikan secara umum sebagai aktivitas bisnis yang
menghasilkan uang. meski bagitu, apa yang dilakukan wirausahawan lebih dari
sekedar berjual-beli. Detailnya, ia memiliki keterampilan mengidentifikasi dan
memanfaatkan kesempatan, keberanian mengambil resiko finansial, dan
kemampuan memimpin yang efektif sehingga mampu melejetkan kreaktivitas
dan inovasi.

7
Wirausaha pada dasarnya bersifat personal (menyangkut tindakan
individu), sehingga karena itu memiliki dimensi social-psikologis. Psikologi
termasuk ilmu yang berkontribusi paling besar dalam riset-riset kewirausahaan,
selain ekonomi, bisnis, dan sosiologi.
Psikologi kewirausahaan (psychology of entrepreneurship) dengan
individu wirausahawan sebagai objek kajiannya memunculkan topik-topik riset
yang khas. Ia berkenaan dengan penerapan konsep-konsep tersebut untuk
mendukung aktivitas-aktivitas wirausaha setiap fase perkembangannya yaitu
sebelum peluncuran bisnis pada fase indentifikasi kesempatan, saat peluncuran
pada fase pengumpulan sumber daya untuk memulai usaha, dan pasca
peluncuran pada fase manajemen agar bisnis berkembang dan bertahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi bisnis adalah studi dan praktik
yaitu untuk meningkatkan kehidupan kerja dimana menggabungkan pemahaman
tentang ilmu perilaku manusia dengan pengalaman dunia kerja untuk mencapai
kinerja yang efektif dan berkelanjutan, baik untuk individu maupun untuk
organisasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan hubungan yang sehat,
produktif, dan saling menguntungkan antara individu dan organisasi.

2. Tujuan Aspek Psikologi


Dalam perjalanannya sebagai sebuah ilmu, psikologi telah banyak
memberikan kontribusi bagi perkembangan organisasi atau perusahaan dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas. Pendekatan ini lebih dikenal sebagai
Psikologi Industri dan Organisasi. Ilmu ini menerapkan prinsip atau metode
psikologi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perilaku
manusia di tempat kerjanya.
a. Pertama, bertujuan untuk terlibat dalam proses input. Hal yang dilakukan
adalah rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
b. Kedua, bertujuan sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada
produktivitas . Peran psikologi ikut andil melakukan pelatihan dan
pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik

8
pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan,
menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya
kreativitas karyawan.
c. Ketiga, bertujuan sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada
pemeliharaan . Praktek psikologi digunakan untuk melakukan hubungan
industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal
perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam
penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang
ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan terapi bagi
karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis.
d. Keempat, terlibat dalam proses output . Metode psikologi ikut terlibat dalam
melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan,
mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
Dari sini kita bisa lihat bahwa, seorang psikolog dalam dunia industri
tidak hanya di kenal sebagai “ tukang tes ” atau “ interviewer ” saja. Saat ini
seorang psikolog tidak hanya mengakhiri karirnya di Rumah Sakit Jiwa, tapi
juga sudah mampu berkarir di sebuah bisnis perusahaan.

3. Dampak Aspek Budaya pada Usaha/Bisnis


Apa Kondisi psikologi seseorang dapat membuat suatu pekerjaan
menjadi berantakan? Ya, hal itu benar terjadi. Bahkan tidak hanya pekerjaan di
kantor yang berantakan, tetapi juga bisa membuat kehidupan pribadinya ikut
menjadi berantakan. Mengapa? Karena dalam dirinya terdapat masalah yang
tidak terpecahkan dan berlarut-larut baik dalam pekerjaan maupun kehidupan
pribadinya.
Masalah-masalah yang timbul itu bisa terjadi karena merasa pekerjaan
yang dilakukan tidak sesuai keinginannya, tekanan pekerjaan (bisa karena
kurangnya mental bersaing), hingga tidak nyaman akibat perbedaan budaya yang
saling berbenturan, atau bisa saja masalah dalam kehidupan pribadi menjadi
penyebabnya.

9
Berikut dampak buruk jika psikologi atau tekanan yang kita hadapi gagal
dikelola dengan tepat dan cerdas:
a. Kegagalan seorang Individu dalam mengelola stres akan menimbulkan
kondisi penurunan motivasi atau de-motivasi dan semangat kerja.
b. Akibat semangat kerja yang lesu, secara logika terbukti akan menurunkan
prestasi kerja atau kinerja yang berakibat kepada menurunnya kontribusi
karyawan terhadap korporasi.
c. Karena kinerja menurun, tentu juga akan mengurangi produktivitas
karyawan. Hal lain yang berperan terhadap penurunan produktivitas
disebabkan jika kontribusi menurun maka secara otomatis produktivitas ikut
terjun bebas.
d. Dengan kinerja, produktivitas, dan kontribusi yang turun drastis maka
kondisi itu akan menghancurkan daya saing individu dibanding dengan
individu lain yang berhasil mengelola stress menjadi strength. • Semakin
banyak individu yang tidak mampu bersaing, maka secara keseluruhan
korporasi akan menanggung dampaknya berupa penurunan indeks
kompetensi korporasi untuk mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.
e. Suasana kerja menjadi sangat tidak kondusif. Karena dengan banyaknya
rekan kerja yang gagal mengelola stres akibat tidak memiliki pengetahuan
dan keahlian mengelola stres, akan merusak hubungan antar individu di
korporasi itu, dan ya pasti suasana kerja semakin tidak nyaman dan aman.
f. Secara individu kondisi psikologi yang tidak terkendali itu akan merusak
keharmonisan keluarga. Jika ini yang terjadi baik secara langsung dan tidak
langsung akan berdampak kepada banyaknya urusan korporasi yang
terbengkalai. Mengganggu proses bisnis tentu akan mengganggu hasil yang
diharapkan.
g. Jika kita hubungkan dengan biaya, maka sungguh sangat besar kerugian
yang harus ditanggung korporasi akibat psikologi yang buruk terus
menggerogoti kesehatan karyawan. Biaya kesehatan yang terdiri dari
perawatan dan pengobatan akan melonjak dengan sangat signifikan.

10
h. Kemudian akibat suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif, akan
memicu turn over karyawan dengan cepat. Mereka yang merasa tidak
nyaman, akan cenderung mencari korporasi yang membuat mereka bebas
atau minimal tidak tertular oleh dampak psikologi yang buruk dari rekan
kerjanya.
i. Turn over yang tinggi atau banyaknya karyawan yang keluar dan masuk
akan menambah beban biaya HRD, khususnya untuk rekrutmen dan
pelatihan, yang jelas tidak murah. Dalam konteks individu atau pribadi dan
dalam konteks perusahaan atau korporasi, maka sungguh nyata, bahwa
dampak psikologi yang tidak terkelola dengan baik dan paripurna, akan
banyak membawa lebih banyak keburukan daripada kebaikan.
Bagaimana cara mengatasinya? Ada yang namanya PIO atau Psikologi
Industri & Organisasi, sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana dampak dari
pekerjaan karyawan terhadap lingkungan luar dengan cara mengaplikasikan
secara sederhana apa saja (teori, prinsip hingga riset) tentang psikologi terhadap
kinerja karyawan. Juga mempelajari adanya perbedaan motivasi, semangat kerja,
kekuatan mental pada setiap individu atau karyawan.
a. Pihak internal perusahaan yang bertanggung jawab terhadap PIO harus dapat
mengatasi masalah terkait dengan kondisi psikologis para karyawan, antara
lain: Pada awal saat tes masuk, pihak internal perusahaan harus mampu
menyeleksi mana karyawan yang memenuhi kualifikasi untuk sebuah
pekerjaan di posisi tertentu.
b. Para calon karyawan bisa dipilih dengan melihat bagaimana motivasi tentang
pekerjaan yang dituju, mental bersaingnya, dan lain sebagainya.
c. Melakukan pelatihan untuk karyawan agar dapat bekerja secara optimal dan
efisien.
Setelah semua hal di atas telah dilakukan, pihak internal perusahaan bisa
menjaga kondisi psikologi para karyawannya dengan membuat nyaman ruangan
kantor, memberikan fasilitas yang memadai dan perusahaan memberikan
bimbingan mental kepada karyawannya.

11
Hal ini penting untuk dilakukan, karena kita tahu bahwa pekerjaan
dilakukan 8 jam setiap hari, dari senin hingga jumat. Dengan banyaknya jam
kerja tersebut diharapkan bisa mengurangi tekanan psikologis karyawan dalam
bekerja serta dapat bekerja secara efisien dan optimal.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek budaya perusahaan menjadi penting karena dapat mendukung tujuan
bisnis dari suatu perusahaan. Hal ini yang kemudian menjadi tujuan utama dari
aspek budaya perusahaan. Lewat suatu budaya perusahaan tertentu, bisnis dan
operasional bisnis secara internal dapat berjalan dengan sinergis dan kolaboratif.
Adanya budaya perusahaan juga dapat membuat karyawan tertarik dan memiliki
sense of belonging terhadap perusahaan. Hal ini akan mendorong retensi karyawan
dan perolehan bakat baru dari mereka. Bagi perusahaan yang berfokus pada inovasi,
memupuk budaya inovasi dapat menjadi penting untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif sehubungan dengan paten atau bentuk kekayaan intelektual
lainnya. Budaya perusahaan dapat berperan dalam memasarkan nilai-nilai
perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat luas. Dengan itu, budaya perusahaan
berfungsi sebagai faktor pendukung hubungan masyarakat atau publik. Aspek
budaya juga merujuk kepada Kepuasan konsumen. Sehingga membuat konsumen
memiliki keinginan dan rencana pembelian kembali pada suatu produk.
Dalam perjalanannya sebagai sebuah ilmu, psikologi telah banyak
memberikan kontribusi bagi perkembangan organisasi atau perusahaan dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas. Pendekatan ini lebih dikenal sebagai
Psikologi Industri dan Organisasi. Ilmu ini menerapkan prinsip atau metode
psikologi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perilaku
manusia di tempat kerjanya.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan

13
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.
C.

14
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Titiek Puji dan Yulianto. (2014). Pengaruh Faktor Psikologis dan Kontekstual
terhadap Niat Kewirausahaan. Proceeding Seminar Nasional dan Call for Paper
(pp. 515-530). Surakarta: Program Studi Akuntansi FEB UMS.
Eka Idham Lip K Lewa dan Subowo. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi.
Bandung: Refika Aditama.
Febri, H. (2010). Analisis Studi Kelayakan Bisnis Ayam Petelur ditinjau dari Aspek
Pasar dan Pemasaran, Manajemen dan Finansial pada Usaha Dagang Gunung
Bungsu Pekanbaru. Pekanbaru: UIN Sulthan Syarif Kasim.
Nosevira Kesita Helty, dkk. (n.d.). Aspek Budaya Terhadap Lingkungan Bisnis Di
Indonesia Dan Internasional. Retrieved Desember 10, 2021, from scribd:
https://id.scribd.com/embeds/449020069/content?
Respa, P. (2021, Desember 5). Aspek Budaya dalam Islam. Retrieved Desember 10,
2021, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/putrirespa5066/61ac64b262a7040a9b3d6de2/aspe
k-budaya-dalam-islam?page=2&page_images=1
Rochmat Aldy Purnomo, dkk. (2017). Studi Kelayakan Bisnis. Ponorogo: Unmuh
Ponorogo Press.
Vinia, P. (n.d.). Psikologi Kewirausahaan. Retrieved Desember 10, 2021, from
SCRIBD: https://id.scribd.com/embeds/475964793/content?

15

Anda mungkin juga menyukai